[Unpad.ac.id, 22/08/2015] Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Padjadjaran 2015, para mahasiswa baru melakukan kunjungan ke 14 desa di wilayah Kecamatan Jatinangor, Sabtu (22/08). Para mahasiswa baru tersebut terbagi dalam beberapa kelompok untuk disebar ke sejumlah desa.
Ke-14 desa yang dikunjungi tersebut adalah Cintamulya, Cileunyi Kulon, Cileunyi Wetan, Hegarmanah, Cileles, Cipacing, Cibeusi, Cilayung, Cisempur, Jatiroke, Cikeruh, Sayang, Mekargalih, dan Jatimukti.
![image-0001]()
JATIMUKTI
Di Desa Jatimukti, para mahasiswa baru dibagi dalam 7 kelompok untuk disebar ke 7 Rukun Warga (RW). Disana, mereka melakukan observasi lapangan untuk mengetahui keadaan lingkungan dan masyarakat desa. Selain pengamatan langsung, wawancara dengan masyarakat desa juga dilakukan.
Dari hasil observasi lapangan ini, banyak manfaat yang didapat oleh mahasiswa baru. Seperti yang dirasakan oleh Delandy Sesarino dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
“Kita jadi lebih mengenal sebenarnya keadaan desa yang ada di sekitar kampus kita,” ujar Denaldy. Dengan melihat langsung keadaan masyarakat sekitar, sebagai mahasiswa, ia pun merasa berkewajiban untuk turut serta membangun daerah di sekitaran kampus ini.
Hal senada disampaikan Hana Alifah Safina dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom). Setelah melihat dan lebih mengenal masyarakat, ia merasa harus mencontoh jiwa pekerja keras dari masyarakat. “Pokoknya harus kerja keras, disinikan masih banyak yang sebenanya masih lebih kurang beruntung daripada kita. Cuma mereka banyak yang pekerja keras,” tutur Hana.
Mereka pun menemukan potensi daerah desa ini adalah di Bidang Pertanian karena tanahnya yang subur. Selain bertani, masyarakat juga ada yang berternak dan bekerja sebagai buruh pabrik.
Sementara itu, Cut Shabilla Irvany dari Fakultas Pertanian mengungkapkan, dari dilakukannya kunjungan ini ia melihat bahwa pembangunan yang telah dilakukan ternyata tidak selamanya mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
“Menurut saya enggak selamanya pembangunan itu menghasilkan kesejahteraan. Kayak misalnya warga-warga disini tadi sempat saya tanya. Kebanyakan warga di sini tuh awalnya kan bekerja di ladang, karena tadinya ladangnya luas dan tanahnya juga subur. Tapi karena sekarang banyaknya pembangunan, jadi tanah itu akhirnya dibeli dan enggak jadi ladang lagi, mereka jadi kehilangan pekerjaan,” ungkap Cut Shabilla.
Dengan demikian, ia melihat warga tersebut tidak memiliki pekerjaan yang tetap. “Mereka kerja serabutan,” tuturnya.
Kunjungan para mahasiswa ini pun disambut positif oleh warga setempat. Apresiasi diantaranya disampaikan oleh Aang Kunaifi dari Bintara Pembina Desa Jatimukti. Ia mengharapkan dengan adanya kunjungan dari para mahasiswa, para warga menjadi lebih termotivasi lagi untuk mengelola lingkungan menjadi lebih baik lagi.
“Harapannya, semoga nanti lingkungan ini nanti lebih bagus. Memang anak-anak kan hanya orientasi, tapi mudah-mudahan nanti para RT dan RW, kedepannya lebih bagus lagi,” ujar Aang. Ia pun menginginkan ilmu dari para mahasiswa dapat diterapkan kepada masyarakat, seperti cara mengelola lingkungan dan penataan ruang.
Salah satu dosen pendamping mahasiswa di Desa Jatimukti, Ditha Prasanti, M.Ikom mengatakan bahwa kunjungan ini memang dilakukan agar para mahasiswa baru dapat mengetahui lingkungan di sekitar kampus Unpad.
