Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Lises Unpad Tampilkan Drama Komedi “Gondang Badingkut” yang Hampir Punah

$
0
0

[Unpad.ac.ia, 30/11/206] Lingkung Seni Sunda Universitas Padjadjaran (Lises Unpad), Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dalam pelestarian  Seni dan Budaya Sunda, kembali menyuguhkan sebuah pagelaran akhir tahun berupa drama komedi dengan judul “Gondang Badingkut” di Lapangan Basket Bale Santika Unpad, Jatinangor (26/11). Pagelaran meriah ini disutradarai oleh Dalang terkenal Kang Apep A.S Hudaya S.Sos.

Drama komedi “Gondang Badingkut” yang ditampilkan Lises Unpad di Lapangan Basket Bale Santika Unpad, Jatinangor (26/11).*

Drama komedi “Gondang Badingkut” yang ditampilkan Lises Unpad di Lapangan Basket Bale Santika Unpad, Jatinangor (26/11).*

Kegiatan ini digelar untuk memperkenalkan kembali kesenian tradisional Jawa Barat yang hampir punah karena tergeser oleh budaya luar yang masuk ke Jawa Barat. Gondang merupakan seni tradisi menabuh lisung dengan halu (alat menumbuk beras) yang biasanya dilaksanakan pada pesta panen dan menjadi ajang tempat berkumpulnya masyarakat desa. Sementara “badingkut” adalah kain yang tersusun oleh beberapa potongan-potongan kain berukuran kecil yang warna dan gambarnya berbeda-beda.

Cerita unik dan menghibur yang juga edukatif ini berhasil menggaet ribuan penonton. Pada sesi pertama, kegiatan ini menarik minat 1.330 pelajar, dan sesi kedua berhasil menghadirkan 235 masyarakat umum dan mahasiswa.

Antusiasme penonton menjadi kebahagiaan tersendiri dari para pemain dan sutradara pagelaran tersebut.  “Acara Pagelaran Lises kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena bukan hanya tari dan drama yang ditampilkan, tetapi gondang dimana anak-anak Lises mampu menampilkan suara yang bermelodi serta hasilnya tidak mengecewakan,” kata Kang Apep.

14803848949581480384795369Kang Apep menambahkan, gondang memiliki makna tersendiri bagi kebudayaan Jawa Barat karena dulu gondang merupakan alat yang selalu ada dalam berbagai kegiatan masyarakat sunda. Namun saat ini, gondang sudah jarang ditemukan. Dengan diangkat kembali kesenian gondang ini, diharapkan masyarakat tahu dan mengenal kebudayaan yang ada.

Tanggapan dari para penonton pun tak kalah memberikan semangat bagi Lises Unpad, “Pagelaran Lises kali ini aku rasa sangat seru, lucu banget, ceritanya juga menarik. Sebagai anak muda, kita harus ikut melestarikan budaya kita sendiri ,” ungkap salah satu siswi SMPN 2 Cileunyi yang telah menonton pagelaran tersebut sampai akhir.

Tahun berikutnya, diharapkan Lises unpad akan terus berkarya dan mengenalkan budaya-budaya Jawa Barat sehingga budaya tersebut dapat selalu terlestarikan di kalangan generasi sekarang.*

Rilis oleh: Lises Unpad / art

The post Lises Unpad Tampilkan Drama Komedi “Gondang Badingkut” yang Hampir Punah appeared first on Universitas Padjadjaran.


Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/11/2016] Ketua Umum Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Pusat, Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P., berpendapat, Indonesia seharusnya bisa menjadi lumbung pangan dunia. Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan nasional seharusnya bisa lebih ditingkatkan hingga tingkat dunia.

Ketua Umum PATPI Pusat, Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P., saat menjadi pembicara pada “Seminar Nasional Ketahanan Pangan: Membangun Ketahanan Pangan Pangan Melalui Pemberdayaan Komoditas Lokal” di Auditorium FTIP Unpad, Jatinangor, Rabu (30/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

Ketua Umum PATPI Pusat, Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P., saat menjadi pembicara pada “Seminar Nasional Ketahanan Pangan: Membangun Ketahanan Pangan Pangan Melalui Pemberdayaan Komoditas Lokal” di Auditorium FTIP Unpad, Jatinangor, Rabu (30/11). (Foto oleh: Dadan T.)*

“Sebagai negara tropis, Indonesia lebih kaya sinar matahari sehingga membuat tanaman lebih aktif berfotosintesis. Kenapa kita harus sampai impor pangan dari negara yang jauh dari garis khatulistiwa?” ungkap Prof. Rindit saat menjadi pembicara “Seminar Nasional Ketahanan Pangan: Membangun Ketahanan Pangan Pangan Melalui Pemberdayaan Komoditas Lokal” di Auditorium Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad, Rabu (30/11).

Seminar ini digelar FTIP Unpad bekerja sama dengan PATPI Cabang Kota Bandung. Selain Prof. Rindit, seminar ini juga menghadirkan pakar di bidang pangan. Seminar dibuka secara resmi oleh Dekan FTIP Unpad, Dr. Edy Suryadi, Ir., M.T.

Prof. Rindit berpendapat, upaya mewujudkan ketahanan pangan memerlukan kontribusi signifikan dari para ahli pangan. Ada tiga aspek yang harus dilakukan para ahli pangan, yaitu menghasilkan masyarakat terdidik di bidang pangan, menghasilkan inovasi teknologi sektor pangan, serta memfasilitasi berbagai aktivitas di bidang pangan.

Berbagai komoditas pangan lokal seharusnya bisa bersaing dengan produksi pangan impor. Guru Besar Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sriwijaya ini mencontohkan, produk olahan singkong khas Jawa Barat bernama comro, jika diberikan inovasi dan promosi bisnis yang baik akan mampu bersaing dengan produk hamburger dari luar negeri.

Mengglobalkan kembali berbagai pangan lokal ini menjadi tugas para ahli pangan. Prof. Rindit menyebut, ribuan inovasi pangan hasil pertanian harus bisa dilahirkan untuk meningkatkan nilai tambah menjadi suatu produk yang mampu bersaing. Arah inovasi ini menuju pada komersialisme. “Ini yang harus dilakukan oleh FTIP melalui kerja sama dengan sektor industri,” tambah Prof. Rindit.

Lebih lanjut Prof. Rindit menjelaskan, beberapa teknologi warisan nenek moyang dalam hal pengolahan pangan perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Ini menyangkut pada kualitas serta keamanan produk pangan. Menurutnya, kualitas produk pangan dewasa ini harus mempertimbangkan unsur aman, bergizi, estetik, menyehatkan, dan halal (ABEMH).

humas-unpad-2016_11_30-semnas-ketahan-pangan-fff-2-dadan humas-unpad-2016_11_30-semnas-ketahan-pangan-fff-3-dadan humas-unpad-2016_11_30-semnas-ketahan-pangan-fff-4-dadan

Melalui kajian intensif, ada kemungkinan beberapa teknologi nenek moyang dapat terus dikembangkan ataupun ditinggalkan. Untuk yang ditinggalkan, Prof. Rindit mengatakan, teknologi ini berarti belum dapat menghasilkan produk pangan yang terstandar ABEMH.

Seminar tersebut juga diisi dengan presentasi makalah oleh 70 pemakalah. Ketua pelaksana kegiatan, Yana Cahyana, S.TP., DEA., PhD, mengatakan, presentasi makalah terbagi atas beberapa sub tema, yaitu teknologi pasca panen, diversifikasi produk pangan, manajemen pangan fungsional, dan ketahanan pangan. Diharapkan menjadi sarana diseminasi hasil penelitian yang dapat berkontribusi bagi terwujudnya ketahanan pangan.

