Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Jajaki Kerja Sama, Delegasi Kampus dari Skotlandia Temui Delegasi Kampus dari Bandung di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/09/2013] Untuk meningkatkan hubungan kerja sama pendidikan internasional,  khususnya antara Skotlandia dan Indonesia, delegasi senior perwakilan universitas-universitas Skotlandia melakukan kunjungan ke Indonesia. Salah satu kota yang dikunjungi adalah Bandung, dengan Unpad sebagai tuan rumahnya.

Foto bersama delegasi 12 kampus dari Skotlandia dengan delegasi 9 kampus dari Bandung di Unpad Kampus Jatinangor (Foto: Tedi Yusup)*

Acara yang bertajuk “Scottish Mission to Bandung” ini digelar di Executive Lounge Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor, Rabu (18/09), dihadiri oleh puluhan delegasi dari 12 universitas di Skotlandia dan 9 universitas di Bandung. Acara ini digelar atas kerja sama Unpad dengan British Council dan Scottish Development International.

“Kedatangan kami ke sini untuk bertemu dengan banyak universitas di Indonesia, agar selanjutnya dapat  diketahui area strategis apa saja yang bisa dikolaborasikan,” tutur Mission Leader, Prof. Nigel Seaton.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia mengungkapkan bahwa cakupan pendidikan tinggi saat ini menjadi semakin global sehingga pertemuan antara universitas-universitas di Skotlandia dan Indonesia ini dapat menjadi komponen penting dari proses internasionalisasi

Prof. Ganjar juga mengungkapkan bahwa banyak hal yang dapat didiskusikan pada acara ini.  Mulai dari apa yang partner cari dari kita, hingga kemitraan yang seperti apa yang akan dibuat. “Saya yakin bahwa peserta diskusi kali ini akan memiliki kesempatan untuk menjalin koneksi personal dan dapat membangun hubungan antar institusi, sehingga kemudian dapat berkembang menjadi kolaborasi internasional yang bermakna dan dalam jangka waktu panjang,” tuturnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan one to one university introductory meeting, dimana para delegasi dari Skotlandia berkeliling untuk berdiskusi dengan delegasi dari Indonesia di meja yang telah disediakan.

Ditemui di sela-sela acara, Kepala UPT Kerja Sama Unpad, Anne Nurbaity, Ph.D. mengatakan bahwa ada berbagai kegiatan kerja sama pendidikan yang dapat dilakukan antara Unpad dengan universitas-universitas di Skotlandia ini. Kerja sama yang dilakukan tidak hanya dapat melibatkan mahasiswa, tetapi juga dosen dan tenaga kependidikan.

“Semoga ada peningkatan kolaborasi internasional, khususnya antara Unpad dengan universitas di Skotlandia karena kita juga perlu memperluas jaringan ke negara ini. Mudah-mudahan internasionalisasi Unpad semakin membaik dan kita semakin dikenal di mata dunia sebagai institusi pendidikan yang berkualitas,” harapnya. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh*

The post Jajaki Kerja Sama, Delegasi Kampus dari Skotlandia Temui Delegasi Kampus dari Bandung di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


Mengaku Dekan, Penipu Coba Kelabui Mahasiswa Ilmu Keperawatan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id/19/09/2013] Sejumlah mahasiswa Ilmu Keperawatan Unpad angkatan 2013 mendapat short message service (SMS) dari penipu yang mengaku sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad. Modus penipuannya, calon korban dibuai dengan mengatakan mereka terpilih mengikuti sebuah seminar di Jakarta.

Logo Unpad *

“Saya dan beberapa teman mendapat SMS, dia mengaku sebagai Dekan. Tapi setelah kami konfirmasi, Dekan mengatakan tidak pernah mengirimkan SMS itu. Jadi kami tahu ini adalah upaya penipuan,” ujar salah satu mahasiswa yang tidak bersedia disebutkan namanya saat bersama 7 teman lainnya datang ke ruang Humas Unpad, Kamis (19/09).

Kedelapan mahasiswa Ilmu Keperawatan Unpad angkatan 2013 itu memperoleh SMS yang sama. Bunyi SMS itu adalah “Sy Bpk Kusman Ibrahim (Dekan Keperawatn Unpad)Yth.(nama mahasiswa).Diminta Hbngi Skrng Bpk Prof.Dr.Ganjar Kurnia.0816954672.Anda Di Tunjuk Mewakili Unpad Hadir Dlm Seminar Nasional Peningktn Karakter Penelitian Ilmu Keperawatan Dari Dikit Tgl 25/26 Sept di Htl Brbdr Jkt. Trims“.

Modus penipuan undangan seminar seperti ini telah cukup sering terdengar. Setelah mengirim SMS, penipu biasanya meminta calon korbannya untuk menelepon seseorang. Nanti orang ini akan mengatakan bahwa dana telah dikirimkan ke rekening calon korbannya, padahal tidak pernah ada dana yang dikirim. Saat calon korban menelepon kembali untuk menanyakan mengapa tidak ada dana yang diterima, barulah penipu menjalankan aksi utamanya.

Penipu akan meminta calon korbannya mengecek di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Setelah sampai di ATM calon korban akan diminta menelepon kembali. Saat menelepon di ATM itulah, penipu akan mengarahkan calon korbannya untuk memencet beberapa tombol di ATM. Berdalih mengatakan itu adalah cara agar dana yang ditransfer segera sampai ke rekening tujuan, padahal itu adalah upaya mentransfer dana yang ada di rekening calon korbannya ke rekening penipu.

“Jika ada informasi yang meragukan, silakan konfirmasikan ke pihak terkait atau ke Humas Unpad. Jangan sampai menjadi korban penipuan. Silakan hubungi Humas Unpad di nomor telepon (022) 842-88888 atau email humas@unpad.ac.id,” ujar staf Humas Unpad. Dra. Wati Sukmawati. *

Laporan oleh: Erman *

The post Mengaku Dekan, Penipu Coba Kelabui Mahasiswa Ilmu Keperawatan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Masih Lambat, Penyerapan Lulusan Sarjana di Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/09/2013] Berdasarkan data dari Organization for Economic Co-operation Development (OECD), Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah sarjana terbanyak kelima di dunia pada tahun 2020 mendatang. Data tersebut merupakan proyeksi dari upaya Indonesia untuk meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya.

Logo Unpad *

Di sisi lain, penyerapan lulusan sarjana di Indonesia tergolong lambat. Menurut Dosen Fakultas Psikologi (Fapsi) Unpad, Dr. Anissa Lestari Kadiyono, S.Psi., M.Psi., keadaan ini tentu saja perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak.

“Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran sarjana pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang,” ujar Dr. Anissa saat membawakan orasi ilmiah berjudul “Peran Human Capital dalam Membentuk Perilaku Positif dan Membangun Karakter Bangsa di Era Globalisasi” dalam rangka Dies Natalis ke-52 Fapsi Unpad, Sabtu (21/09).

Lambatnya penyerapan lulusan sarjana di dunia kerja salah satunya disebabkan kualitas lulusan sarjana yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini berarti lulusan sarjana pun harus memiliki etos kerja, motivasi yang tinggi, kreatif dan inoveatif, serta mampu menyesuaikan keterampilan dan keahliannya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Dalam penelitian yang dilakukan Dr. Anissa, dihasilkan bahwa human capital merupakan modal dasar dalam membentuk positif yang akan berkontribusi bagi kemajuan lingkungan maupun produktivitas organisasi.

“Mengutip dari Petterson dan Spiker, Human capital adalah aset individu yang berisikan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap, nilai, dan kapasitas yang memiliki nilai tambah bagi organisasi atau lingkungannya,” terangnya.

Agar human capital ini dapat dimiliki oleh setiap lulusan, perguruan tinggi pun seharusnya memiliki peran yang dominan sebagai mesin pencetak human capital.

Lantas, bagaimana perguruan tinggi mampu mewujudkan peran tersebut? Dr. Anissa menjelaskan, human capital Indonesia dapat dipenuhi apabila perguruan tinggi mampu mewujudkan pendidikan karakter yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional sesuai dengan UUD 1945.

“Pendidikan seyogianya tidak hanya membangun pengetahuan akan suatu bidang, namun juga menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam melakukannya. Proses pendidikan seharusnya menjadikan peserta didik memiliki kematangan emosi dan kematangan psikologis,” ujar Dr. Anissa.

Ia pun berharap semua pihak mampu berkontribusi dalam membangun human capital Indonesia. “Fapsi pun sangat berperan dalam membangun sarjana yang berkualitas. Marilah kita bersama-sama saling mendukung dan menghargai demi meningkatkan perna Fapsi Unpad dalam membangun bangsa yang sangat kita cintai,” pungkasnya.