“Kegiatannya, mereka bukan hanya sekadar wawancara, tapi juga tahu dari keadaan geografis disini seperti apa, mata pencaharian dari penduduknya bagaimana, kemudian harapan dari masyarakat di desa ini seperti apa,” ungkap Ditha. (Laporan: Artanti)
CIBEUSI
Acara diawali dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu dari para koordinator lapangan kepada para mahasiswa baru yang dilakukan di Auditorium Fakultas Teknik Geologi, mereka diberikan penjelasan tentang informasi apasaja yang harus mereka dapatkan di lapangan.
Jumlah peserta mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 56 orang yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing masing kelompok dibimbing oleh 4 orang Pembimbing kelompok.
Peserta tampak antusias melakukan tanya jawab dengan para tokoh masyarakat yang dikunjungi, mereka menanyakan tentang keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, seperti pendidikan, air bersih, oragnisasi pemuda, mata pencaharian penduduk.
Seperti yang dijelaskan oleh ketua RW 12 Bapak Ujang Munir bahwa di RW 12 Cibeusi ini mata pencaharian pendudukanya mayoritas adalah pedagang dan home industry dengan membuat makanan “sale pisang”, lain lagi dengan RW 10 yang terdapat industri pembuatan kerajinan alat musik yang terbuat dari kayu, mereka menyediakan bahan baku kayu dari hutan-hutan disekitar sumedang, hasil dari kerajinan kayu ini dikirim ke Bali dan bahkan ke luarnegeri.
Salah satu mahasiswa baru Sheila yang diterima di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisni mengatakan bahwa dengan mengikuti kegiatan ini mahasiswa baru belajar mencari informasi di lingkungan sekitar, “ini merupakan kegiatan positif yang menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswa kepada masyarakat sekitar” ujar sheila. (Laporan: Marlina)
CILEUNYI KULON
Sebanyak 58 Orang mahasiswa baru Universitas Padjadjaran berbagai program studi dibawah bimbingan Dosen program studi Bidan Pendidik FK Unpad kunjungi Desa Cileunyi Kulon dalam rangka melengkapi kegiatan Masa Orientasi Studi Mahasiswa Baru tahun akademik 2015/2016, Sabtu 22 Agustus 2015.
Dengan kendaraan angkot peserta dan pembimbing dari dosen dan tenaga kependidikan menuju lapangan bakset komplek perumahan Vila Bandung Indah sebagai titik awal kegiatan acara di lapangan. Pada awalnya yang akan dituju adalah daerah RW 4, RW 5 dan RW 6, tetapi dengan kondisi yang ada Penanggung Jawab kegiatan Ritma Pramanik dan Andin Rostafiani memutuskan hanya RW 4 dan RW 6 saja untuk dijadikan area kunjungan peserta yang dibagi menjadi 10 kelompok. Antusiasme mahasiswa baru maupun sambutan dari pengurus daerah serta warga cukup baik.
Alvin Farhan Geovano dari prodi Fakultas Kedokteran asal Samarinda “Acara ini bagus, terutama bagi saya orang luar, jadi dapat membantu untuk beradaptasi, menambah pengalaman, mengetahui masyarakat sekitar, dan menambah teman teman dari program studi lain.
Sementara Sarah Rahzani dari Sastra Jerman mengatakan, “Seru, senang bisa berkesempatan dekat dan mengenal warga”.
Demikian juga dengan Riris Risnaini dari Fakultas Hukum asal Cirebon “Sangat bermanfaat, jadi kita bisa mengenal warga-warga di Jatinangor agar bisa mengetahui masalah-masalah yang ada disini, serta bersilaturahmi dengan warga di sini”.
Sementara Rizal G Fian dari Prodi Teknik Geologi dari Bandung mengatakan, “Kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, kita harus bersosialisasi, mahasiswa Unpad terkenal dengan ramah tamahnya dengan sopan santunnya, kepeduliannya terhadap sosial di sekitarnya”.
Ketua RW 04, Bapak Ganda yang kami kunjungi juga menyambut baik dan berharap ada tindak lanjut program nyata kedepannya. “Jangan setelah ada acara kami ditinggal”.
