Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Pelatihan Table Manner Dharma Wanita Persatuan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/09/2015] Dalam kehidupan bermasyarakat terutama di era globalisasi saat ini kita perlu mengetahui tata cara “Table Manner”, menguasai table maner merupakan bentuk citra diri, bahkan profesionalisme seseorang, dan seringkali dikaitkan dengan kemewahan, padahal banyak sisi positif yang perlu kita ambil manfaatnya. Banyak hal yang harus diperhatikan pada saat kita menerima undangan jamuan makan, tidak sebatas hanya makan dan duduk di atas meja makan saja.

(Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pelatihan table manner Dharma Wanita Persatuan Unpad (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan oleh Andreas Hasbulloh selaku Food and Beverage Manager Hotel Preanger Bandung pada saat memberikan materi Pelatihan “Table Manner” kepada 71 orang ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unpad di Ruang Mahabrata, Hotel Preanger, Jl. Asia Afrika No. 81 Bandung, Selasa (8/9) kemarin.

Acara yang dibuka oleh Ketua Bidang Sosial dan Budaya DWP Unpad, Titin Roni Kastaman, mengatakan tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan pemahaman pengetahuan kepada Ibu-ibu anggota DWP Unpad tentang apa, bagaimana, dan berbagai hal yang perlu diketahui tentang table manner,” ungkapnya.

Sementara Ketua DWP Unpad, Tina Tri Hanggono Achmad, berharap, dengan mengikuti pelatihan ini maka peserta semakin percaya diri dengan bekal ilmu etiket di meja makan, bagaimana seharusnya bersikap dan menjaga profesionalisme di segala situasi. “Artinya, dalam kondisi apapun, jamuan makan bersama teman, menemani suami, bertemu kolega, klien, atau undangan formal lainnya, kita harus tetap tampil percaya diri,” ujar Tina.

Setelah penjelasan materi, acara ini dilanjutkan dengan praktik table manner, lengkap dengan peralatan dan hidangannya dengan menggunakan American Style. Pelatihan dimulai dengan pengenalan tata cara makan di meja makan lengkap dengan alat makan. Dijelaskan juga materi tentang manfaat perjamuan, tipe pelayanan, etika berbusana, menu yang disediakan, alat hidangan, serta hal-hal tabu yang dilakukan.

Salah seorang peserta, Daisy Deddy Mulyana mengungkapkan, kegiatan ini memiliki manfaat yang besar bagi anggota DWP Unpad. Setidaknya kini kami mempunyai wawasan table manner, bukan sekadar makan bersama biasa. Di sana ada etika dan aturan-aturan yang penuh makna, serta misi yang hendak dicapai dari jamuan tersebut,” ujarnya. *

Laporan oleh: Wati / eh

humas unpad_2015_09_08_048099 humas unpad_2015_09_08_047988 humas unpad_2015_09_08_047628 humas unpad_2015_09_08_047604 humas unpad_2015_09_08_047585 humas unpad_2015_09_08_047523 humas unpad_2015_09_08_047480 humas unpad_2015_09_08_047423 humas unpad_2015_09_08_047471

 

The post Pelatihan Table Manner Dharma Wanita Persatuan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad Tuan Rumah Workshop Forum Pimpinan PT Perikanan dan Kelautan Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/09/2015] Universitas Padjadjaran menjadi tuan rumah kegiatan focus group discussion (FGD) dan workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang diselenggarakan oleh Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) di Ruang Serba Guna Lt. 3 Gedung I Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, 8-9 September 2015.

Suasana FGD dan Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang diselenggarakan oleh FP2TPKI di Ruang Serba Guna Lt. 3 Gedung I Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (8/09). Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana FGD dan Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang diselenggarakan oleh FP2TPKI di Ruang Serba Guna Lt. 3 Gedung I Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (8/09). Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kegiatan ini diikuti oleh 42 pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dan pimpinan penyelenggara studi perikanan dan ilmu kelautan seluruh Indonesia, termasuk dari Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad sebagai tuan rumah. Kegiatan dibuka oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad.

“Kegiatan penyusunan kurikulum ini merupakan kegiatan yang sangat strategis. Perikanan dan Ilmu Kelautan juga harus terintegrasi dengan bidang ilmu lain. Perguruan tinggi harus mengintegrasikan proses belajar mengajarnya, melakukan penguatan riset, dan menghilirkan produk penelitiannya,” ujar Rektor.

Sementara Ketua FP2TPKI, Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, MSc., mengatakan, kegiatan ini akan merancang penyusunan kurikulum perikanan dan ilmu kelautan di semua jenjang, bukan di tingkat sarjana saja. “Pada masa mendatang, SDM yang bergerak di sektor perikanan dan ilmu kelautan harus mencapai minimal 10% dari seluruh penduduk Indonesia,” Ujar Prof. Indra.*

Laporan oleh: Titin FPIK Unpad / eh

The post Unpad Tuan Rumah Workshop Forum Pimpinan PT Perikanan dan Kelautan Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Ganjar, “Pembangunan Inklusif Pertanian Tergantung pada Afirmasi Berbagai Pihak”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/09/2015] Pembangunan pertanian inklusif merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga perlu kolaborasi dari berbagai pihak. Pembangunan inklusif akhir-akhir ini menjadi isu hangat setelah melihat realitas bahwa pembangunan nasional yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi (growth) yang cukup tinggi ternyata tidak sepenuhnya dinikmati oleh kelompok miskin.

Suasana Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Rabu (9/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Rabu (9/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kepala Pusat Studi Dinamika Pedesaan Fakultas Pertanian Unpad, Prof. Ganjar Kurnia mengatakan bahwa pembangunan inklusif di bidang pertanian sangat bergantung pada afirmasi. Mulai dari kebijakan pemerintahan yang afirmatif, pelibatan swasta yang afirmatif, termasuk juga dalam pelibatan perbankan. Yang paling penting adalah dengan meningkatkan kekuatan petani.

“Petani sendiri harus mempunyai kekuatan. Dan basis kekuatan petani itu bukan pada pribadi-pribadi tapi harus ada landasannya,” ujar Prof. Ganjar dalam acara Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Rabu (9/09). Menurut Prof. Ganjar, landasan tersebut adalah penguatan lahan.

Prof. Ganjar memaparkan, berbagai permasalahan di bidang pertanian yang kerap terjadi sejak lama tidak pernah selesai. Permasalahan tersebut seperti lahan usaha yang kecil, modal terbatas, pengunaan teknologi sederhana, sangat dipengaruhi musim, wilayah pasar masih lokal, dan sebagainya, tidak pernah bisa diselesaikan.

Hal senada disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Soekowardojo. Persoalan yang dihadapi di sektor pertanian saat ini bahkan sama dengan persoalan yang dihadapi 30 tahun lalu. Ia pun menyebutkan bahwa sektor pertanian masih tertinggal dibandingkan sektor lain.

“Banyak pemasalahan yang kita hadapi di sektor pertanian. Kalau persoalan-persoalan yang dihadapi pada saat ini sama dengan persoalan yang dihadapi pada 30 tahun yang lalu, hal ini mengatakan bahwa mungkin sektor pertanian tidak banyak berkembang,” tuturnya.

Soekowardojo pun mengkritisi masih minimnya social engineering di sektor pertanian. “Karena bukan masalah on farm yang menjadi kunci peningkatan produktivitas di pertanian, tetapi juga rekayasa-rekayasa kerja sama bagaimana mengelola petani kita. Bersatu padu. Itu juga mendorong peningkatan produktivitas. Dan itu tidak kelihatan sekarang,” ujarnya.

Acara ini juga turut menghadirkan pembicara Heru Pribadi selaku Direktur Rantai Pasok dan Logistik PT Hero Grup dan Stephan Onggo dari Lancaster University. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai pihak yang terkait dalam pembangunan inklusif di Bidang Pertanian, termasuk pemerintah, akademisi, pengusaha agribisnis, dan masyarakat umum. Acara digelar hingga Kamis (10/09) besok, dengan agenda Workshop Peningkatan Kapasitas Peneliti dalam Memanfaatkan Metodologi Permodelan dan Simulasi Komputer untuk Penelitian Pertanian.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Prof. Ganjar, “Pembangunan Inklusif Pertanian Tergantung pada Afirmasi Berbagai Pihak” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Minta Ikatan Alumni Cari Sosok untuk Majelis Wali Amanat Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/09/2015] Peran serta alumni dalam pengembangan Universitas Padjadjaran sangat dibutuhkan. Hal ini didasarkan pada berubahnya status Unpad menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN BH). Dalam status tersebut, alumni termasuk ke dalam unsur Majelis Wali Amanah (MWA) yang menjadi pilar organisasi Unpad.