Selain orasi ilmiah, perayaan Dies Natalis ini juga diisi oleh laporan capaian Fapsi Unpad oleh Dr. Hendriati Agustiani, M.Si., Dekan Fapsi Unpad.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post Masih Lambat, Penyerapan Lulusan Sarjana di Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Peran Kampus dalam Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Api

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/09/2013] Indonesia memiliki sedikitnya 130 gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu terjadi erupsi. Jumlah tersebut merupakan terbanyak di dunia. Melihat dari potensi bencana yang diakibatkan letusan gunung berapi, sudah sejauh manakah Indonesia mempersiapkan mekanisme penanggulangan bencana tersebut?

Suasana focus group discussion bertema “Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Api” di Gedung Pascasarjana FTG Unpad Kampus Bandung, Selasa (24/9). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Guru Besar Fakultas Teknik Geologi (FTG) Unpad, Prof. (EM). Dr. Adjat Sudrajat mengatakan, selain banyaknya jumlah gunung berapi aktif serta tingginya frekuensi dan magnituda letusan, kebanyakan masyarakat masih belum memahami bagaimana mekanisme penanggulangan bencana yang baik bila sewaktu-sewaktu erupsi terjadi. Ini didasarkan pada padatnya penduduk di wilayah subur gunung berapi.

“Gunung api itu sebenarnya sangat mendukung kehidupan. Lahan sekitarnya sangat subur sehingga masyarakat pun banyak tinggal di sekitar gunung berapi. Istilahnya adalah volcano centris,” ujar Prof. Adjat saat melakukan diskusi dalam acara “FGD Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Api”, Selasa (24/09) di Gedung Pascasarjana FTG Unpad Kampus Bandung.

Faktor land hunger tersebut juga ditambah pula dengan rendahnya aksesibilitas dan komunikasi kepada masyarakat mengenai bagaimana mekanisme yang tepat ketika erupsi terjadi. Pemerintah pun memiliki peran untuk mengefektifkan aktivitas mitigasi bencana erupsi gunung berapi.

“Jangan sampai ketika erupsi terjadi yang diungsikan hanya 20 orang sementara tim penolong 80 orang. Ini tidak efektif, dapur pengungsi malah ngurus makan 80 orang tim SAR itu,” ungkapnya.

Sebagai negara yang berada dalam ring of fire, ilmu vulkanologi sudah jauh berkembang dengan teknologi yang lebih baik. Para ahli vulkanologi pun sudah banyak, sehingga aktivitas mitigasi semakin mudah dilakukan. Prof. Adjat menuturkan, melalui riset yang dilakukan para ahli dapat memperkirakan seberapa besar risiko erupsi gunung api berdasarkan kepadatan, frekuensi, serta magnituda letusan.

Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan adalah merelokasi masyarakat yang berada di jalur erupsi ke kawasan yang aman. Namun, Prof. Adjat mengatakan upaya relokasi tidak selamanya menguntungkan. Pasalnya, meskipun mengancam jiwa, gunung berapi tetap menjadi berkah yang menghidupi bagi para masyarakatnya.

“Meninggalkan lokasi yang sudah dihuni sekian lama itu adalah siksaan yang berat. Seseorang yang sudah hidup enak di wilayah erupsi pasti tidak akan nyaman kalau direlokasi di kota. Faktor land hunger itulah salah satu penyebabnya,” jelas Prof. Adjat.

Lebih lanjut ia menjelaskan jika memang harus dilakukan relokasi, pilihlah rencana relokasi yang dinamis, efektif, dan berperikemanusiaan. Hal ini tentunya harus disosialisasikan terlebih dahulu, jauh sebelum erupsi terjadi.”Lakukanlah sosialisasi yang baik melalui teknik partisipatif,” tambahnya.

Pemerintah pun dalam hal ini harus bertindak cepat, tidak terlalu birokratis, serta sesuai prosedur. Melalui organisasi seperti SAR, PNPB, dan BPBD, Prof. Adjat menyarankan untuk membentuk “dana darurat”. Dana ini digunakan jika sewaktu-waktu erupsi terjadi, para organisasi pun dapat langsung membantu tanpa menunggu bantuan dari pemerintah melalui dana darurat tersebut.

“Lepas dari itu, memasukkan mata pelajaran mitigasi bencana ke sekolah pun baik dilakukan. Ini untuk membudayakan risiko letusan gunung api sebagai bagian dari kehidupan,” tandasnya.

Kerja Sama dengan Kampus
Sementara itu, staf ahli dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dr. Eko Teguh Paripurno juga mengatakan, perguruan tinggi dinilai efektif dalam menanggulangi bencana erupsi gunung berapi. Ini mendukung paradigma bahwa pada dasarnya penanggulangan bencana itu melibatkan banyak pihak.

“Saat ini sudah banyak perguruan tinggi di Indonesia yang bekerja sama dengan organisasi penanggulangan bencana. Setiap perguruan tinggi ditunjuk sebagai pusat pengkajian untuk satu bencana tertentu,” ujar Dr. Eko.

Mekanisme yang dilakukan BNPB adalah setiap pengkajian suatu bencana ada beberapa tim yang termasuk ke dalam naskah akademik, yaitu tim substansi (melibatkan pakar dari beberapa perguruan tinggi), tim penyusun (pakar-pakar dari perguruan tinggi yang ditunjuk), tim asistensi (tim dari BNPB), dan tim administrasi (kumpulan tenaga administrasi yang diterjunkan oleh perguruan tinggi).

“Melalui mekanisme tersebut diharapkan penanggulangan bencana dapat dimaksimalkan dan dapat bersifat zero risk,” ujarnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post Peran Kampus dalam Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Api appeared first on Universitas Padjadjaran.

Persiapkan Regenerasi Geologist, HMG Unpad Selenggarakan Lomba Kebumian bagi Pelajar SMA

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/09/2013] Kegiatan Earth (Education and Art with HMG Unpad) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Geologi (HMG) Universitas Padjadjaran dan BEM Fakultas Teknik Geologi Unpad baru saja selesai dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan Lomba Kebumian antar SMA se-Bandung Raya dengan menambahkan unsur seni di dalamnya.

Lomba Cerdas Cermat Kebumian antar SMA se-Bandung Raya yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Geologi (HMG) Unpad *

Lomba yang diselenggarakan antara lain lomba cerdas cermat, poster, dan majalah dinding (mading). Lomba poster dan mading ini bertema tentang isu-isu bumi yang sedang hangat dibicarakan seperti global warming, save the earth, save the future, dan lain sebagainya. Sedangkan lomba cerdas cermat bertemakan ilmu geologi. Sebelum lomba berlangsung, peserta terlebih dahulu diberikan materi oleh panitia agar peserta memiliki gambaran tentang apa dan seperti apa ilmu geologi ini.

Pada hari pertama kegiatan yang berlangsung di Pusat Studi Bahasa Jepang, FIB Unpad Jatinangor, diisi dengan perlombaan poster, mading, dan cerdas cermat. Pada hari kedua, kegiatan berlangsung di Museum Geologi yang diisi dengan fun trip sekaligus menjelaskan tentang ilmu geologi seperti jenis-jenis batuan yang ada di bumi, fosil-fosil, skala waktu geologi, ilmu tentang kebencanaan, ilmu geologi kaitannya dengan ilmu lain, dan proses keterbentukan bumi dari zaman ke zaman. Pada hari kedua ini juga diumumkan pemenang dari setiap cabang lomba.

Pada kegiatan Earth ini, Juara I Cerdas Cermat diraih oleh SMAN 1 Lembang, sementara Juara II diraih oleh SMAN 3 Bandung. Sementara itu untuk Lomba Mading, Juara I diraih oleh SMAN 6 Bandung dan Juara II diraih oleh SMAK Yahya Bandung. Untuk kategori Poster, Juara I diraih oleh SMAK Yahya Bandung dan Juara II diraih oleh SMAN 21 Bandung.

Dalam rilisnya disebutkan bahwa acara ini menjadi ajang promosi Fakultas Teknik Geologi kepada pelajar SMA tentang ilmu kebumian, khususnya ilmu geologi, mengingat bahwa geologist di Indonesia masih sangat kurang dan diperlukan regenerasi. Acara lomba Earth ini mendapat respon positif dari para peserta terbukti dengan banyaknya peserta yang cukup antusias dan menjadi semakin tertarik dalam bidang geologi.*

Foto bersama panitia dan peserta Lomba Kebumian Earth *

 

Rilis oleh: HMG FTG Unpad/mar*

The post Persiapkan Regenerasi Geologist, HMG Unpad Selenggarakan Lomba Kebumian bagi Pelajar SMA appeared first on Universitas Padjadjaran.

Peringati Hari Tani Nasional, IAAS LC Unpad Perkenalkan Dunia Pertanian ke Pelajar SD

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2013] Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September 2013, International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) LC Unpad melaksanakan berbagai acara dalam sebuah rangkaian kegiatan bertema “No Farm , No Food, No Life”. Rangkaian kegiatan dimulai dari “Agroschooling” yaitu pengajaran pertanian dan lingkungan yang kreatif untuk anak-anak sekolah dasar dan SDN Cibeusi menjadi tujuan kegiatan Agroschooling tahun ini.