Pada kesempatan yang sama, Departemen Teknologi Industri Pangan FTIP Unpad juga menggelar Functional Fruit-vegetables Food (FFF) Festival. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Pengembangan Produk Baru. Kegiatan digelar di lapangan parkir kampus FTIP Unpad.

Pada tahun ini, tema festival mengangkat pengembangan produk pangan baru dari buah dan sayuran. Sebanyak 20 partispan mengikuti kegiatan ini. Setiap partisipan menghadirkan produk baru yang diolah dari bahan baku sayur dan buah-buahan.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tokoh Hukum Tata Negara, Prof. Sri Soemantri, Meninggal Dunia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/11/2016] Prof. (Emeritus) Dr. H.R.T. Sri Soemantri Martosoewignjo, SH, MH., tokoh Hukum Tata Negara di Indonesia yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran, meninggal dunia pada hari ini, Rabu 30 November 2016 pukul 14.50 WIB di RS Premier Jatinegara Jakarta dalam usia 90 tahun. Jenazah akan memperoleh penghormatan terakhir dari Keluarga Besar Unpad di Mesjid Al Jihad, Jln. Dipati  Ukur 35 Bandung pada Kamis (1/12) besok pukul 9.00 WIB, untuk kemudian dimakamkan di TPU Muslimin Cikutra Bandung.

Prof.(Emeritus) Dr. H.R.T. Sri Soemantri Martosoewignjo, SH, MH. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof.(Emeritus) Dr. H.R.T. Sri Soemantri
Martosoewignjo, SH, MH. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof. Sri Soemantri lahir di Tulungagung 15 April 1926 silam ini telah malang melintang di dunia hukum tata negara. Pada 6 Oktober 2016 lalu, Prof. Sri Soemantri hadir di kegiatan Peluncuran Buku “Interaksi Konstitusi dan Politik: Kontekstualisasi Pemikiran Sri Soemantri” sekaligus “Perayaan 90 Tahun Prof. Sri Soemantri” yang diselenggarakan Fakultas Hukum Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jln. Tengku Angkasa 38 Bandung.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, Prof. Sri Soemantri merupakan tokoh penting ilmu hukum tata negara di Indonesia. Pemikiran Prof. Sri Soemantri yang konsisten membangun ilmu hukum tata negara sampai saat ini masih relevan dengan kondisi negara saat ini. Bahkan, relevansi tersebut semakin kuat hingga menjadikan hukum menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan bangsa.

“Keteguhan beliau dalam terus merintis dan mengembangkan ilmu hukum tata negara ternyata menjadi sangat luar biasa. Posisi negara menjadi sangat sentral di saat kita ingin mendorong penguatan hukum,” ujar Rektor.

Rintisan keilmuan yang konsisten dilakukan Prof. Sri Soemantri, lanjut Rektor, diharapkan menjadi energi bagi civitas academica Unpad untuk juga konsisten dalam mengembangkan keilmuan lainnya.

Pada 31 Mei 2014, Prof. Sri Soemantri memperoleh Anugerah Konstitusi Muhammad Yamin dari Pusat Studi Konstitusi FH Universitas Andalas karena dinilai memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan konstitusionalisme di Indonesia. Prof. Sri Soemantri pernah menjadi Ketua Komisi Konstitusi Republik Indonesia pada tahun 2003. Setiap tahun, mahasiswa FH Unpad juga mengadakan kompetisi Padjadjaran Law Fair yang memperebutkan Piala Prof. Dr. Sri Soemantri, SH., MH., sebagai penghargaan atas pemikiran-pemikiran Prof. Sri Soemantri.

Selamat jalan Prof. Sri Soemantri, selamat jalan guru bangsa.*

Lampiran:

The post Tokoh Hukum Tata Negara, Prof. Sri Soemantri, Meninggal Dunia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Unpad, “Prof. Sri Soemantri adalah Akademisi yang Paripurna”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 1/12/2016] Pakar Hukum Tata Negara di Indonesia yang juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Prof. (Emeritus) Dr. H.R.T. Sri Soemantri Martosoewignjo, SH, MH., telah berpulang di usia 90 tahun, Rabu (30/11) kemarin. Kepergian Prof. Sri Soemantri bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi civitas academica Unpad, tetapi juga segenap bangsa Indonesia.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat memberikan sambutan penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Sri Soemantri, SH., MH. (Foto oleh: Tedi Yusup)

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat memberikan sambutan penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. (Emeritus) Dr.H.R.T. Sri Soemantri, SH., MH. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

 

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, almarhum merupakan akademisi paripurna. Ini terlihat dari dedikasi yang telah ditorehkan almarhum melebihi dari apa yang dilakukan seorang akademisi. Keparipurnaannya tidak hanya dijalankan dalam konteks kelembagaan perguruan tinggi, tetapi juga dalam aktivitas hidup Prof. Sri Soemantri.

“Contoh perjalanan hidup Prof. Sri Soemantri yang telah memberikan pilar kuat bagi keberadaan Unpad, sehingga kita bersama-sama meyakini Unpad sebagai universitas yang selalu membina hukum dan lingkungan hidup bagi kepentingan masyarakat,” ujar Rektor saat memberikan kata-kata penghormatan dalam upacara penghormatan terakhir di Masjid Al Jihad Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (1/12).

Setelah memperoleh penghormatan terakhir, jenazah dimakamkan di TPU Muslimin Cikutra, Bandung. Hampir setengah abad mengabdi di Unpad, torehan jejak keilmuan dan pengabdian Prof. Sri Soemantri diharapkan dapat menjadi inspirasi dan energi civitas academica Unpad ke depannya.

“Kami berkeyakinan di tahun-tahun mendatang, bangsa ini akan tetap memiliki seorang Sri Soemantri. Ini sebagai wujud hormat kita pada pribadi dan perjuangan yang telah beliau jalankan,” kata Rektor.

Rekam jejak Prof. Sri Soemantri terbilang panjang. Guru Besar kelahiran Tulungagung, 15 April 1926 ini telah banyak malang melintang di tingkat pemerintahan. Pada usia 29 tahun, almarhum tercatat menjadi Anggota Konstituante termuda di pemerintahan parlementer Indonesia, pada 1956 – 1959.

2016_12_01-penghormatan-terakhir-prof-sri-soemantri-3-tedi 2016_12_01-penghormatan-terakhir-prof-sri-soemantri-1-dadan 2016_12_01-penghormatan-terakhir-prof-sri-soemantri-2-dadan

Selain itu, almarhum juga menjadi Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) (Tahun 1993-1998),Ketua Komisi Konstitusi (Tahun 2003-2004), hingga Anggota Dewan Penasihat Komnas HAM hingga akhir hayatnya. Almarhum juga merupakan tokoh pendiri Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI).

Pada tatanan akademik, Prof. Sri Soemantri pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Unpad (1964 sd Tahun 1966), Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Unpad, Dekan Fakultas Hukum Unpad selama 2 periode, serta memperoleh Guru Besar bidang Tata Negara FH Unpad pada 1987. Almarhum juga aktif mengembangkan perguruan tinggi swasta diantaranya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Jayabaya dan Universitas 17 Agustus. Berbagai buku telah diterbitkan Prof. Sri Soemantri. Almarhum juga banyak mendapat penghargaan, baik dari Unpad, pemerintah, hingga lembaga ternama.