Rektor Unpad. Prof. Tri Hanggono Achmad saat memberikan sambutan pada kegiatan Halal Bihalal Alumni Unpad di Ruang Serbaguna Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (9/09) malam. (Foto oleh: Arief Maulana)*

Rektor Unpad. Prof. Tri Hanggono Achmad saat memberikan sambutan pada kegiatan Halal Bihalal Alumni Unpad di Ruang Serbaguna Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (9/09) malam. (Foto oleh: Arief Maulana)*

“Betapa banyak potensi dari Alumni Unpad. Kita memiliki kesempatan untuk dapat menjalankan karakter kita sebagai insan abdi masyarakat,” ujar Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., saat memberikan sambutan di acara Halal Bihalal Alumni Unpad, Rabu (9/09) malam di Ruang Serbaguna Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta.

Acara yang digelar oleh Ikatan Alumni Unpad ini dihadiri oleh para alumni dari berbagai wilayah. Turut hadir sejumlah pimpinan Unpad, Menteri Kominfo RI Rudiantara, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, serta Ketua Ika Unpad Sapta Nirwandar.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor meminta Ika Unpad mulai menetapkan salah seorang alumninya untuk menjadi anggota tetap MWA. Majelis inilah yang akan menetapkan keputusan arah pengembangan Universitas Padjadjaran ke depan.

Guliran organisasi Unpad sebagai PTN BH akan mulai berjalan pasca penetapan SOTK yang baru oleh Pemerintah. Rektor menargetkan penetapan SOTK ini akan dilakukan bersamaan momentum Dies Natalis ke-58 Unpad yang jatuh pada 11 September mendatang.

“Insya Allah pada 21 September, Senat Akademik sebagai salah satu pilar organisasi akan ditetapkan. Tiga bulan sejak Senat Akademik ditetapkan, maka MWA harus sudah terbentuk,” kata Rektor.

Pada sektor peningkatan mutu perguruan tinggi, Unpad bukan hanya memunculkan indikator kemajuan akademik. Menurut Rektor, selain meningkatkan rangking universitas, target Unpad yang harus dicapai ialah dapat memberikan dampak yang lebih kuat kepada masyarakat secara langsung.

Guna mewujudkan hal tersebut tidak cukup dilakukan melalui pendekatan keilmuan yang ada. Rektor pun mendorong para Alumni yang saat ini tersebar di berbagai sektor untuk mampu meningkatkan kinerja. Dorongan tersebut tetap didukung penuh oleh universitas.

“Ini menjadi peluang bagi Unpad untuk membuka diri melihat permasalah yang sebenarnya yang akan memperkuat akademik. Kami mngundang para alumni jika memerlukan apa saja, silakan sampaikan ke Unpad, kami akan support sungguh-sungguh,” jelas Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Rektor Minta Ikatan Alumni Cari Sosok untuk Majelis Wali Amanat Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Dr. Mumun Munandar Jadi Guru Besar Sosiologi Pedesaan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/09/2015] Prof. Dr. Drs. Ir. H. Mumun Munandar, M.S. dari Fakultas Peternakan (Fapet) hari ini, Kamis (10/09) resmi dilantik menjadi Guru Besar Universitas Padjadjaran. Pelantikan dilakukan oleh Sekretaris Senat Unpad, Prof. Dr. Hj. Sutyastie Soemitro, S.E., M.S, pada Sidang Pleno Senat Guru Besar yang diselenggarakan di Ruang Serba Guna Unpad, Gedung 2 Lantai 4, kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung.

Sekretaris Senat Unpad,  Prof. Dr. Hj. Sutyastie Soemitro, S.E., M.S., melantik Prof. Dr. Drs. Ir. H. Mumun Munandar, M.S. sebagai Guru Besar Unpad di Ruang Serba Guna Unpad,  Gedung 2 Lantai 4, kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (10/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Sekretaris Senat Unpad, Prof. Dr. Hj. Sutyastie Soemitro, S.E., M.S., melantik Prof. Dr. Drs. Ir. H. Mumun Munandar, M.S. sebagai Guru Besar Unpad di Ruang Serba Guna Unpad, Gedung 2 Lantai 4, kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (10/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof. Mumun dilantik sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Sosiologi Pedesaan. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 47744/A4.3/KP/2015 tanggal 29 Juni 2015.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Mumum juga diangkat sebagai anggota Komisi I dan Komisi IV Senat Universitas Padjadjaran, berdasarkan Keputusan Ketua Senat Unpad Nomor 2736/UN.6.RKT/KP/2015.

Prof. Mumun merupakan dosen di Sosial Ekonomi Peternakan Fapet Unpad. Pria kelahiran Tasikmalaya, 9 Maret 1952 ini telah mengabdi di Unpad selama 35 tahun 2 bulan.

“Semoga Allah SWT memberi tuntunan dan bimbingan kepada saudara dalam menjalankan tugas,” ujar Prof. Sutyastie saat melantik.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Prof. Dr. Mumun Munandar Jadi Guru Besar Sosiologi Pedesaan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Masuki Usia 58 Tahun, Keluarga Besar Unpad Bersyukur

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/09/2015] Sebagai bentuk syukur diusianya yang ke-58 tahun, Universitas Padjadjaran menggelar kegiatan “Unpad Bersyukur” di Mesjid Al Jihad, kampus Unpad Jln. Dipati Ukur N0. 35 Bandung, Kamis (10/09). Acara ini dihadiri oleh para pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa Unpad.

Kegiatan Unpad Bersyukur dalam rangka Dies Natalis ke-58 Unpad di Mesjid Al Jihad Kampus Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Kamis (10/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kegiatan Unpad Bersyukur dalam rangka Dies Natalis ke-58 Unpad di Mesjid Al Jihad Kampus Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Kamis (10/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Di acara Unpad bersyukur ini kita sama-sama berdoa, mudah-mudahan dengan dies natalis ke-58 ini, Unpad semakin berjaya,” ujar Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasaranam dan Tata Kelola Unpad, Prof. Dr. Ir. H. Roni Kastaman, MSIE.

Acara diawali dengan bersama-sama membaca ayat suci Al Quran, yakni surat Ar Rahman, dengan dipimpin oleh Ace Safei. “Bagian dari ayat ini sangat baik, sangat penting untuk kita baca terus menerus, apalagi disaat kita bersyukur,” tutur Prof. Roni.

Prof. Roni mengharapkan, sivitas akademika Unpad termasuk bagian orang yang selalu bersyukur. Kegiatan ini pun dapat membawa manfaat sehingga dalam setiap kegiatan kedepannya, dapat terus membawa kebaikan terutama dalam menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual, emosial, dan spiritual yang baik.

“Insya Allah mudah-mudahan Unpad bisa mencapai apa yang dicita-citakan,” harap Prof. Roni.

Dalam kesempatan tersebut, Pembina DKM Unpad, Prof. Syarief Hidayat memberikan tausiyah mengenai syukur dan sabar. Ia memaparkan bahwa syukur adalah mengunakan nikmat Allah sesuai dengan kehendak dan yang diridhoi oleh Allah SWT. Syukur itu dapat dilakukan dengan ucapan hamdallah, lalu menggunakan nikmat dan menyebarkannya pada yang lain, serta bersujud.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

humas unpad_2015_09_10_00045500 humas unpad_2015_09_10_00045509 humas unpad_2015_09_10_00045515 humas unpad_2015_09_10_00045520 humas unpad_2015_09_10_00045538 humas unpad_2015_09_10_00045541 humas unpad_2015_09_10_00045542 humas unpad_2015_09_10_00045552 humas unpad_2015_09_10_00045566

The post Masuki Usia 58 Tahun, Keluarga Besar Unpad Bersyukur appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor, “Komitmen Unpad adalah Insan Abdi Masyarakat, Pembina Nusa Bangsa”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 11/09/2015] Hari ini, Jumat (11/09), Universitas Padjadjaran menginjak usia yang ke-58. Peringatan dies natalis kali ini merupakan refleksi atas pengabdian yang telah Unpad jalankan sekaligus menjadi saat yang tepat untuk menegaskan kembali komitmen Unpad untuk berkontribusi ikut membangun bangsa.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat menyampaikan pidato dalam Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No.35 Bandung, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat menyampaikan pidato dalam Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No.35 Bandung, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*

“Komitmen inilah yang selalu diikrarkan oleh seluruh warga Unpad sebagai insan abdi masyarakat, pembina nusa bangsa,” tutur Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad saat menyampaikan pidatonya dalam Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No.35 Bandung, Jumat (11/09).

