Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Kepala BNPT, “Semangat Sumpah Pemuda Tercabik, Nilai Pancasila Tereduksi”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/11/2016] Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H., mengajak mahasiswa mewaspadai berbagai dimensi yang bisa memecah belah persatuan bangsa. Menurut Suhardi, dimensi tersebut merupakan efek berkembangnya globalisasi dan pembangunan bangsa.

Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H., saat memberikan kuliah umum di di Ruang Seminar Gedung A Kampus FISIP Unpad Jatinangor, Rabu (16/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H., saat memberikan kuliah umum di di Ruang Seminar Gedung A Kampus FISIP Unpad Jatinangor, Rabu (16/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

“Pembangunan bangsa melahirkan turbulensi yang bisa menghasilkan dua nilai, yaitu baik dan buruk. Jika buruk, maka akan menggerus nasionalisme,” ujar Suhardi saat menyampaikan kuliah umum bertajuk “Resonansi Kebangsaan dan Mencegah Radikalisme di Lingkungan Muda/Pelajar/Mahasiswa” di Ruang Seminar Gedung A Kampus FISIP Unpad Jatinangor, Rabu (16/11).

Kuliah umum yang dimoderatori Guru Besar FISIP Unpad, Prof. Dr. Obsatar Sinaga, M.Si., ini diikuti oleh mahasiswa FISIP Unpad. Turut hadir Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik Unpad Dr. Soni A. Nulhaqim, S.Sos., M.Si., Dekan FISIP Unpad Dr. R. Widya Setiabudi S, M.T., M.Si., serta sejumlah pimpinan dan dosen di lingkungan FISIP Unpad.

Suhardi mengatakan, semangat momentum Sumpah Pemuda 1928 yang menyatukan seluruh keragaman di Indonesia saat ini telah tercabik. Semangat toleransi dikatakan hampir menghilang dengan banyaknya kasus-kasus intoleransi di Indonesia. Hal ini menyebabkan nilai-nilai Pancasila menjadi tereduksi.

Dengan mereduksinya nilai-nilai Pancasila dewasa ini, Mantan Kapolda Jawa Barat ini menilai ada sesuatu yang salah telah terjadi di Indonesia. “Kalau ini tidak dirawat, belum tentu ada jaminan akan ada Republik ini dalam 100 tahun ke depan,” imbuh Suhardi.

Lebih lanjut Suhardi mengatakan, berbagai dimensi yang harus diwaspadai muncul dari semua sektor, meliputi dimensi geografi, demografi, sumber daya alam, hingga sektor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Ia pun menyorot maraknya paham radikalisasi yang diwaspadai pada sisi ideologi. Paham ini merupakan ancaman krusial bagi negara. Sasaran utama penyebaran paham ini ialah generasi muda Indonesia.

Derasnya arus informasi di jagat internet berdampak pada pesatnya penyebaran paham radikalisme di Indonesia. Suhardi mengatakan, saat ini banyak informasi radikal yang mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk diantaranya anak-anak.

Di hadapan mahasiswa, Suhardi pun mengutip berbagai survei terkait penyebaran paham radikalisme di Indonesia. Salah satu survei dari Wahid Foundation pada 2016 melaporkan sekitar 72% masyarakat Indonesia menolak radikalisme. Selain itu, sekitar 7,7% menyatakan berpartisipasi dalam radikalisme, dan 0,4% menyatakan pernah terlibat dalam kegiatan radikalisme.

Survei tersebut menyasar pada responden 150 juta masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Jika dikalkulasikan, maka nilai 7,7% tersebut setara dengan 11,5 juta jiwa. Sedangkan 0,4 % setara dengan 600 ribu jiwa.

Untuk itu, penghalauan paham ini tidak bisa dilakukan oleh BNPT saja. Suhardi mengatakan, pihaknya bekerja tidak hanya menyelesaikan di sektor hilir, tetapi juga di sektor hulu. Pemerintah melalui beberapa kementerian terkait harus bersama dan sungguh-sungguh dalam mengatasi penyebaran radikalisme.

Di sektor Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, lanjut Suhardi, pengentasan radikalisasi bukan hanya menyasar pada mahasiswa, tetapi juga melibatkan unsur dosen. Selain integrasi pendidikan Kontra Radikalisasi dan penguatan wawasan kebangsaan dalam kurikulum pendidikan tinggi, dosen pun harus diberikan pelatihan dan pembinaan terhadap implementasi dari pendidikan Kontra Radikalisme tersebut.

“Lebih lanjut lagi, Rektor dan Dosen harus peduli dan melakukan pendampingan terhadap seluruh kegiatan kemahasiswaan,” kata Suhardi.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Kepala BNPT, “Semangat Sumpah Pemuda Tercabik, Nilai Pancasila Tereduksi” appeared first on Universitas Padjadjaran.


Pengembangan Sumber Daya Ternak Lokal Harus Memperhatikan Kesesuaian Ekosistem

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/11/2016] Sumber daya ternak lokal dapat terus dikembangkan untuk kemaslahatan masyarakat, yang pada gilirannya akan sesuai dengan apa yang diharapkan pada Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam pengembangannya pun harus berwawasan lingkungan, yaitu berpedoman pada pembangunan peternakan berkelanjutan.

Suasana Seminar Nasional Pengembangan Peternakan Berkelanjutan ke-8 di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (16/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana Seminar Nasional Pengembangan Peternakan Berkelanjutan ke-8 di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (16/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan akan dilakukan dengan pola pembangunan berkelanjutan, yang artinya sebagai upaya pengelolaan dan konservasi sumber daya peternakan yang meliputi lahan, air, dan sumber daya genetik hewan. Dengan rekayasa teknologi dan kelembagaan maka akan tercapai kebutuhan pangan yang diperlukan secara berkesinambungan,” ujar Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang Ir. Tri Harsi, MP saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional Pengembangan Peternakan Berkelanjutan ke-8 di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (16/11).

Selain itu, Tri pun mengungkapkan bahwa pengembangan sumber daya ternak lokal harus memperhatikan kesesuaian ekosistem atau lingkungan setempat (spesifik lokasi), membuka kesempatan kerja bagi penduduk, meningkatan pendapatan peternak, menggunakan input produksi yang rendah, memiliki prinsip daur ulang, serta  memiliki keterkaitan ke depan (industri hulu) dan ke belakang (industri pengolahan peternakan).

Pemerintah pun telah menetapkan bahwa ada 65 rumpun ternak lokal yang dapat dikembangkan. Rumpun ternak lokal ini merupakan sumber utama untuk penyediaan pangan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, menyerap tenaga kerja, bahan baku untuk industri , memperluas ekspor, dan mencegah urbanisasi.

Selain Tri, turut hadir sebagai pembicara pada seminar nasional ini adalah Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA dar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Drs. M. Munandar, MS dari Fakultas Peternakan Unpad, dan AgusAbdurahman selaku ketua HIPPAPI Jawa Barat.

Acara ini digelar oleh Fakultas Peternakan Unpad, dan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., dengan didampingi pula oleh Dekan Fakultas Peternakan Unpad Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati, M.S. dan Ketua Panitia Dr. Jajang Gumilar, SPt, MM.

Kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk menghasilkan pemikiran dalam pengambilan kebijakan yang berpihak terhadap pengembangan sumber daya ternak lokal dalam pencapaian SDGs, serta untuk menjalin komunikasi ilmiah antar akademisi, peneliti, praktisi, pemangku kebijakan, dan komunitas untuk pengembangan sumber daya ternak lokal dalam pencapaian SDGs.

“Total makalah yang dipresentasikan sebanyak 153 judul, terdiri atas 107 judul dipresentasikan secara ioral dan sebanyak 46 judul dipresentasikan dalam bentuk poster,” ungkap Dr. Jajang.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Pengembangan Sumber Daya Ternak Lokal Harus Memperhatikan Kesesuaian Ekosistem appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Lantik Sejumlah Pimpinan Baru di Lingkungan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 17/11/2016] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, melantik sejumlah pimpinan unit kerja di lingkungan Unpad. Pelantikan digelar di ruang Executive Lounge Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (17/11). Pelantikan ini dihadiri oleh Wakil Rektor, pimpinan fakultas, serta anggota Darma Wanita Persatuan (DWP) Unpad.

Pelantikan sejumlah pimpinan baru di lingkungan Unpad oleh Rektor Unpad di Executive Lounge Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Kamis (17/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pelantikan sejumlah pimpinan baru di lingkungan Unpad oleh Rektor Unpad di Executive Lounge Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Kamis (17/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pimpinan yang dilantik terdiri dari Direktur, Kepala Satuan Pengawas Internal, Kepala dan Wakil Kepala Satuan Pengendalian dan Koordinasi Program, serta Sekretaris Direktorat. Pelantikan tersebut merupakan upaya transformasi organisasi yang dijalankan Unpad.

“Upaya transformasi organisasi ini untuk mendukung upaya memberikan kontribusi Unpad lebih kuat bagi pembangunan bangsa,” ujar Rektor saat memberikan pengarahan.

Menjalani masa transisi sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, aspek penting yang harus dilakukan Unpad ialah menguatkan serta melakukan pemberdayaan berbagai potensi yang dimiliki. Di tahap awal pelaksanaan ialah mengenalkan berbagai program secara masif. Program ini merupakan inisiasi untuk menjalankan aktivitas kelembagaan ke depan.

Rektor mengatakan, berbagai inovasi harus dikembangkan Unpad. Inovasi ini menjadi jiwa dari upaya membangun pengembangan Unpad ke depan. Membangun inovasi ini salah satunya ditopang dengan perangkat kelembagaan yang optimal.