Duka mendalam juga terasa dari para kolega almarhum. Guru Besar FH Unpad, Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., MCL., juga menyampaikan ungkapan bela sungkawa dalam upacara tersebut. Bagi Prof. Bagir, almarhum merupakan sosok teladan yang telah mengabdikan diri bagi perkembangan hukum di Indonesia.

“Prof. Sri Soemantri, saya berdiri di sini sebagai murid. Terima kasih atas segala ilmu pengetahuan, atas keteladanan, atas integritas yang Bapak ajarkan kepada kami,” ucap Prof.Bagir Manan.

Ditemui usai upacara penghormatan terakhir, Tokoh Nasional yang juga alumni Unpad, Ferry Mursyidan Baldan, mengungkapkan, Prof. Sri Soemantri adalah guru bagi bangsa Indonesia. Kepergian Prof. Sri Soemantri sekaligus menjadi tantangan Unpad untuk terus mengaplikasikan berbagai ajaran dan ilmu untuk membangun negara berdasarkan konstitusi.

“Unpad tetap harus menjadi salah satu Perguruan Tinggi rujukan dalam ilmu Tata Negara,” kata Ferry.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Rektor Unpad, “Prof. Sri Soemantri adalah Akademisi yang Paripurna” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Lantik Dua Wakil Dekan dan Seorang Wakil Kepala SPKP Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 1/12/2016] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, melantik Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, Tata Kelola, dan Sumber Daya Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Wakil Kepala Satuan Pengendalian dan Koordinasi Program Unpad. Pelantikan dilakukan di Ruang Serba Guna, Gedung 2 Lantai 4 Unpad, Kamis (1/12).

Pelantikan dua Wakil Dekan dan seorang Wakil Kepala SPKP Unpad di Ruang Serba Guna, Gedung 2 Lantai 4 Unpad, Kamis (1/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Pelantikan dua Wakil Dekan dan seorang Wakil Kepala SPKP Unpad di Ruang Serba Guna, Gedung 2 Lantai 4 Unpad, Kamis (1/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Pada kesempatan tersebut, Dr. Gemilang Lara Utama S., S.Pt., M.I.L. dilantik menjadi Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, Tata Kelola, dan Sumber Daya FTIP Unpad, Dr. Risdiana, M.Eng. menjadi  Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, Tata Kelola, dan Sumber Daya FMIPA Unpad, dan dr. Gaga Irawan Nugraha, M.Gizi. menjadi Wakil Kepala Kepala Satuan Pengendalian dan Koordinasi Program Unpad. Selain itu, Rektor juga memberhentikan Staf Khusus Rektor, Kepala UPT Pengelolaan Asrama, Kepala UPT Perpustakaan, dan Kepala UPT Unpad Press Universitas Padjadjaran. Pelantikan dan pemberhentian ini dilakukan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 1912 dan 1958 s.d. 1964/UN6.RKT/KP/2016.

“Hari ini kembali kita menggulirkan rangkaian peta jalan dari reformasi birokrasi di Universitas Padjadjaran,” kata Rektor Unpad.

Menurut Rektor, di awal-awal tahun Unpad ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, Unpad menjalankan proses transformasi dengan melakukan pembenahan tata kelola. Di masa transformasi ini, tantangan yang dihadapi bukan hanya mengembangkan pola pikir dari tata kelola sebelumnya ke arah tata kelola yang baru, tetapi  juga mengembangkan budaya untuk peningkatan produkvifitas.

2016_12_01-pelantikan-pejabat-pengelola-3-tedi 2016_12_01-pelantikan-pejabat-pengelola-4-tedi 2016_12_01-pelantikan-pejabat-pengelola-2-tedi

“Bukan sekadar menjalankan perubahaan, tetapi bagaimana kita dapat mewujudkan produktivitas yang lebih baik,” ujar Rektor.

Reformasi birokrasi yang dilakukan Unpad pun dapat menjadi instrumen dalam peningkatan produktvitas. Instrumen ini dapat berjalan baik jika semua pihak yang terlibat di dalamnya dapat memahami dan bertekad akan meningkatkan produktivitas lebih baik lagi. Peningkatan produktivitas pun bukan hanya untuk kebaikan internal Unpad. Peningkatan produktivitas Unpad diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat secara lebih luas.*

Dilantik:

  • Dr. Gemilang Lara Utama S., S.Pt., M.I.L. sebagai Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, Tata Kelola, dan Sumber Daya FTIP Unpad
  • Dr. Risdiana, M.Eng. sebagai Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, Tata Kelola, dan Sumber Daya FMIPA Unpad
  • dr. Gaga Irawan Nugraha, M.Gizi. sebagai Wakil Kepala Kepala Satuan Pengendalian dan Koordinasi Program Unpad

Diberhentikan dengan hormat:

  • Prof. Ramdan Panigoro, dr., M.Sc., PhD (Koordinator Staf Khusus Rektor Unpad)
  • Drs. Budhi Gunawan, MA., PhD (Staf Khusus Rektor Unpad)
  • Dr. rer.nat. Ir. Suseno Amin (Staf Khusus Rektor Unpad)
  • Gusman Catur Siswandi, SH., LLM., PhD. (Staf Khusus Rektor Unpad)
  • Dr. med. Setiawan, dr., AIFM (Staf Khusus Rektor Unpad)
  • Drs. Sunggoro Trirahardjo, M.Si (Kepala UPT Asrama Unpad)
  • Dra. Wina Erwina, MA (Kepala UPT Perpustakaan Unpad)
  • Dr. Gugun Gunardi, Drs., M.Hum (Kepala UPT Unpad Press)

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Rektor Lantik Dua Wakil Dekan dan Seorang Wakil Kepala SPKP Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

KPI Pusat Ajak Unpad Selenggarakan Seminar Internasional Penyiaran

$
0
0

[Unpad.ac.id, 1/12/2016] Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis, bertemu Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, di ruang Rektor Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (1/12). Pertemuan tersebut merupakan upaya penjajakan kerja sama dengan Unpad terkait pelaksanaan seminar internasional yang akan digelar KPI.

Pimpinan KPI Pusat saat berdialog dengan pimpinan Unpad di Ruang Rektor Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Kamis (1/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pimpinan KPI Pusat saat berdialog dengan pimpinan Unpad di Ruang Rektor Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Kamis (1/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Dalam pertemuan tersebut, Rektor didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., dan Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor Internasional Unpad, Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., M.Sc. Sementara dari pihak KPI turut hadir Komisioner KPI Pusat yang juga Guru Besar FISIP Unpad, Prof. Dr. Obsatar Sinagar, dan Komisioner KPI, Ubaidilah.

Yuliandre mengatakan, KPI Pusat menjadi tuan rumah dalam gelaran internasional bertajuk “The 5th Annual Meeting Organisation of Islamic  Cooperation Broadcasting Regulatory Authorities Forum(OIC IBRAF)” pada 22 – 24 Februari 2017 mendatang. Selain Ketua KPI Pusat, Yuliandre juga merupakan President of IBRAF. Kegiatan yang direncanakan digelar di Bandung ini akan diikuti oleh peserta lebih dari 50 negara anggota IBRAF. Kegiatan ini merupakan temu internasional para negara anggota IBRAF, organisasi Islam terkait penyiaran.

Selain ajang temu tahunan, Yuliandre berencana menjadikan kegiatan ini sebagai ruang diseminasi hasil penelitian di bidang penyiaran. Untuk itu, pihaknya meminta Unpad untuk bekerja sama untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan tersebut.

