Artikel oleh Dr.med. Setiawan, Dr. Irvan Afriandi, dan Dandi Supriadi, M.A.(SUT)
[unpad.ac.id, 14/4/2020] Satu bulan lebih wabah pandemi Coronavirus (COVID-19) melanda Indonesia. Pasca-munculnya kasus pertama positif COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret lalu, Universitas Padjadjaran segera merespons dengan membentuk Tim Pencegahan dan Kewaspadaan COVID-19 yang langsung bekerja di bawah koordinasi Rektor.
Bak berkejaran dengan penyebaran pandemi, tim bernama Satgas COVID-19 Unpad ini langsung bergerak cepat. Tim menerjemahkan kebijakan pimpinan universitas dengan membentuk beberapa gugus tugas, antara lain: Pencegahan Dampak Kesehatan; Kesiapan Sarana dan Penguatan Fasilitas Pencegahan; Kewaspadaan dan Pendataan Pegawai; Dampak Akademik dan Kemahasiswaan; Pencegahan Dampak Lingkungan; Komunikasi dan Kewaspadaan Publik; Promosi Kesehatan dan Dampak Internasionalisasi; serta Donasi Unpad Siaga Covid-19.
Seluruh elemen satuan tugas ini bekerja secara kolaboratif untuk melakukan pencegahan, edukasi, dan penanganan kasus Covid-19, terutama di antara sivitas akademika dan tenaga kependidikan. Saat Unpad mulai membatasi aktivitas dan akses ke kampus dengan menerapkan perkuliahan nontatap muka, serta pemberlakuan kebijakan bekerja di rumah, tim semakin bergerak cepat.
Mengantisipasi kebijakan tersebut, seluruh elemen Satgas Covid-19 Unpad bekerjasama menjaga kewaspadaan lingkungan kampus dengan melakukan desinfeksi gedung dan luar gedung, pemeriksaan suhu tamu yang masuk ke dalam kampus, serta pencatatan kunjungan tamu. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketertiban, keamanan serta upaya pencegahan penularan.
Untuk meningkatkan literasi informasi warga Unpad, secara berkala disampaikan e-flyer yang memuat pesan kesehatan sebagai salah satu media promosi melalui media sosial, berikut publikasi kebijakan universitas selama masa pandemi ini. Tim juga menjaring relawan medis dan nonmedis, serta mengumpulkan donasi untuk menunjang upaya penanganan Covid-19.
Sebulan Pandemi
Sebulan sudah kasus COVID-19 menimpa Indonesia dengan eskalasi yang luar biasa. Selama itu pula Unpad telah melakukan berbagai praktik baik yang efektivitasnya dirasakan oleh warga Unpad maupun masyarakat sekitar.
Sejak awal, Satgas COVID-19 Unpad memusatkan perhatian untuk memantau kondisi warga Unpad, terutama setelah kebijakan pembatasan akses masuk kampus diberlakukan. Didukung oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Kedokteran Unpad, Satgas telah mengembangkan Aplikasi Mawas Diri (AMARI) COVID-19.
Melalui aplikasi ini, warga Unpad maupun masyarakat dapat mengetahui kondisinya masing-masing secara mandiri. Informasi dan saran berkenaan dengan hal yang perlu dilakukan bisa didapatkan dengan mudah, tanpa harus panik berbondong-bondong ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Apabila terdapat gejala, maka warga Unpad dapat menuliskan nama dan no kontak untuk kemudian dihubungi secara aktif oleh relawan. Selain itu tersedia juga nomor kontak (call center hotline) yang dapat dipergunakan untuk berkonsultasi atau melaporkan keadaan darurat.
Selain itu, Klinik Unpad telah berbenah sehingga alur pelayanan pasien secara medis maupun administratif telah menerapkan prinsip pencegahan infeksi, di antaranya melalui pembatasan fisik dengan pasien. Ambulans tersedia untuk melakukan kunjungan bila diperlukan dan membawa pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Momen yang penuh ketidakpastian dan perubahan luar biasa akibat pandemi ini sedikit banyak memberikan stress dan kepanikan. Maka, pelayanan yang dilakukan tidak saja dari aspek medis. Tenaga psikologi juga telah bersiaga melalukan telekonseling.
Dalam hal dukungan proses pembelajaran daring, sebagian mahasiswa perantau yang terkendala untuk pulang ke rumah, terutama mahasiswa penerima Bidikmisi dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), ditampung di Asrama Unpad dan mendapatkan bantuan makanan serta vitamin penguat daya tahan tubuh.
Selain itu, mahasiswa yang masih indekos di luar Unpad dan mengalami kendala, baik ekonomi maupun kesehatan, diberikan kesempatan untuk pindah ke Asrama Unpad. Relawan dari Pusat Riset Kebencanaan Unpad siap sedia membuat dapur umum.