“Tanpa inovasi, sulit untuk kita berkembang ke depan,” ujar Rektor.

Untuk itu, dalam pelantikan ini, ada beberapa penyesuaian transformasi kelembagaan. Secara teknis Rektor menjelaskan, kelembagaan Direktorat yang sebelumnya terdiri dari 11 Direktorat, kemudian direduksi menjadi 9 Direktorat, yaitu dengan menghilangkan 3 Direktorat, menggabungkan 2 Direktorat, dan membantuk 1 Direktorat Baru.

Untuk mempercepat proses kinerja, peran Kepala Biro dihilangkan dan diambil alih Direktur. Dalam hal ini, Direktur akan dibantu Sekretaris Direktorat guna menjalankan berbagai fungsi fasilitatif untuk menjamin terlaksananya program yang telah dirancang oleh unit kerja. “Melakukan pemberdayaan dan menyinergikan berbagai program,” tambah Rektor.

Dengan upaya transformatif kelembagaan ini, Rektor menargetkan pada 2018 mendatang Unpad telah berada pada posisi stabil sebagai PTN Badan Hukum.

pelantikan-2-tedi pelantikan-3-tedi humas-unpad-2016_11_17-pelantikan-dadan

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1883-1912/UN6.RKT/2016, nama pejabat Direktur dan Kepala yang dilantik dalam kesempatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A-K, M.Kes., sebagai Direktur Sumber Daya Pembelajaran dan Perpustakaan;
  2. Drs. Gatot Riwi Setyanto, M.Si., sebagai Direktur Direktur Sumber Daya Manusia;
  3. Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., sebagai Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan;
  4. Edi Jaenudin, S.E., M.Si., Ak., sebagai Direktur Keuangan dan Logistik;
  5. Rizky Abdulah, S.Si., Apt., PhD, sebagai Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyakarat;
  6. Dr. Irwan Ary Dharmawan, M.Si., sebagai Direktur Sarana dan Prasarana;
  7. Dr. Dwi Purnomo, S.TP., M.T., sebagai Direktur Kerjasama dan Korporasi Akademik
  8. Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., sebagai Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor Internasional;
  9. Irvan Afriandi, dr., Grad. Dipl. OEH., M.PH., Dr.PH., sebagai Direktur Perencanaan dan Sistem Informasi;
  10. Drs. Agus Safari, M.Si., sebagai Kepala Satuan Pengendalian dan Koordinasi Program;
  11. Cahya Irawady, S.E., Ak., M.Si., sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal.*

Lampiran:
Lampiran SK Pengangkatan Direktur, Kepala SPI, Kepala dan Wakil Kepala Satuan Pengendalian dan Koordinasi Program, serta Sekretaris Direktorat

 

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Rektor Lantik Sejumlah Pimpinan Baru di Lingkungan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tata Ruang Laut Jadi Salah Satu Strategi Pembangunan Perikanan dan Kelautan Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 17/11/2016] Salah satu upaya pemerintah dalam pembangunan perikanan dan kelautan Indonesia adalah adanya strategi tata ruang laut. Menurut Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng., tata ruang laut diperlukan untuk menjamin adanya kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng., saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Atikan (Unpad Training Center) Jln. Ir. H. Djuanda 4 Bandung, Kamis (17/11). (Foto oleh: Artanti Hendriyana)*

Direktur Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng., saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Atikan (Unpad Training Center) Jln. Ir. H. Djuanda 4 Bandung, Kamis (17/11). (Foto oleh: Artanti Hendriyana)*

Hal tersebut disampaikan Dr. Subandono saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional “Sinergitas Teknologi, Hukum, dan Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan Menuju Kedaulatan Pangan di era MEA” yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Atikan (Unpad Training Center) Jln. Ir. H. Djuanda 4 Bandung, Kamis (17/11).

Melalui tata ruang laut, maka akan ada kekuatan hukum yang berperan. Adapun “kedaulatan” yang dimaksud bukan hanya mengenai wilayah, tetapi juga kedaulatan pangan. Melalui tata ruang laut, juga dijamin adanya keberlanjutan, termasuk keberlanjutan sumber daya alam dan profesi kemaritiman.

“Untuk memberikan kekuatan hukum pemanfaatan ruang di laut, supaya punya kepastian hukum, baik masyarakat maupun yang melakukan investasi,” ujar Dr. Subandono saat menjelaskan fungsi tata ruang laut.

Menurut Dr. Subandono, selama ini kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang laut dan pemanfaatan sumber daya laut yang tidak sesuai. Untuk itulah pentingnya ada tata ruang laut yang dikelola secara terpadu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kedepannya, bagi yang akan memanfaatkan atau berkegiatan di laut perlu memiliki izin lokasi. “Izin lokasi dasarnya adalah rencana tata ruang laut atau rencana zonasi. Ini diatur dalam Undang-Undang. Agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan peruntukannya,” jelasnya.

Seminar nasional ini dibuka secara resmi oleh Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si. Selain Dr. Subandono, acara ini juga menghadirkan pembicara Dr. Chay Asdak dari Unpad, Dr. Hefni Effendi dari Institut Pertanian Bogor, dan Hendra Sugandhi dari Asosiasi Tuna Indonesia.

Lebih dari 150 peserta mengikuti seminar ini, yang akan mengisi presentasi oral dan poster. Peserta berasal dari berbagai institusi dari seluruh Indonesia. Mereka adalah akademisi, praktisi, serta pemerhati di bidang perikanan dan kelautan.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Tata Ruang Laut Jadi Salah Satu Strategi Pembangunan Perikanan dan Kelautan Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Universitas Udayana Kunjungi Unpad untuk Pelajari Pengelolaan Sistem Informasi Akademik

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/11/2016] Sejumlah pimpinan dan staf Universitas Udayana Bali melakukan kunjungan ke Universitas Padjadjaran, Jumat (18/11). Kunjungan dilakukan dalam rangka mengetahui lebih lanjut tentang sistem informasi akademik yang digunakan di Unpad.

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Ahmad Baehaqi, S.Si., M.T., saat menerima kunjungan delegasi Universitas Udayana di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (18/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Ahmad Baehaqi, S.Si., M.T., saat menerima kunjungan delegasi Universitas Udayana di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (18/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rombongan Unud diterima oleh Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Ahmad Baehaqi, S.Si., M.T., Kepala Subbagian Pengelolaan Pembelajaran Unpad Nendar Amirulloh Permana, S.Si., M.T., Kepala Subbagian Tahapan Persiapan Bersama dan Kuliah Kerja Nyata Unpad Arief Irmansyah, S.Sos., M.Si., serta staf Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Irma Nuraini, M.T., di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor.

Adapun rombongan dari Unud terdiri dari Pembantu Rektor I Unud, Prof. Dr. I Made Damriyasa, drh., M.S., pimpinan dari beberapa fakultas di lingkungan Unud, staf Biro Administrasi Akademik, serta staf Unit Sumber Daya Informasi (USDI) Unud.

“Kami ingin mendapatkan informasi lebih lanjut terkait hal-hal apa yang telah dilakukan di Unpad, sehingga ini menjadi pembelajaran untuk kami ke depannya,” ujar Prof. Damriyasa.

Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Baehaqi menyampaikan presentasi tentang Sistem Informasi Administrasi Terpadu (SIAT) Unpad, jalur masuk dan alur registrasi mahasiswa baru, serta ketentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diterapkan di Unpad.

Presentasi selanjutnya disampaikan Nendar terkait proses wisuda di Unpad. Nendar mengatakan, prosesi wisuda Unpad digelar 4 kali dalam setahun dan meluluskan sekitar 10.000 lulusan dalam 4 prosesi tersebut. Rombongan pun diperlihatkan tayangan video seputar pelaksanaan wisuda di Unpad.

Presentasi selanjutnya dilakukan oleh Arief terkait pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Unpad. Dalam presentasinya, Arief mengemukakan, pelaksanaan KKN di Unpad diistilahkan dengan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Program Pengabdian kepada Masyarakat-Dosen (PPMD) Integratif. Pelaksanaan KKNM sendiri saat ini diintegrasikan dengan program Profesor Masuk Desa, dimana para guru besar Unpad terjun langsung melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat sekaligus menjadi Dosen Pendamping Lapangan (DPL) bagi peserta KKNM.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Universitas Udayana Kunjungi Unpad untuk Pelajari Pengelolaan Sistem Informasi Akademik appeared first on Universitas Padjadjaran.

Cinderamata Unpad Raih Juara Terbaik III Pusat Anugerah Media Humas 2016

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/11/2016] Universitas Padjadjaran meraih Anugerah Media Humas (AMH) 2016 sebagai Terbaik III Kelompok Pemerintah Pusat untuk kategori Cinderamata Utama. AMH merupakan ajang nasional tahunan yang digelar Badan Koordinasi Kehumasan Masyarakat (Bakohumas) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI untuk memberikan apresiasi kepada unit Humas di Kementerian, lembaga, instansi, dan perguruan tinggi.

Direktur Tata Kelola & Komunikasi Publik Unpad, Ade Kadarisman, S.Sos., MT. (tengah) dan staf Humas & Protokol Unpad, Arief Maulana (kiri) serta Dadan Triawan (kanan) bersama piagam penghargaan AMH 2016 di Bandung, Jumat (18/11). *

Direktur Tata Kelola & Komunikasi Publik / Kepala Kantor Internasional Unpad, Ade Kadarisman, S.Sos., MT. (tengah) dan staf Humas & Protokol Unpad, Arief Maulana (kiri) serta Dadan Triawan (kanan) bersama piagam penghargaan AMH 2016 di Bandung, Jumat (18/11). *

Penghargaan diberikan Direktur Kemitraan Komunikasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Dedet Surya Nandika, kepada Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik / Kepala Kantor Internasional Unpad Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., pada Malam Anugerah Media Humas 2016 di Harris Hotel & Convention Bandung, Jumat (18/11) malam.