“Kita ingin kegiatan ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi ada nuansa akademik. Kekuatan kontennya harus ada. Untuk itu, kami ingin bekerja sama dengan Unpad,” kata Yuliandre.

kpi-2-tediDi akhir acara, lanjut Yuliandre, akan dideklarasikan semacam Dasasila Penyiaran yang ditandatangani oleh partisipan dari berbagai negara.

Menanggapi tawaran tersebut, Rektor berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan ini. Ia mendorong para akademisi Unpad untuk berkontribusi mendiseminasikan berbagai riset terkait dalam kegiatan tersebut.

“Kita akan bantu melalui partner kerja kita di negara-negara (partisipan acara) yang punya bidang ilmu komunikasi atau terkait. Kita akan undang khusus. Ini akan memberi warna tersendiri bahwa kegiatan tahun depan akan bernuansa akademis,” kata Rektor.

Hal selanjutnya yang ingin didorong Rektor ialah mempromosikan Bandung dalam kegiatan tersebut. Rektor mengupayakan kegiatan internasional ini digelar di kawasan Gedung Merdeka dan Jalan Asia Afrika. “Berbicara broadcasting, kenapa tidak kita lihatkan juga aspek historical dan kekinian dari Kota Bandung,” kata Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post KPI Pusat Ajak Unpad Selenggarakan Seminar Internasional Penyiaran appeared first on Universitas Padjadjaran.

Popy Rufaidah, PhD., Raih Peruri Best Paper Award di AGBA’s 13 World Congress

$
0
0

[Unpad.ac.id, 1/12/2016] Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Popy Rufaidah, SE., MBA., PhD., menorehkan prestasi internasional pada acara The Academy for Global Business Advancement (AGBA) the 13th Annual World Congress yang diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26/11). Setelah bersaing dengan 400 competitive papers beragam topik dari 31 negara, Popy meraih Peruri Best Paper Award.

Popy Rufaidah, SE., MBA., PhD., saat menerima penghargaan Peruri Best Paper di AGBA's The 13th World Congress di Solo, Sabtu (26/11). *

Popy Rufaidah, SE., MBA., PhD., saat menerima penghargaan Peruri Best Paper di AGBA’s The 13th World Congress di Solo, Sabtu (26/11). *

AGBA adalah organisasi nirlaba asal Amerika Serikat yang memiliki misi meningkatkan jaringan diantara akademisi dan ahli dari sekolah bisnis di berbagai belahan dunia. AGBA beranggotakan lebih dari seribu anggota dari lima puluh Negara.

Business and Entrepreneurship Development in a Globalized Era jadi tema yang diusung pada AGBA the 13th Annual World Congress dan selaras dengan topik paper Popy yang dikompetisikan yaitu mengenai pengukuran kapabilitas marketing pelaku UMKM (Marketing Capability of the SME: A measurement scale).

Perhelatan internasional tersebut bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, dan menghadirkan pembicara kunci, Direktur Riset dan Pengabdian Pada Masyarakat, Kemristekdikti, Prof Ocky Karna Radjasa.

Selain itu dihadirkan pembicara internasional dengan beragam topik, antara lain seperti Associate Professor Jeffrey Beal (University of Colorado Denver, USA) yang dikenal dengan penelitiannya perihal potential predatory journal dan telah menjadi rujukan dunia akademisi; Mr. Sumeet Rohatgi, Regional Manager Asia Pacific dari Elsevier dan Scopus mempresentasikan publikasi pada jurnal terindeks Scopus yang dikelola Elsevier; Prof. Norman S. Wright dari Utah Valley University, A.S mengemukakan cara untuk meraih akreditasi AACSB; Prof. Gary L. Frankwick, University of Texas at El Paso, USA mengupas pengembangan model riset berkelas dunia.  Serta beragam pembicara internasional lainnya dari perguruan tinggi dari Amerika Serikat, Inggris, Malaysia,

Popy sebagai Dosen Departemen Manajemen dan Bisnis FEB Unpad meneliti bahwa kapabilitas marketing UMKM terdiri dari kemampuan untuk mengikuti perubahan lingkungan untuk pengembangan usahanya, pengembangan strategi pemasaran dan melakukan efisiensi dalam operasi usaha.

Kemenangan sebagai peraih Peruri Best Paper Award menghantarkan paper Popy dipublikasikan oleh AGBA pada jurnal terindeks Scopus.*

Rilis oleh: FEB Unpad

The post Popy Rufaidah, PhD., Raih Peruri Best Paper Award di AGBA’s 13 World Congress appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Sosialisasikan Jadwal Retensi Arsip dan Getar Pikat

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/12/2016] Universitas Padjadjaran siap melaksanakan Jadwal Retensi Arsip (JRA) sesuai dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (22) tentang Kearsipan. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa pelaksanaan JRA diwajibkan bagi lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,organisasi kemasyarakatan, serta perseorangan.

Sosialisasi JRA dan Gerakan Tertib Arsip Sebagai Pilar Akuntabilitas (Getar Pikat) Unpad, di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (2/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Sosialisasi JRA dan Gerakan Tertib Arsip Sebagai Pilar Akuntabilitas (Getar Pikat) Unpad, di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (2/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kearsipan Unpad, Prof. Dr. H. Nandang Alamsah Deliarnoor, M.Hum., menuturkan, kesiapan Unpad dalam melaksanakan JRA sudah lama dilakukan melalui proses yang lumayan panjang. Pelaksanaan JRA ini harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

“Pada Juli tahun ini, kita mendapatkan izin dari ANRI untuk melaksanakan JRA,” kata Prof. Nandang saat menyampaikan presentasi dalam Sosialisasi JRA dan Gerakan Tertib Arsip Sebagai Pilar Akuntabilitas (Getar Pikat) Unpad, di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (2/12).

Acara tersebut digelar UPT Kearsipan Unpad dan diikuti para Kepala Bagian, Kepala Subbagian, Tenaga Arsiparis, dan Calon Tenaga Arsiparis di lingkungan Unpad. Turut hadir Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Tata Kelola Unpad, Dr. Sigid Suseno, M.Hum., dan Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kantor Internasional Unpad, Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., M.Sc.

Sebelum mendapatkan izin ANRI, Unpad sendiri telah mengeluarkan 3 Peraturan Rektor pada 2015 terkait pelaksanaan JRA, yaitu PR No. 6, 7, dan 8 tahun 2015. Pasca ditetapkannya peraturan tersebut, UPT Kearsipan kemudian mengirimkan berkas perizinan JRA ke ANRI sekitar Juli 2015. Setahun kemudian, izin ANRI akhirnya dikeluarkan untuk Unpad.

Lebih lanjut Prof. Nandang mengatakan, Unpad setidaknya selangkah lebih maju dalam mengimplementasikan JRA. Hal ini mengemuka dalam pertemuan ANRI dengan 11 PTN Badan Hukum beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, hanya Unpad yang telah mendapatkan izin pelaksanaan JRA dari ANRI.

“Kenapa kita bisa mendapat izin? Karena kita punya apa yang disyaratkan dalam JRA, yaitu tata naskah dinas, JRA, klasifikasi arsip, dan klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis. Empat hal ini sudah dibuat Peraturan Rektornya,” papar Prof. Nandang.

Berdasarkan penjelasan UU No. 43 Tahun 2009, disebutkan bahwa JRA merupakan daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.