Rektor menambahkan, komitmen tersebut akan terus dapat kita wujudkan dengan semangat bersinergi dalam membangun kemandirian serta sikap unggul Unpad untuk kemaslahatan manusia. Keyakinan ini juga didasari oleh catatan sejarah perjalanan Unpad selama 58 tahun sebagai fondasi yang kuat untuk menjadikan Unpad sebagai salah satu lokomotif perubahan yang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul.

Dalam perkembangannya, Unpad juga terus menata, memperkuat dan mengembangkan diri sehingga berhasil memperoleh berbagai capaian yang membanggakan. Diantaranya, hingga akhir masa kepemimpinan Rektor Unpad ke-10, Prof. Ganjar Kurnia, Unpad telah memperoleh kepercayaan sebagai institusi pendidikan tinggi terakreditasi A, mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam tata kelola keuangan, dan meningkatkan akses masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah untuk mengenyam pendidikan di Unpad. Dalam empat tahun terakhir, Unpad juga tercatat sebagai perguruan tinggi yang paling diminati oleh calon mahasiswa.

Dengan dedikasi dan upaya seluruh sivitas akademika, Unpad juga telah dipercaya sekaligus memperoleh mandat sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Statuta Unpad telah disahkan Presiden RI pada 22 Juli 2015 lalu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2015.

Rektor menyampaikan, bahwa masih banyak agenda strategis yang akan Unpad lakukan, diantaranya meningkatkan sinergi dengan masyarakat luas dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa, salah satunya melalui pendidikan transformatif.

Unpad juga telah mulai mempersiapkan implementasi pemikiran open extended campus sebagai perwujudan kehendak untuk turut serta dalam pembangunan bangsa melalui keunggulan akademik yang dimiliki. “Dengan konsep tersebut, kita mengharapkan agar penyelenggaraan program akademik di almamater tidak terbatas dan semata-mata dilakukan di dalam lingkungan kampus Universitas Padjadjaran, namun juga di beragam wahana kerja ataupun sosial di masyarakat,” tutur Rektor.

Selain itu, berbagai program unggulan juga kini tengah digulirkan, seperti Academic Leaderships Grant (ALG) yang menempatkan para profesor dengan kekuatan kepemimpinan akademiknya sebagai lokomotif pengembangan riset dan pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan program studi melalui Hibah Unggulan Program Studi (HUPS). “Kedua program tersebut diarahkan pada pencapainan kemaslahatan bersama melalui konsep pentaheliks, sinergi antara akademisi, bisnis, pemerintah, masyarakat, dan media massa,” ungkap Rektor.

Untuk mendukung efektivitas berbagai program yang tengah dikembangkan, dalam momentum Dies Natalis ke-58 ini Unpad menerbitkan Peraturan Rektor tentang Organisasi Tata Kerja Pengelola Unpad.

“Hal ini menandai era baru berlakunya tata kelola Universitas Padjadjaran sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Organisasi dan tata kelola yang dibangun menggunakan prinsip pengembangan organisasi yang adaptif terhadap dinamika tantangan fungsi perguruan tinggi di masa depan,” ujar Rektor.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor memberikan penghargaan Anugerah Padjadjaran Utama kepada Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan penghargaan Satya Karya Bhakti Padjadjaran kepada Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, D.E.A.*

unpad58nunpad58m
(Foto oleh: Tedi Yusup)

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Rektor, “Komitmen Unpad adalah Insan Abdi Masyarakat, Pembina Nusa Bangsa” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Susilo Bambang Yudhoyono, “Belum Kuat, Political Will Atasi Pemanasan Global”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 11/09/2015] Chairman Global Green Growth Insitute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono memberikan orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Unpad berkenaan Peringatan Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran, Jumat (11/09) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung.

Chairman Global Green Growth Institute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan orasi ilmiah bertema “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global” dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*

Chairman Global Green Growth Institute, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan orasi ilmiah bertema “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global” dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jumat (11/09). (Foto oleh: Dadan T.)*

Dalam orasi ilmiah berjudul “Reorientasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Merespons Perkembangan Global”, SBY mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan berkelanjutan. Di hadapan sivitas akademika dan tamu undangan, Presiden RI ke-6 tersebut mengatakan dunia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Pada tahun 2045 diperkirakan jumlah penduduk bumi mencapai 9 miliar jiwa, dari jumlah yang saat ini sebesar 7,3 miliar jiwa.

“Implikasi dari pertambahan penduduk juga meningkatkan kebutuhan akan pangan dan air. Diperkirakan jumlah kebutuhan pangan akan meningkat 70%, dan air sebesar 60%,” kata SBY.

Kondisi tersebut membuat SBY menganalogikan sebuah skenario gelap. Skenario tersebut terjadi apabila manusia terus mempertahankan apa yang dilakukan saat ini, seperti eksploitasi sumber daya alam terus menerus. Dampaknya, pemanasan global cepat terjadi.

Political will dan kebijakan yang kuat untuk mengatasi pemanasan global ini belum kuat,” tambahnya.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia harus mampu berubah. Perubahan tersebut mencakup strategi kebijakan dan pelaksanaan pembangunan. Dalam orasi tersebut, SBY mengungkapkan gagasan Trilogi Pembangunan Abad 21 yang meliputi aspek pertumbuhan, pemerataan, dan berkelanjutan.

Trilogi ini didasarkan pada trilogi pada zaman Presiden Soeharto, yakni stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan. Trilogi ini tepat di target pertubuhan ekonomi Indonesia saat ini yang merata dan berkelanjutan. Menurut SBY, apabila pembangunan saat ini tidak memperhatikan aspek lingkungan dan berkelanjutan, dampaknya akan berbahaya.

Dalam gagasan trilogi tersebut, SBY mengutarakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan saat ini harus tetap terjadi tetapi tidak merusak lingkungan.

Implementasinya, kata SBY, trilogi ini harus menjadi arus utama dari kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di seluruh Indonesia. Pemerintah harus memastikan agenda trilogi ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta agenda pemerintah lainnya.

“(Pemerintah) jangan hanya mendukung sebatas doa, tetapi harus benar-benar dipikirkan dan dicantumkan,” ujar SBY.

Dalam hal ini, Perguruan Tinggi harus fokus pada menyampaikan pikiran cerdasnya tentang pembangunan berkelanjutan serta upaya mencegah pemanasan global. “Saya tantang Unpad untuk menjadi leader dari pembangunan berkelanjutan dan pencegahan pemanasan global,” kata SBY.*

 

unpad58n unpad58m unpad58i unpad58h unpad58g unpad58f unpad58e unpad58d unpad58c unpad58b unpad58a unpad58j

(Foto oleh: Tedi Yusup & Dadan T)

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Prof. Susilo Bambang Yudhoyono, “Belum Kuat, Political Will Atasi Pemanasan Global” appeared first on Universitas Padjadjaran.


Sejumlah Penghargaan Diberikan pada Malam Apresiasi dan Inspirasi Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/09/2015] Universitas Padjadjaran memberikan sejumlah penghargaan kepada sivitas akademikanya. Penghargaan ini diberikan atas berbagai prestasi maupun dedikasi yang dilakukan oleh pimpinan, guru besar, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa, dan diserahkan pada rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-58 Unpad.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, penghargaan ini merupakan wujud untuk mendorong berbagai komitmen dan produktivitas sivitas akademika Unpad. Hal tersebut disampaikan Rektor saat membuka acara “Malam Apresiasi dan Inspirasi: 58 Tahun Mengabdi dan Terus Memberi Inspirasi” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur no. 35, Bandung, Jumat (11/09) malam.

