[Unpad.ac.id, 21/10/2015] Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok telah memasuki tahun ke 65. Ikatan kerja sama dan persahabatan yang terjalin antara kedua negara ini pun semakin terjalin kuat. Salah satu aspek kerja sama yang perlu untuk ditingkatkan kedepannya adalah kerja sama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
“Terkait dengan kerja sama pendidikan, KJRI Guang Zhou siap memfasilitasi niat atau rencana yang akan dilaksanakan oleh Unpad,” ujar Konsulat Jenderal Republik Indonesia Guang Zhou Tiongkok, Ratu Silvy Gayatri, saat memberikan kuliah umum di kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad, Selasa (20/10). Pada kesempatan tersebut, ia memberikan kuliah umum mengenai “Pengembangan Kerja Sama dengan Tiongkok” kepada sejumlah mahasiswa FIB dari berbagai jenjang.
Ratu Silvy pun mengungkapkan bahwa hubungan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok telah berkembang ke arah comprehensive strategic partnership sejak tahun 2013, dimana disepakati akan terbangun hubungan bilateral yang saling melengkapi dan saling membutuhkan.
“Ini merupakan suatu titik balik dalam sejarah hubungan bilateral dan mensyaratkan adanya tekad untuk melengkapi upaya masing-masing dalam mencapai tujuan nasional. Dan juga pada saat yang sama memberikan kontribusi yang konstruktif di kawasan dan di dunia,” papar Ratu.
Disebut comprehensive strategic karena hubungan ini penting bukan saja dalam konteks bilateral, namun dalam konteks regional dan global yang lebih luas. “Itulah sebabnya penetapan hubungan bilateral Indonesa dengan Tiongkok disebut dengan strategis. Yaitu hubungan yang membawa implikasi dan potensi tidak hanya bersifat bilateral, tetapi juga beyond,” jelasnya.
Berbagai potensi kerja sama dapat dilakukan oleh kedua negara ini, seperti kerja sama ekonomi terkait dengan perdagangan dan investasi. Kerja sama juga perlu diupayakan terkait perlindungan warga negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa di mata Indonesia, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar, namun Indonesia belum menjadi mitra dagang utama bagi Tiongkok. Meski demikian, Indonesia memiliki potensi pasar besar bagi Tiongkok, potensi mendukung jalur sutra maritim, dan sebagai salah satu tempat investasi dalam rangka relokasi industri. Selain itu, Indonesia juga diakui sebagai negara terbesar ASEAN.
“Kita juga harus memanfaatkan pasar Tiongkok dengan potensi penduduknya diatas 1,3 miliar jiwa. Produk Indonesia bisa masuk melalui laut dan udara,” ujarnya. *
Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh
The post KJRI Guang Zhou Tiongkok Siap Fasilitasi Kerja Sama Pendidikan dengan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.