Dengan kata lain, JRA merupakan aktivitas penyusutan arsip kelembagaan. Prof. Nandang menjelaskan, proses penyusutan ini dilakukan dengan memperhatikan secara baik suatu arsip dengan menentukan nasib akhirnya, yaitu untuk dipindahkan ke record center, dimusnahkan, atau diserahkan permanen ke lembaga kearsipan.

Lebih lanjut dalam Perakturan Rektor tentang JRA disebutkan bahwa pelaksanaan JRA di Unpad mencakup JRA Substantif dan JRA Fasilitatif. JRA Substantif mencakup aneka arsip terkait aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi. Sedangkan JRA Fasilitatif mencakup aneka arsip terkait aktivitas perkantoran dan kelembagaan yang dilakukan Unpad.

“Aspek hukum ini sudah cukup, kita tinggal memainkannya,” kata Prof. Nandang.

Saat membuka kegiatan, Dr. Sigid menyampaikan bahwa aktivitas kearsipan telah menjadi salah satu fokus Unpad sesuai dengan amanat Undang-undang. Ini disebabkan kearsipan saat ini masih belum dianggap penting oleh sebagian besar instansi. Dengan adanya aplikasi e-Office, kata Dr. Sigid, Unpad seharusnya bisa lebih mudah melakukan arsip dokumen.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Unpad Sosialisasikan Jadwal Retensi Arsip dan Getar Pikat appeared first on Universitas Padjadjaran.


Peresmian Laboratorium Central Tandai Peresmian 18 Gedung Sumber Dana IDB di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/12/2016] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad bersama Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D., dan Rektor ke-9 Unpad Dr. H. A. Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., KIC meresmikan gedung-gedung pendidikan yang dibangun dengan sumber dana Islamic Development Bank (IDB). Peresmian secara simbolik dilakukan melalui pengguntingan pita di Gedung Laboratorium Central Unpad, Jumat (2/12).

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D., dan Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, menandatangani prasasti peresmian Laboratorium Central Unpad di Jatinangor, Jumat (2/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D., dan Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, menandatangani prasasti peresmian Laboratorium Central Unpad di Jatinangor, Jumat (2/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Dalam sambutannya Rektor mengungkapkan, mayoritas dana dari IDB digunakan untuk penyediaan fasilitas. Diharapkan, fasilitas-fasilitas ini dapat digunakan sebagai pendorong program-program Unpad dalam meningkatkan daya saing bangsa.

“Apalagi Unpad sudah menjadi PTN Badan Hukum, fokusnya memang sangat diharapkan memberikan daya dukung bagi daya saing bangsa,” tambah Rektor.

Menurut Rektor, secara simbolis peresmian gedung-gedung pendidikan sumber dana IDB dilakukan di Laboratorium Central Unpad karena kekuatan penting untuk mendukung hal tersebut ada pada riset. Jiwa yang terbangun pun semestinya lebih dari aspek fasilitas yang disediakan, tetapi dengan membangun sikap untuk mensinergikan berbagai potensi Unpad dalam melakukan riset.

“Kita memiliki disiplin-disiplin ilmu yang cukup bervariasi, yang semuanya menjadi potensi yang akan semakin luar biasa disaat sinergi itu dilakukan,” ujar Rektor.

Sementara itu, Ketua Project Management Unit (PMU) IDB Unpad, Prof. Benny Joy, mengungkapkan bahwa proyek IDB di Unpad telah dirintis sejak tahun 2007. Dana yang diperoleh dari IDB digunakan untuk program curriculum development, skill development, dan civil work. Gedung yang dibangun dari dana IDB ini berjumlah 18, dan Laboratorium Central adalah salah satunya.

Prof. Intan Ahmad mengharapkan agar gedung ini bukan hanya sekadar menjadi fasilitas fisik. Hal yang lebih penting adalah fasilitas fisik ini dapat diisi dengan berbagai aktivitas melalui kreatifitas sumber daya manusianya.

“Kontribusi Unpad untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik ini menjadi semakin bermakna ditambah dengan adanya fasilitas-fasilitas ini. Tapi fasilitas ini tidak akan menjadi sesuatu yang bermakna kalau aktivitasnya tidak bisa kita lakukan dengan baik,” ujar Prof. Intan.

Prof. Intan juga mengatakan bahwa perguruan tinggi diharapkan bukan hanya dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif dan  kompeten. Hal yang ditunggu masyarakat dari perguruan tinggi adalah hasil penelitiannya. Apalagi masyarakat memiliki ekspektasi lebih terhadap Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.

“Tidak hanya menghasilkan lulusan untuk mengisi lapangan kerja dengan kualitas yang kompeten, tetapi juga menghasilkan ilmu pengetahuan. Yang akhirnya ilmu pengetahuan ini akan menjadi suatu inovasi, yang ujungnya bisa menggerakan ekonomi,” ujar Prof. Intan.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan juga penandatanganan prasasti sebagai tanda diresmikannya Gedung Laboratorium Central oleh Rektor Unpad dan Prof. Intan Ahmad.*

humas-unpad-2016_12_02-resemian-lab-sentral-3-dadan humas-unpad-2016_12_02-resemian-lab-sentral-1-dadan humas-unpad-2016_12_02-resemian-lab-sentral-4-dadan humas-unpad-2016_12_02-resemian-lab-sentral-5-dadan peresmian-2-tedi humas-unpad-2016_12_02-resemian-lab-sentral-6-dadan

(Foto-foto oleh: Tedi Yusup dan Dadan T. )

Laporan oleh: Artanti Hendriyana

The post Peresmian Laboratorium Central Tandai Peresmian 18 Gedung Sumber Dana IDB di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

UNS Studi Banding PTN Badan Hukum ke Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/12/2016] Tim Persiapan PTN Badan Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta melakukan studi banding ke Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jumat (2/12). Studi banding dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas Unpad dalam mempersiapkan perubahan status menjadi PTN Badan Hukum.

Tim Persiapan PTN Badan Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta  saat diterima Wakil Rektor Bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad, Dr. Sigid Suseno, SH., M.Hum (paling kanan) di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (2/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Tim Persiapan PTN Badan Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta saat diterima Wakil Rektor Bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad, Dr. Sigid Suseno, SH., M.Hum (paling kanan) di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (2/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Kita mau belajar dari Unpad, karena kita tahu Unpad itu sudah PTN Badan Hukum, dan kita tahu Unpad adalah koordinator dari 4 PTN Badan Hukum tahap 2. Sedangkan UNS sudah mendapatkan perintah dari menteri untuk menyiapkan PTN Badan Hukum,” ungkap Ketua Tim Persiapan Tim PTN BH UNS, Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si saat ditemui usai kegiatan.

Terkait persiapan tersebut, UNS mempelajari berbagai hal terkait Unpad, termasuk SOTK.  Dari hasil kunjungan ini, Dr. Drajat dan tim pun meilihat spirit Unpad  yang sangat tinggi dalam melakukan perubahan.

“Sudah sangat yakin di jajaran pimpinan Unpad bahwa perubahan-perubahan untuk mengarah pada reformasi birokrasi itu suatu keniscayaan yang harus dilakukan kalau kita ingin merubah perguruan tinggi menuju ke world class university. Saya melihat suasana itu kental sekali di Unpad,” ujar Dr. Drajat yang juga Staf Ahli Rektor UNS.

Selain Dr. Drajat, anggota tim PTN Badan Hukum UNS yang melakukan kunjungan ke Unpad adalah Dr. Andre Noevi Rahmanto, S.Sos., M.Si., Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum, dan Prehatin Agus Setyasih Merdyawati, S.Sos.