Dalam acara tersebut, ada 8 penghargaan yang diberikan, yakni Satya Karya Bakti Pendidikan, Satya Karya Bakti Mahaguru, Satya Karya Bakti Kelas I, Satya Karya Bakti Kelas II, Satya Karya Adisiswa Pajajaran, Satya Karya Purnabakti, Satya Karya Darmabakti, serta Anugerah Budaya Rumawat Pajajaran.

Penghargaan Satya Karya Bakti Pendidikan diberikan kepada para dosen yang telah mendedikasikan keilmuannya dan pengabdiannya di Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 4 dosen Unpad. Dalam acara tersebut, piagam secara simbolis diberikan Rektor kepada Prof. Dr. Sudrajat, M.S., (Guru besar dan mantan Pembantu Dekan II FMIPA Unpad) dan Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., M.H., CN (Dosen FH Unpad dan Mantan Kepala Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad).

Untuk Satya Karya Bakti Mahaguru diberikan kepada guru besar yang telah mengabdi selama tidak kurang 40 tahun di Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 5 guru besar yang diwakilkan oleh Prof. Dr. Ir. Yuyun Yuwariah AS., M.S., dan Prof. Dr. dr. Ambrosius Purba, AIFO, M.S., serta Prof. Dr. Ir. Dulmiad Iriana. Penghargaan diberikan oleh Rektor ke-10 Unpad, Prof. Ganjar Kurnia.

Penghargaan Satya Karya Bakti Kelas I diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama tidak kurang dari 25 tahun di Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 72 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dosen maupun tenaga kependidikan. Sementara Satya Karya Bakti Kelas II diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama tidak kurang dari 15 tahun di Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 63 orang.

Sementara Penghargaan Satya Karya Adisiswa Pajajaran diberikan kepada mahasiswa Unpad baik program Sarjana maupun Pascasarjana yang memiliki prestasi akademik dan/atau mengabdi di masyarakat, serta mengharumkan nama Unpad di kancah nasional maupun internasional. Penghargaan ini diberikan kepada 11 mahasiswa yang dalam kesempatan tersebut diwakilkan kepada Vidya Afina Nurani dari FMIPA Unpad.

Penghargaan Satya Karya Purnabakti diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah memasuki usia pensiun. Penghargaan ini diberikan kepada 46 orang pensiunan Unpad yang secara simbolis diberikan kepada Prof. Dr. Davidescu Sp. Christina Victoria Martha, M.A., dari Fakultas Ilmu Budaya.

Adapun penghargaan Satya Karya Darmabakti diberikan pendidik dan tenaga kependidikan yang telah meninggal dunia dalam masa bakti aktif sebagai PNS di Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 16 nama.

Penghargaan terakhir yang diberikan ialah Anugerah Budaya Rumawat Pajajaran. Penghargaan ini diberikan kepada pihak-pihak yang terus konsisten dalam melestarikan kebudayaan Sunda. Pada tahun ini anugerah diberikan kepada Dadan Sutisna, penulis carpon Sunda. Penghargaan diberikan oleh Wakil Rektor bidang PPM dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr.

Selain memberikan penghargaan, acara tersebut juga menampilkan berbagai sosok inspiratif di Unpad melalui tayangan video. Sosok yang ditampilkan ialah Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., MCL., Prof. Dr. Ir. Baehaki Suherlan Effendi, Prof. Dr. Sidik, Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., dan Dr. Dwi Purnomo, S.TP., M.T.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga meresmikan penggunaan sistem email baru di Unpad serta menerima piagam akreditasi ISO 17025:2008 untuk Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran Unpad. Acara penghargaan ini dimeriahkan dengan kehadiran bintang tamu penyanyi Vina Panduwinata dan Lucky Oktavian.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Sejumlah Penghargaan Diberikan pada Malam Apresiasi dan Inspirasi Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Penanaman Pohon Bersama Kementerian LH dan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/09/2015] Penamaman Bersama Mahasiswa Baru, Tindak Lanjut MoU Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung dengan Rektor Unpad di Ciwidey, Kab. Bandung Barat, Sabtu (12/09). Hadir pada kesempatan tersebut perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, Wakil Gubernur Jawa Barat, Bupati Kabupaten Bandung, dan Rektor Universitas Padjadjaran.

(Foto-foto oleh: Tedi Yusup dan Dadan T.)

humas-unpad_2015_09_12_048358 humas-unpad_2015_09_12_049760 humas-unpad_2015_09_12_049664 humas-unpad_2015_09_12_048375 humas-unpad_2015_09_12_049993 humas-unpad_2015_09_12_049889 humas-unpad_2015_09_12_049871 humas-unpad_2015_09_12_049459 humas-unpad_2015_09_12_048382

The post Penanaman Pohon Bersama Kementerian LH dan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Berlangsung Meriah, Masyarakat Apresiasi Positif Penyelenggaraan OOTrad ke-8 Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/09/2015] Penyelenggaraan Olimpiade Olah Raga Tradisional (OOTrad) ke-8 Universitas Padjadjaran berlangsung meriah. Kegiatan yang digelar sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-58 Unpad ini bukan hanya dimeriahkan oleh sivitas akademika Unpad saja, tapi juga melibatkan masyarakat luas di Jawa Barat. OOTrad ke-8 dilaksanakan di Stadion Jati Padjadjaran, Jatinangor, Minggu (13/09).

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya, menyalakan obor sebagai simbol pelaksaan OOTrad ke-8 Unpad di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, Minggu (13/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya, menyalakan obor sebagai simbol pelaksaan OOTrad ke-8 Unpad di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, Minggu (13/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Selain melibatkan sivitas akademika Unpad, OOTrad juga melibatkan masyarakat desa sekitar Jatinangor, mitra kerja Unpad, dan perwakilan Kabupaten/Kota di Jawa Barat seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Pangandaran.

Berbagai apresiasi positif pun disampaikan masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Salah satunya seperti yang disampaikan kontingen dari Kabupaten Pangandaran yang juga dihadiri Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pangandaran, Cucu Gumilar dan Kepala Seksi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikbudpora) Kabupaten Pangandaran, Iing Rohidin.

“Sangat luar biasa. Saya memberikan apresiasi yang cukup baik dan cukup bagus. Kami dari daerah memandang kalau bisa hal ini dipertahankan terus. Karena ini menggali potensi budaya di masing-masing daerah. Jadi dengan adanya event ini, Olimpiade Olah Raga Tradisional itu menunjang pelestarian budaya daerah, budaya lokal,” ujar Cucu saat ditemui di sela kegiatan.

Cucu pun memberikan apresiasi positif karena penyelenggaraan OOTrad kali ini melibatkan masyarakat daerah sebagai peserta. “Sangat diparsesiasi. Kami merasa, warga masyarakat khususnya yang ada di lingkungan daerah di Provinsi Jawa Barat merasa diakui. Bahwa Unpad sebetulnya bukan hanya milik Unpad itu sendiri tapi sudah milik Jawa Barat,” tuturnya.

Hal senada pun disampaikan masyarakat sekitar Jatinangor. Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa Jatiroke, Zaenuddin mengungkapkan bahwa acara ini sangat disambut baik oleh masyarakat dan aparat pemerintahan desa, terutama karena acara ini turut menggali potensi-potensi tradisional yang ada di Jawa Barat.

“Alhamdulillah ya bagus. Jadi berguna bermanfaat untuk generasi-generasi muda yang belum tahu kesenian-kesenian olah raga tradisional. Jadi manfaatnya benar-benar besarlah untuk generasi muda khususnya Jawa Barat terutama di Jatinangor ini. Jadi yang tidak tahu, generasi anak-anak sekarang jadi tahu permainan jaman dulu,” ujar Zaenuddin.

Kegiatan OOTrad diawali dengan Pawai Alegoris Padjadjaran (aleut-aleutan), dimana setiap kontingen menampilkan kostum khas serta kesenian tradisional khas Jawa Barat. Aleut-aleutan dimuali dari Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor dan diakhiri di Stadion Jati Padjadjaran.

Pembukaan OOTRad ke-8 ini ditandai dengan penyalaan obor oleh Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. dengan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya.

“Kami dari Kementerian Pariwisata menyambut gembira kegiatan ini, mudah-mudahan kegiatan seperti ini juga dijadikan contoh oleh perguruan tinggi yang lain untuk melakukan hal yang sama,” ujar Prof. Ahman.

