[unpad.ac.id, 26/8/2019] Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran menyelenggarakan Seminar Keselamatan Nuklir (SKN) 2019 yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (26/8). SKN 2019 mengangkat tema “Regulasi dan Keselamatan Nuklir menyongsong Industri 4.0”.

Suasana Seminar Keselamatan Nuklir (SKN) 2019 yang digelar atas kerja sama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dengan Universitas Padjadjaran yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (26/8). (Foto: Atep Rustandi)*
Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti yang merangkap sebagai Ketua Perisapan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng., mengatakan, berbicara tentang industri akan berkaitan dengan energi yang murah dan terjangkau.
“Nuklir saya kira sudah harus membutuhkan dan dibutuhkan untuk menjadi energi di negara kita ini. Namun demikian aturan atau regulasi itu masih terlambat. Kita harus menyikapi apakah Undang-Undang (UU) No. 10 tentang Ketenaganukliran mengatur energi nuklir ini untuk mendorong kedaulatan industri atau hanya dimanfaatkan untuk menerangi rumah tangga, jalan umum tapi tidak bisa untuk industri,” jelas Agus.
Agus menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi adalah energi. Sementara di Indonesia, saat ini energi yang paling utama bersifat kuat, andal, murah, dan berskala besar bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Ia menilai, PLTA sulit untuk dikembangkan karena perlu mempertimbangkan aspek geotermal, lahan dan lingkungan hidup. Yang memungkinkan untuk dibangun di mana-mana dengan skala kecil, menengah ataupun besar itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
“Karena itu kami berharap dari Kemenristekdikti, regulasi di bidang ini harus segera diterbitkan dan disempurnakan betul-betul sehingga tidak terlambat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bapeten Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., IPU., ASEAN Eng. mengungkapkan bahwa aspek keselamatan nuklir dipaparkan bukan untuk menakut-nakuti, tetapi diharapkan masyarakat bisa memahami nuklir dengan baik.
“Aspek keselamatan nuklir baik instalasi nuklir, alat-alat yang mengeluarkan radiasi nuklir perlu dipahami agar kita bisa mengetahui seberapa jauh bahayanya dan seberapa jauh yang kita lakukan untuk mengamankan itu,” ucap Prof. Jazi.
Melalui kerja sama dengan perguruan tinggi, Prof. Jazy berharap keselamatan dan keamanan nuklir maupun keamanan siber bisa menjadi topik pembahasan di perguruan tinggi dalam wujud skripsi, tesis ataupun disertasi.
Saat konferensi pers berlangsung, Prof. Jazy juga mengungkapkan regulasi terkait nuklir perlu diperbaharui karena saat ini banyak institusi yang mempunyai akses terhadap nuklir maupun bahan radioaktif tetapi memiliki banyak pelanggaran contohnya rumah sakit.
“Saat ini, rumah sakit wajib mendapatkan izin atau sertifikasi dari Bapeten jika ingin mendapatkan akreditasi rumah sakit tersebut,” kata Prof. Jazy
Pada kesempatan tersebut, Dekan Fakultas Hukum Unpad, Prof. Dr. An An Chandrawulan, S.H., LL.M menyampaikan pemanfaatan tenaga nuklir harus dilakukan secara tepat. “Tenaga nuklir yang digunakan harus mempertimbangkan keselamatan, keamanan, ketenteraman, kesehatan, pekerjaan, masyarakat dan lingkungan hidup dan ditujukan untuk maksud damai demi kesejahteraan rakyat.” kata Prof. An An.
Seminar ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang berasal dari berbagai instansi pemerintahan, universitas dan berbagai pemangku kepentingan yang tersebar di Indonesia. “Dari 122 makalah yang masuk, terpilih sebanyak 83 makalah dengan 24 makalah disajikan secara oral dan 59 makalah disajikan dengan poster,” kata Ketua Panitia SKN 2019 Dr. Yudi Pramono, M.Eng.
Dalam seminar ini, turut hadir Dr. Danrivanto Budhijanto, SH, LLM in IT Law, FCBArb dari Fakultas Hukum Unpad dan Prof Dr. dr. Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja, Sp.KN., M.H. Kes dari Fakultas Kedokteran Unpad sebagai pembicara utama.*
Laporan oleh Rana Aushaf/am
The post Jadi Energi Masa Depan, Keamanan Nuklir Harus Jadi Kajian Perguruan Tinggi appeared first on Universitas Padjadjaran.