Pemaparan mengenai PTN Badan Hukum  Unpad dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad Dr. Sigid Suseno, SH., M.Hum. Berbagai persiapan tersebut diantaranya melalui pembentukan tim dan persiapan sejumlah dokumen.

Dalam penerimaan kunjungan ini, turut hadir Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor Internasional, Ade Kadarisman, S.Sos., M.T, M.Sc., dan Sekretaris Direktorat Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor Internasional, Slamet Suprapto, S.Sos., M.Si.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post UNS Studi Banding PTN Badan Hukum ke Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pegawai ASN Harus Talented dan Multitasking

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/12/2016] Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI tengah mendorong pembangunan Aparatur Sipil Negara (ASN) guna mendukung terwujudnya Smart  ASN 2019-2024. Ini berarti pegawai maupun calon pegawai ASN harus memiliki kompetensi baik, dan memiliki daya saing.

Deputi SDM Bidang Aparatur Kemenpan RB, Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E., M.Eng., saat menyampaikan materi pada "Sosialisasi Implementasi UU ASN Manajemen PNS dan PPPK untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa" di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (2/12) siang. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Deputi SDM Bidang Aparatur Kemenpan RB, Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E., M.Eng., saat menyampaikan materi pada “Sosialisasi Implementasi UU ASN Manajemen PNS dan PPPK untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (2/12) siang. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Kita cari orang-orang yang memang talented dan bisa multitasking. Yang kita rekrut sekarang adalah ahli di satu bidang tetapi bisa mengerjakan aspek lainnya,” ujar Deputi Sumber Daya Manusia Bidang Aparatur Kemenpan RB, Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E., M.Eng., dalam acara Sosialisasi Implementasi UU ASN Manajemen PNS dan PPPK untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (2/12) siang.

Sosialisasi ini dihadiri Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, pimpinan universitas dan fakultas, serta Kepala Bagian, Kepala Subbagian, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad. Sosialisasi dimoderatori oleh Dosen FISIP Unpad, Yogi Suprayogi Sugandi, S.Sos., M.A., PhD.

Setiawan mengatakan, dorongan peningkatan kompetensi ini didasarkan pada tantangan yang dihadapi saat ini di bidang globalisasi, kompetisi antar negara, kemajuan teknologi informasi dan digital, serta kolaborasi yang bersifat masif. Jika pegawai ASN saat ini tidak siap menghadapi tantangan tersebut, maka daya saing Indonesia akan jauh ketinggalan.

Kondisi saat ini dalam konteks pegawai ASN ialah belum sesuainya ketersediaan kapasitas pegawai ASN dengan strategi pembangunannya. Setiawan menjelaskan, jumlah Pegawai Negeri Sipil per Juni 2016 sebanyak 4 juta orang. Komposisi sebaran PNS terbanyak berada di kelompok Jabatan Fungsional Tertentu Guru (37,45%) dan Jabatan Fungsional Umum bidang Administrasi (37,26%). Ini berarti dalam sebuah lembaga pemerintah, 67% diantaranya merupakan staf administrasi.

Kemenpan RB sendiri telah melakukan pemetaan strategi pembangunan seluruh wilayah di Indonesia beserta kualifikasi sumber daya manusianya. Hasilnya, persentase tenaga ASN ahli yang mendukung pembangunan tidak sebanding dengan tenaga administratif.

“Ini mau tidak mau formasi  yang dibuka itu harus didasarkan pada kebutuhan dan arah pembangunan kemana,” kata Setiawan.

asn-3-tedi asn-2-tedi asn-4-tedi

Beberapa upaya yang dilakukan Kemenpan RB adalah mereformasi proses rekrutmen terbuka bagi pejabat Eselon I dan II, reformasi rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil secara sistematis dan berbasis IT, serta penguatan struktur Jabatan Fungsional yang diisi oleh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Ke depan, kita akan hilangkan banyak jabatan struktural dan mulai kembangkan jabatan fungsional supaya kita ini punya fungsi yang jelas untuk mengerjakan sesuatu dengan fokus dan profesional,” kata Setiawan.

Unpad sendiri, lanjut Setiawan, harus mulai mendorong penguatan kapasitas SDM-nya. Jika Unpad  siap berkompetisi secara global, maka kualifikasi dosen dan tenaga kependidikannya harus mulai didorong untuk mampu berkompetisi.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor memaparkan, sebagai PTN Badan Hukum Unpad terus didorong semakin produktif dalam melaksanakan berbagai aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi. “PTN Badan Hukum harus makin produktif. Di saat berbicara produktivitas, berarti kita harus menjalankan program, yang dasarnya adalah fungsi-fungsi yang harus kita bangun,” kata Rektor.

Lebih lanjut Rektor memaparkan, optimalisasi sumber daya manusia yang dimiliki adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas. Untuk itu, ke depan Unpad akan lebih banyak menjalankan berbagai kegiatan agar sumber daya manusia Unpad semakin produktif. Perubahan institusi  yang tengah terjadi saat ini adalah proses transformatif yang harus dipahami untuk kemajuan bersama di masa yang akan datang.

“Yang menjalani kegiatan ini harusnya bisa mencatat, betulkah keseharian yang kita jalani sudah optimal atau belum. Kalau keseharian kita lebih banyak tidak produktif, maka kita harus semakin produktif,” kata Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Pegawai ASN Harus Talented dan Multitasking appeared first on Universitas Padjadjaran.

Praktik Keperawatan Mandiri Bisa Lebih Berkembang di Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 3/12/2016] Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendorong para perawat meningkatkan daya saing dalam menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu upaya yang didorong ialah pengelolaan praktik keperawatan mandiri. Namun, upaya ini belum banyak dijalankan para perawat di Indonesia.

Perintis klinik keperawatan mandiri “Green Care”, Yanti Budiyanti, S.Kp., Ners., saat menjadi narasumber pada “Seminar Nasional Keperawatan 2016: Praktik Keperawatan Mandiri Sebagai Basis dalam Menghadapi MEA”, yang digelar Fakultas Keperawatan Unpad di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Sabtu (3/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Perintis klinik keperawatan mandiri “Green Care”, Yanti Budiyanti, S.Kp., Ners., saat menjadi narasumber pada “Seminar Nasional Keperawatan 2016: Praktik Keperawatan Mandiri Sebagai Basis dalam Menghadapi MEA”, yang digelar Fakultas Keperawatan Unpad di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Sabtu (3/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Yanti Budiyanti, S.Kp., Ners., selaku perintis klinik keperawatan mandiri “Green Care” mengatakan, lemahnya peningkatan pembukaan praktik perawat mandiri didasarkan pada belum beraninya perawat dalam membuka praktik mandiri. Selain itu, pemahaman tentang prosedur dan aspek legal dalam membuka praktik keperawatan mandiri.

“Tidak ada perawat yang memulai membuka praktik mandiri. Kalau tidak ada yang memulai, bagaimana perawat lain akan termotivasi,” ujar Yanti saat menjadi pembicara “Seminar Nasional Keperawatan 2016: Praktik Keperawatan Mandiri Sebagai Basis dalam Menghadapi MEA”, yang digelar Fakultas Keperawatan Unpad di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Sabtu (3/12).

Padahal praktik keperawatan mandiri telah dilindungi Undang-undang, yaitu UU No. 38 Tahun 2014.  Dalam UU tersebut disebutkan praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan perawat dalam bentuk asuhan keperawatan, dimana asuhan keperawatan merupakan rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.