Pada kelompok Pusat ini, Unpad meraih terbaik ketiga setelah bersaing peserta dari Kementerian, Lembaga, Perguruan Tinggi, BUMN, dan BUMD. Dalam kesempatan tersebut Kementerian Pariwisata meraih Terbaik I dan Mahkamah Konstitusi meraih Terbaik II. Selain untuk tingkat pusat, penghargaan kategori Cinderamata Utama ini juga diberikan kepada kelompok pemerintah daerah.

Cinderamata yang diikutsertakan Unpad dalam penilaian ini adalah Jam Sunda yang menunjukkan istilah waktu dalam budaya Sunda serta Selendang Unpad. Kedua cinderamata ini merupakan inisiasi dari Rektor ke-10 Unpad, Prof. Ganjar Kurnia.

Saat ditemui di sela acara, Ade Kadarisman mengapresiasi penghargaan yang telah diraih Unpad. Menurutnya, prestasi ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk berprestasi lebih baik lagi. Tantangan selanjutnya ialah meraih prestasi pada kategori lainnya.

“Ini menjadi bahan evaluasi kita ke depan, berbagai macam produk kehumasan bisa kita lakukan dengan maksimal,” ujar Ade.

Selain kategori Cinderamata Utama, AMH 2016 juga memberikan penghargaan untuk kategori Penerbitan Internal, Laporan Kerja Humas 2015, Pelayanan Informasi Melalui Internet, Advertorial, Profil Lembaga, dan Pameran Humas Instansi. Acara tersebut juga memberikan penghargaan Tokoh Kehumasan 2016. Untuk tahun ini, tokoh Kehumasan jatuh kepada Irjen Pol. Boy Rafli Amar dan Muliaman Hadad.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Ir. Rudiantara, MBA., sejumlah pimpinan Kehumasan di berbagai instansi, serta perwakilan Humas dari seluruh instansi dan lembaga di Indonesia.*

Jam Sunda, cinderamata Unpad.

Jam Sunda, cinderamata Unpad.

Rektor Unpad saat memberikan Jam Sunda kepada Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, beberapa waktu lalu.

Rektor Unpad saat memberikan Jam Sunda kepada Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, beberapa waktu lalu.

Selendang Unpad

Selendang Unpad, cinderamata Unpad

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengenakan Selendang Unpad, beberapa waktu lalu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengenakan Selendang Unpad, beberapa waktu lalu.

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Cinderamata Unpad Raih Juara Terbaik III Pusat Anugerah Media Humas 2016 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Memperkaya Referensi Pengetahuan Melalui Bedah Naskah Sunda Kuno

$
0
0

[Unpad.ac.id, 19/11/2016] Nilai-nilai kebudayaan lokal dapat digali sebagai salah satu identitas bangsa saat ini. Beberapa pihak yakin, pengetahuan lokal memiliki nilai yang tidak kalah ilmiahnya dengan sumber pengetahuan ilmiah yang ada dan dikembangkan dalam kurun waktu terakhir.Hal ini yang menjadi ketertarikan para akademisi Universitas Padjadjaran untuk menggali berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang dalam bentuk naskah kuno.

Suasana Bedah Naskah Kuno dengan tema “Bias-bias Geologis dalam Naskah Sunda Kuno” di Ruang Seminar Lantai 2 Gedung UPT Perpustakaan Unpad Jatinangor 26 Oktober lalu.*

Suasana Bedah Naskah Kuno dengan tema “Bias-bias Geologis dalam Naskah Sunda Kuno” di Ruang Seminar Lantai 2 Gedung UPT Perpustakaan Unpad Jatinangor 26 Oktober lalu.*

Kerja sama interdependensi antara Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unpad, UPT Perpustakaan Fakultas Teknik Geologi, Prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Unpad, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UT, Komunitas Dangiang Sunda Padjadjaran, serta unsur pemerintahan di wilayah Jatinangor ini berhasil menggelar acara Bedah Naskah Kuno dengan tema “Bias-bias Geologis dalam Naskah Sunda Kuno” di Ruang Seminar Lantai 2 Gedung UPT Perpustakaan Unpad Jatinangor 26 Oktober lalu.

Acara ini bertujuan sebagai upaya membiasakan diri dalam mencari referensi pembanding dari manuskrip (naskah kuno) buah karya nenek moyang urang Sunda yang sangat bernilai, serta menyosialisasikan sumber-sumber informasi pengetahuan lokal sebagai sumber referensi baik di internal maupun eksternal Unpad.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, acara ini menghadirkan 3 pembicara, diantaranya Dosen Prodi Sastra Sunda FIB Unpad, Dr. Undang Ahmad Darsa, M.Hum., dan Dr. Phil. R.N. Purnomowulan, MA, Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Dr. Cipta Endyana, M.T., dengan moderator Samson CMS., S.Sos., M.I.Kom., dari prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad.

20161026_104001img-20161026-wa0019Salah satu pembicara, Dr. Undang mengatakan, sebagai perguruan tinggi yang lahir di Jawa Barat, Unpad wajib untuk mempertimbangkan sekaligus menggali  berbagai sumber informasi akademik yang berbasis pada kekayaan pengetahuan lokal. Mengusung Pola Ilmiah Pokok (PIP) “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional”, semakin jelas menyiratkan bahwa Unpad seyogianya memiliki perhatian yang besar terhadap berbagai  referensi pengetahuan lokal yang dapat digali dari budaya masyarakat Sunda.

Acara ini dihadiri peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga unsur Muspika di Kecamatan Jatinangor, Cibiru Hilir, dan Cileunyi. Dalam kesempatan tersebut, peserta banyak mengapresiasi dan berharap kegiatan ini menjadi sebuah kegiatan rutin dan banyak menggali berbagai nilai-nilai budaya lokal dalam naskah Sunda.

Menurut Wina Erwina, M.A., selaku kepala UPT Perpustakaan Unpad, acara bedah naskah kuno ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi program kerja Komunitas DSP, UPT Perpustakaan Unpad dan sosialisasi hasil kegiatan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) tahun 2016 yang berjudul “Revitalisasi Nilai-nilai Budaya Sunda Melalui Penerapan Paribasa dan Aksara Sunda dalam Pendidikan Informal dan Nonformal di Kabupaten Bandung”.

Acara bedah naskah Sunda kuno ini rencananya akan digelar tiga kali kegiatan untuk tema yang sama, Artinya setiap tema bedah naskah kuno akan diselenggarakan dalam waktu enam bulan. Diharapkan tercapai tingkat internalisasi pemahaman dan penghayatan secara lebih mendalam.*

Rilis oleh: Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Unpad/am

The post Memperkaya Referensi Pengetahuan Melalui Bedah Naskah Sunda Kuno appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viatikara, dari Bandung untuk Dunia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 19/11/2016] Mengembangkan kesenian semestinya dilakukan secara tersistem dan bersifat kelembagaan, bukan bergantung pada orang-perorang. Peran pemerintah pun sangat diperlukan melalui  kebijakan-kebijakan yang bisa lebih menghidupkan kesenian.

Suasana diskusi pada Peluncuran dan Bedah Buku “Viatikara: dari Bandung untuk Dunia”di Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (18/11) kemarin. (Foto oleh: Dadan T.)*

Suasana diskusi pada Peluncuran dan Bedah Buku “Viatikara: dari Bandung untuk Dunia”di Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (18/11) kemarin. (Foto oleh: Dadan T.)*

“Kita harusnya tidak lagi berbicara tentang orang, kita harus berbicara tentang sistem, kita berbicara tentang kelembagaan, dan dengan cara seperti itu kita harapkan bahwa kesenian ini bisa terus berkembang,” kata Guru Besar Universitas Padjadjaran Unpad sekaligus Budayawan, Prof. Ganjar Kurnia dalam Peluncuran dan Bedah Buku “Viatikara: dari Bandung untuk Dunia”di Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (18/11) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ganjar mengapresiasi buku karya Mahpudi dan Enton Supriyatna ini. Buku ini merupakan Biografi kelompok seni Viatikara, yang mengisahkan sejarah perkembangan Viatikara sejak awal terbentuk, termasuk perkembangan kreatifitas kesenian Sunda.

Menurut Prof. Ganjar, buku yang berkaitan dengan perkembangan organisasi kesenian sangatlah jarang, termasuk buku-buku yang berkaitan dengan sejarah kesenian. Melalui buku ini, dapat diketahui pula bahwa kreatifitas masyarakat Sunda dalam berkesenian tidak penah padam. Kreatifitas kesenian Sunda setidaknya sudah ditunjukan sejak tahun 1960-an, dimana kelompok seni  Viatikara sudah diakui eksistensinya hingga di tingkat internasional.

“Dengan adanya buku ini menurut saya ini patut kita apresiasi secara bersama-sama,” ucap Rektor kesepuluh Unpad ini.

Prof. Ganjar pun menyayangkan mengapa saat ini eksistensi Viatikara di Bandung tidak sebaik perkembangan Viatikara di Surabaya. Menurutnya, gagasan untuk mengembangkan kembali Viatikara di Bandung sangat penting. Viatikara pun harus dapat menjadi pintu masuk masyarakat yang ingin memasuki dunia seni tradisi.