Kondisi daerah Cileunyi Kulon, sekilas dari sosial dan ekonomi, ada kesenjangan yang cukup tajam terlihat, banyak terdapat perumahan yang cukup bagus berada ditengah-tengah perumahan warga asli yang sederhana. Meski begitu, menurut Ganda, pendatang dan warga asli berbaur dengan baik.
Dari kunjungan yang sangat singkat dan terbatas, daerah ini terlihat memiliki fasilitas dan akses sarana jalan yang baik, sekolah sampai tingkat SMA tersedia. Tampak juga lapangan sepak bola tempat aktifitas di luar kompleks perumahan. Khusus di RW 04 kegiatan posyandu rutin dilaksanakan, tersedia bidan setempat yang selalu membantu. Terdapat perajin keripik singkong, sebagian warga asli bekerja sebagai buruh konveksi, bertani dan beternak.
Kendala yang ada di wilayah ini adalah kekurangan air sangat yang terasa pada setiap musim kemarau. Banyak warga harus membeli air bahkan untuk keperluan sehari hari.
Penanggung jawab acara, Andin Rostafiani, menyarankan “Pengawasan harus lebih ketat, karena dari program studi penanggung jawab tidak bisa memberikan hukuman bagi peserta yang tidak hadir, harus ada aturan bagi prodi penyelenggaranya” .
Pengenalan lingkungan luar kampus dipandang sangat penting untuk menunjang proses belajar mahasiwa sehingga ketika lulus suatu saat nanti akan siap dan terbiasa menghadapi permasalahan dan kondisi dalam masyarakat, dapat memberikan manfaat keilmuannya kelak dengan sebaik baiknya. (Laporan: Lindiawati)
MEKARGALIH
Di Desa Mekargalih, mahasiswa baru dikoordinir oleh empat Program Studi, yaitu Sastra Jerman, Sastra Jepang, Ilmu Perpustakaan, dan Ilmu Pemerintahan. Menurut Dr. H. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H., M.Hum., Koordinator Lapangan Desa Mekargalih, sebanyak 456 mahasiswa baru dikelompokkan ke dalam 2 dusun yang terdiri dari 9 Rukun Warga.
“Mereka diajak untuk mengetahui dan berdiskusi dengan masyarakat di setiap RW,” kata Dr. Nandang.
Kunjungan ke desa tersebut dimaksudkan agar mahasiswa baru dapat berkontribusi dalam penerapan Pola Ilmiah Pokok Universitas Padjadjaran. “Kita sebagai sivitas akademika tentu harus bisa mengimplementasi PIP Unpad. secara sederhana, mahasiswa baru harus mengenal norma-norma di masyarakat,” kata Koordinator Prodi Ilmu Pemerintahan ini.
Dengan melakukan kunjungan, Dr. Nandang juga berharap mahasiswa baru dapat lebih menjaga nama baik Unpad dengan mengetahui berbagai norma yang berlaku di masyarakat Jatinangor.
Diskusi dengan perwakilan warga setiap RW dilakukan mahasiswa. Pertanyaan mengenai kondisi administratif serta permasalahan yang terjadi diajukan oleh para mahasiswa. Mahasiswa juga diajak langsung melihat kondisi di lapangan.
Ade Ruhiyat, Ketua RW 09 Desa Mekargalih mengajak para mahasiswa baru melihat-lihat bagaimana kehidupan masyarakatnya. Menurut Ade, sebagian besar masyarakat di RW 09 merupakan pendatang. Masalah yang muncul adalah kurang kesadaran warga pendatang dalam menjaga kebersihan di wilayah RW 09.
Ade juga mengeluhkan buruknya saluran air di wilayahnya. Untuk itu ia mengharapkan mahasiswa baru untuk ikut sadar dan membantu menjaga lingkungan, terutama di kawasan Jatinangor.
“Ini kan alam kalian, kalau kalian tidak bisa menjaga alam ini, bagaimana kelangsungan alam ini ke depannya?” kata Ade.
Ade juga mengapresiasi kunjungan mahasiswa baru Unpad ke daerahnya. Diharapkan, Unpad dapat lebih peduli dan berkontribusi dalam membangun kawasan Jatinangor. (Laporan: Arief Maulana)
CILEUNYI WETAN
Sebanyak 500 mahasiswa baru Universitas Padjadjaran angkatan 2015 yang tersebar dari lima kelompok besar yaitu kelompok 55 sampai kelompok 59 mengunjungi desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Acara ini bertujuan untuk membangun hubungan baik antara mahasiswa dan juga masyarakat setempat, khususnya warga desa Cileunyi Wetan.