Prof. Ahman mengungkapkan, Kementerian Pariwisata RI selalu berupaya untuk mendorong kegiatan budaya di setiap tempat, agar dapat terus maju dan berkembang. Ia menuturkan, daya tarik wisata sendiri paling banyak karena faktor budaya (60%), 35% karena faktor alam, dan 5% karena faktor man made.

“Karena budaya dari sisi pariwisata, bukan hanya sumber inspirasi bagi berbagai kegiatan, tetapi juga merupakan sumber inspirasi bagi pengembangan kehidupan di bidang ekonomi, di bidang pendidikan, bahkan budaya ini sekarang sudah kita jadikan sebagai media diplomasi antar suku bangsa dan antar bangsa-bangsa di dunia ini,” ungkapnya.

Menurut Prof. Ahman, OOTrad merupakan kegiatan yang dapat berkontribusi dalam upaya perlindungan budaya tradisi. “Yang juga sekaligus menjadikannya sebagai destinasi pariwisata dan daya tarik pariwisata.”

OOTrad menyelengarakan lomba egrang, ngagandong boboko, balap karung, manggul beas, nanggung suluh, nyuhun jukut, dan eyong, serta eksebisi kaulinan tradisional perepet jengkol, pencak silat, panahan, sorodot gaplok, sumpit, boiboian, damdas, nabuh lisung, galah asin, gasing, gatrik, layang hias, dan demprak. *

humas-unpad_2015_09_13_050199 humas-unpad_2015_09_13_050208 humas-unpad_2015_09_13_050340 humas-unpad_2015_09_13_050417 ootrad1 humas unpad_2015_09_13_048719 humas unpad_2015_09_13_048937 humas unpad_2015_09_13_048900 humas unpad_2015_09_13_048862 humas unpad_2015_09_13_048844 humas unpad_2015_09_13_048814 humas unpad_2015_09_13_048805 humas unpad_2015_09_13_048749 humas-unpad_2015_09_13_050439 humas-unpad_2015_09_13_050477 humas-unpad_2015_09_13_050540 humas-unpad_2015_09_13_050606 humas-unpad_2015_09_13_050615

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Berlangsung Meriah, Masyarakat Apresiasi Positif Penyelenggaraan OOTrad ke-8 Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Masyarakat Antusias Nikmati Pertunjukan Haleuang Kuliner Sunda

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/09/2015] Pertunjukan lagu-lagu Sunda yang mengangkat tema tentang kuliner Sunda menjadi puncak gelaran Olimpiade Olahraga Tradisional (OOTrad) ke-8 Universitas Padjadjaran, Minggu (13/09) malam di GOR Jati Padjadjaran Unpad Kampus Jatinangor. Pada pertunjukan bertajuk “Haleuang Kuliner Sunda” ini, peserta OOTrad bersama masyarakat sekitar Unpad diajak mengenal lebih jauh ragam jenis kuliner Sunda melalui lagu.

Masyarakat memadati Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, menikmati pertunjukan lagu Sunda "Haleuang Kuliner Sunda", Minggu (13/09) malam. (Foto oleh: Dadan T.)*

Masyarakat memadati Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, menikmati pertunjukan lagu Sunda “Haleuang Kuliner Sunda”, Minggu (13/09) malam. (Foto oleh: Dadan T.)*

Lagu yang ditampilkan pada acara tersebut ialah Borondong Garing, Es Lilin, Peuyeum Bandung, Tauco Cianjur, Colenak, Tahu Cibuntu, Tahu Sumedang, Wajit Cililin, Surabi Haneut, Rujak Cuka, dan Karedok Leunca. Dua belas lagu tersebut dinyanyikan dengan apik oleh penyanyi Rika Rafika, Bungsu Bandung, Yayan Jatnika, Masyuning, Novi Aksmiranti, Sony R. Windyagiri, Sundanis Hip Hop, dan Band Sunda beraliran Japanese Rock, Jafunisun.

Semua lagu bertemakan makanan khas dari beberapa daerah di Jawa Barat. Diciptakan antara medio 1960 hingga saat ini, lagu tersebut masih cukup populer saat ini. Dengan diiringi berbagai macam jenis musik tradisional Sunda diantaranya calung, degung, Angklung Arumba, celempungan, kacapi biola, pop Sunda hingga band modern, membuat banyak penonton ikut bernyanyi di beberapa lagu.

Sebagai pembuka acara dinyanyikan lagu “Kuliner Sunda” ciptaan Prof. Ganjar Kurnia, Rektor ke-10 Unpad. Lagu ini menjadi semacam katalog dari beragam jenis kuliner Sunda. Hal ini terlihat dari penggalan lirik lagu yang menyebutkan nama kuliner Sunda berdasarkan alfabet.

Dalam acara yang menjadi bagian dari pelaksanaan Dies Natalis ke-58 Unpad ini, hadir Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unpad, Dr. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc., Kepala Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Drs. Sudarma, MM., serta Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. H. Sudarjat, M.P.

Selain bernyanyi, penonton juga dapat menikmati hidangan kuliner Sunda. Kuliner ini dibagikan gratis kepada penonton yang disesuaikan dengan lagu yang dinyanyikan. *

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Masyarakat Antusias Nikmati Pertunjukan Haleuang Kuliner Sunda appeared first on Universitas Padjadjaran.

Hasa Watch, Jam Tangan Kayu Bermotif Batik Siap Bersaing di Pimnas 2015

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/09/2015] Ingin menghasilkan inovasi terbaru dari produk jam tangan, empat mahasiswa Fisika FMIPA Unpad menciptakan jam tangan berbahan dasar kayu. Produk ini juga mengantarkan mereka menjadi salah satu delegasi Unpad dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 yang akan dilaksanakan di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, 5 9 Oktober mendatang.

(Foto oleh: Dadan T.)*

Tim Jakun Kamtib, kiri ke kanan: Albert Agung Y. Hutapea, Siti Nur Khayati, M. Afghan Fadillah R dan Hadios Saputra (Foto oleh: Dadan T.)*

Keempat maahasiswa tersebut ialah Hadios Saputra, Siti Nur Khayati, M. Afghan Fadillah R, dan Albert Agung Y. Hutapea. Produk yang dicptakan mereka berupa jam tangan kayu dengan merek “HASA”. Uniknya, selain berbahan dasar kayu, mereka juga memberikan ukiran batik pada strap jam tangan tersebut sebagai representasi identitas budaya Indonesia.

“Kita memasukkan batik itu karena itu identitas asli Indonesia. inilah yang membedakan produk kami dengan jam tangan lainnya,” kata Hadios saat diwawancarai Humas Unpad, Selasa (08/09) di Ruang UPT Humas Unpad, Jatinangor.

Hadios menerangkan, ada 4 jenis kayu yang menjadi bahan dasar jam tangan, yakni: Jati, Sonokeling, Maple, dan Eboni. Strap jam tersebut terbuat dari kulit sintetis kualitas tinggi yang diukir dengan motif batik. Adapun motif batik yang digunakan ialah, motif Mega Mendung, Lasem Bunga, dan Parang Patah.

Lebih lanjut Albert menjelaskan, jam tangan tersebut dirakit secara manual. Mereka mendatangkan mesin dan komponen jam tangan asal Jepang kemudian merakitnya secara sendiri dengan bantuan kawan-kawannya di prodi Fisika. Mereka pun membuat bingkai jam, strap, dan ukiran batik di tempat yang berbeda.

“Proses ini yang menjadikan jam kami menjadi unik karena tidak dirakit secara sekaligus,” kata Albert.

Penamaan “HASA” diambil dari 4 huruf depan dari nama keempatnya. Produk ini lahir pasca mereka memutuskan untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan. Meski baru mengunggah untuk pertama kali, proposal PKM-nya kemudian lolos pendanaan.

Dalam kelompok tersebut, Hadios bertindak sebagai General Manager/ketua kelompok, Siti berperan sebagai koordinator keuangan dan sekretaris, Afghan berperan sebagai manajer produksi, sementara Albert berperan sebagai manajer marketing HASA.

hasawatch2Lolos didanai Dikti, kelompok yang memiliki nama “Jakun Kamtib (Jam Kulit dan Kayu Motif Batik)” akhirnya lolos menuju Pimnas. Ada motivasi tersendiri bagi keempatnya untuk mengikuti Pimnas.