Salah satu kegiatan Agroschooling, menghias topi caping petani di SD Cibeusi Jatinangor *

Dalam rilisnya disebutkan bahwa Agroschooling bertujuan untuk mengenalkan dunia pertanian sedari dini dan juga berharap perubahan di pikiran anak-anak bahwa pertanian juga memiliki masa depan yang cerah. Dalam kegiatan Agroschooling, diadakan lomba menghias topi caping sebagai identitas yang identik dengan petani. Agroschooling sendiri akan berkelanjutan diadakan di SDN Cibeusi setiap sabtu sampai bulan November.

Sehari sebelum Hari Tani, Senin (23/9), IAAS LC Unpad mengadakan “charity day” di lingkungan kampus Unpad untuk memberikan informasi kepada mahasiswa agar mereka mengetahui Hari Tani dan juga peduli terhadap nasib para petani. Kepedulian ini juga ditujukan dengan memberikan sumbangan yang hasilnya dikumpulkan untuk membeli alat pertanian . Hasilnya luar biasa, karena ternyata banyak mahasiswa Unpad yang peduli dan ikut berpartipasi. Mereka juga menyampaikan suaranya mengenai harapan kepada petani di masa mendatang agar kesejahteraan hidupnya lebih baik.

Tepat tanggal 24 September, IAAS LC Unpad langsung turun ke petani padi organic yang ada di Desa Cileles, Jatinangor untuk berdiskusi dan juga pemberian bantuan alat pertanian berupa sprayer. Pemberian bantuan diserahkan kepada Onan selaku perwakilan petani di Desa Cileles.

“Kami sangat senang menerima bantuan sprayer ini dan pastinya akan sangat berguna. Mudah-mudahan kedepan mahasiswa lebih sering turun ke sawah untuk melihat dan bercengkrama bersama kami,” ujar Onan .

IAAS LC Unpad melaksanakan rangkaian Hari Tani ini dimaksudkan agar elemen di sektar pertanian bisa terlibat agar Indonesia punya masa depan di generasi pertanian. “Inilah langkah kecil kami tapi nyata dan berharap tepat sasaran sesuai tagline kami ‘No Farm, No Food, No Life’, “ ujar Galih Ikhsan selaku Ketua IAAS LC Unpad.*

Rilis oleh: IAAS LC Unpad/mar

The post Peringati Hari Tani Nasional, IAAS LC Unpad Perkenalkan Dunia Pertanian ke Pelajar SD appeared first on Universitas Padjadjaran.

Esai Najih Habibil, Mahasiswa Geologi Unpad, Raih Bronze Quartl di Erasmus University Belanda

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2013] Kawan, jika diam adalah emas. Maka bergerak dan menginspirasi adalah berlian. Hal itu dibuktikan oleh Najih. Bernama lengkap Nanda Najih Habibil Afif, ia akrab disapa Najih. Najih merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Teknik Geologi (FTG) Unpad angkatan 2012. Melalui tulisannya, ia berhasil menjadi salah satu mahasiswa yang membawa nama Universitas Padjadjaran ke kancah internasional. Hobi menulis berhasil membawa Najih lolos untuk mengikuti ajang kompetisi esai yang diadakan oleh Erasmus University, Belanda.

Nanda Najih Habibil Afif *

Dari lebih dari 700 esai yang masuk, hanya dipilih dua puluh esai terbaik dari beberapa negara, salah satunya adalah esai karyanya yang berjudul “Geohazard Agricultural Insurance : Safety Concept for Better Indonesian Farmer”. Esai tersebut merupakan esai yang berhak dipresentasikan dalam Grandfinal International Essay Competition, di Erasmus University, Netherlands yang diadakan pada 12 – 15 September 2013. Adapun negara-negara lain yang juga tampil sebagai grand finalist dalam kompetisi ini diantaranya adalah Australia, Perancis, Jerman, Inggris, Jepang, Malaysia, dan Belanda.

Acara tersebut merupakan sebuah konferensi yang mengundang pakar saintis dan profesional untuk memaparkan perkembangan ilmu sains dan juga mengundang para mahasiswa di seluruh dunia dalam sebuah kompetisi. Kurang lebih ada 700 partisipan baik dari kalangan Phd, Master, atau Bachelor dalam kompetisi esai tersebut sampai terpilihlah dua puluh esai terbaik yang telah melewati seleksi oral assesment adjudication, paper adjudication, dan prospect value.

Esainya merupakan penggabungan dari tiga ilmu yaitu geologi lingkungan, geologi kebencanaan, dan geologi pertanian. Saat ini resiko kebencanaan geologi (geohazard) di Indonesia sangat tinggi, dapat diklasifikasikan dalam beberapa fase dan karakter kebencanaan, terutama masalah kestabilan tanah, ketersediaan air (hidrogeologi), dan geoklimatologi (geologi iklim). Ketiga unsur tersebut yang ternyata memiliki pengaruh besar terhadap dunia pertanian.

Bila dianalisis lebih lanjut, ternyata Indonesia memiliki risiko kebencanaan geologi yang cukup tinggi terhadap hidrogeologi, geoklimatologi, dan kestabilan tanah. Bahkan hal tersebut jarang disadari petani sebagai bencana yang selama ini cukup mengganggu produksi panen mereka, terutama masalah kualitas dan kuantitas.

Kehadiran bencana geologi di Indonesia sifatnya juga fluktuatif atau tidak menentu setiap tahun.  Dengan berbasis karakteristik muka tanah terhadap geohazard, serta beberapa pengetahuan tentang dunia pertanian, maka muncullah permodelan sistem asuransi pertanian berbasis kebencanaan geologi (geohazard agricultural insurance) yang merupakan karya Najih dalam kompetisi tersebut. Karyanya berhasil menjadi juara dan juga mendapatkan Bronze Quartl (Winnaar van de Bronzen Klasse Rang Finalisten) atau medali perunggu.*

Rilis oleh: HMG FTG Unpad/mar*

The post Esai Najih Habibil, Mahasiswa Geologi Unpad, Raih Bronze Quartl di Erasmus University Belanda appeared first on Universitas Padjadjaran.

Paradoks Pertanian Indonesia, Negeri Agraris Tapi Tanpa Kedaulatan Pertanian

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2013] Pertanian di Indonesia saat ini berada dalam situasi paradoks, negeri agraris namun tidak memiliki kedaulatan pertanian. Kondisi ini nyatanya sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda.

 

Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad, Prof. Dr. Maman Haeruman Karmana, Ir., MSc., saat memberikan orasi ilmiah purnabaktinya berjudul “Membangun Kedaulatan Pertanian”, Rabu (25/09) di Bale Sawala Gedung rektorat Unpad Kampus Jatinangor. (Foto: Tedi Yusup)*

Hal itulah yang disampaikan Guru Besar Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad Prof. Dr. Maman Haeruman Karmana, Ir., M.Sc., saat memberikan orasi ilmiah purnabaktinya berjudul “Membangun Kedaulatan Pertanian”, Rabu (25/09) di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor. Menurutnya, sejak zaman Belanda sistem pertanian di Indonesia sudah terbagi menjadi dua, yaitu sistem ekonomi pribumi (bumiputera) dan sistem ekonomi perkebunan (kapitalis).

“Sistem ekonomi pribumi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu padi, holtikultura, serta perkebunan rakyat. Ironisnya, perkebunan yang dikelola rakyat pun hanya menghasilkan bahan mentah yang tidak langsung diolah,” ujar Prof. Maman.

Guru Besar Bidang Pembangunan Pertanian itu mengungkapkan, saat ini warisan sistem pertanian tersebut rupanya tidak mengalami transformasi yang signifikan. Bahkan, kaum kapitalis kini telah merambah lahan-lahan pertanian tradisional, yaitu dengan melakukan konversi lahan petani tradisional oleh pihak-pihak perkotaan.

“Karena kemiskinan, para petani tradisional pun banyak meninggalkan lahannya sehingga kemudian diambil alih oleh pihak kapitalis di kota,” jelasnya.

Adanya polarisasi di bidang penggunaan teknologi seperti pupuk dan pestisida pun turut memngaruhi perkembangan ekonomi tradisional. Dampak dari polarisasi tersebut menyebabkan ada golongan petani kaya dan miskin.

Mengapa timbul polarisasi tersebut? Prof. Maman mengungkapkan ada beberapa kondisi yang menyadi penyebab, yaitu brain drain, capital drain-cap flight, land brain, dan water drain.

“Kondisi inilah yang menyebabkan adanya lingkaran setan kemiskinan dan kemakmuran di beberapa desa. Desa yang terjebak di lingkaran kemiskinan akan menjadi desa yang sepi dan tua karena kehidupannya sudah tidak menarik,” ungkapnya.

Pengambil alihan lahan oleh pihak kapitalis perkotaan disebabkan karena kota merupakan rahim dari kelompok kapitalis. Ketidakjelasan UU Pokok Agraria juga disinyalir menjadi penyebab banyaknya lahan-lahan pedesaan yang diambil oleh pihak kapitalis.

