[unpad.ac.id, 22/08/2017] Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri memaparkan sejumlah tantangan perkembangan dunia kerja di Indonesia. Menurutnya, dunia kerja Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan persaingan yang pesat. Sementara, kapasitas sumber daya manusia saat ini dinilai tidak banyak yang siap menghadapi kompetisi.

Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri saat memberikan ceramah berjudul “Dinamika Ketenagakerjaan di Indonesia” pada acara Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad tahun akademik 2017/2018 di kampus FISIP Jatinangor, Selasa (22/08). (Foto: Tedi Yusup)*
“Dunia berubah begitu cepat, persaingan terjadi dimana-mana. Bahkan untuk masuk ke dunia kerja saja dihadapkan pada iklim kompetisi yang ketat,” ujar Hanif saat memberikan ceramah pada acara Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad tahun akademik 2017/2018 di kampus FISIP Unpad Jatinangor, Selasa (22/08).
Tingginya kompetisi ini menuntut setiap individu menyiapkan diri. Salah satu hal yang harus disiapkan tenaga kerja adalah penguasaan kompetensi. Hanif menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi perlahan dapat menghilangkan beberapa pekerjaan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Ini menjadi tantangan baru bagi para tenaga kerja untuk dapat meningkatkan penguasaan kompetensi.
Penguasaan kompetensi ini dinilai masih belum banyak dilakukan para tenaga kerja. Hanif mengatakan, dari total 130 juta angkatan kerja Indonesia, sebanyak 60% diantaranya merupakan tenaga kerja berpendidikan SD dan SMP. Jika di dunia kerja, jumlah tenaga kerja ini akan banyak masuk di sektor informal dan padat karya.
Rendahnya kompetensi ini membuat para tenaga kerja tidak berdaya tergerus persaingan global. Kekhawatiran akan tergantikannya peran manusia oleh teknologi akan menyebabkan banyak tenaga kerja kehilangan mata pencaharian.
Berkaca pada analogi tersebut, rendahnya kompetensi akan turut memengaruhi rendahnya tingkat kesejahteraan tenaga kerja. Ujung-ujungnya dapat meningkatkan ketimpangan sosial. Sebab, masalah ketenagakerjaan berkontribusi lebih dari sepertiga terhadap ketimpangan dan kemiskinan Indonesia.
Mengantisipasi persoalan tersebut, Pemerintah terus meneguhkan untuk bisa memperkuat sumber daya manusia. Peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi prioritas pemerintah saat ini.
“Kita sudah harus beralih ke sumber daya manusia ketimbang sumber daya alam,” kata Hanif.
Perubahan arah dunia kerja ini juga harus diantisipasi oleh perguruan tinggi. Mahasiswa Program Doktor FISIP Unpad ini mengatakan, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan kompeten yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, Hanif mengharapkan Indonesia tidak sekadar sebagai negara konsumen. Masyarakat didorong bukan hanya sebagai penikmat berbagai produk luar, tetapi harus mampu menciptakan produk sendiri.
“SDM yang kuat, SDM yang tangguh, SDM yang unggul mau tidak mau harus menjadi pilihan bagi perjuangan kita untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pemain dan pemenang,” ujar Hanif.*
Laporan oleh Arief Maulana
The post Menteri Ketenagakerjaan RI: Sumber Daya Manusia Indonesia Harus Tingkatkan Kompetensi appeared first on Universitas Padjadjaran.