Kegiatan ini juga turut menghadirkan Budayawan Sasmiyarsi Sasmoyo sebagai pembahas buku.  Ia pun mengharapkan, untuk meningkatkan eksistensi Viatikara Bandung, perlu adanya “suntikan” generasi baru, dengan tetap melibatkan penari senior yang telah banyak pengalamannya sebagai penasihat.

Viatikara sendiri merupakan kelompok tari yang telah berdiri sejak tahun 1961. Kampus Unpad dinilai sangat dekat dengan keberadaan Viatikara, karena sejak awal berdiri, pengurus Viatikara didominasi oleh mahasiswa Unpad. Bahkan Aula Unpad selama beberapa tahun menjadi tempat latihan Viatikara.

Selain peluncuran dan bedah buku, kehadiran Viatikara di Unpad juga diisi dengan pentas tari “Sendratari Nasional Indonesia Modern” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung, Jumat (18/11) malam.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad pun menyambut baik digelarnya kegiatan ini di Unpad. Diungkapkan Rektor, telah sejak lama Unpad memiliki komitmen dalam menjaga kebudayaan. Kehadiran Viatikara dalam berbagai kegiatannya di Unpad pun menjadi inspirasi dan energi untuk memperkuat misi Unpad dalam melestarikan kebudayaan.

Rektor pun mengatakan bahwa buku “Viatikara” dapat menjadi media penting bagi generasi berikut terkait catatan sejarah budaya di Indonesia. Diharapkan, sisi kekuatan akademik dapat lebih memberikan warna pada buku ini.*

peluncuran-buku-viatikara-1-dadan_1479529536517 peluncuran-buku-viatikara-4-dadan_1479529537223 peluncuran-buku-viatikara-5-dadan_1479529537465 peluncuran-buku-viatikara-6-dadan_1479529537695 peluncuran-buku-viatikara-7-dadan_1479529537923 peluncuran-buku-viatikara-2-dadan_1479529536826

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Viatikara, dari Bandung untuk Dunia appeared first on Universitas Padjadjaran.


Menanti Kontribusi “Epicentrum” bagi Permasalahan Komunikasi di Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 21/11/2016] Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran menggelar kegiatan bertajuk “Epicentrum: Padjadjaran Communication Festival 2016” di area kampus Fikom Unpad, Jatinangor, 21-24 November 2016. Kegiatan ini digelar atas kerja sama antar himpunan mahasiswa dari seluruh program studi yang ada di Fikom Unpad.

Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si., saat membuka kegiatan "Epicentrum: Padjadjaran Communication Festival 2016" di Auditorium Pascasarjana Fikom Unpad, Senin (21/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si., saat membuka kegiatan “Epicentrum: Padjadjaran Communication Festival 2016” di Auditorium Pascasarjana Fikom Unpad, Senin (21/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Ketua pelaksana kegiatan, Nathania Sarah, mengatakan, ajang komunikasi ini diikuti oleh peserta dari 14 perguruan tinggi se-Indonesia dan 2 Sekolah Menengah Atas dari Jakarta dan Purwakarta. Mengusung tema “The Super Power of Communcation”, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi berbagai masalah yang terjadi di Indonesia.

“Kita mengajak antusiasme ilmu komunikasi di Indonesia untuk berkolaborasi melalui seminar, workshop, dan kompetisi,” ujar Nathania dalam acara pembukaan Epicentrum di Auditorium Pascasarjana Fikom Unpad, Senin (21/11).

Pembukaan tersebut dihadiri Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si., para Wakil Dekan, Manajer, dan Dosen di lingkungan Fikom Unpad, serta para peserta kegiatan Epicentrum.

Kegiatan terdiri atas seminar, workshop, dan perlombaan yang merupakan gabungan dari kegiatan 5 program studi di Fikom Unpad , yaitu: OlymPRday dan Public Relation Student Forum (Humas); Parade Jurnalistik, Millenials Paper, dan Mediamorfosis (Jurnalistik); Seminar Diginomics, Workshop “Ideation” (Manajemen Komunikasi), serta Seminar Public Library, serta lomba konsep perpustakaan “Liblicious (Ilmu Informasi dan Perpustakaan). Kegiatan ini memperebutkan hadiah total sebesar US$ 4.800. Selain itu, kegiatan ini juga akan menggelar pemilihan putra putri Fikom Unpad.

Adapun 14 perguruan tinggi peserta kegiatan berasal dari Unpad, Universitas Brawijaya, Universitas Kristen Petra, Kalbis Institute, Institut Teknologi Bandung, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Airlangga, UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Negeri Surabaya, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Widya Mandala. Sedangkan sekolah yang ikut berasal dari SMAN 1 Purwakarta dan SMAN 88 Jakarta.

Rangkaian kegiatan Epicentrum dibuka secara resmi oleh Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat. Dr. Dadang berharap kegiatan ini bukan menjadi ajang persaingan seluruh peserta, namun menjadi proses silaturahmi dan interaksi antar insan komunikasi yang terlibat dalam kegiatan ini.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, berbagai masalah yang ada Indonesia pada dasarnya berawal dari masalah komunikasi. Untuk itu, peserta kegiatan diharapkan mampu melakukan diagnosis dari berbagai masalah untuk ditemukan upaya pemecahannya.

“Kalaupun tidak bisa menyembuhkan masalah, setidaknya kita tahu bagaimana mendiagnosis masalah tersebut,” ujar Dr. Dadang.

Di hadapan peserta kegiatan, Dadang berpesan setiap tim dalam menjunjung tinggi sportivitas dan objektivitas. Ia pun berharap ajang Epicentrum ini dapat digelar secara berkelanjutan dengan lingkup peserta yang jauh lebih luas.

“Minimal bisa tingkat ASEAN,” pungkasnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Menanti Kontribusi “Epicentrum” bagi Permasalahan Komunikasi di Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Palawa Unpad Gelar Ekspedisi Padjadjaran Nemangkawi ke Pedalaman Papua

$
0
0

[Unpad.ac.id, 21/11/2016] Salah satu rangkaian Ekspedisi Nemangkawi 2016 yang dilakukan UKM Pecinta Alam Palawa Universitas Padjadjaran mulai bertolak menuju Desa Suanggama, Provinsi Papua, Jumat (18/11) lalu. Di desa ini, tim akan melakukan penelitian terkait penghambat proses literasi di desa yang dekat dengan jalur pendakian menuju Puncak Nemangkawi (Cartenz Pyramid) tersebut.

palawa-epnDalam rilis yang diterima Humas Unpad, sebagai lokasi yang dekat dengan jalur pendakian kelas dunia, desa ini menjadi lokasi strategis kunjungan pendaki lokal maupun mancanegara. Namun, nilai strategis ini tidak didukung oleh kemampuan literasi masyarakatnya.

Hal ini diperkuat dengan data yang menujukkan angka buta huruf di Provinsi Papua pada 2013 berada di kisaran 32,69%. Oleh karena itu, tim merasa perlu melakukan penelitian terkait faktor apa yang menghambat proses literasi, khususnya pada kemampuan membaca masyarakat di Desa Suanggama dilihat dari aspek sosial psikologisnya.

Adapun tim peneliti yang berangkat terdiri dari  Rizki Mulia P. (Fakultas Psikologi), Anisa Asri Sundoro (Fakultas Psikologi), Syarif Nur (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), dan Maria Teresa Erika (Fakultas Teknologi Industri Pertanian). Penelitian akan berlangsung hingga 2 Desember mendatang.

palawa-epn2Selama 2 pekan tinggal di tengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Suanggama, tim peneliti akan mencoba memahami berbagai faktor penghambat literasi dari aspek sosial seperti sumber daya manusia (orang tua, guru, dan kepala suku), infrastruktur, dan budaya. Sedangkan dari aspek psikologi akan ditinjau bagaimana kesiapan anak usia sekolah dasar dalam belajar membaca.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara yang ditelaah dari segi psikologi dan sosial. Hasil penelitian ini diharapkan bisa mendorong pengembangan pendidikan alternatif bagi masyarakat adat Desa Suanggama dalam menghadapi perubahan tanpa meninggalkan tradisi dan budaya yang diyakininya.

Pada tahap persiapan, tim sendiri telah melakukan simulasi pengambilan data di Desa Sukarame, Kabupaten Bandung dan uji coba alat ukur kesiapan membaca pada anak usia sekolah dasar di SDN Sinarjati, Kabupaten Sumedang. Simulasi ini dilakukan guna memberikan gambaran mengenai metode dan alat ukur dalam penelitian yang dilakukan di Desa Suanggama.

Penelitian ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan eskpedisi pendakian Gunung Nemangkawi (Carstenz Pyramid) yang mengusung konsep zero waste mountaineering (pendakian minim sampah)Tim peneliti berangkat terlebih dahulu dan tim pendaki akan berangkat di waktu yang berbeda.*

Rilis oleh: UKM Palawa Unpad/am

 

The post Palawa Unpad Gelar Ekspedisi Padjadjaran Nemangkawi ke Pedalaman Papua appeared first on Universitas Padjadjaran.

Desentralisasi Masih Kurang Perhatikan Pembangunan Desa dan Kehidupan Komunitas

$
0
0

[Unpad.ac.id, 21/11/2016] Selama ini jika berbicara mengenai desentralisasi dan otonomi daerah, seringkali hanya berfokus pada kecamatan, provinsi, dan Kabupaten/Kota. Desentralisasi kurang memperhatikan tata pemerintahan desa, kehidupan komunitas, dan pembangunan pedesaan.