Yanti mengatakan, sektor perawat setidaknya mengisi sekitar 75% dari total profesi kesehatan Indonesia. Setiap tahun, sekitar 250.000 tenaga perawat dihasilkan dari 770 institusi pendidikan perawat. Meski memiliki jumlah banyak, sebaran tenaga perawat ini tidak merata.

Berdasarkan pantauannya, sebagian besar tenaga perawat bekerja di Rumah Sakit dan di lingkup pendidikan. Hanya sedikit yang bekerja di Puskesmas, Klinik, maupun membuka Klinik Mandiri. Selain itu, banyak perawat yang masih bertahan bekerja pada praktik medis ketimbang di sektor keperawatan mandiri.

“Seharusnya perawat punya solusi bahwa mereka bisa praktik tanpa harus bergesekan dengan sektor lain,” kata Yanti.

Walaupun berisiko karena keperawatan mandiri akan langsung berhubungan dengan profesi dan nyawa pasien, banyak kewenangan yang bisa dilakukan seorang perawat. Yanti mengatakan, dalam praktik keperawatan mandiri, perawat bertanggung jawab penuh bukan hanya dalam menolong pasien, tetapi juga pengelolaan administratif.

Lebih lanjut ia menilai, banyak kewenangan yang bisa dilakukan perawat selama masih berada dalam koridor. Dalam pelaksanaannya, guna memberikan jaminan pelayanan bermutu dan aman praktik mandiri selain dikawal UU, juga dikawal kode etik, standar profesi, standar praktik.

Sebagai perawat yang sudah 15 tahun terjun di sektor keperawatan mandiri, Yanti mengatakan, saat ini ada kemudahan untuk mendapatkan izin praktik keperawatan mandiri dibandingkan beberapa tahun ke belakang.

Dengan demikian persyaratan yang dibutuhkan untuk membuka praktik izin keperawatan terdiri dari ada Syarat Izin Praktik Perawat (SIPP), ada tempat dan ruang periksa, serta ada visi misi, ruang lingkup praktik, hingga target yang dikejar.

Yanti menambahkan, kebutuhan praktik keperawatan mandiri terdiri dari berbagai aspek, antara lain praktik komplementer, home care, wound care, skin care, pediatric care, paliatif care, intensive care, keperawatan jiwa, maternitas, dan emergency care.

keperawatan-2-tedi keperawatan-3-tedi keperawatan-1-tedi

Sementara itu, Dosen Fkep Unpad yang juga pemilik CV Rifa Cooperation, H. Iyus Yosep, S.Kp., M.Si., M.Sc., mengatakan, tenaga perawat juga bisa berkecimpung di dunia bisnis. Ini bertujuan agar tenaga perawat bisa lebih sejahtera.

Iyus berpendapat, seluruh sektor yang menjadi media pembelajaran keperawatan bisa menjadi ladang bisnis. Perawat juga bisa menjadi penyalur barang kebutuhan pasien saat dirawat. Ini akan jauh lebih efektif dan efisien, ketimbang harus mendapatkannya di toko-toko di luar kawasan Rumah Sakit.

“Perawat tidak bisa berdiri sebagai pekerja saja. Kita perlu berdiri di kaki lain juga. Kalau perawat kreatif, ia akan jauh lebih sejahtera,” pungkas Iyus.

Selain Yanti dan Iyus, seminar yang dibuka oleh Dekan Fkep Unpad, Kusman Ibrahim, S.Kp., M.NS., PhD, ini juga menghadirkan 5 pembicara lainnya dari kalangan akademisi, PPNI, dan pegiat praktik keperawatan mandiri. Acara diikuti oleh 535 peserta dari seluruh Indonesia.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Praktik Keperawatan Mandiri Bisa Lebih Berkembang di Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Energi Fosil Habis 13 Tahun Lagi, Energi Baru dan Terbarukan adalah Keniscayaan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 3/12/2016]Semakin menipisnya cadangan energi fosil dan terjadinya perubahan iklim global membuat kehadiran energi baru dan terbarukan sebagai suatu keniscayaan. Energi fosil diperkirakan akan habis pada 13 tahun yang akan datang, dan Indonesia akan kekurangan energi jika saat ini tidak ada gerak akselerasi untuk mampu menghadirkan dan mengoptimalkan energi baru terbarukan.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, saat menjadi salah satu narasumber pada Seminar Nasional “Pemanfaatan Energi Alternatif untuk Mendukung Re-Industrialisasi” di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4 Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Sabtu (3/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, saat menjadi salah satu narasumber pada Seminar Nasional “Pemanfaatan Energi Alternatif untuk Mendukung Re-Industrialisasi” di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4 Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Sabtu (3/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si saat menjadi salah satu pembicara dalam Seminar Nasional “Pemanfaatan Energi Alternatif untuk Mendukung Re-Industrialisasi” yang digelar Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4 Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Sabtu (3/12).

Terkait pemanfaatan sumber energi di Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengungkapkan bahwa 38% energi di Jawa Barat berbasis air. Jawa Barat pun dinilai menjadi pemilik air tawar terbesar di Indonesia sehingga pemanfaatan air harus optomal.

“Oleh karena itu konservasi kawasan Citarum, konservasi kawasan Ciliwung, dan kawasan-kawasan DAS lainnya itu sangat diperlukan untuk energi kita kedepan,” ujarnya.

Ia pun menegaskan, jangan sampai Jawa Barat menjadi pemilik air tawar terbesar di Indonesia, tetapi sulit mencari air bersih. Semestinya, air di hulu dan hilir sama kualitasnya. Hal ini akan sangat berdampak setidaknya bagi persediaan air minum, irigasi, serta bagi energi listrik dan energi lainnya.

“Semestinya water value itu terpelihara dari hulu sampai hilir,” ujar Ahmad Heryawan.

Hadir sebagai Keynote Speaker pada seminar nasionla ini Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Ir. Hendra Iswahyudi, M.Si.  Ia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi energi yang perlu dioptimalkan.

Dr. Hendra pun menekankan, perlu adanya penyamaan pola pikir bahwa  pengembangan energi baru terbarukan bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan. Bukan berarti harus mengesampingkan energi fosil. Pengembangan dan eksplorasi energi fosil tetap dilakukan, namun dilakukan secara berimbang dengan energi baru terbarukan.

“Sehingga kita punya energi mix yang optimal. Artinya, ketergantungan tidak hanya pada energi fosil, tetapi porsinya bisa berimbang,” kata Dr. Hendra.

Seminar nasional ini juga turut menghadirkan pembicara Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Dr. Ir. Surya Dharma, MBA, Direktur Utama PT. Tirta Gemah Ripah Ir. Emryas Imsak Soelaiman, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Arif Budidudilo, dan Ketua Program Doktor Ilmu Manajemn FEB Unpad, Prof. Dr. Ina Primiana, SE, MT.

humas-unpad-2016_12_03-seminar-energi-alternatif-3-dadan humas-unpad-2016_12_03-seminar-energi-alternatif-2-dadan humas-unpad-2016_12_03-seminar-energi-alternatif-1-dadan

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad mengungkapkan bahwa Unpad telah lama memiliki perhatian khusus pada isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini khususnya terlihat dari Pola Ilmiah Pokok yang dimiliki Unpad,  “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional”.