Oleh karena itu, guru besar kelahiran Pangalengan, 14 September 1943 itu menawarkan konsep agropolitan, yaitu mengotakan desa dan mendesakan kota di bidang pertanian.  Kota, seharusnya bisa menjadi pemasok kebutuhan masyarakat desa, khususnya segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan kaum petani. Sementara di kota sendiri menggalakkan sistem pertanian yang berbasis pada teknologi, seperti aeroponik maupun hidroponik.

“Pertanian di kota itu minimal bersifat transisi, tidak perlu seperti pada pertanian desa yang berbasis land base agriculture. Minimal, setiap rumah dapat menanam tanaman warung hidup, apotik hidup, dan dapur hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

“Tekait kedaulatan pertanian, kita harus mampu kreatif dan inovatif agar bagaimana pertanian tradisional dapat berdaulat tanpa dikonversi terlebih dahulu oleh pihak-pihak kapitalis,” tambahnya.

Orasi ilmiah ini digelar dalam rangka Dies Natalis ke-56 Faperta Unpad. Prof. Maman pun mendapatkan kenang-kenangan yang diberikan langsung oleh Dekan Faperta Unpad, Prof. Dr. Benny Joy, Ir., M.S.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post Paradoks Pertanian Indonesia, Negeri Agraris Tapi Tanpa Kedaulatan Pertanian appeared first on Universitas Padjadjaran.


BEM Kema Unpad Bahas Pengelolaan Sampah Jatinangor dalam Kegiatan Pekan Lingkungan 2013

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2013] Masalah pengelolaan sampah di kawasan Jatinangor menjadi salah satu  perhatian mahasiswa Unpad sebagai bagian dari warga yang tinggal dan beraktivitas di daerah tersebut. Bentuk kepedulan mahasiswa Unpad tersebut antara lain diwujudkan dalam kegiatan Pekan Lingkungan 2013 yang mengambil tema “Bakti Unpad untuk Warga Peduli Lingkungan”. Kegiatan yang digelar oleh BEM Kema Unpad ini diselenggarakan pada Sabtu (21/09) lalu, bertempat di Desa Sayang, Jatinangor.

Kegiatan ini diisi dengan diskusi antara lain mengenai pengelolaan sampah bersama Kepala Desa Sayang Dodi Kurniadi, perwakilan Komunitas Peduli Sampah Jatinangor (KPSJ) Enceng Syarif Hidayat, Menteri Lingkungan BEM Kema Unpad Prasetyo Hadi Nugroho, Rina Nur Azizah dan Rio Alfajri selaku juara I dan II dalam kompetisi esai yang diselenggarakan dalam rangkaian Pekan Lingkungan 2013 tersebut.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Sayang menjelaskan bahwa Desa Sayang yang mencakup 13 RW ini memiliki masalah dalam pengelolaan sampah yaitu kurangnya lahan. Diperparah banyak lahan untuk pembangunan indekos. Untuk itu perlu adanya sosialisasi agar warga tahu agar mereka tidak membuang sampah, namun mengolahnya.

“Apalagi di Desa Sayang jika musim kemarau kekurangan air, sedangkan musim hujan, kebanjiran. Bahkan anggaran BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) untuk sarana dan prasarana, minim. Tidak hanya itu, kurangnya SDM juga menjadi masalah,” jelas Dodi.

Sementara itu, menurut perwakilan KPSJ, dibutuhkan sosialisasi bagaimana memilih lalu mengolah sampah kepada warga. Menurutnya, sampah tersebut tidak boleh dibakar melainkan harus diolah. Pemerintah pun telah membuat undang-undang mengenai pengelolaan sampah, namun sayangnya tidak menyediakan sarana dan prasarana yang cukup. Walaupun demikian, saat ini telah terbentuk tim pengolahan sampah terpadu, yang juga memiliki Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). “Nah, di dalam TPSS ada penguat, yaitu Bank Sampah. Dengan membentuk tim, yang mengirim sampah harus dipilah sampah organik dan anorganik,” tutur Enceng.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan BEM Kema Unpad menjelaskan bahwa mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah ini juga turut menjadi bagian dari warga. Selain kegiatan Pekan Lingkungan ini, sebelumnya mahasiswa pun telah bekerja sama dengan warga sekitar Jatinangor untuk melakukan penanaman pohon dan pembuatan biopori di lingkungan Jatinangor.

“Rencana ke depan akan ada kajian bersama dengan pemerintah dalam menanggulangi mulai dari sampah hingga pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan. Nanti akan mengundang BPLHD sebagai pemerhati lingkungan. Diharapkan kerja sama ini tidak berhenti sekarang tetapi bisa untuk jangka panjang,” jelas Prasetyo.

Acara diskusi tersebut kemudian dilanjutkan pula dengan tutorial pengolahan sampah anorganik dari bungkus kopi agar bernilai ekonomis. Tutorial ini dilakukan oleh perwakilan PKK Desa Jatimukti, Endah Hartati, Yunengsih dan Entit Datisah. Selain itu, diajarkan pula bagaimana membuat tas dari kain perca.

Keesokan harinya, Minggu (22/09) pagi juga diadakan aksi kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar makam di RW 7 Desa Sayang. Acara ini diikuti oleh aparta desa, warga setempat dan mahasiswa Unpad. Selain kerja bakti, juga diselenggarakan penanaman pohon di sekitar lokasi. Pada kesempatan tersebut, mahasiswa juga melakukan sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik serta demo pembuatan pupuk dari dedaunan.*

Rilis oleh: BEM Kema Unpad/mar

The post BEM Kema Unpad Bahas Pengelolaan Sampah Jatinangor dalam Kegiatan Pekan Lingkungan 2013 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Siapkan Program Pemberdayaan Nelayan, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ Tanda Tangani MoU dengan FTIP Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2013] Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java  (PHE ONWJ).  Rabu (25/09) di Ruang Sidang lantai 3 FTIP.

Development Community Manager PHE ONWJ Sudaryoko (kiri) dan Dekan FTIP Unpad Ir. Mimin Muhaemin, M.Eng., PhD usai penandatanganan MoU terkait program pemberdayaan nelayan di Indramayu (Foto: Tedi Yusup)*

Penandatanganan ini dilakukan oleh  Dekan FTIP Unpad, Ir. Mimin Muhaemin, M.Eng., PhD. dan Development Community Manager PHE ONWJ Sudaryoko.  Turut hadir dalam penandatanganan ini Wakil Dekan I FTIP Unpad, Ir. Totok Pujianto,  Communication Team Leader PHE ONWJ Novitri Lilaksari, Community Development Team Leader PHE ONWJ Agus Sudaryanto dan beberapa staf pendidik dan kependidikan FTIP Unpad.

Kerja sama ini terkait dengan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan mutu produk pangan olahan berbasiskan GMP (Good Manufacturing Practices) Dan peningkatan kapasitas pengelolaan bank sampah Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Agus Sudaryanto dalam paparan kerja sama ini  mengatakan, fokus utama kerja sama ini adalah kerja sama pemberdayaan nelayan yang ada di wilayah tersebut  dalam hal ini teknologi pengolahan produk perikanan yang belum digarap dengan profesional.  Untuk itu kita mengadakan kerja sama dengan Unpad, khususnya FTIP Unpad.

“Dengan adanya kerja sama ini diharapkan nantinya permasalahan permasalahan nelayan terkait pengolahan produk perikanan mendapatkan solusinya sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai tambah, pembangunan sosial dan ekonomi daerah,” lanjut Agus.

Sementara itu, Dekan FTIP pun mengapresiasi kerja sama ini. Harapannya, dalam program kerja sama ini bukan hanya dosen yang terlibat, nantinya FTIP juga akan melibatkan para mahasiswa FTIP Unpad.*

Laporan oleh: Purnomo Sidik / eh*

The post Siapkan Program Pemberdayaan Nelayan, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ Tanda Tangani MoU dengan FTIP Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Klintan HPT Faperta Unpad Lakukan Penyuluhan Hama Beureum ke Petani Cilayung Jatinangor

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2013] Satu lagi bentuk kepedulian mahasiswa Unpad kepada petani, khususnya dalam memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada Selasa (24/09) lalu. Klinik Tanaman Hama Penyakit Tanaman (Klintan HPT) Fakultas Pertanian Unpad melalui Divisi Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan Penyuluhan Hama Beureum kepada petani-petani di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor.

Suasana penyuluhan hama beureum kepada petani di Desa Cilayung Jatinangor yang dilakukan Klinik Tanaman Hama Penyakit Tanaman Faperta Unpad *

Program-program penyuluhan seperti penyuluhan hama beureum di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor ini merupakan bentuk program kerja yang kerap dilakukan sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Penyuluhan hama beureum di Desa Cilayung ini juga merupakan awal dari serangkaian Program Bina Desa Berkelanjutan yang dilakukan oleh Klinik Tanaman HPT Faperta Unpad di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor

Penyakit tungro yang biasa disebut petani dengan nama Hama Beureum merupakan salah satu penyakit pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh virus RTBV (Rice Tungro Bacilliform Virus) yang ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix impicticeps) sebagai vektor. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat meresahkan bagi petani khususnya petani padi dikarenakan sampai saat ini belum ada pengendalian yang tepat jika sudah terjadi serangan. Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian dan pencegahan sebelum penyakit tersebut menyerang.