Hadios mengungkapkan, motivasi pribadinya mengikuti Pimnas ialah ingin melakukan aktivitas yang selaras dengan passion-nya di bidang kewirausahaan namun tetap dapat membawa nama Unpad. Sementara bagi Albert, Pimnas merupakan ajang baginya untuk mengharumkan nama Unpad sebelum lulus kuliah.

Bagi Afghan, Pimnas merupakan wadah bagi mahasiswa kreatif untuk menyalurkan berbagai pemikirannya.

“Pimnas itu wadah mahasiswa kreativitas yang dibalut dengan nilai-nilai ilmiah,” tambah Siti.

Dengan didampingi dosen pendamping Dr. Cukup Mulyana, drs., M.S., keempatnya terus mempersiapkan diri menjelang Pimnas. Mulai dari persiapan presentasi, penyusunan artikel, hingga evaluasi kelompok.

Ketika ditanya target, secara serentak keempatnya bertekad untuk meraih juara di Pimnas. “Kami menargetkan di Pimnas itu adalah emas!” kata Hadios mantap.*

jambatik

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Hasa Watch, Jam Tangan Kayu Bermotif Batik Siap Bersaing di Pimnas 2015 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Penyerahan Kenang-Kenangan Pasca Kunjungan Mahasiswa Baru ke Desa di Jatinangor

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/09/2015] Sebagai tindak lanjut dari kunjungan desa pada Sabtu, 22 Agustus 2015 lalu, program studi Kesejahteraan Sosial FISIP kembali mengunjungi Kantor Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor untuk menyerahkan hasil karya para mahasiswa baru berupa social mapping yang secara spontan dituangkan dalam canvas, dan foto kenang-kenangan kegiatan Kunjungan Desa. Penyerahan canvas social mapping dan foto kegiatan dilaksanakan diserahkan oleh Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad, Dr. Santoso Tri Raharjo, M.Si dan salah seorang Staf Pengajar Prodi Kesejahteraan Sosial, Sahadi Humaedi, S.Sos., M.Si; kepada Ade Sudrajat (Plt. Kepala Desa Cikeruh) di Kantor Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor, Senin (14/09).

Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad, Dr. Santoso Tri Raharjo, M.Si  *

Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad, Dr. Santoso Tri Raharjo, M.Si  saat menyerahkan kenang-kenangan kepada Plt. Kepala Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor, Ade Sudrajat *

Pada saat Kunjungan Desa (bakti desa) sebagai rangkaian kegiatan penerimaan mahasiswa baru (PMB), para mahasiswa baru Unpad 2015 yang berasal dari berbagai prodi tersebut diasuh oleh Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP, Prodi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (FEB), serta Prodi Hubungan Masyarakat dan Prodi Manajemen Komunikasi (FIKOM). Tujuan dari kegiatan tersebut tidak lain, untuk membangun silaturahim antara warga Unpad dengan warga masyarakat sekitar, juga agar para mahasiswa baru dapat mengenali lingkungan luar kampus terdekatnya, yaitu Kecamatan Jatinangor.

Mahasiswa baru dan mahasiswa Unpad umumnya harus mengetahui dan mengenali kondisi lingkungan sekitar kampus sehingga akan memudahkan mereka untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar kampus yang pada akhirnya akan mendukung proses belajar yang berprestasi. Dalam jangka panjang, dapat juga dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan diri serta peluang untuk menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder terutama mahasiswa dan masyarakat yang menjadi pelaku utama dalam berbagai kegiatan yang positif dalam memberdayakan masyarakat di sekitar lingkungan kampus.

binadesa2Selain itu Prodi Kesejahteraan Sosial berencana akan melakukan kegiatan-kegiatan lanjutan melalui kegiatan pembelajaran dan pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan kegiatan kemahasiswaan melalui Himpunan Mahasiswa Kesejahteraan Sosial. Semoga silaturahim yang terbangun dengan Desa Cikeruh ini dapat menjembatani kegiatan-kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian yang dapat dilakukan oleh seluruh civitas akademika Universitas Padjadjaran, sehingga kehadiran Unpad dapat memberi maslahat optimal bagi lingkungan terdekatnya, yaitu warga masyarakat Jatinangor.

Rilis oleh: Kesejahteraan Sosial Unpad

The post Penyerahan Kenang-Kenangan Pasca Kunjungan Mahasiswa Baru ke Desa di Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pusat Studi ASEAN Unpad dan UI Selenggarakan NEAT Anual Conference

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/09/2015] Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) c.q. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika (Pusat P2K2 Aspasaf) Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan PTRI ASEAN, Pusat Studi ASEAN (PSA) Unpad dan UI menyelenggarakan Network of East Asia Think Tanks (NEAT) Country Coordinators Meeting (CCM) ke-23 serta NEAT Annual Conference ke-13 di Bandung, 7 -8 September 2015 lalu.

*

Delegasi NEAT Thailan dan Vietnam di NEAT Annual Conference di Bandung *

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, Kepala BPPK, Dubes Salman Al Farisi dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu pemangku kepentingan yang sangat berperan dalam memberikan sumbangsih bagi kemajuan masyarakat ASEAN dan tiga negara lainnya di Asia Timur yaitu Cina, Jepang, dan Korea (ASEAN Plus Three) adalah para akademisi.

ASEAN mendukung NEAT sebagai platform utama bagi para cendikiawan untuk menyumbangkan berbagai pemikiran dan gagasan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan demi memajukan kerjasama regional di kawasan ASEAN Plus Three (APT).

Pertemuan tersebut berkolaborasi antara wakil NEAT Indonesia yang berasal dari PSA Universitas Indonesia, dengan wakil NEAT Thailand. Agenda pertemuan CCM mencakup pembahasan laporan working group terkait 4 isu yaitu kerja sama maritim, konektivitas, pengentasan kemiskinan dan perencanaan perkotaan. Selain itu, dibahas pula langkah ke depan bagi APT dan langkah menuju komunitas Asia Timur.

Atas prakarsa Indonesia, untuk pertama kalinya NEAT mengadopsi sebuah tema utama dalam penyelenggaraan kegiatan tahunannya. Annual Conference ke-13 dari NEAT sendiri mengangkat tema “Enhancing Maritime Cooperation in the Context of ASEAN + 3: Challenges and Opportunities”. Topik ini tidak hanya penting bagi kawasan namun juga sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia.

Deputi I Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim, Dubes Arif Havas Oegroseno, dalam keynote speech-nya menyampaikan bahwa perairan Asia yang strategis menciptakan peluang dan tantangan bagi negara-negara di kawasan. Sektor bahari memiliki potensi yang teramat besar bagi pembangunan bersama negara-negara di kawasan yang meliputi kekayaan sumber daya alam dan perannya sebagai jalur utama perdagangan dunia.

Sementara itu, tantangan seperti sengketa batas wilayah, Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, isu kerusakan lingkungan laut, penyelundupan obat-obatan terlarang, penyelundupan manusia & pembajakan kapal-kapal menjadi hal yang harus ditangani bersama.

Isu kemaritiman ini telah menjadi perhatian besar terutama bagi Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja sebagai guru besar di Fakultas Hukum Unpad. Sehingga, kerjasama antar akademisi dan ahli ini menjadi penting bagi PSA Unpad untuk membangun kerjasama yang lebih luas di masa depan.*

Rilis: Pusat Studi ASEAN Unpad/am

The post Pusat Studi ASEAN Unpad dan UI Selenggarakan NEAT Anual Conference appeared first on Universitas Padjadjaran.


Agriland, Gagasan Sentra Agribisnis Terpadu di Tol Laut

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/09/2015] Untuk mengurangi disparitas harga komoditas pertanian dan mengatasi fluktuasi harga komoditas bahan pokok, empat mahasiswa Universitas Padjadjaran ini memiliki gagasan untuk membuat sentra agribsinis Indonesia terpadu di tol laut bernama Agriland. Gagasan ini pun dituangkan dalam Program Kretaivitas Mahasiswa (PKM) Gagasan Tertulis dan berhasil lolos untuk menjadi salah satu peserta di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2015.