Leni Dharmawan dan Hans Antlov saat berbicara pada BIES Economic Dialogue and Forum yang digelar CEDS Unpad dan Australian National University (ANU) Indonesia Project di Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (21/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Leni Dharmawan dan Hans Antlov saat berbicara pada BIES Economic Dialogue and Forum yang digelar CEDS Unpad dan Australian National University (ANU) Indonesia Project di Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (21/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad, Prof. Dede Mariana, saat menjadi salah satu pembicara dalam BIES Economic Dialogue and Forum yang digelar atas kerja sama Center of Economics and Development Studies (CEDS) Unpad dengan Australian National University (ANU) Indonesia Project di Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (21/11). Dalam kesempatan tersebut, dibahas mengenai penelitian berjudul “Village Governance, Community Life, and the 2014 Law Village in Indonesia” yang ditulis oleh Leni Dharmawan, Hans Antlov, dan Anna Wetterberg yang telah dimuat dalam Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES) Vol. 52 tahun 2016.

Lebih lanjut Prof. Dede menyampaikan, berdasarkan penelitian tersebut, masih ada kekhawatiran pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tentang  Desa tahun 2014.  Padahal berdasarkan pengalaman PNPM, menunjukkan bahwa potensi desa dan komunitasnya dapat menjalankan program dan mengawasi proyek infrastruktur desa yang efektif, meningkatkan produktivitas dan bebas dari korupsi.

“Sehingga mungkin peningkatan kapasitas pengelolaan desa ini menjadi hal yang penting,” ujar Prof. Dede.

Menurut Prof. Dede, Undang Undang No. 6 tentang Desa sendiri dimaksudkan untuk merevitalisasi pembangunan desa, desentralisasi, dan menguatkan institusi demokrasi desa.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Leni Dharmawan dan Hans Antlov yang menyampaikan hasil penelitiannya itu. Salah satu yang diungkapkan dalam penelitiannya, adalah masih minimnya peran pendamping dalam memberdayakan masyarakat. Saat ini, pendamping diketahui lebih banyak berperan dalam membantu Kepala Desa dalam hal administratif.

Peneltii pun menemukan, belum banyak desa yang memanfaatkan dana untuk meningkatkan perekonomian desa. Dana lebih banyak digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan infrastruktur desa, bukan untuk investasi yang produktif.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Desentralisasi Masih Kurang Perhatikan Pembangunan Desa dan Kehidupan Komunitas appeared first on Universitas Padjadjaran.

Guru Besar FIB Unpad, Prof. Dr. Dudih Amir Zuhud, Meninggal Dunia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 22/11/2016] Universitas Padjadjaran kembali kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Prof. Dr. Dudih Amir Zuhud, Dipl., Tefl., M.A., meninggal dunia pada usia 77 tahun di RS Santosa Bandung, Senin 21 November, pukul 21.30 WIB. Almarhum mendapat penghormatan terakhir oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dan keluar besar Unpad di Masjid Al Jihad Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (22/11).

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Dudih Amir Zuhud, Dipl., Tefl., M.A., di Masjid Al Jihad Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (22/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Dudih Amir Zuhud, Dipl., Tefl., M.A., di Masjid Al Jihad Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (22/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Beliau tidak hanya sebagai profesor, bapak, tetapi guru untuk semua. Beliau memperlihatkan talenta sosok seorang guru yang penuh tulus. Hampir seluruh di antara kita, kendati tidak terkait langsung dengan bidang ilmunya, pernah berinteraksi dalam kaitan proses pembelajaran,” ujar Rektor saat memberikan sambutan penghormatan.

Almarhum merupakan Guru Besar Linguistik pada program studi Sastra Inggris FIB Unpad. Dilantik pada 2003, dua bulan setelah menyelesaikan Program Doktornya di Unpad, Prof. Dudih merupakan guru besar pertama di prodi Sastra Inggris.

Rektor berharap semangat yang ditunjukkan Prof. Dudih dalam mengembangkan almamater harus dilanjutkan oleh generasi penerus di FIB. Pada rentang 2016, tercatat tiga guru besar FIB telah berpulang, yaitu Prof. Dr. Jus Badudu, Prof. Dr. Moch Tadjudin, serta Prof. Dr. Dudih A. Zuhud.

“Almarhum akan sangat bangga jika ke depan murid-muridnya dapat memberikan pengabdian, komitmen, dan dedikasi, bukan hanya bagi perguruan tinggi tetapi juga bagi bangsa, melebihi apa yang pernah beliau lakukan,” kata Rektor.

penglepasan-alm-pro-dudih-tediSecara singkat, Prof. Dudih lahir di Banjarsari, 14 September 1939. Kepiawaian Prof. Dudih dalam bidang bahasa telah tampak sejak kecil. Hal ini dibuktikan keakraban beliau terhadap wawacan (cerita berbahasa Sunda dalam bentuk pupuh) dalam tulisan Latin maupun Pegon. Semasa bersekolah di Sekolah Guru Bawah (SGB) medio 1950, almarhum sangat pandai dalam berbahasa Sunda, Indonesia, dan Inggris.

“Karena kepandaiannya, beliau dipercaya membuat karya drama untuk pentas kelas, membuat sajak tentang keseharian, alam, dan pengalaman pribadi,” ujar Dekan FIB Unpad, Yuyu Yohana Risagarniwa, PhD., saat membacakan riwayat hidup almarhum.

Almarhum lulus dari prodi Sastra Inggris Fakultas Sastra Unpad pada 1968. Sejak saat itu, almarhum mulai mengajar di almamaternya, dan tercatat pernah mengabdi sebagai Sekretaris Jurusan, Ketua Jurusan, Pembantu Dekan I, serta Pelaksana Harian Dekan Fakultas Sastra.

Selain aktif mengajar, almarhum juga rajin menulis puisi. Buku kumpulan puisi yang ditulis Prof. Dudih berjudul “Merayakan Hidup”, diterbitkan pada 2015.

Dalam upacara tersebut hadir sejumlah pimpinan universitas dan fakultas, dosen dan tenaga kependidikan, kerabat, mahasiswa serta anggota keluarga almarhum. Seusai pelepasan, Almarhum dikebumikan di TPU Cimuncang, Padasuka, Bandung.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Guru Besar FIB Unpad, Prof. Dr. Dudih Amir Zuhud, Meninggal Dunia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Informasi Penanggulangan Bencana Harus Mudah Dipahami dan Ubah Perilaku Masyarakat

$
0
0

[Unpad.ac.id, 22/11/2016] Untuk menginformasikan tentang kebencanaan, tidak cukup hanya membuat informasi lalu menyebarluaskannya. Informasi tersebut harus dipastikan dapat dipahami, dan menimbulkan perubahan perilaku dari masyarakat.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ir. B. Wisnu Widjaja, M.Sc. saat menjadi salah satu  pembicara dalam Konferensi Nasional “Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XII” di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (22/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ir. B. Wisnu Widjaja, M.Sc. saat menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Nasional “Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XII” di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (22/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Masyarakat pada dasarnya akan selamat kalau masyarakat itu mendapatkan informasi yang tepat dan mampu mengubah perilaku mereka untuk menjadi perilaku yang memahami bencana,” tutur Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ir. B. Wisnu Widjaja, M.Sc. saat menjadi salah satu  pembicara dalam Konferensi Nasional “Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XII”  yang digelar atas kerja sama Unpad dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (22/11).

Lebih lanjut Wisnu mengungkapkan, banyak pembuat informasi kebencanaan hanya berfokus pada aspek “produksi” saja. Mereka merasa puas ketika informasi sudah dibuat, dan tersaji di sejumlah media. Padahal menurut Wisnu, perubahan perilaku masyarakat untuk lebih tanggap bencana merupakan hal yang lebih penting. Informasi tersebut harus dapat menggerakan masyarakat untuk dapat menghadapi dan menyelamatkan diri dari bencana.

“(Informasi) sampai saja tidak cukup. Paham saja tidak cukup,” ujar Wisnu.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad. Menurut Rektor, dalam menghadapi risiko bencana, maka yang harus dilakukan adalah melalui pendekatan antisipatif, tidak cukup preventif, apalagi responsif. Sekarang, pengelolaan risiko bencana lebih didominasi oleh responsif. Menghadapi risiko pun perlu dilakukan melalui kekuatan akademik.

“Kalau kemampuan riset kita kuat, mestinya mitigasi ini akan sangat kuat nantinya. Kemampuan kita mencatat, mempersiapkan, memperhitungkan berbagai risiko sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan dasarnya kuat,” ujar Rektor.

Dengan dasar yang kuat tersebut, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah meyakinkan masyarakat dan pemerintah. Untuk itu, jejaring kerja sama pun harus kuat dengan berbagai pihak, dan berbagi “siapa melakukan apa”.

“Dengan dasar kita mau saling memahami, berbagi peran, membangun kepercayaan. Kalau tidak ada sinergi seperti ini, berat kita menanggulanginya,” kata Rektor.

Di sela pelaksanaan konferensi, juga dilakukan penandatanganan Piagam Kerja Sama antara Unpad dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia. Piagam Kerja Sama ditandatangani oleh Rektor Unpad dengan Ketua MPBI, Eko Teguh Paripurno.*

bencana-1-tedi bencana-2-tedi bencana-3-tedi

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Informasi Penanggulangan Bencana Harus Mudah Dipahami dan Ubah Perilaku Masyarakat appeared first on Universitas Padjadjaran.

Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo “Tidak Bisa Semau-maunya di Indonesia, Harus Sesuai Aturan”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/11/2016]  Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, mengajak seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa untuk bersatu, berjuang, dan bergotong royong agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak terpecah belah. Apalagi, saat ini banyak ancaman dari luar untuk melemahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, saat menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional “Peningkatan Ketahanan Bangsa untuk Menjaga Keutuhan NKRI” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (23/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, saat menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional “Peningkatan Ketahanan Bangsa untuk Menjaga Keutuhan NKRI” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (23/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

“Dan saya titipkan, mahasiswa adalah pemersatu bangsa,” ujar Gatot saat menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional “Peningkatan Ketahanan Bangsa untuk Menjaga Keutuhan NKRI” di Grha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (23/11). Acara ini digelar Fakultas Psikologi Unpad bekerja sama dengan Dinas Psikologi Angkatan Darat untuk memperingati Dies Natalis Fakultas Psikologi Unpad.

Labih lanjut Gatot menyampaikan, peran mahasiswa dalam mempersatukan bangsa sudah terlihat dari zaman perjuangan kemerdekaan dulu, diantaranya terlihat saat pencetusan Sumpah Pemuda. Begitu juga saat memperjuangkan reformasi, mahasiswa sangat berperan. Untuk itu, mahasiswa perlu mengetahui berbagai tantangan dan ancaman bangsa saat ini.

Kepada para peserta seminar, Gatot pun menyampaikan beberapa tantangan dan ancaman yang terjadi saat ini. Diantaranya adalah ancaman terorisme, ancaman narkoba, persaingan ekonomi,  dan tantangan bonus demografi.

Gatot mengungkapkan, berbagai potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dapat membuat negara lain iri dan ingin menguasainya. Saat ini, ada ancaman dari luar untuk membagi-bagi wilayah NKRI. Untuk itu perlu upaya masyarakat untuk bersama-sama mempertahankannya. Semangat berjuang dan gotong royong dinilai sudah menjadi ciri khas bangsa ini sejak memperjuangkan kemerdekaan dan perlu tetap dipertahankan.

Ia pun mengingatkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu kekuatan Indonesia. Hal inilah yang sedang berusaha dipecah oleh pihak luar, termasuk dengan mengadu domba masyarakat Indonesia melalui pembentukan opini yang menyesatkan.

humas-unpad-2016_11_23-eos-6d-panglima-tni-1-dadan humas-unpad-2016_11_23-eos-6d-panglima-tni-2-dadan humas-unpad-2016_11_23-eos-6d-panglima-tni-4-dadan

Menurut Gatot, Indonesia memiliki berbagai potensi, kekuatan, dan keunggulan yang luar biasa. Kelemahannya, adalah banyak masyarakat yang memiliki ego tinggi dengan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan. Kelemahan inilah yang memudahkan pihak luar untuk memecah belah bangsa.

“Indonesia milikku, Indonesia milikmu, Indonesia milik kita bersama. Maka kita boleh mengatakan milikku, tapi ingat Indonesia juga milikmu, tapi ingat Indonesia juga milik kita bersama. Tidak bisa semau-maunya di Indonesia itu. Harus sesuai dengan aturan, konsesus kita bersama. Itulah sebenarnya Bhinneka Tunggal Ika,” papar Gatot.

Ia pun mengutip pernyataan presiden pertama RI, Soekarno yang menyatakan bahwa perjuangan akan lebih sulit jika melawan bangsa sendiri. “Dan kita sekarang sedang mengalami itu. Maka cegah hasutan, cegah provokasi, cegah adu domba,” tegas Gatot.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad mengungkapkan bahwa sudah menjadi keteguhan dan komitmen Unpad untuk bersama-sama masyarakat membangun bangsa, agar bangsa ini dapat terus maju dan bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya. Hal ini pun terlihat dari lirik Hymne Unpad, dimana Unpad sebagai insan abdi masyarakat pembina nusa bangsa.

“Bagi warga Universitas Padjadjaran, upaya kita untuk menjaga NKRI sudah menjadi bagian dari kehidupan. Karena setiap saat kami semua menyanyikan lagu Hymne Unpad, di hati kita dan jiwa warga Universitas Padjadjaran, terkandung  makna kuat kita adalah insan abdi masyarakat pembina nusa bangsa,” ujar Rektor.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo “Tidak Bisa Semau-maunya di Indonesia, Harus Sesuai Aturan” appeared first on Universitas Padjadjaran.

ISPST Jadi Ajang Tukar Informasi Perkembangan Sains dan Teknologi Farmasi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/11/2016] Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran menggelar seminar internasional “2nd International Seminar on Pharmaceutical Science and Technology” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, 24 – 25 November 2016. Seminar ini akan menyampaikan berbagai informasi terkait hasil riset pada lingkup kelimuan dan teknologi farmasi.

yaitu Prof. Roland Bodmeier dari Freie  Universitat Berlin saat menjadi narasumber pada “2nd International Seminar on Pharmaceutical Science and Technology” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, 24-25 November 2016. (Foto oleh: Dadan T.)*

yaitu Prof. Roland Bodmeier dari Freie Universitat Berlin saat menjadi narasumber pada “2nd International Seminar on Pharmaceutical Science and Technology” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, 24-25 November 2016. (Foto oleh: Dadan T.)*

Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Aliya Nur Hasanah, S.Si., Apt., M.Si., mengatakan, seminar akan menjadi ajang tukar informasi terkait perkembangan sains dan teknologi di bidang farmasi. Mengangkat tema “Advances Material Design, Process and Technology for Improving Pharmaceutical Product Quality”, seminar ini diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan kualitas dari hasil riset farmakologi.

Seminar dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, Kamis (24/11). Dalam sambutannya, Rektor mengatakan ada beberapa tantangan untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan teknologi kefarmasian. Menurutnya, meningkatnya kualitas produk di bidang farmasi berkaitan erat dengan meningkatnya sektor pelayanan kesehatan.

Salah satu upaya peningkatan kualitas Kefarmasian ialah pemanfaatan aspek teknologi informasi. Namun, pemanfaatan teknologi informasi ini memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi dapat meningkatkan kualitas pelayanan, di sisi lain berpengaruh pada peningkatan biaya pelayanan.

“Ini yang menjadi tantangan kita, bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas namun tetap menjaga kestabilan biaya pelayanan kesehatan,” kata Rektor.

Tantangan lain dalam peningkatan sektor keilmuan dan teknologi kefarmasian adalah dominasi profesi farmasi. Rektor menjelaskan, upaya kerja sama antarsektor sangat penting. Sehingga, tantangan peningkatan kualitas ini bukan hanya tanggung jawab tenaga farmasi, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan di bidang pelayanan kesehatan.

Lebih lanjut Rektor menuturkan, hal penting yang harus terwujud dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ialah menjaga agar masyarakat tetap sehat. “Pelayanan kesehatan bukan sekadar mengobati penyakit, tetapi bagaimana kita mampu menemukan dan mengembangkan pelayanan kesehatan dengan tujuan masyarakat tetap terjaga kesehatannya,” kata Rektor.

Sebanyak 223 peserta mengikuti seminar internasional ini. Peserta tidak hanya dari bidang farmasi saja, tetapi juga diikuti oleh berbagai multidisiplin ilmu dan profesi, mulai dari akademisi, peneliti, mahasiswa, hingga praktisi farmasi.

Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara utama, yaitu Prof. Roland Bodmeier (Freie  Universitat Berlin), Prof Yasushi Arano (Chiba University), Prof Habibah A. Wahab (School of Universiti Sains Malaysia), Assoc. Prof. Dr Zeeshan Ahmad (Leicester School of Pharmacy,De Montfort University Leicester), Prof. Dr. Zhari Ismail (Universiti Sains Malaysia), Prof. Kunikazu Moribe (Chiba University), Prof Abdul Rohman (Universitas Gadjah Mada), Prof Bambang Kuswandi (Universitas Jember), Dr. M. Rahman Roestan Pharm., MBA (PT Biofarma,), Assoc. Prof. Dr. Khairunisak Abdul Razak, Assoc. Prof. Kyung Teak. Oh, PhD, dan Taofik Rusdiana,Ph.D., Apt.

Selain seminar internasional, kegiatan ini juga diisi dengan presentasi paralel dan gelar poster.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post ISPST Jadi Ajang Tukar Informasi Perkembangan Sains dan Teknologi Farmasi appeared first on Universitas Padjadjaran.


Prof. Dr. Ilya Avianti, “Aktivitas Transaksi Keuangan Berbasis Digital Terus Meningkat”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/11/2016] Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Prof. Dr. Ilya Avianti, mengatakan, aktivitas transaksi keuangan berbasis digital (financial technology) terus meningkat secara pesat di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Aktivitas ini merupakan salah terobosan penting di sektor keuangan.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Prof. Dr. Ilya Avianti, memberikan keynote speech pada “The 2nd International Conference for Emerging Accounting Issues (ICEAI) 2016” di Hotel Grand Tjokro, Bandung, Jumat (25/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Prof. Dr. Ilya Avianti, memberikan keynote speech pada “The 2nd International Conference for Emerging Accounting Issues (ICEAI) 2016” di Hotel Grand Tjokro, Bandung, Jumat (25/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Berdasarkan publikasi World Economic Forum, investasi global di sektor fintech pada 2014 sekitar 4 miliar US Dollar dan meningkat lebih dari 11 kali lipat,” ujar Prof. Ilya saat memberikan keynote speech pada “The 2nd International Conference for Emerging Accounting Issues (ICEAI) 2016” di Hotel Grand Tjokro, Bandung, Jumat (25/11). Seminar internasional ini digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad.