Penyuluhan kali ini dihadiri oleh para petani Desa Cilayung dan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Cilayung Atang Kusnadi. Menurut Atang, penyakit hama beureum ini sudah sangat meresahkan warga Desa Cilayung karena kerugian yang dihasilkan dapat mencapai 20-50%.

“Penyakit yang sering disebut hama beureum ini membutuhkan perhatian yang lebih dari petani dalam pengawasan ataupun controlling lahan pertaniannya karena jika terlihat satu rumpun padi yang terserang harus segera dibuang untuk mencegah penyebaran penyakit ini,” papar Ferdian sebagai Ketua Tim Penyuluhan dari Klinik Tanaman HPT Faperta Unpad.

Ferdian juga mengharapkan dengan adanya penyuluhan ini petani dapat menerapkan berbagai sistem pengendalian yang tepat terhadap penyakit ini. Dengan demikian, kedepannya penyakit ini tidak kembali merugikan warga Cilayung khususnya petani.

“Semoga dengan adanya program Bina Desa Berkelanjutan ini dapat dijadikan batu loncatan bagi para mahasiswa untuk mengabdi pada masyarakat dan lingkungan sekitar serta memberi sinar harapan bagi pertanian Indonesia. Selamat Hari Tani Nasional,” pungkas Ferdian.*

Rilis oleh: Klinik Tanaman HPT Faperta Unpad/mar *

The post Klintan HPT Faperta Unpad Lakukan Penyuluhan Hama Beureum ke Petani Cilayung Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sekarang Era Wirausaha, Lulus Jangan Hanya Cari Kerja

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2013] Saat ini, jumlah wirausahawan di Indonesia baru mencapai 1,65 persen dari total penduduk Indonesia. Padahal menurut ahli Psikologi Sosial David McClelland, untuk menjadi negara yang makmur, suatu negara harus memiliki minimum 2% wirausahawan dari total penduduknya. Menurut data tahun 2011, Indonesia hanya memiliki 3.707.205 orang wirausahawan yang seharusnya 4, 75 juta orang.

Asisten Deputi Urusan Kebijakan Pendidikan Koperasi dari Deputi Pengembangan SDM Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia, Rully Nuryanto, SE., MSi., (Foto: Dadan T.)*

Hal tersebut diungkapkan Asisten Deputi Urusan Kebijakan Pendidikan Koperasi dari Deputi Pengembangan SDM Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia, Rully Nuryanto, SE., MSi., saat menjadi pembicara pada talkshow Kewirausahaan “Young-preneurs to be Socio-preneurs”. Acara ini digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad di Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (26/09).

Pada kesempatan tersebut, Rully menjelaskan mengenai Penumbuhan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia. Menurut Rully, saat ini adalah eranya kewirausahaan. Setelah lulus, mahasiswa jangan hanya berpikir untuk mencari kerja. “Kami ingin mengajak mahasiswa untuk berpikiran bahwa ada peluang lagi di luar sana. Tidak hanya jadi pekerja tapi menciptakan lapangan kerja,” tutur Rully.

Menurut data dari Ditjen Dikti 2011, peminat kewirausahaan bagi lulusan perguruan tinggi masih sangat rendah, yakni sebesar 6,14% dari jumlah lulusan. Angka ini lebih rendah dari peminat wirausaha dari lulusan SMA yang mencapai angka 22, 63%. Mayoritas lulusan perguruan tinggi saat ini lebih memilih untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan.

“Pemuda punya potensi yang luar biasa untuk menjadi wirausahawan. Sekarang kesempatan luas. media untuk bereskpresi juga lebih terbuka,” tutur Rully.

Di Bandung misalnya. Rully menilai aura kewirausahaan di Bandung sudah kuat. Saat ini sudah banyak orang yang membuka usaha di Bandung, terutama di bidang kuliner dan fashion. “Salah satu kiat untuk menjadi wirausahawan adalah mulai dari hal-hal yang kita senangi. Bisa dari hobi kita, dari keahlian kita,” tutur Rully.

Rully mengungkapkan, Pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun ini telah mengalokasikan modal usaha bagi wirausaha pemula sebesar Rp 54 miliar atau sebesar Rp 5 – 25 juta setiap orang. Modal usaha ini bersifat hibah. Penerima tidak diharuskan untuk mengembalikan, tapi harus memiliki tanggung jawab moral dalam mengelola dana tersebut. Selain itu, wirausahawan yang telah berhasil juga harus membantu masyarakat sekitar untuk menjadi wirausahawan.

Disamping itu, Rully juga mengingatkan mengenai pentingnya peran koperasi. Saat ini, masih banyak mahasiswa yang menyangsikan peran koperasi. Padahal dari koperasi mahasiswa, mereka bisa belajar untuk menjadi wirausahawan. Selain itu, koperasi mahasiswa juga dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar mengelola badan usaha dan mengembangkan potensi diri.

“Saat ini saya melihat belum ada koperasi di lingkungan kampus yang besar. Padahal anggotanya kaum intelek,” ujar Rully.

Selanjutnya, Rully mengharapkan ada pengembangan kurikulum kewirausahaan di Unpad.  Diharapkan, Unpad dapat menjadi perguruan tinggi percontohan yang mengembangkan kegiatan kewirausahaan.

Selain Rully, bertindak sebagai pembicara dalam talkshow kewirausahaan ini adalah Tb. Fiki C. Satari, SE., MM., Dipl.AE (owner Airplane Systm), Kresna Utama, S.Ikom (head chef and owner Jigoku Ramen), dan Pena Adiadipura (inisiator KomuniAksi). Acara ini digelar sebagai rangkaian kegiatan FTIP Peduli yang dilaksanakan sejak Agustus hingga Oktober mendatang. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

The post Sekarang Era Wirausaha, Lulus Jangan Hanya Cari Kerja appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sebanyak 500 Mahasiswa Jawa Barat Ikuti Workshop Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Young Teknopreneur di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2013] Sekira 500 mahasiswa dari 49 perguruan tinggi di Jawa Barat mengikuti Workshop Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dan Mandiri Young Teknopreneur (MYT) tahun 2013 yang diselenggarakan Bank Mandiri dan Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Bandung, Kamis (26/09).

Para pembicara Workshop Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dan Mandiri Young Teknopreneur (MYT) memberi motivasi kepada 500 mahasiswa dari 49 perguruan tinggi di Jawa Barat di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Bandung (Foto: Tedi Yusup)*

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Engkus Kuswarno, M.S. Menurutnya, acara ini sangat baik dilakukan dengan cakupan peserta para generasi muda. Sebab, kewirausahaan sejatinya harus dikembangkan sejak muda agar mampu meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia yang saat ini masih belum memenuhi traget, yaitu sekitar 1,56% dengan target 2%.

“Mengutip tema workshop ini yaitu Yang Muda Yang Mengguncang Dunia, kewirausahaan haruslah dikembangkan oleh Anda, karena Anda nanti yang akan mengguncang dunia,” ujar Prof. Engkus kepada para peserta.

Workshop tersebut menghadirkan dua pembicara yang merupakan wirausahawan yang sukses, yaitu Nicko Widjaja, CEO dari Systec Group dan Wahyu Aditya, penggagas hellomotion dan Komite Desain Republik Indonesia. Acara juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Wahyudin Zarkasyi.

Nicko membuka pemaparan mengenai wirausaha yang dijalankannya. Menurutnya, seorang wirausaha memiliki daya ofensif dalam strategi bisnisnya. Hal ini diwujudkan dalam bisnis yang dikembangkannya, yakni bisnis teknologi berbasis investasi ventura, yaitu suatu jenis  investasi dalam bentuk pembiayaan modal dari suatu perusahaan kepada perusahaan mitranya. Jenis investasi ini diyakini masih belum banyak di Indonesia.

Melalui perusahaan yang dijalaninya, Nicko pun sukses melakukan investasi ventura kepada perusahaan rekanannya sehingga produknya kini banyak dipakai oleh publik. Nicko pun kini telah mengakuisisi situs Dwarapala, sebuah situs yang memudahkan seorang wirausaha untuk membuka toko online-nya.

“Saya melihat peluang bahwa banyak rekanan perusahaan yang berpotensi dikembangkan lebih jauh. Ini inovasi, kalau kita pikir inovasi tersebut dapat memberikan solusi kenapa nggak?” ujar Nicko yang juga dosen di Universitas Pelita Harapan.