Tim Agriland (Foto oleh: Dadan T.)*

Tim Agriland, kiri ke kanan: Rafika Nuraini, Eliza Mardian, Irma Amalia Samsudin, dan Maya Nordian (Foto oleh: Dadan T.)*

Empat mahasiswa tersebut adalah Rafika Nuraini, Eliza Mardian, Irma Amalia Samsudin, dan Maya Nordian dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unpad. Mereka, dengan dukungan dosen pendamping Dr. Ir. Lucyana Trimo, MSIE., memiliki gagasan mengenai Agriland karena merasa miris dengan besarnya biaya logistik yang turut membebani perekonomian Indonesia.

Dengan menerapkan Supply Chain Management (SCM), Agriland berusaha mengatasi kelangkaan stok di suatu daerah, serta disparitas dan fluktuasi harga komoditas bahan pokok. Konseop Agriland ini pun turut mendukung program Tol Laut yang digagas pemerintah saat ini.

“Jadi konsepnya tuh semacam distribution center dari berbagai pulau. Jadi kita punya titik-titik yang tersebar dari seluruh pulau di Indonesia, dan nanti dari titik-titik itu mengumpulkan produk pertanian di Agriland,” jelas Eliza.

Keempat mahasiswa ini menggagas, Agriland sendiri akan berada di Pulau Kangean, Jawa Timur. Pulau ini dipilih karena lokasinya yang strategis, dan berada diantara pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia.

Di Agriland, akan terdapat berbagai produk unggulan di bidang pertanian dari seluruh penjuru Indonesia, mulai dari bahan mentah hingga olahan, bahkan kerajinan tangan dari hasil pertanian. Hal ini akan menjadikan Agriland sebagai basis konektivitas sentra pemasaran Agribisnis dari berbagai pulau di Indonesia.

agriland2Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) pun diterapkan, untuk mengontrol permintaan dan penawaran di setiap daerah. “Tiap daerah itu kekurangan apa aja sih, apa kelebihannya, nanti melalui SIM bisa menentukan apa supply-nya,” ujar Rafika.

Misalnya saja Papua membutuhkan hasil pertanian dari Sumatera, maka tidak perlu jauh-jauh ke Sumatera karena akan dibantu oleh Agriland. Dengan demikian, harga dari komoditas pun akan tetap terjaga.

“Di barat sama timur kadang beda ketersediaannya. Itu yang menyebabkan perbedaan harga. Supaya kita sama harganya, jadi yang kelebihan dikasih ke yang kekurangan. Didistribusikan melalui Agriland,” jelas Eliza.

Selain untuk menguatkan sektor pertanian Indonesia, Agriland juga diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan sektor pariwisata. “Kita juga bisa menjadikan tempat itu sebagai tempat wisata yang menjadi ikon Indonesia,” ujar Maya.

Melalui gagasan Agriland ini, mereka pun berharap dapat membawa prestasi terbaik untuk Unpad di ajang Pimnas nanti. “Harapannya bisa memberikan yang terbaik untuk almamater,” harap Irma.*

agriland

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

The post Agriland, Gagasan Sentra Agribisnis Terpadu di Tol Laut appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tim PTN Badan Hukum Unpad Resmi Menyelesaikan Tugasnya

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/09/2015] Diawali sebagai “Tim 12” PTN Badan Hukum, yang terdiri atas seluruh Wakil Rektor, Perwakilan Dekan dari 4 Fakultas mewakili 4 bidang (Kesehatan, Agrokompleks, Sosiohumaniora dan Sainstek), serta Komisi Senat Universitas Padjadjaran, kemudian berkembang menjadi “Tim 40” dan “Tim 63”, serta melibatkan calon anggota Senat Akademik terpilih, akhirnya Tim PTN Badan Hukum Unpad dinyatakan resmi telah selesai melaksanakan tugasnya pada Senin, 14 September 2015 kemarin.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dalam pengarahannya memberikan apresiasi terhadap kerja keras tim PTN Badan Hukum yang telah menyelesaikan penetapan status Unpad sebagai PTN Badan Hukum, dan Statuta PTN Badan Hukum Unpad sebagai landasan untuk mengawali transformasi menjadi PTN Badan Hukum.

Sebelumnya, disampaikan paparan singkat dari para Ketua Tim Perumus draft peraturan turunan Senat Akademik (SA) dan Majelis Wali Amanat (MWA), yang telah disusun oleh gabungan antara Tim 63 dan calon anggota SA. Rektor Unpad mengharapkan adanya pendalaman dari setiap draft yang disusun, dilengkapi dengan naskah akademik, sebagai tinjauan komperehensif dari segi filosofis, yuridis, sosiologis dan praktis, untuk memperjelas pemahaman yang sama tentang landasan keluarnya regulasi tersebut.

Untuk final drafting, diperlukan pelibatan pakar bahasa dan pakar hukum, sehingga bisa menjadi produk akademik yang baik. Lebih jauh Rektor Unpad berharap, produk hukum Unpad dapat mewarnai dan memberikan arah kebijakan nasional. Selanjutnya, dalam penetapan draf peraturan ini, diharapkan SA dan MWA tetap melibatkan tim yang telah menyusun sehingga tidak kehilangan benang merahnya.

Tim PTN Badan Hukum yang diketuai oleh Wakil Rektor Bidang Kerja sama, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. med. Setiawan, dr., juga menyerahkan laporan kegiatan Tim PTN Badan Hukum, sejak dibentuk pada tahun 2014 yang lalu. Selanjutnya, tahapan kegiatan untuk sosialisasi dan penyelesaian regulasi akan dilaksanakan oleh organ Unpad yang akan terbentuk, yaitu unsur di bawah Rektor, SA dan MWA nantinya.

Rektor mendorong kinerja SA yang lebih baik, terutama untuk dapat membentuk MWA dalam waktu maksimal 3 bulan sesuai amanat Statuta Unpad. Demikian pula dalam sosialisasi Statuta Unpad, diharapkan tidak bersifat satu arah, tapi mendorong partisipasi dan pengumpulan ide yang lebih banyak lagi dari sivitas akademika untuk mendorong internalisasi PTN Badan Hukum yang lebih baik.

Tim PTN Badan Hukum menyatakan pula terima kasih atas dukungan dan arahan dari Rektor ke-10, Prof. Ganjar Kurnia, dan Rektor saat ini Prof. Tri Hanggono Achmad, sehingga banyak hal yang telah dapat dicapai. Dengan aktivitas yang saat ini telah dilakukan, banyak networking dan hubungan baik yang telah terbangun antara Unpad dengan pihak kementerian dan PTN Badan Hukum lain, baik dalam Forum 4 PTN Badan Hukum, maupun dalam Sekretariat Bersama PTN Badan Hukum. Kiprah Unpad dalam forum tersebut masih diharapkan tetap berlanjut, karena masih banyak agenda yang harus diselesaikan.*

The post Tim PTN Badan Hukum Unpad Resmi Menyelesaikan Tugasnya appeared first on Universitas Padjadjaran.

Choped, Kenalkan Budaya Jawa Barat Melalui Coklat Padjadjaran

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/09/2015] Berawal dari keprihatinan mengenai masih minimnya perhatian masyarakat terhadap kebudayaan khas Jawa Barat, lima mahasiswa Universitas Padjadjaran ini memiliki ide untuk berkreasi mengenalkan budaya Jawa Barat melalui cokelat. Kreativitas ini mengantarakan mereka menjadi salah satu delegasi Unpad untuk Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang dilaksanakan di Universitas Halu Oleo Kendari, 5-9 Oktober mendatang.

Tim Choped! Kiri ke kanan: (Foto oleh: Dadan T.)*

Tim Choped! Kiri ke kanan: Nidya Nasrun, Devi Rezki Utami, Faried Latief, Farida Alia Dewi, Yuliana Sari Fatimah (Foto oleh: Dadan T.)*

 

Judul program yang mereka angkat adalah “Choped!” (Chocolate of Padjadjaran as Educative Media) sebagai Ikon Pengenalan Kebudayaan Jawa Barat dengan Kemasan Edukatif dan Inovatif. Diketuai oleh Farida Alia Dewi (Fakultas Peternakan/Fapet), tim ini beranggotakan Devi Rezki Utami (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/FISIP), Nidya Nasrun (FISIP), Yuliana Sari Fatimah (FISIP), dan Faried Latief (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dengan dosen pendamping dosen Fapet Unpad, Lizah Khairani, S.Pt., MT., M.Agr.