Prof. Ilya yang juga Guru Besar FEB Unpad ini menuturkan, sejalan dengan perkembangan global, Indonesia berkomitmen mendukung aktivitas fintech sebagai salah satu pendukung pilar ekonomi. Melalui upaya Bank Indonesia, OJK, serta 13 kementerian terkait dengan persetujuan Presiden Joko Widodo telah mengukuhkan fintech sebagai upaya mendorong keuangan inklusif. Sedangkan sektor keuangan inklusif sendiri telah menjadi strategi nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016.

Lebih lanjut Prof. Ilya menjelaskan, implementasi fintech di Indonesia ialah berkembangnya perusahaan startup. “Dalam 2016, kita bisa melihat pertumbuhan signifikan dari pemain startup fintech. Antara 2015 -2016, peningkatan startup fintech ini mencapai 77%,” sambungnya.

Namun, ada beberapa tantangan di balik menjamurnya pelaku startup fintech di Indonesia. Para pelaku  tidak semuanya teridentifikasi OJK selaku lembaga pengawas seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan. Prof. Ilya menuturkan, hal ini terjadi karena tidak banyak dari pelaku startup yang mengomunikasikan aktivitasnya ke OJK.

Dengan demikian, dibutuhkan regulasi efektif untuk tetap mendukung fintech di Indonesia. Prof. Ilya mengatakan, regulasi ini akan mengatur dan mengawasi perkembangan jenis fintech, mulai dari teknologi, keamanan, aktivitas transaksi, sumber daya, keadministrasian, manajemen risiko, hingga pelaporan.

akutansi-feb-1-tediakutansi-feb-2-tediTerkait aspek pelaporan, secara spesifik Prof. Ilya mengatakan, OJK akan menerima startup fintech untuk dilakukan proses audit oleh kantor akuntan publik. Rencana ini tentunya membutuhkan respons yang baik dari para praktisi di bidang akuntansi.

Di hadapan peserta seminar, Prof. Ilya pun mendorong akademisi hingga praktisi akuntan, dan kantor akuntan publik untuk bersama-sama menyusun formula dan metodologi dalam mendukung keberlanjutan fintech di Indonesia.

“Strategi ini diharapkan dapat mendukung startup fintech lebih efektif, efisien, dan aman,” kata Prof. Ilya.

Seminar internasional ini juga menghadirkan beberapa pembicara, diantaranya Rosita Uli Sinaga, (pengurus Ikatan Akuntan Indonesia), Nik Hasyudeen (Non-executive Director of Malaysia of Professional Accountancy Center), Prof. Rozainun (Universiti Teknologi Mara Malaysia), Dr. Mark Wheaton (RMIT University, Vietnam), Dr. Florenz Tugas (De LA Salle University, Filipina), Dr. Wila-Sini Wongkaew (Chulalangkorn University, Thailand), serta Hamzah Ritchi, S.E., MBIT, Ak., dan Dr. Dini Rosdini, S.E., M.Ak., (Unpad).

Ketua pelaksana kegiatan, Ersa Tri Wahyuni, PhD, mengatakan, selain plenary session, seminar ini menggelar sesi paralel. Sebanyak 25 presenter akan mempresentasikan hasil penelitiannya. Setelah dipresentasikan, makalah tersebut rencananya akan dilakukan review untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Prof. Dr. Ilya Avianti, “Aktivitas Transaksi Keuangan Berbasis Digital Terus Meningkat” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Tandatangani Kesepakatan Bersama Pengembangan Geopark Ciletuh dengan Pemprov Jabar

$
0
0

[Unpad.ac.id, 28/11/2016] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dan pimpinan 7 instansi lainnya tentang Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhan Ratu. Penandatanganan dilakukan di Ruang Rapat Manglayang Gedung Sate Bandung, Senin (28/11).

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dan pimpinan 7 instansi lainnya tentang Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Geopark Nasional Ciletuh di Ruang Rapat Manglayang Gedung Sate Bandung, Senin (28/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dan pimpinan 7 instansi lainnya tentang Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Geopark Nasional Ciletuh di Ruang Rapat Manglayang Gedung Sate Bandung, Senin (28/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Selain Unpad dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, naskah Kesepakatan Bersama ini ditandatangani juga oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT. Perkebunan Nusantara VII, PT. Bio Farma (Persero), Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan, Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI),  dan Forum Komunikasi Kelompok Penggerak Pariwisata (FK. Kompepar) Kabupaten Sukabumi.

“Kesepakatan Bersama kali ini merupakan legal formal dalam mengintegerasikan aktivitas dalam hal perizinan pengelolaan Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhan Ratu, serta pemberdayaan masyarakat dalam sebuah kesepakatan bersama,” ujar Gubernur.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor mengungkapkan bahwa Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhan Ratu memiliki potensi yang besar dalam pengembangan ekonomi, apalagi setelah mendapatkan rekognisi dunia oleh UNESCO pada 2017 mendatang.

Selama ini, tambah Rektor, pengembangan sudah menyentuh tiga aspek, yaitu geo diversity, bio diversity, dan cultural diversity. Menurutnya, tantangan utama sebenarnya ada pada cultural diversity, mengingat selama ini sentuhan pada  geo diversity dan bio diversity sudah cukup kuat.

“Justru tantangannya di cultural diversity, terutama social engineering. Karena kalau ini tidak digarap dengan baik sejak awal, ini jangan sampai ini menjadi permasalahan besar di belakangnya,” ujar Rektor.

Rektor pun mengungkapkan, dalam hal pembangunan dan pengembangan kawasan ini,  Unpad akan menyentuh aspek-aspek sosial, termasuk pada aspek pengembangan kapasitas masyarakat. Hal inilah yang akan menjadi sorotan utama Unpad, selain juga hal-hal mendasar lainnya.

ciletuh-jabar-2ciletuh-jabar-3Gubernur pun menanggapi positif rencana Unpad tersebut. Ia mengharapkan, berbagai kemajuan yang akan dicapai pada pembangunan Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhan Ratu tidak akan menimbulkan masalah sosial.

“Yang harus kita cari adalah keberkahan, kebaikan dari hadirnya Geopark ini. Bukan Jadi masalah sosial,” ujar Gubernur.

Ditemui usai kegiatan, Ketua Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad , Prof. Mega Fatimah Rosana, PhD mengungkapkan bahwa kedepannya, Unpad berencana mendirikan Unpad Research Center di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu. Diharapkan, semua fakultas di Unpad dapat ikut terlibat dalam pengembangan kawasan ini, terutama fakultas-fakultas di ilmu sosial.

“Mudah-mudahan kedepan semua fakultas bisa ikut terlibat disana. Karena banyak sekali objek yang bisa dilakukan,” ujar Prof. Mega.

Keterlibatan Unpad dalam pembangunan kawasan ini sudah berlangsung sejak lama, dimulai dari kajian penentuan kawasan geo diversity hingga penentuan batas kawasan geopark. Selain keterlibatan Ilmu Geologi Unpad, berbagai bidang ilmu di Unpad pun sudah turut berperan seperti ilmu terkait bio diversity dan kajian budaya.

Turut hadir dalam kegiatan penandatangan Kesepakatan Bersama ini Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik, Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt., Direktur Kerja Sama dan Korporasi Akademik Dr. Dwi Purnomo, S.TP., M.T., dan Dekan Fakultas Teknik Geologi Unpad Dr. Vijaya Isnaniawardhani, Ir., MT.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Unpad Tandatangani Kesepakatan Bersama Pengembangan Geopark Ciletuh dengan Pemprov Jabar appeared first on Universitas Padjadjaran.

KEB Hana Bank Berikan Beasiswa kepada Mahasiswa Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/11/2016] Sebanyak 12 mahasiswa Universitas Padjadjaran memperoleh beasiswa dari KEB Hana Bank. Penyerahan beasiswa secara simbolis dilakukan oleh Learning & Development Division Head PT. Bank KEB Hana Indonesia, Vitriawati kepada para mahasiswa di Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (29/11).

Learning & Development Division Head PT. Bank KEB Hana Indonesia, Vitriawati, saat memberikan beasiswa kepada mahasiswa Unpad di Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (29/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Learning & Development Division Head PT. Bank KEB Hana Indonesia, Vitriawati, saat memberikan beasiswa kepada mahasiswa Unpad di Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (29/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Pada kesempatan tersebut, Vitriawati menyampaikan bahwa setiap tahunnya beasiswa diberikan KEB Hana Bank melalui Hana Nanum Foundation kepada para mahasiswa bertalenta, yang diharapkan dapat berkontibusi dan memberikan sumbangsih bagi kebaikan universitas dan negara.

“Semoga beasiswa ini dapat bermanfaat dan memberikan teman-teman motivasi kedepan untuk dapat memberikan yang terbaik bagi universitas dan cita-cita teman-teman kedepan,” harap Vitriawati.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A. mengapresiasi positif adanya beasiswa ini. Menurutnya, KEB Hana Bank merupakan salah satu mitra strategis Unpad. Diharapkan kerja sama antara kedua belah pihak akan terus berlanjut dan lebih baik lagi.

“Kepada KEB Hana Bank, terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga kerja sama yang sudah kita lakukan terus berlanjut, berkesinambungan, yang tentunya ini menjadi tanggung jawab kita bersama terhadap nusa bangsa ini,” kata Dr. Arry.

Kepada para mahasiswa, Dr. Arry berpesan agar dapat menjaga amanah ini dengan baik. Kesempatan mendapatkan beasiswa harus dimanfaatkan sebaik mungkin, dengan cara menunjukkan prestasi dan lulus tepat waktu.