Sementara itu, Wahyu Aditya memaparkan, wirausaha pun bisa dimulai dari hobi. Pria yang akrab disapa Waditya ini sehari-harinya bergelut di bidang desain dan industri kreatif. Bisnis tersebut berawal dari kecintaannya terhadap menggambar dan berimajinasi yang telah dilakukannya sejak kecil.

“Pada tahun 2006, saya mendirikan Kementrian Desain Republik Indonesia. Tujuannya, saya ingin menyebarkan gol mengenai semangat Indonesia melalui kekuatan audio visual. Pasalnya, banyak sekali logo-logo departemen/lembaga di Indonesia yang kaku dan tidak menarik. Langkah awal saya adalah mengubah semua logo itu menjadi menarik,” ujar Waditya yang juga menjadi finalis WMM 2009.

Ide itu pun berbuah manis, banyak visitor yang berkunjung ke situsnya. Semakin berkembang, Waditya pun rutin menggelar lomba desain yang mampu meraup sekitar 12.000 potensial desainer dengan 200 karya perminggu.

Waditya pun menyarankan para peserta workshop untuk mengikuti program yang menjadi CSR-nya Bank Mandiri. Diakuinya, meskipun ia menjadi finalis WMM sejak 4 tahun yang lalu, Bank Mandiri tetap mendukung dengan program jangka panjangnya.

“Saya merasakan banyak impact sejak mengikuti program WMM, yaitu mendapatkan binaan tentang bisnis, memperluas jaringan, bahkan berkesempatan dikirim ke Amerika untuk menjadi pembicara dan menjual barang dagangan saya hingga habis terjual,” kata Waditya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post Sebanyak 500 Mahasiswa Jawa Barat Ikuti Workshop Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Young Teknopreneur di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

UKM Pramuka Unpad Raih Juara 2 Gagasan Tertulis Pramuka dalam Ajang SRSC 5 di Unnes

$
0
0

[Unpad.ac.id, 27/09/2013] Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Unpad berhasil meraih prestasi dalam ajang The 5th Senior Rover Scout Creativity (SRSC) se-Indonesia yang digelar pada tanggal 19 – 23 September lalu di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Kontingen Pramuka Unpad yang mengikuti kegiatan Senior Rover Scout Creativity (SRSC) 5 tahun 2013 di Kampus Universitas Negeri Semarang pada 19-23 September 2013.*

Kontingen Unpad yang terdiri dari 2 tim berhasil meraih juara 2 dalam lomba Gagasan Tertulis Pramuka (GTP). Mereka diantaranya Wahyu Indra (Fapet), Habib Ali Zamzani (Fapet), Deden Rochman Saputro (Fikom), Euis Siti Rohimah (FIB), Lisdian Widyowati (FIK), dan Muzainah Nurazijah (FIB).

Tim pertama mempresentasikan gagasan mengenai “Kampung Pramuka Menuju Asean Community 2015”, dan tim kedua mempresentasikan gagasan mengenai “Tabungan Pramuka Nasional (Tabpramnas) Berbasis Wirausaha”. Sementara dalam lomba poster tim menuangkan ide bertema “Peran Gerakan Pramuka dalam Membangun Karakter Pemuda”.

Dengan prestasi ini, UKM Pramuka Unpad pun masuk ke dalam lima besar Pramuka Perguruan Tinggi di Indonesia setelah terakhir kali mengikuti kegiatan tersebut pada 2008 lalu.

Alhamdulillah, dengan doa dan segala usaha yang optimal, akhirnya kami bisa mendapat hasil terbaik dalam SRSC 5 kali ini yakni meraih juara 2 gagasan tertulis pramuka 2013 se-Indonesia. Semoga dengan prestasi ini bisa memotivasi kakak-kakak Pramuka Unpad lainnya untuk meraih berbagai prestasi bagi almamater tercinta,” ungkap Deden, Ketua Tim 2 Pramuka Unpad.

Kegiatan SRSC merupakan ajang kompetisi kepramukaan bagi setiap pangkalan Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi (Perti) yang diikuti 78 peserta dari perguruan tinggi se-Indonesia. Kegiatan ini juga terdiri dari beberapa rangkaian acara dan kompetisi, diantaranya Welcoming Party, Giat Wawasan, Giat Wisata, serta Harmoni Merah Putih yang merupakan ajang pentas seni dari setiap kontingen. Untuk kompetisi meliputi Lomba Gagasan Tertulis Pramuka (GTP), Lomba Poster, dan Lomba Keterampilan Kepramukaan (KKP).

Adapun untuk juara umum dalam SRSC 5 kali ini adalah Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Rilis: UKM Pramuka Unpad/am *

The post UKM Pramuka Unpad Raih Juara 2 Gagasan Tertulis Pramuka dalam Ajang SRSC 5 di Unnes appeared first on Universitas Padjadjaran.

FKG Unpad Lakukan Penyuluhan Kesehatan Gigi di Lapas Wanita Sukamiskin Bandung

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/11/2013] Sebagai salah satu kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad melakukan Penyuluhan Kesehatan Gigi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Wanita Sukamiskin Bandung. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan dilakukan di Aula Lapas Wanita Klas II A Bandung, Selasa (12/11) oleh staf pengajar FKG Unpad, Fahmi Oscandar, drg., Mkes., SpRKG.

Fahmi Oscandar, drg., Mkes., SpRKG., saat melakukan penyuluhan kepada penghuni Lapas Wanitas Sukamiskin Bandung, Selasa (12/11). (Foto oleh: Artanti)*

Fahmi Oscandar, drg., Mkes., SpRKG., saat melakukan penyuluhan kepada penghuni Lapas Wanitas Sukamiskin Bandung, Selasa (12/11). (Foto oleh: Artanti)*

Di hadapan ratusan penghuni Lapas, drg. Fahmi menjelaskan berbagai hal terkait kesehatan gigi dan mulut, yaitu mulai dari penjelasan  fungsi gigi itu sendiri, tentang penyakit gigi dan gusi,  hingga cara merawat gigi yang baik dan benar.

“Cara merawat gigi yang baik supaya tidak sakit giginya yaitu dengan memakai sikat gigi yang tepat sesuai kondisi mulut dan umur, memakai pasta gigi yang berkualitas, dan menyikat gigi yang benar,” tutur drg. Fahmi.

Para peserta pun terlihat antusias menyimak pemaparan drg. Fahmi. Bahkan sebelum drg. Fahmi menyelesaikan pemaparannya, mereka sudah mengacungkan tangan tanda ingin mengajukan pertanyaan.

Berbagai pertanyaan pun kemudian terlontar, bukan hanya dari para penghuni Lapas tetapi juga dari para petugas. Mulai dari pertanyaan yang terdengar “sepele” tapi sebetulnya penting untuk disimak seperti , “Dalam satu hari sebaiknya berapa kali sikat gigi sih, dok?” atau “Pasta gigi yang diperlukan ketika kita menyikat gigi itu seperti apa dan seberapa banyak?” hingga berbagai pertanyaan terkait keluhan atau kasus penyakit gigi yang mereka alami. Berbagai pertanyaan ini kemudian dijawab drg. Fahmi dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Ditemui seusai acara, drg. Fahmi mengatakan bahwa selain penyuluhan, FKG Unpad juga akan melakukan pelayanan pemeriksaan gigi gratis untuk para penghuni Lapas Wanita tersebut. Pemeriksaan gigi akan dilakukan setiap hari Selasa mulai 19 November 2013 hingga pertengahan Desember 2013. Setiap minggunya, akan hadir 4 dokter gigi dan 2 perawat gigi untuk melakukan pemeriksaan gratis. Puncak kegiatan sendiri akan dilaksanaan pada 22 Desember 2013, bertepatan dengan peringatan Hari Ibu.

“Kita juga akan bertukar informasi, berdiskusi dengan petugas Lapas dalam penanganan kesehatan gigi dan mulut terutama penyakit-penyakit infeksi yang ada di area gigi dan mulut,”  ungkap drg. Fahmi.

Menurutnya, walau terlihat sepele, kesehatan gigi juga harus diperhatikan sungguh-sungguh karena akan berpengaruh pada sistem tubuh kita. “Para penghuni Lapas juga berhak untuk mendapatkan kesehatan, termasuk kesehatan gigi. Oleh karena itu kita melakukan pembinaan ke arah yang lebih baik, terutama masalah kesehatan tersebut,” tuturnya.

Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang dilakukan Unpad di Lapas Wanita Sukamiskin Bandung. Selain FKG, sejumlah fakultas di lingkungan Unpad pun akan melakukan berbagai kegiatan pengabdian disini.

Kepala Lapas Wanita Klas II A Bandung, Rosnaida, Bc. Ip., SH mengharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan. “Terima kasih untuk Unpad, ternyata Unpad ikut peduli tentang warga binaan yang ada di Jawa Barat. Terima kasih partisipasinya. Mudah-mudahan Lapas ini dapat menjadi wadah bagi Unpad untuk menerapkan ilmunnya,” tuturnya. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana /  eh *

 

The post FKG Unpad Lakukan Penyuluhan Kesehatan Gigi di Lapas Wanita Sukamiskin Bandung appeared first on Universitas Padjadjaran.


