[Unpad.ac.id, 13/09/2015] Penyelenggaraan Olimpiade Olah Raga Tradisional (OOTrad) ke-8 Universitas Padjadjaran berlangsung meriah. Kegiatan yang digelar sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-58 Unpad ini bukan hanya dimeriahkan oleh sivitas akademika Unpad saja, tapi juga melibatkan masyarakat luas di Jawa Barat. OOTrad ke-8 dilaksanakan di Stadion Jati Padjadjaran, Jatinangor, Minggu (13/09).
![Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya, menyalakan obor sebagai simbol pelaksaan OOTrad ke-8 Unpad di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, Minggu (13/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*]()
Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya, menyalakan obor sebagai simbol pelaksaan OOTrad ke-8 Unpad di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, Minggu (13/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Selain melibatkan sivitas akademika Unpad, OOTrad juga melibatkan masyarakat desa sekitar Jatinangor, mitra kerja Unpad, dan perwakilan Kabupaten/Kota di Jawa Barat seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Pangandaran.
Berbagai apresiasi positif pun disampaikan masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Salah satunya seperti yang disampaikan kontingen dari Kabupaten Pangandaran yang juga dihadiri Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pangandaran, Cucu Gumilar dan Kepala Seksi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikbudpora) Kabupaten Pangandaran, Iing Rohidin.
“Sangat luar biasa. Saya memberikan apresiasi yang cukup baik dan cukup bagus. Kami dari daerah memandang kalau bisa hal ini dipertahankan terus. Karena ini menggali potensi budaya di masing-masing daerah. Jadi dengan adanya event ini, Olimpiade Olah Raga Tradisional itu menunjang pelestarian budaya daerah, budaya lokal,” ujar Cucu saat ditemui di sela kegiatan.
Cucu pun memberikan apresiasi positif karena penyelenggaraan OOTrad kali ini melibatkan masyarakat daerah sebagai peserta. “Sangat diparsesiasi. Kami merasa, warga masyarakat khususnya yang ada di lingkungan daerah di Provinsi Jawa Barat merasa diakui. Bahwa Unpad sebetulnya bukan hanya milik Unpad itu sendiri tapi sudah milik Jawa Barat,” tuturnya.
Hal senada pun disampaikan masyarakat sekitar Jatinangor. Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa Jatiroke, Zaenuddin mengungkapkan bahwa acara ini sangat disambut baik oleh masyarakat dan aparat pemerintahan desa, terutama karena acara ini turut menggali potensi-potensi tradisional yang ada di Jawa Barat.
“Alhamdulillah ya bagus. Jadi berguna bermanfaat untuk generasi-generasi muda yang belum tahu kesenian-kesenian olah raga tradisional. Jadi manfaatnya benar-benar besarlah untuk generasi muda khususnya Jawa Barat terutama di Jatinangor ini. Jadi yang tidak tahu, generasi anak-anak sekarang jadi tahu permainan jaman dulu,” ujar Zaenuddin.
Kegiatan OOTrad diawali dengan Pawai Alegoris Padjadjaran (aleut-aleutan), dimana setiap kontingen menampilkan kostum khas serta kesenian tradisional khas Jawa Barat. Aleut-aleutan dimuali dari Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor dan diakhiri di Stadion Jati Padjadjaran.
Pembukaan OOTRad ke-8 ini ditandai dengan penyalaan obor oleh Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. dengan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya.
“Kami dari Kementerian Pariwisata menyambut gembira kegiatan ini, mudah-mudahan kegiatan seperti ini juga dijadikan contoh oleh perguruan tinggi yang lain untuk melakukan hal yang sama,” ujar Prof. Ahman.
Prof. Ahman mengungkapkan, Kementerian Pariwisata RI selalu berupaya untuk mendorong kegiatan budaya di setiap tempat, agar dapat terus maju dan berkembang. Ia menuturkan, daya tarik wisata sendiri paling banyak karena faktor budaya (60%), 35% karena faktor alam, dan 5% karena faktor man made.
“Karena budaya dari sisi pariwisata, bukan hanya sumber inspirasi bagi berbagai kegiatan, tetapi juga merupakan sumber inspirasi bagi pengembangan kehidupan di bidang ekonomi, di bidang pendidikan, bahkan budaya ini sekarang sudah kita jadikan sebagai media diplomasi antar suku bangsa dan antar bangsa-bangsa di dunia ini,” ungkapnya.
Menurut Prof. Ahman, OOTrad merupakan kegiatan yang dapat berkontribusi dalam upaya perlindungan budaya tradisi. “Yang juga sekaligus menjadikannya sebagai destinasi pariwisata dan daya tarik pariwisata.”
OOTrad menyelengarakan lomba egrang, ngagandong boboko, balap karung, manggul beas, nanggung suluh, nyuhun jukut, dan eyong, serta eksebisi kaulinan tradisional perepet jengkol, pencak silat, panahan, sorodot gaplok, sumpit, boiboian, damdas, nabuh lisung, galah asin, gasing, gatrik, layang hias, dan demprak. *
Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh
The post Berlangsung Meriah, Masyarakat Apresiasi Positif Penyelenggaraan OOTrad ke-8 Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.