[Unpad.ac.id, 31/07/2013] Masih banyak kesenian dan kebudayaan di Jawa Barat yang belum terinventarisasi dan terdokumentasi dengan baik. Inventarisasi dan dokumentasi seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jawa Barat memerlukan dukungan dari berbagai pihak seperti universitas, pemerintah, serta masyarakat itu sendiri sebagai pelaku budaya. Hal ini diperlukan supaya seni dan budaya Jawa Barat tidak punah, dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi yang akan datang. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia dalam kunjungannya beserta para peserta magang profesi dosen Unpad ke Museum Negeri Sri Baduga, Bandung, Selasa (30/07) kemarin.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia ketika mengunjungi Ruang Display Museum Sri Baduga Jawa Barat, Selasa 30 Juli 2013 bersama Koordinator Magang Profesi Dosen dan Pimpinan Museum. Dari kiri ke kanan: Susi Susilawati, M.Hum., Rektor Unpad, Farida Damayanti, SP., M.Sc., Dr. H. Sudarjat, Ir., M.P., dan Dra. Ani Ismarini (Kepala Museum). *
Upaya inventarisasi dan dokumentasi seni budaya di Jawa Barat selama ini dilakukan oleh pemerintah melalui Museum Sri Baduga, namun dalam pelaksanaannya ternyata masih ditemui banyak kendala yang dihadapi oleh pengelola museum seperti kemampuan dalam mendeskripsikan fisik dan isi dari benda-benda koleksinya.
Untuk itu, kemitraan antara Unpad dan Museum Sri Baduga ditanggapi positif baik oleh Rektor Unpad dan Dra. Ani Ismarini, selaku Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bahkan Rektor Unpad menyatakan bahwa upaya inventarisasi dan dokumentasi seni budaya di Jawa Barat yang diinisiasi oleh Museum Sri Baduga akan didukung oleh Unpad dengan menyertakan akademisi dan ilmuwan dalam upaya tersebut. Kedepannya, dijajaki kerja sama antara Unpad dan Museum Negeri Sri Baduga dalam penelitian, pendidikan, serta kegiatan pameran bersama.
Ani menyatakan bahwa adanya upaya dari pengelola museum untuk berbenah dan merubah image masyarakat terhadap museum. Museum tidak hanya sekadar menjadi tempat menaruh dan memamerkan koleksi-koleksi langka, namun museum juga dapat menjadi tempat untuk belajar, berekreasi, melakukan kajian-kajian, serta kegiatan lainnya bagi masyarakat. Museum memiliki fungsi rekreatif, edukatif dan riset.
“Museum Negeri Sri Baduga terbuka kepada semua pihak seperti halnya Unpad yang ingin bekerja sama dan bermitra dalam mengembangkan museum. Terima kasih kepada Unpad karena bersedia menjadi mitra yang baik dalam pengembangan dan pemanfaatan museum untuk pendidikan,” ujar Ani.
Dalam kesempatan terpisah, Ani berharap bahwa mahasiswa Unpad khususnya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Museum Sri Baduga karena banyak sekali koleksi yang dapat dipelajari, terutama koleksi mengenai seni dan budaya Jawa Barat. Lebih lanjut, ia mengatakan, sebagai mahasiswa yang belajar di tatar Pasundan maka wajib hukumnya untuk mengetahui lebih banyak mengenai masyarakat Jawa Barat serta seni dan budayanya.
Selain ditemui Kepala Museum, Prof. Ganjar Kurnia juga ditemui oleh Kasie Perlindungan Koleksi, Ibu Nita, dan diajak berkeliling meninjau kondisi Museum Sri Baduga mulai dari ruang kerja pegawai, ruang penyimpanan koleksi, ruang transliterasi naskah, ruang alih media, serta ruang display museum. Di akhir kunjungannya, Rektor menegaskan pentingnya upaya pelestarian seni dan tradisi masyarakat Jawa Barat dan Unpad akan berperan serta dalam upaya tersebut bersama-sama dengan museum.
Tindaklanjut dari kunjungan ini antara lain akan diadakannya kuliah umum mengenai Dokumentasi Budaya pada semester yang akan datang, pameran museum di kampus Unpad, praktikum mahasiswa peserta mata kuliah Dokumentasi Budaya di Museum Sri Baduga, serta penerbitan buku hasil dokumentasi budaya yang akan dilakukan bersama antara Unpad dan Museum Sri Baduga pada tahun 2014 yang akan datang.
Kunjungan Rektor Unpad ke Museum Negeri Sri Baduga ini juga didampingi oleh Dr. H. Sudarjat, Ir., M.P. dan Farida Damayanti, SP., M.Sc., dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang profesi dosen 2013 yang diadakan oleh Unpad. Kegiatan magang profesi dosen 2013 ini sendiri diselenggarakan oleh Unpad untuk memberikan pengalaman, wawasan baru dan ilmu kepada para dosen muda di lingkungan Unpad selama 25 hari efektif kerja. Menurut Koordinator Magang Profesi Dosen Unpad 2013, Dr. H. Sudarjat, Ir., M.P., diharapkan dari kegiatan magang ini para dosen dapat menuliskan temuannya di lapangan ke dalam modul perkuliahan yang akan dipergunakan dalam proses belajar mengajar berbasis kompetensi yang diterapkan di Unpad. *
Rilis oleh: Nurmaya Prahatmaja, S.Sos., M.A. (Peserta Magang Profesi Dosen Unpad)/mar *
The post Unpad Dukung Inventarisasi dan Dokumentasi Seni Budaya Jawa Barat appeared first on Universitas Padjadjaran.