“Ini adalah acara pengabdian pertama yang dilaksanakan selama penerimaan mahasiswa baru dengan tema ‘Bakti Desa’ maka dari itu kami harapkan para maba (mahasiswa baru) dapat berkontribusi kepada desa ini dengan cara menyediakan data berisi kelebihan dan kekurangan desa untuk kemudian diproses dan dicari solusinya,” Ujar D. Asep Jatnika selaku koordinator lapangan desa Cileunyi Wetan.
Acara ini diawali dengan pengumpulan mahasiswa baru di Terminal Cileunyi yang dipandu oleh Aparat Desa, HIMA, dan Prodi, kemudian mahasiswa baru dituntun menuju Balai Desa Cileunyi Wetan untuk kemudian mendengarkan pembukaan dari pihak Unpad, berdoa bersama, kemudian sambutan dari Zaky Salman S.E selaku kepala desa Cileunyi Wetan, setelah itu para mahasiswa baru dikondisikan untuk gerak jalan sekaligus berkeliling melihat lingkungan Desa Cileunyi Wetan dimulai dari Balai Desa dan berakhir di fakultas Ilmu Komunikasi Unpad.
“Desa Cileunyi Wetan terdiri dari perkebunan, perkotaan dan juga lingkungan pertanian,” Ucap kepala desa, Zaky Salman dalam sambutannya di depan mahasiswa baru Unpad. Selain itu, Desa
Cileunyi Wetan terdiri dari 23 RW, 5 dusun serta 121 RT dengan luas wilayah 476.056 Ha dengan jumlah 28.904 warga.
Salah satu mahasiswa baru berpendapat bahwa acara seperti ini bagus untuk dilakukan, karena mahasiswa dapat terjun langsung ke desa dan mengetahui desa tersebut lebih dalam lagi.
Setelah melakukan diskusi dengan Kepala Desa, para mahasiswa melanjutkan kegiatan Bakti Desa ini dengan berkeliling desa yang didampingi oleh Koordinator Kelompok 55, Dr. R. Arief Helmi, SE.,MP.
“Para mahasiswa ini tadi telah mendapatkan informasi mengenai berbagai potensi dan permasalahan desa dari Kepala Desa. Setelah mendapatkan informasi, para mahasiswa ini berjalan kaki dari Kantor Desa menuju Kampus Unpad Jatinangor bersama-sama sambil bernyanyi dan berolahraga sehingga suasana gembira nampak diantara para mahasiswa,” lanjut Dr. Arief.
Meskipun medan yang dilalui berupa tanjakan, para mahasiswapun penuh semangat mengikuti kegiatan ini. Dwika Retnawati misalnya, ia senang bisa mengikuti kegiatan ini.
“Meskipun panas, jalanya menanjak terus turun, aku menikmatinya sekalian berolahraga,” ungkap mahasiswi Fakultas Kedokteran ini. (Laporan: Novie Henriatika & Purnomo Sidik)
CILELES
Di Desa Cileles, aparat dan masyarat desa tersebut menaruh harapan besar kepada Unpad termasuk kepada para mahasiswanya agar turut membantu pembangunan di desa yang letaknya paling dekat dan berbatasan langsung dengan kampus Unpad tersebut. Kepala Desa Cileles, Suhendar, mengatakan, pihaknya bangga dilibatkan dalam rangkaian kegiatan PMB Unpad.
“Berkaitan dengan situasi dan kondisi negeri kita yang sedang tidak menguntungkan terutama di bidang ekonomi, diharapkan para mahasiswa baru yang nantinya merupakan calon-calon pemimpin dapat membantu mengatasi permasalahan negeri ini kedepannya. Diharapkan juga nantinya dapat mengaplikasikan ilmu yang diraih saat kuliah. Setelah lulus mahasiswa akan berorientasi untuk membuka lapangan-lapangan kerja yang baru bagi masyarakat,” pesan Suhendar kepada para mahasiswa.