Untuk memastikan layanan akademik yang lebih baik, Unpad membuat kebijakan untuk memberikan bantuan kuota kepada mahasiswa Bidikmisi, Adik, serta mahasiswa dari keluarga yang terdampak secara ekonomi.
Untuk menunjang semua kegiatan ini, Satgas telah mengoordinasi pengumpulan donasi dari Warga Unpad, termasuk alumni. Donasi yang diberi nama “Unpad Siaga Covid-19 Mengabdi untuk Negeri” ini diarahkan untuk penyediaan Alat Perlindungan Diri (APD) utamanya bagi para petugas di garis depan di dalam kampus Unpad, Klinik Unpad, maupun di RSUP Hasan Sadikin.
Donasi juga disalurkan untuk pembuatan penyanitas tangan, pengembangan aplikasi dan program AMARI, bantuan logistik dan kuota mahasiswa, serta kebutuhan lainnya. Upaya ini mendapat sambutan hangat bukan saja dari warga Unpad, namun juga para alumni dan masyarakat umum.
Dirasakan Masyarakat
Praktik baik Unpad ini tidak saja dirasakan oleh warga Unpad di masa pandemi Covid 19 ini. Penyaluran hasil donasi, terutama untuk penyediaan APD dan hand sanitizer, telah meluas tidak hanya untuk fasilitas pelayanan kesehatan Unpad saja. Bantuan juga didistribusikan ke sejumlah klinik, rumah sakit, bahkan warga di daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan suplai.
Selain itu, bekerja sama dengan Labkesda Jabar dan ITB, Unpad membantu melakukan pemeriksaan PCR virus Corona untuk konfirmasi diagnostik pasien. Unpad juga mengembangkan quality control terhadap berbagai jenis kit yang diperoleh oleh Pemda Jabar, sehingga menjadi informasi berharga bagi kementerian yang sedang melakukan pengadaan kit diagnostik. Upaya peningkatan kapasitas pemeriksaan laboratorium ini mendapat dukungan berupa hibah alat dan biaya operasional dari Pemda Jabar, Ditjen Dikti Kemdikbud, dan Kemenkomarivest.
Aplikasi AMARI COVID-19 sebagai teknologi karya Unpad juga telah menunjukkan efektivitas dan kepercayaan dari masyarakat. Dimulai sebagai apllikasi internal untuk sivitas akademika Unpad, penggunaan aplikasi ini kemudian meluas ke masyarakat umum.
Bahkan AMARI Covid-19 kemudian diadopsi oleh pihak lain seperti Pemda Sumedang dan ITB. Aplikasi ini pun telah mendapat perhatian positif baik dari Dinkes Jabar, Ditjen Dikti Kemdikbud, maupun Kemenkes.
Teleedukasi dan telekonsultasi melalui Aplikasi AMARI menjadi rujukan pendayagunaan relawan nasional yang dihimpun oleh Ditjen Dikti. Saat ini, Unpad bekerja sama dengan Pemprop Jabar tengah mengembangkan aplikasi tracing terhadap Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk melakukan penemuan kasus secara aktif dan behavioral containment.
Dari aspek kesehatan jiwa, tim dosen dari Fakultas Psikologi Unpad tengah mengembangkan Mental Preparedness Inventory for Covid-19 sebagai upaya mawas diri dari aspek psikologis. Selain itu, untuk mendukung pelayanan di rumah sakit, Unpad tengah menguji ventilator non invasif yang dikembangkan bersama dengan ITB, dan tengah bekerja sama dengan Universitas Telkom untuk mengembangkan robot yang dapat membantu pelayanan terhadap pasien di ruangan isolasi.
Sinergi dari Pandemi
Telah hampir sebulan Satgas Covid-19 Unpad bekerja dalam suasana panik dan penuh kehati-hatian. Namun, bukan berarti dalam jangka waktu tersebut Unpad tidak mendapatkan hikmah. Pelajaran terbaik dari ini semua adalah komunikasi, koordinasi dan kolaborasi.
Tanpa disangka, pandemi Covid-19 telah memberikan hikmah terbaik dalam konteks mengartikan kebersamaan dan sinergisme. Kita belum tahu kapan ini akan berakhir, tapi yang kita tahu pasti adalah upaya yang perlu kita lakukan secara kolaboratif. Satu hal yang menjadi pemahaman bersama Satgas Covid-19 Unpad adalah mental positif yang harus selalu dijaga, karena optimisme juga menular dan mendukung semangat dalam melakukan tindakan yang terbaik.(am)*
The post Satgas COVID-19 Unpad: Taklelah Berbagi di Tengah Pandemi appeared first on Universitas Padjadjaran.