Kampus Jangan Sekadar Jadi Research University, Tapi Juga Entrepreneurial University

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/11/2013] Perguruan tinggi sangat potensial menghasilkan pelaku wirausaha yang dapat membantu pembangunan nasional. Untuk itu, perguruan tinggi harus mengubah visi dan misinya dari sekadar learning university atau research university menjadi entrepreneurial university, yaitu universitas yang menerapkan hasil-hasil penelitiannya untuk kepentingan dunia usaha atau masyarakat luas.

Narasumber Academik Entrepreneur Dialogue. Dari kiri ke kanan: Encik Mohd. Razuan Rahid, Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, Dr. med. Setiawan, dr., Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc., dan Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si (Foto oleh: Tedi Yusup) *

Narasumber Academik Entrepreneur Dialogue. Dari kiri ke kanan: Encik Mohd. Razuan Rahid, Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, Dr. med. Setiawan, dr., Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc., dan Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si (Foto oleh: Tedi Yusup) *

Demikian dikatakan Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc, guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran saat menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Academic Entrepreneur Dialogue yang dilaksanakan pada hari pertama Simposium Kebudayaan Indonesia Malaysia (SKIM) XIII di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Jatinangor, Selasa (12/11).

Academic Entrepreneur Dialogue dengan chairperson Dr. med. Setiawan, dr., ini juga menghadirkan narasumber Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si dari Universitas Padjadjaran serta Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni dan Encik Mohd. Razuan Rahid dari Universiti Kebangsaan Malaysia.

“Universitas tersebut harus dilengkapi dengan Center for Entrepreneurship Development, yang berfungsi untuk mendorong dan mendampingi pesertanya untuk mendirikan usaha dimulai dengan tahap start-up, pengembangan, pertumbuhan dan ekspansi,” ujar Prof. Yuyun.

Untuk itu, lanjut Prof. Yuyun, perlu ada kebijakan strategis dari pihak universitas. Antara lain, mendirikan inkubator bisnis yang berbasis teknologi yang akan memfasilitasi para mahasiswa yang berminat menjadi wirausaha. Lalu, perlu didirikan pusat koordinasi penelitian yang akan menyosialisasikan hasil penelitian dasar dan terapan kepada dunia usaha dan masyarakat luas. Perguruan tinggi juga perlu memasukkan materi wirausaha ke dalam kurikulum.

Prof. Dr. Sam’un mendeskripsikan academic entrepreneur sebagai masyarakat perguruan tinggi yang berpikir dan berperilaku dengan mengembangkan hasil-hasil penelitian yang diorientasikan kepada peningkatan nilai tambah ekonomi baik bagi dirinya, perguruan tinggi, maupun masyarakat.

Pengalaman UKM
Sementara Universiti Kebangsaan Malaysia memaparkan pengalaman mereka mengelola Centre for Entrepreneurship and SMEs Development (Cesmed). Menurut Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, entrepreneur adalah ruang bagi kalangan akademik untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk tujuan tersebut, perlu dipikirkan bagaimana para pakar di perguruan tinggi diberdayakan untuk tujuan membangun semangat wirausaha.

Encik Mohd Razuan Rahid memaparkan, seluruh mahasiswa UKM memperoleh matakuliah kewirausahaan di tahun pertama kuliah. Lalu, ada modul tambahan khusus kewirausahaan di tahun-tahun berikutnya bagi yang berminat. UKM menamakannya fase junior start-up untuk mereka yang mengambil modul di tahun kedua dan fase senior start-up untuk modul di tahun ketiga.

“Dialog ini merupakan forum berbagi pengalaman dari Unpad dan UKM terkait academic entrepreneur. Diharapkan, dari pengalaman masing-masing ini dapat mendorong kemajuan kedua institusi dalam menjalankan semangat kewirausahaan. Bagi Unpad sendiri, aspek academic entrepreneur ini sangat penting karena kami ingin menjadi Entrepreneur World Class University pada tahun 2026 mendatang,” ujar Dr. med. Setiawan, dr., yang juga Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad.

Pada Rabu 13 November 2013 di tempat yang sama, SKIM XIII akan dibuka secara resmi melalui pidato pembukaan oleh Rektor Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA dan Vice-Chancellor of UKM, Prof. Tan Sri Dato’ Wira Sharifah Hapsah Syed Hassan Shabuddin. Lalu dilanjutkan dengan pembicara kunci Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Dr. Sapta Nirwandar yang mebawakan materi “Creative Economy for Nation Welfare, Indonesia Case” dan CEO Malaysian Biotechnology Corporation, Y.Bhg. Dato’ Dr. Mohd. Nazlee Kamal dengan materi “Bioeconomy for Nation’s Prosperity”.

SKIM merupakan kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan secara bergantian oleh Unpad dan UKM sejak tahun 1985. SKIM XIII tahun ini akan menampilkan 200 makalah hasil karya peserta dari 8 negara. SKIM XIII akan berlangsung hingga 14 November 2013 di Unpad Kampus Jatinangor. *

The post Kampus Jangan Sekadar Jadi Research University, Tapi Juga Entrepreneurial University appeared first on Universitas Padjadjaran.

Galeri Foto: Pertemuan Tim Asesor AIPT dengan Pimpinan Unpad

$
0
0

Pertemuan tim asesor Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dengan pimpinan Universitas Padjadjaran di Ruang Rapat Rektor, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Rabu 13 November 2013

Tim Asesor AIPT terdiri dari:
1. Bambang Guritno, Prof. Dr.Ir
2. Mauridhi Hery Purnomo, Prof. Dr. Ir. M.Eng
3. Johny Wahyuadi Soedarsono, Prof. Dr. Ir. DEA
4. Mappa Nasrun, Prof. Dr.
5. Novesar Jamarun, Prof. Dr. MS
6. Regina Tandelilin, Prof. Dr. drg. MSc
7. Sahala Hutabarat, Prof. Dr. Ir. MSc

The post Galeri Foto: Pertemuan Tim Asesor AIPT dengan Pimpinan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

SKIM XIII Diharapkan Hasilkan Pemikiran untuk Kemakmuran Bangsa

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/11/2013] Simposium Kebudayaan Indonesia Malaysia (SKIM) XIII telah resmi dibuka hari ini, Rabu (13/11) oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia. Pembukaan dilakukan di Bale Sawala Unpad, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor. SKIM XIII diikuti oleh sebanyak 225 orang yang berasal dari 37 perguruan tinggi di enam negara.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia dan Deputy Vice Chancellor & Innovation Affairs UKM, Prof. Dato' Dr. Rahmah Mohamed berukar cindera mata usai pembukaan SKIM XIII (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia dan Deputy Vice Chancellor & Innovation Affairs UKM, Prof. Dato’ Dr. Rahmah Mohamed berukar cindera mata usai pembukaan SKIM XIII (Foto: Tedi Yusup)*

Enam negara tersebut yaitu Indonesia, Malaysia, India, Bangladesh, Sudan, dan USA. Meliputi 17 perguruan tinggi di Indonesia, 16 perguruan tinggi di Malaysia dan 4 perguruan tinggi di luar negara Indonesia-Malaysia. Simposium ini merupakan acara dua tahunan yang diadakan oleh Unpad dan Universiti Kebangsaan Malaysia yang digelar sejak 1985 lalu.

“Kami sangat bergembira bahwa Simposium Kebudayaan Indonesia Malaysia ini telah meningkatkan interaksi akademis di antara para akademisi , budayawan, pelajar antara dua universitas, juga telah menghasilkan berbagai temuan dan pemikiran-pemikiran baru yang membanggakan,” tutur Rektor Unpad.

SKIM kali ini mengangkat tema Inovasi dan Kewirausahaan untuk Kemakmuran dan Kedaulatan Bangsa. Melalui SKIM XIII, Rektor mengajak para peserta untuk saling bertukar gagasan dan bertukar pengalaman untuk mengembangkan kreatifitas, inovasi dan entrepreneurship khususnya di dunia pendidikan tinggi.

“Di dalamnya tercakup pula bagaimana inovasi tersebut bisa dipasarkan, artinya aspek jejaring atau networking termasuk memperkuat hubungan di antara para pemangku kepentingan terutama dalam konteks Triple Helix,” ujar Rektor  Unpad.

skim2skim3skim4

Ketua Pelaksana SKIM XIII, Dr. Soni Nulhaqim, S.Sos., MSi mengatakan bahwa SKIM XIII terdiri dari kegiatan utama berupa dua sesi dialog akademik yang sudah dilaksanakan Selasa (12/11) kemarin, kemudian satu sesi keynote speaker, dua sesi plenary symposium, sepuluh cluster parallel session. Sedangkan kegiatan pendukung meliputi stan inovasi dan kewirausahaan, poster presentation, student forum, serta social event.