Salah seorang warga Desa Cileles, Asep Sujana, juga mengaku senang dengan kegiatan ini. Asep merasa warga Cileles merasa terbantu dan diakui oleh pihak Unpad. “Warga berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan karena dengan begitu warga dapat memperkenalkan diri kepada mahasiswa baru, dan terbantu untuk menggali potensi yang ada di desa Cileles,” ujar Asep.
Salah seorang mahasiswa baru, Ati Nurani dari Fakultas Perikanan dan Kelautan mengaku memperoleh manfaat dari kegiatan ini. “Melalui kegiatan ini, kita bisa mengetahui keadaan warga, lingkungannya, kesejahteraan sosialnya, serta masalah kesehatannya. Mahasiswa juga bisa lebih mengakrabkan diri dan bersilaturahmi dengan warga,” ujar Ati yang melihat potensi Desa Cileles ada di bidang ternak dan pertanian.
Dosen yang juga koordinator kegiatan, Jadi Suprijadi, menilai kunjungan kali ini mendapat respon yang baik dari pihak Desa. “Koordinasi telah dilakukan beberapa kali agar kegiatan berjalan lancar. Salah satu keuntungan kegiatan ini adalah membuka peluang, khususnya bagi prodi Statistik yang akan segera merencanakan program PKM di Desa Cileles,” ujarnya.
Desa Cileles memiliki fasilitas pendidikan yang cukup lengkap karena telah memiliki PAUD, SD, MI, MTs, MA, juga pesantren. Fasilitas kesehatan juga cukup baik karena hampir setiap RT memiliki kader kesehatan, posyandu rutin dilakukan, juga memiliki puskesmas pembantu dan bidan desa. (Laporan: Fanny Adistie)
CINTAMULYA
Desa Cintamulya pada kegiatan ini dikunjungi 4 kelompok yang dipimpin langsung oleh para koordinator prodi dari Sastra Sunda, Agribisnis, Sastra Inggris, dan Hubungan Internasional. Selain para korprodi pada kegiatan tersebut juga dilibatkan beberapa dosen pendamping lapangan (DPL) lainnya. Sementara jumlah mahasiswa yang melakukan saba desa di desa Cintamulya berjumlah lebih dari 500 orang.
Menurut salah seorang DPL, Dr. Undang Ahmad Darsa, M.Hum. yang juga menjabat sebagai kordinator Program Studi Sastra Sunda, kegiatan ini merupakan konsep baru dalam penerimaan mahasiswa baru di Unpad. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini para mahasiswa baru yang merupakan calon-calon intelektual dapat mengetahui sejak dini kondisi nyata di masyarakat. Sehingga ketika memasuki masa perkulihaan nanti mereka dapat mengkaitkan ilmu yang mereka pelajari di masing-masing program studi dengan pengalaman yang telah diperolehnya.
Sementara menurut Elianan Nuraeni Lestari, mahasiswa baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad dirinya sangat senang dapat terlibat pada kegiatan ini. Menurut Eliana dengan kegiatan ini dirinya berserta mahasiswa baru lainnya dapat mengetahui secara langsung masalah dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Cintamulya.
Eliana menjelaskan berdasarkan hasil observasi lapangan ditemukan beberapa permasalahan seperti kurangnya air bersih untuk keperluan warga, minimnya fasilitas kesehatan dan tingkat pendidikan masyarakat yang tinggalnya dekat dengan Unpad ini rata-rata SMP dan SMA.