“Kalau Anda merasa ini adalah suatu prestasi, justru tunjukan prestasi itu. Pertama adalah belajar dengan baik, mencapai yang terbaik, dan yang kedua adalah Anda harus lulus tepat waktu. Dengan demikian peluang yang baik akan menghigapi Anda,” pesan Dr. Arry yang juga menyampaikan amanat dari Rektor Unpad.

Para mahasiswa penerima beasiswa ini berasal dari berbagai fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan, dan Fakultas Teknik Geologi.

Acara ini juga turut dihadiri Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., dan Sekretaris Direktorat Sumber Daya Pembelajaran dan Perpustakaan Drs. Sudarma, MM.*

humas-unpad-2016_11_29-beasiswa-dari-hana-bank-dadan-2humas-unpad-2016_11_29-beasiswa-dari-hana-bank-dadan-3

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post KEB Hana Bank Berikan Beasiswa kepada Mahasiswa Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, “APBN Adalah Instrumen Penting Menciptakan Masyarakat Adil dan Makmur”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/11/2016] Sesuai dengan apa yang tercantum dalam konstitusi Indonesia, tujuan pengelolaan perekonomian Indonesia adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk itu, perlu adanya upaya dalam memerangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan produktifitas dan daya saing negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu instrumen penting dalam mencapai hal tersebut.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati saat memberikan Kuliah Umum “Kenali Anggaran Negeri” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (29/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, saat memberikan Kuliah Umum “Kenali Anggaran Negeri” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (29/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

“Dengan APBN yang baik kita berharap ini menjadi instrumen yang ampuh untuk mencapai cita-cita kita bernegara, yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur,”  kata Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati saat memberikan Kuliah Umum “Kenali Anggaran Negeri” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (29/11).

Sri menjelaskan, pengelolaan APBN sama seperti pengelolaan pembelanjaan dalam suatu rumah tangga. APBN sendiri terdiri dari 3 bagian, yaitu pendapatan, pembelanjaan, dan pembiayaan.  Menurutnya, membelanjakan akan sama pentingnya dengan mencari pendapatan. Jika suatu rumah tangga membelanjakan dengan strategis, maka setiap rupiah yang dibelanjakan bukan hanya akan habis tetapi juga bermanfaat bagi seluruh anggota keluarganya.

“Membelanjakan pendapatan negara adalah sama pentingnya dengan mencari pendapatan negara. Karena kalau kita membelanjakannya dengan baik dan benar, efisien, bebas dari pemborosan dan korupsi, maka dia merupakan suatu belanja yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian,” jelas Sri.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tulang punggung penerimaan negara adalah dari pajak. Pajak merupakan sarana bagi negara untuk menjadi negara yang berdaulat. Jika ingin menjadi negara yang mandiri, maka kita harus mampu mengumpulkan pajak dengan baik. Pajak juga menjadi salah satu sarana penting dalam menciptakan negara yang adil dan makmur.

“Itu adalah lambang dari kemandirian suatu negara. Kedaulatan dan kemandirian. Dilihat dari kemampuan kita untuk mengumpulkan penerimaan perpajakan,” ujar Sri.

Saat ini, penerimaan pajak di Indonesia masih di bawah dari yang ditargetkan. Hal inilah yang perlu mendapatkan perhatian. Tahun 2015, penerimaan pajak negara adalah Rp 240 Triliun dibawah target yang ditetapkan, dan diprediksi pada tahun 2016 berjumlah Rp 219 Triliun dari yang dianggarkan.

“Di Indonesia kapasitas kita untuk mengumpulkan pajak masih sangat besar karena rasio kepatuhan membayar pajak masih rendah,” ungkap Sri.

Menurut Sri, kemampuan pengelolaan anggaran daerah pun merupakan hal yang penting. Terkait hal tersebut, ia mengharapkan Unpad dapat turut berkontribusi dalam membangun kapasitas pemerintahan-pemerintahan daerah agar lebih mampu mengelola anggaran untuk kesejahteraan rakyat.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad mengharapkan bahwa kegiatan kuliah umum ini bukan hanya akan menambah wawasan akademik mahasiswa, tetapi  juga dapat menginspirasi civitas academica Unpad untuk turut berperan dalam mengawal dan mengoptimalkan berbagai hal untuk  kemajuan bangsa ini.

“Memikirkan pola-pola, bagaimana yang telah dikembangkan sebagai program negeri ini dapat ditindaklanjuti dan dioptimalkan,” ujar Rektor.*

humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-9-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-8-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-7-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-6-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-5-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-4-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-2-dadan humas-unpad-2016_11_29-kuliah-umum-menkeu-1-dadan 29_11_2016-kuliah-umum-menkeu-dadan

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Menteri Keuangan, Sri Mulyani, “APBN Adalah Instrumen Penting Menciptakan Masyarakat Adil dan Makmur” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Dosen Magang Kemristekdikti Merasakan Keunikan PTN Badan Hukum Saat Berada di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/11/2016] Sebanyak 10 dosen yang mengikuti program Dosen Magang Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI telah selesai melaksanakan magang di Universitas Padjadjaran. Selama 4 bulan magang, para dosen mengaku banyak mendapatkan pengalaman dari berbagai aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi dan keadministrasian di lingkungan Unpad.

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Ahmad Baehaqi, S.Si., M.T., dan Ketua kelompok Dosen Magang di Unpad, Yudha Laga Hadi Kusuma, saat penutupan Program Dosen Magang Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (29/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Ahmad Baehaqi, S.Si., M.T., dan Ketua kelompok Dosen Magang di Unpad, Yudha Laga Hadi Kusuma, saat penutupan Program Dosen Magang Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (29/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Ketua kelompok Dosen Magang di Unpad, Yudha Laga Hadi Kusuma, mengatakan, pengalaman magang di Unpad memiliki keunikan tersendiri. Sebagai perguruan tinggi yang baru mengimplementasikan PTN Badan Hukum, banyak aktivitas perguruan tinggi yang didasarkan pada aspek otonomi sehingga Unpad punya perbedaan tersendiri dalam menjalankan roda organisasi dengan perguruan tinggi lainnya.

“Dengan otonomi, kampus punya kebijakan tersendiri sehingga terjadi disparitas yang tinggi. Disparitas ini bisa menyebabkan pengembangan SDM yang berbeda,” ujar Yudha saat penutupan Program Dosen Magang Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (29/11).

Dalam acara penutupan tersebut, hadir Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Ahmad Baehaqi, S.Si., M.T., Sekretaris Direktorat Sumber Daya Pembelajaran dan Perpustakaan Drs. Sudarma, M.M, Wakil Dekan I FISIP Unpad, Dr. Santoso Tri Raharjo, S.Sos., M.Si., serta sejumlah staf Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad.

Dosen prodi Keperawatan di Politeknik Kesehatan Majapahit ini menuturkan, selama 4 bulan pihaknya belajar banyak mengenai aktivitas pembelajaran, penelitian, dan pengabdian di Unpad. Dari pengamatan tersebut, aspek penelitian justru menjadi motor utama dalam mengembangkan proses pembelajaran dan pengabdian.

“Semuanya berdasarkan penelitian, penelitian akan menunjang pembelajaran dan menghasilkan teori. Pembelajaran ini nantinya yang bisa digunakan bagi kepentingan masyarakat,” kata Yudha.

Selain belajar, program Dosen Magang ini juga dapat menumbuhkan hubungan interpersonal dan persaudaraan. Dipertemukan dengan dosen dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia dapat menjadi awal membangun koneksi antar institusi, baik dalam bidang penelitian, maupun kerja sama lainnya.

dosen-magang-1-tedidosen-magang-3-tediKoneksi tersebut, lanjut Yudha, juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kapasitas dosen ke depannya. Ia mendorong para dosen magang dapat melanjutkan studi untuk meningkatkan kapasitasnya. Ia juga berharap Unpad dapat membuka kesempatan melanjutkan studi bagi para dosen magang yang pernah mengikuti program serupa.

Senada dengan Yudha, Ahmad mengatakan, program Dosen Magang ini diharapkan jangan sekadar seremoni tahunan, tetapi ajang untuk mendapatkan masukan bagi pengembangan Unpad ke depannya.

“Bukan hanya Unpad yang memberikan feedback, tetapi juga para dosen magang bisa memberikan feedback agar bisa membawa perubahan dan mudah-mudahan bisa jauh lebih baik,” kata Ahmad.

Ketua pelaksana  Program Dosen Magang Unpad, Noladhi Wicaksana, PhD, mengatakan, sepuluh dosen magang tersebut diterima Unpad pada 6 Agustus lalu. Selama empat bulan, para dosen sudah mengikuti berbagai kegiatan Tridharma dan beberapa unit kerja di lingkungan Unpad.

Para dosen juga sudah melaksanakan program magang di fakultas terkait. Pada tahun ini para dosen magang tersebar di tiga fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

“Kita ikutkan para dosen magang di kegiatan PMB dan Wisuda. Mereka melihat juga bagaimana implementasi program HITS dan kurikulum transformatif,” kata Noladhi.

Unpad sendiri sudah 12 kali menjadi perguruan tinggi pembina dalam program Doseng Magang. Program ini memang bertujuan meningkatkan kompetensi dan memperluas wawasan dosen muda terkait dunia kerja dosen, manajemen perguruan tinggi, serta membangun jejaring dengan dosen senior di PTN pembina.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Dosen Magang Kemristekdikti Merasakan Keunikan PTN Badan Hukum Saat Berada di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live