Kemasan cokelat yang mereka buat, berisi informasi mengenai kebudayaan Jawa Barat. Ada beberapa edisi yang telah mereka buat, seperti jaipong, egrang, kuda renggong, dan wayang golek. “Kami memilih budaya yang rata-rata orang bingung asalnya darimana,” ungkap Yuliana.

Bukan hanya pengenalan budaya di kemasan, cokelat yang mereka jual pun berisi nanas madu Subang dan Ubi Cilembu khas Jawa Barat, disamping juga tersedia rasa original (tanpa isi). Mereka juga membuat cokelat aneka rasa, meliputi dark, milk, dan white chocolate.

“Itu dari hasil diskusi sih. Kita mau mengangkat bahan baku lokal. Sebenarnya banyak bahan baku lokal, tapi yang bisa direkomendasikan baru dua ini. Sebenarnya kita masih mencari tahu lagi sumber lokal apa lagi yang bisa dipadukan sama cokelat,” ujar Farida.

Choped! sudah banyak dijual di beberapa tempat, termasuk di fakultas, toko makanan di Jatinangor, dan ikut beberapa pameran. Melalui produk ini, mereka juga berkeinginan untuk membuka lapangan pekerjaan pada masyarakat sebagai tim produksi.

chopped2Berbagai persiapan pun tengah mereka persiapkan menuju Pimnas nanti, diantaranya adalah penguatan materi presentasi, latihan, dan meningkatkan jumlah penjualan. Meski ini bukanlah PKM pertama yang diikuti, tapi baru kali ini mereka meloloskan programnya ke Pimnas. Mereka sendiri tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM Kema) Unpad, yang dalam salah satu programnya ikut menyukseskan Unpad Jawara Pimnas.

“Alhamdulillah dilolosin ke Pimnas. Enggak percaya juga. Tahun lalu kita pisah-pisah, sekarang sekelompok,” ujar Devi.

Kelimanya pun sepakat akan berusaha yang terbaik ketika berlaga di Pimnas nanti. Diharapkan, medali emas dapat diraih oleh tim ini.

“Kan tahun ini Unpad meloloskan lebih banyak tim daripada tahun sebelumnya, jadi semoga Unpad kali ini berhasil untuk dapat juara Pimnas,” harap Yuliana.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh           

The post Choped, Kenalkan Budaya Jawa Barat Melalui Coklat Padjadjaran appeared first on Universitas Padjadjaran.

Analisis Tekstur Penting dalam Industri Pangan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/09/2015] Analisis tekstur merupakan salah satu parameter penting dalam industri pangan yang juga digunakan sebagai parameter kualitas pangan. Seiring perkembangan teknologi, berbagai instrumen kini sudah tersedia untuk mempermudah proses analisis tekstur.

(Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana Seminar of Food Processing Engineering di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Selasa (15/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

International Sales Manager at Stable Micro Systems, Dr. Guy Jones menyebutkan sejumlah keuntungan dan tantangan dari penggunaan instrumen analisis tekstur ini. Diantaranya adalah tidak memerlukan keterampilan sensorik khusus (bila dibandingkan dengan manusia), pengujian cepat dan akurat, dan mendapat hasil yang sama untuk pengecekan dimanapun.

“Namun tantangannya, untuk membuktikan korelasi (dengan sensor manusia) sangat membutuhkan waktu dan terkadang tidak berhasil,” ujar Dr. Guy dalam Seminar of Food Processing Engineering “Improving Knowledge on Texture Analysis Sample Preparation, Probe Selection, and Data Interpretation” yang digelar Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian (FTIP) Unpad di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor, Selasa (15/09).

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Guy juga menunjukan beberapa alat dan cara tepat analisis tekstur. Selain untuk makanan, Dr. Guy juga membahas mengenai analisis untuk farmasi. Acara ini juga menghadirkan sejumlah dosen dari Fakultas Farmasi, Fakultas Peternakan, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Ditemui di sela kegiatan, Kepala Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan FTIP Unpad, Robi Andoyo, STP., M.Sc., Ph.D mengatakan bahwa pemahaman tentang analisis tekstur merupakan hal penting bagi mahasiswa dalam melaksanakan penelitian. Seminar ini digelar terutama untuk mahasiswa FTIP tingkat akhir yang akan memasuki tugas akhir (skripsi).

Dalam kegiatan tersebut, juga dibahas mengenai sifat alir dari tepung-tepungan sebagai salah satu topik seminar. “Kuliah umum ini juga menjadi kegiatan inisiasi bagi Departemen Teknologi Industri Pangan FTIP untuk menjadi center of excellent (pusat studi) untuk kajian tepung-tepungan, dimana kajian mengenai sifat alir dari tepung-tepungan menjadi salah satu kajian utama pusat studi nantinya,” ungkap Robi.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Analisis Tekstur Penting dalam Industri Pangan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Limbah Daun Motif Batik Jadi Kerajinan Unik

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/09/2015] Siapa sangka guguran daun yang berserakan mempunyai nilai ekonomis. Hal inilah yang dilakukan oleh kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Unpad yang lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo, 5 – 9 Oktober mendatang.

(Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Tim “Kerabat Ulin Cantik”, kiri ke kanan: Toni Cahyono, Inggil Sholata Sya, Chandra Tirta, Kadek Dwi Wahyuni, Ryan Prasetya (Foto oleh: Dadan T)*

Adalah Chandra Tirta, Toni Cahyono, Ryan Prasetya (Fisika FMIPA),serta Kadek Dwi Wahyuni, dan Inggil Sholata Sya (Fakultas Psikologi), mahasiswa Unpad yang tergabung dalam kelompok PKMK “Kerabat Ulin Cantik” atau Kreasi Hebat dan Unik Limbah Daun Cap Batik. Keempatnya mengkreasikan limbah daun yang dipola pada media kerajinan tangan. Berbagai kerajinan tangan sudah dikreasikan melalui limbah daun ini, diantaranya, binder, pigura, tempat alat tulis, hingga hiasan lampu.

Chandra sang ketua kelompok mengatakan, ide awal penggunaan media daun ini didasarkan pada banyaknya limbah daun yang berserakan di jalan kampus Unpad. “Kita sering lihat petugas K3L menyapu daun setiap hari, mengangkutnya, lalu membakarnya dan akhirnya menjaid polusi udara. Kami berinisiatif memanfaatkan limbah daun tersebut agar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” papar Chandra.

Rencana awal ini disambut baik oleh Toni. Kepada Toni, Chandra dan Rian pun mendiskusikan inisiatif pemanfaatan limbah daun tersebut. Toni yang berasal dari Karangasem Bali ini juga rupanya punya keinginan yang sama setelah membeli kerajinan tangan berupa buku yang terbuat dari serat daun pisang.

Agar berbeda dengan kerajinan tangan lainnya, Chandra pun mengusulkan agar limbah daun tersebut dipola menjadi motif batik. Chandra yang berasal dari Cirebon pun langsung mencetuskan memilih motif batik Mega Mendung Cirebon sebagai polanya.

“Motif Mega Mendung salah satu batik unggulan di Jawa Barat dan mudah polanya,” kata Chandra.

ulincantik2Meskipun tampak sederhana, proses pembuatan motif batik ini cukup rumit dan detail. Tidak tanggung-tanggung, kelompok ini pun bekerja sama dengan perajin asal Gianyar, Bali, untuk membuat produknya.

Lebih lanjut Chandra menjelaskan, limbah daun yang digunakan berasal dari daun kupu-kupu, jagung, dan pisang. Ketiga jenis daun tersebut memiliki struktur yang lebar sehingga lebih mudah dipola. Daun pun ditempel oleh lem perekat berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan motif batiknya.

Melihat potensi produk yang dihasilkan, Chandra dan kelompoknya optimis produk kerajinan ini tidak banyak yang meniru. Sejak diluncurkan pada Mei lalu, produknya sudah dipasarkan ke beberapa wilayah baik secara online maupun pada berbagai pameran.

Produk ini juga yang mengantarkan keempatnya menjadi delegasi Pimnas ke-28. Bersama dosen pembimbing, Dr. Cukup Mulyana, M.S., segala persiapan telah dilakukan. Target keempatnya dalam Pimnas adalah meraih emas dan mengantarkan Unpad menjadi juara Pimnas.*

ulincantik

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Limbah Daun Motif Batik Jadi Kerajinan Unik appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live