Pada kesempatan ini Eliana berharap Unpad dapat memberikan bimbingan khsusus agar masyarakat Cintamulya dapat mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran. Hal senada juga disampaikan oleh Sugianto Ketua RT 15 RW 05 Desa Cintamulya saat menerima kunjungan mahasiswa dari Universitas Padjadjaran. Sugianto menyatakan warga yang sebagain besar buruh dan pekerja pabrik ini sering kesulitan air bersih terutama jika memasuki musim kemarau seperti saat ini. Selanjutnya Sugianto juga berharap Unpad untuk melakukan tindakan selanjutnya setelah mengetahui masalah dan potensi yang dimiliki oleh Desa Cinta Mulya. (Laporan: Rahmat Sopian & Den Hensen)
HEGARMANAH
Kunjungan mahasiswa baru Unpad ke Desa Hegarmanah, Jatinangor dilakukan Sabtu, 22 Agustus 2015 pagi. Para mahasiswa baru ini diharapkan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan kondisi masyarakat di desa tersebut baik potensi positif maupun hal-hal yang masih bisa dikembangkan. Harapannya Unpad sebagai perguruan tinggi yang berada di sekitaran desa tersebut dapat berkontribusi bagi pengembangan dan pengoptimalan potensi desa tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan ketua RT didapatkan informasi bahwa cukup banyak hal-hal yang bisa dikembangkan dari desa tersebut. Program kesehatan masyarakat yang dulu pernah aktif, tampaknya masih perlu digiatkan kembali. Menurut Ketua RT 05 RW 06 desa Hegarmanah mengatakan bahwa program-program yang dijalankan oleh mahasiswa Unpad di waktu-waktu lalu cukup rutin.
Hanya 3 tahun belakang ini sudah tidak ada lagi. Ia pun mengeluhkan tentang perilaku mahasiswa-mahasiswa jaman sekarang yang terkesan kurang dekat dengan masyarakat tidak seperti dulu. Selain itu, ia menambahkan bahwa para pendatang ini terkadang tidak lapor ke RT tentang kedatangan mereka sehingga ketika ada orang tua yang bertanya tentang putra atau putrinya, RT tidak mengetahuinya.
Sementara, cukup banyak hal positif yang telah diberikan oleh mahasiswa Unpad bagi masyarakat Hegarmanah. Ibu Ayu sebagai warga RT04 RW06 merasa bersyukur dengan adanya Taman Ilmu yang ada di sekitar jatinangor ini karena dirasa dapat membantu bagi pendidikan anak-anak usia dini. Dimana para mahasiswa memberi pelajaran sambil bermain kepada putra-putri mereka. Harapannya kegiatan ini dapat tetap berlangsung. (Laporan: Azhar El Hami)
CILAYUNG
Tanggal 22 Agustus 2015, kami bersama teman-teman Ketua Program Studi dan Tim Pendamping beserta mahasiswa baru berkunjung ke desa Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Tujuan kunjungan kami adalah menjalin hubungan dengan masyarakat dilingkungan kampus Unpad Jatinangor, dengan mengamati keadaan desa dan melakukan wawancara dengan Ketua Rukun Warga (RW). Desa Cilayung merupakan desa yang terletak di sebelah utara Kampus Unpad Jatinangor yang mempunyai 3 dusun. Dusun I : 4 RW, Dusun II : 4 RW dan Dusun III : 3 RW.
Kira-kira pukul 08.30 waktu setempat kami bertemu dengan Bapak Kepala Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor, namanya Bapak Yuyun sambil ngobrol kesana kemari yang kebetulan dia sedang sibuk mempersiapkan pembangunan kantornya dibantu oleh para aparat desa. Dalam kesempatan bertemu dengan bapak kepala desa kami bertanya tentang kunjungan mahasiswa baru ini, dan dia menyambut baik dan gembira dengan adanya program peduli lingkungan kampus yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran, harapannya peduli lingkungan kampus ini tidak hanya dilakukan sebatas hubungan antara masyarakat sekitar dengan Universitas Padjadjaran yang bersifat biasa-biasa saja namun junga dapat berupa bantuan. Hal tersebut disampaikan kepada kami, karena penduduk desa Cilayung Kecamatan Jatinangor pada umumnya petani dan wiraswasta dengan luas wilayah pekarangan 160% dan dan sawah 89%, bantuan yang diharapkan oleh Bapak Kepala Desa Cilayung Kecamatan Tanjungsari berupa peternakan domba atau kambing kepada masyarakat. (Laporan: Joko Sumanto & Angga Prawira)
JATIROKE
Di desa Jatiroke, mayoritas penduduk bekerja sebagai petani di sawah, sebagian lainnya peternak ayam dan buruh pabrik. Desa yang terdiri dari 5 Rukun Warga ini mengalami persediaan air tanah yang kurang, terutama di musim kemarau, sehingga masyarakat mengalami kesulitan air.