“Hasil pemikiran kegiatan SKIM akan dipublikasikan melalui proceeding teregister ISSN, Chapter in Book teregister ISBN, serta full paper terseleksi dapat dipublikasikan pada jurnal internasional terindex Scopus,” tutur Dr. Soni.

Dr. Soni juga menuturkan bahwa untuk memperkuat kerja sama Unpad dan UKM, akan diadakan “Post Symposium Workshop”, dimana telah dipilih 7 cluster penelitian yang merupakan research niche yang akan dikerjasamakan antara peneliti Unpad dan UKM.

Pada kesempatan tersebut, hadir memberikan Keynote Speech Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Dr. Sapta Nirwandar yang memaparkan tentang Ekonomi Kreatif Indonesia, dan Chief Executive Officer, Malaysian Biotechnology Corporation – BioTechCorp, En Razwin Sulairee Hasnan Tarmizi yang memaparkan Malaysian Biotechnology Corporation – BioTechCorp “Bio Economy for Nation’s Prosperity”. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

The post SKIM XIII Diharapkan Hasilkan Pemikiran untuk Kemakmuran Bangsa appeared first on Universitas Padjadjaran.

Chairul Tanjung Semangati Mahasiswa untuk Raih Sukses

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/11/2013] Para mahasiswa penerima dana Bidikmisi jangan cepat puas dengan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Meski biaya pendidikan telah terjamin, namun mereka harus tetap memiliki semangat untuk hidup lebih baik secara mandiri.

Chairul Tanjung saat memberi kuliah umum di Bale Santika Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Chairul Tanjung saat memberi kuliah umum di Bale Santika Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pengusaha nasional Chairul Tanjung mengatakan hal tersebut ketika memberi motivasi dan berbagi pengalaman dalam kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Padjadjaran di Bale Santika Unpad Jatinangor, Rabu (13/11). Bale Santika yang memiliki kapasitas 250 tampak penuh sesak dengan para mahasiswa yang mayoritas merupakan para penerima Bidikmisi.

“Jangan berpikir, sudah cukup dapat Rp 600 ribu dari pemerintah. Lalu setelah itu do nothing. Cari rupiah pertamamu sendiri, yang kamu peroleh dari hasil kerja keras. Percayalah, rupiah pertamamu itu bisa membangkitkan rasa percaya diri yang luar biasa,” ujar Chairul Tanjung yang kini memiliki CT Corp, perusahaan yang membawahi sejumlah perusahaan besar skala nasional.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat membuka kuliah umum ini mengatakan, tahun ini Unpad menerima 1.350 mahasiswa Bidikmisi yang tersebar di seluruh fakultas. “Kami berharap, kehadiran Bapak Chairul Tanjung di sini dapat memotivasi para mahasiswa ini untuk meraih sukses di masa depan,” ujar Rektor.

Mahasiswa penerima Bidikmisi tidak hanya memperoleh fasilitas bebas biaya pendidikan selama kuliah, namun juga memperoleh dukungan biaya hidup dari pemerintah sebesar Rp 600 ribu tiap bulan. Dana Bidikmisi diperuntukkan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu secara ekonomi namun memiliki kemampuan akademik baik.

“Saya juga berasal dari kalangan tidak mampu. Tapi dulu tidak ada Bidikmisi. Kalau tidak berusaha sendiri, tidak ada yang membantu,” ujar Chairul Tanjung yang menyelesaikan gelar sarjananya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Chairul Tanjung menegaskan, semua orang punya hak untuk sukses. Salah satu aspek penting untuk meraih sukses adalah adanya trigger, momentum, pendorong yang bisa berbeda pada tiap orang. Momentum itu dapat menghasilkan komitmen yang akan menjadi bekal berharga untuk semangat meraih perubahan ke arah yang lebih baik.

“Cari trigger itu. Bagi saya, trigger itu datang saat mengetahui saya bisa membayar kuliah karena ibu saya menggadaikan kain halus kesayangannya. Sejak saat itu, saya berkomitmen akan mencari uang sendiri dan tidak meminta uang lagi kepada orangtua,” ujar Chairul Tanjung.

Menurut Chairul, upaya meraih kesuksesan perlu didukung dengan kepintaran, baik pintar secara akademis maupun pintar dalam kehidupan. Oleh karena itu, Chairul menilai turut aktif dalam organisasi kampus merupakan hal penting bagi mahasiswa karena ada pelajaran manajemen dan kepemimpinan di sana.

“Selain itu, pacu juga kreatifitas dan inovasi selama menjadi mahasiswa. Tidak harus diarahkan menjadi wirausaha karena kreatif dan inovatif itu juga sangat dibutuhkan oleh pekerja di semua bidang,” ujar Chairul lagi. *

Laporan oleh: Erman

The post Chairul Tanjung Semangati Mahasiswa untuk Raih Sukses appeared first on Universitas Padjadjaran.

PPBS Unpad Raih Akreditasi ISO 17025:2008

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/11/2013] Pada tahun ini, Pusat Pelayanan Basic Science (PPBS) Unpad mendapatkan Akreditasi SMM ISO/IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) No. LP -780-IDN. Akreditasi tersebut dalam bidang Laboratorium Pendidikan dan Pengujiaan PPBS Unpad.

Kiri ke kanan: Kepala PPBS Unpad, Dr. Iman Rahayu, M.Si, Sekretaris PPBS Unpad, drh. Dwi Cipto Budinuryanto, M.S., dan Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia (Foto oleh: Tedi Yusup) *

Kepala PPBS Unpad, Dr. Iman Rahayu, M.Si., mengungkapkan, perolehan Akreditasi SMM ISO/IEC 17025:2008 ini adalah yang pertama di Unpad. “Di beberapa lembaga seperti Cisral, Fapet, dan PPBS pun sebenarnya sudah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 di bidang manajemen mutu. Namun untuk sertifikat ISO 17025 di bidang Laboratorium, baru PPBS yang mendapatkannya,” ungkap Dr. Iman saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/11).

Dengan waktu sekitar 1 tahun, pihaknya mempersiapkan beberapa dokumen/persyaratan manajemen maupun persyaratan teknis. Dalam hal persyaratan manajemen. Dr. Iman menjelaskan ada 15 klausul yang diajukan, mulai dari organisasi, sistem manajemen, pengendalian dokumen, sampai dengan kaji ulang manajemen.

“Untuk persyaratan teknis meliputi personil, akomodasi dan lingkungan, peralatan, metode, sampel, ketertelusuran pengukuran sampai pada pelaporan hasil,” kata Dr. Iman.

Sementara untuk Laboratorium Pendidikan dan Pengujian PPBS Unpad memiliki 5 parameter ruang lingkup yang meliputi pengujian keasaman, alkalinity, pH, Nitrit, dan kadar Fe dengan spektrometer. Untuk tahun ini, baru Laboratorium Kimia Dasar PPBS yang diajukan untuk akreditasi sesuai dengan 5 parameter tersebut.

“Kita harapkan di tahun yang akan datang ada penambahan pengujian parameter, bahkan beberapa parameter akan dikembangkandari parameter pengujian di Laboratorium Fisika Dasar, Biologi Dasar, juga Matematika dasar,” jelasnya.

Lebih lanjut Dr. Iman mengungkapkan, perolehan akreditas ISO 17025 ini sangat penting. Sebab, akreditasi ini menjadikan Laboratorium PPBS Unpad memiliki standar internasional. Standar inilah yang menentukan kualitas pembelajaran para mahasiswa di PPBS Unpad. Selain itu, standar ini juga menjadi target dari Dikti bahwa setiap laboratorium di perguruan tinggi wajib memiliki standar.

Hal tersebut dibenarkan oleh Sekretaris PPBS Unpad, drh. Dwi Cipto Budinuryanto, M.S. Menurutnya, dengan standar tersebut ada integrasi antara layanan manajemen pendidikan dengan standar pengujian yang berlaku. “Artinya kalau kegiatan kuliah, praktikum itu kita link dengan standar, secara tidak langsung mereka sudah belajar tentang standardisasi. Harapannya, sistem laboratorium di Unpad itu sudah terstandar ISO 17025,” jelas Dwi.

Harapan lain akreditasi tersebut terkait dengan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dengan standar yang ada PPBS Unpad dapat menjadi pusat pelayanan kebutuhan masyarakat, diantaranya sarana pelatihan, penelitian maupun pengujian /analisis. Selain itu, akreditasi ini juga menjadi poin penting dalam pemenuhan Ikatan Kinerja Kunci (IKK) Unpad.

“Semoga laboratorium yang lain juga dapat memperoleh akreditas ISO 17025. Kita siap membantu terkait dengan akreditasi tersebut,” kata Dr. Iman.

Selain akreditasi ISO 17025, PPBS Unpad sebelumnya juga memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu / SMM ISO 9001: 2008, for the Provision of Educational Services and Facilities for Teaching and Learning of Basic Science, dari JAS-ANZ ISC Australia No. QAC/R62/0193.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post PPBS Unpad Raih Akreditasi ISO 17025:2008 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live