Kepala Dusun 3, Wahyu, berharap semoga apa yang dilakukan mahasiswa dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan acara dapat berlanjut dari tahun ke tahun. Sementara Babinsa Jatiroke, Indra Jaya, mengatakan, acara seperti ini bagus karena sebelum belajar di kampus mahasiswa harus dapat mengenal lingkungan di sekitar kampus.
Ketua RW 5 Desa Jatiroke, Wawan Setiawan, juga berharap kegiatan ini dapat mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat sekitar. “Semoga ke depan, Unpad dapat terus mencetak generasi muda yang baik dan berprestasi. Dengan kegiatan mahasiswa ke desa ini diharapkan masyarakat termotivasi mendapatkan pendidikan setinggi mungkin,” ujarnya.
Dua mahasiswa baru, Fitri (FTIP) dan Nunung (FISIP), mengaku senang mengikuti kegiatan yang menarik ini. Menurut Nunung, acara ini menarik karena dapat lebih dekat dengan warga sekitar kampus dan mengetahui kondisi geografis, serta mengenal teman-teman baru lebih dekat lagi. “Semoga dengan dilaksanakan acara ini dapat mengurangi sampah di Jatinangor dan menjadi contoh bagi masyarakat agar terus menjaga kebersihan,” ujar Fitri.
Sementara Koordinator Lapangan, Wawan Budi Darmawan, S.IP., M.Si., mengatakan, kegiatan ini bagus untuk mengenalkan mahasiswa dengan lingkungan setempat. “Sehingga mahasiswa dapat menghargai adat istiadat dan budaya masyarakat di sekitar kampus. Semoga tahun depan acara ini dapat lebih baik dan dipersiapkan lebih matang,” ujarnya. (Laporan: Ganis)
CISEMPUR
Asik dan menyenangkan adalah beberapa kata yang sering diucapkan oleh mahasiswa baru dalam menyambut acara kunjung desa hari ini. Pagi ini, mahasiswa baru yang mendapat tempat kunjungan di Desa Cisempur berkumpul di pertigaan Warung Cina. Mereka berangkat menggunakan ojek dari Warung Cina menuju titik kumpul berikutnya di GOR Desa Cisempur. Di desa Cisempur, koordinator Desa dan RW telah menunggu dengan siaga. Koordinator Desa Cisempur, Bapak Wahyu, memberi pengarahan kepada mahasiswa dengan penuh semangat agar tujuan kunjungan dan silaturahmi ini berjalan sesuai rencana awal.
Tepat pada pukul 09.00 pagi, rombongan mahasiswa mulai memisahkan diri dari kelompok besar dan siap turun langsung ke masing-masing perwakilan RT dengan didampingi dosen, mahasiswa senior pembina dan perwakilan perangkat desa.
Dua jam lamanya mahasiswa mengobservasi masing-masing wilayahnya baik melakukan tanya jawab dengan warga sampai hanya mengamati rumah rumah warga. Namun pada dasarnya kegiatan ini emerupakan hal yang baru dan dapatditerima dengan baik oleh mahsiswa dan warga sekitar.
Salah satu ketua RW yang kami temui, Bapak Misko (Ketua RW 07) sangat mengapresiasi dan menyambut kegiatan kunjungan bakti desa yang dilakukan mahasiswa Unpad ini, karena dengan kegiatan ini kami dapat berbagi informasi dan solusi, baik sumber daya masyarakat atau sumber daya alamnya yang berkaitan dengan Desa Cisempur.
Sementara Hasna dan Nadilla, mahasiswa baru Fakultas Psikologi, mengucapkan terima kasih kepada Unpad karena telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru untuk bersosialisasi dengan warga desa. “Pengalaman hari ini memberikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat dan belajar lebih banyak dari masyarakat desa cisempur. Kita juga diajarkan cara melakukan penelitian dengan baik,” ujar Nadilla. (Laporan: Andry Pratama & Heni Radiani)
CIKERUH
![cikeruh]()
SAYANG
![sayang]()
The post Mahasiswa Baru Unpad 2015 Kunjungi Desa di Sekitar Kampus Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.