“Jadi kalau Unpad memiliki Pola Ilmiah Pokok tersebut, menjadi sangat relevan dengan situasi saat ini. Apalagi sejak akhir 2015, pemimpin dunia semuanya menyepakati tentang pembangunan berkelanjutan, yang tidak hanya berbicara mengenai sektor ekonomi tetapi juga sosial dan lingkungan hidup,” kata Rektor.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan peluncuran Doctorate Business Issue Forum (Dorbis) dan pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Doktor Ilmu Manajemen FEB Unpad oleh Rektor Unpad.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Energi Fosil Habis 13 Tahun Lagi, Energi Baru dan Terbarukan adalah Keniscayaan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Media Massa Semakin Tergerus Perkembangan Teknologi Informasi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/12/2016] Media massa arus utama saat ini dinilai semakin tergerus oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi. Ini juga terlihat dari hasil survei yang dilakukan majalah terkemuka asal Inggris, The Economist, menunjukkan terjadi tren penurunan media massa cetak di kawasan Amerika Serikat, Kawasan Eropa Utara, Australia, hingga Selandia Baru.

Para narasumber dan moderator Seminar Internasional “Mass Media at Crossroads International Cenference 2016” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad di Trans Hotel Luxury, Bandung, Selasa (6/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Para narasumber dan moderator Seminar Internasional “Mass Media at Crossroads International Cenference 2016” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad di Trans Hotel Luxury, Bandung, Selasa (6/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI, Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si., media massa arus utama saat ini dianggap kalah cepat dalam mengabarkan informasi. Hal tersebut dikemukakan Gun Gun saat menyampaikan keynote speech Menkominfo RI Rudiantara, MBA, dalam Seminar Internasional “Mass Media at Crossroads International Cenference 2016” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad di Trans Hotel Luxury, Bandung, Selasa (6/12).

Pesatnya teknologi informasi memungkinkan publik berinteraksi lebih cepat dalam mengabarkan peristiwa dibanding media arus utama. Hal ini kemudian memunculkan istilah citizen journalism, dimana informasi dari masyarakat dapat langsung disebarluaskan melalui jagat maya. Konsep ini lebih mengedepankan kecepatan penyebaran informasi.

Sementara media arus utama lebih mengedepankan kredibilitas dan kode etik jurnalisme. Gun Gun mengatakan, jurnalisme publik menghilangkan peran editor dan profesionalitas wartawan dalam menyampaikan berita.

Persaingan tersebut semakin menjadi tantangan jika media sosial turut serta dalam menyampaikan peristiwa. “Media mainstream semakin sulit mengontrol masyarakat dalam menyampaikan informasi di media sosial,” kata Gun Gun.

Meski dinilai lebih kredibel, lanjut Gun Gun, persaingan media arus utama dan platform digital tidak selamanya berbuah manis. Media arus utama dengan mengedepankan kredibilitas dan kode etik juga terkadang tergiring mengambil informasi dari digital sehingga peran kontrol dalam media arus utama cenderung tidak berjalan.

Kemenkominfo RI sendiri memiliki kepentingan dalam mendukung eksistensi media arus utama. Di satu sisi, media jenis ini lebih mampu menginformasikan dengan baik berbagai program yang dijalankan Pemerintah. Gun Gun menilai, perkembangan media arus utama akan turut berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya di perkotaan tetapi juga menjangkau wilayah pedesaan dan wilayah terdepan Indonesia.

“Media harus mampu memberikan informasi dan nilai-nilai hiburan yang mengedepankan pada nilai-nilai kebangsaan,” tutur Gun Gun.

Untuk itu, ia berharap para pelaku media arus utama dapat menjunjung tinggi profesionalisme dan kode etik. Media harus mampu meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan para pekerjanya. Ia yakin, tanpa ada kompetensi dan profesionalisme, media arus utama akan semakin redup.

Gun Gun juga mendorong kontribusi akademisi untuk dapat membangun edukasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan teknologi digital. Ini diharapkan akan menciptakan komunitas masyarakat yang menjunjung tinggi kode etik dalam memanfaatkan teknologi digital.

Sementara itu, Rektor Unpad dalam pembukaan seminar mengatakan, media massa juga memiliki peran dalam mendiseminasikan berbagai hasil penelitian yang dilakukan akademisi. Oleh karena itu, Rektor selalu menekankan pada aspek media menjadi salah satu pemangku kepentingan dalam kolaborasi lintas sektor yang dilaksanakan Unpad.

fikom-2-tedi fikom-3-tedi fikom-6-tedi

Melalui kerjasama Pentahelix, Unpad melakukan serangkaian lintas sektor dengan pemerintah, sektor usaha, komunitas, dan media. Kerja sama ini sebagai implementasi Unpad sebagai perguruan tingg generasi ketiga, dimana saat ini peran perguruan tinggi bukan lagi sebagai sumber keilmuan, tetapi berkontribusi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dekan Fikom Unpad, Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si., mengatakan, seminar ini akan membedah peran strategis media massa dan kontemporer dilihat dari perspektif Komunikasi Sosial Budaya, Teknologi Komunikasi dan Studi Lingkungan, serta Komunikasi Bisnis dan Industri Media.

Seminar ini diikuti oleh 111 pemakalah dari 9 negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Korea Selatan, Pakistan, Malaysia, India, Turki, dan Indonesia. Seminar juga menghadirkan empat pembicara utama, yaitu: Michael Gill (Counsellor of Dragoman), Prof. Sung Kyum Cho (Guru Besar bidang Komunikasi di Chungnam National University South Corea), Arielle Emmet, PhD (jurnalis Amerika), dan Prof. Deddy Mulyana, M.A., PhD (Guru Besar Fikom Unpad).*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Media Massa Semakin Tergerus Perkembangan Teknologi Informasi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Yoshihito Shiono, Ahli Kimia Organik dari Jepang, Jadi Dosen Tamu di FMIPA Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/12/2016] Prof. Yoshihito Shiono, ahli Kimia Organik  dari Yamagata University, Jepang menjadi dosen tamu di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran mulai Senin (5/12) kemarin hingga Sabtu (10/12) mendatang. Kegiatan mengajar yang dilakukan Prof. Shiono ini terintegrasi dengan kurikulum di Departemen Kimia FMIPA Unpad.

Prof. Yoshihito Shiono, ahli Kimia Organik  dari Yamagata University, Jepang. (Foto oleh: Dadan T.)*

Prof. Yoshihito Shiono, ahli Kimia Organik dari Yamagata University, Jepang. (Foto oleh: Dadan T.)*

Di FMIPA, Prof. Shiono memberikan kuliah kepada sejumlah mahasiswa di Departemen  Kimia FMIPA Unpad untuk mata kuliah Kimia Organik dan Elusidasi Struktur.  Mata kuliah diberikan dalam lima kali pertemuan dalam satu minggu. Selain memberikan materi kuliah, Prof. Shiono juga ikut memberikan ujian akhir dan nilai pada mahasiswa.

“Prof. Shiono ini terlibat dalam kurikulum kita, jadi delapan pertemuan sama saya, sisa pertemuannya sama Prof. Shiono,” jelas Guru Besar Kimia FMIPA Unpad,  Prof. Unang Supratman.

Perkuliahan Kimia Organik dari Prof. Shiono diberikan kepada mahasiswa S-1 semester 3, dan mata kuliah Elusidasi Struktur diberikan kepada mahasiswa S-1 semester 7, juga mahasiswa jenjang S-2 dan S-3.

Kehadiran Prof. Shiono diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas lulusan Unpad. Prof. Shino sendiri dinilai sangat ahli dan memiliki banyak pengalaman dalam bidang Kimia Organik dan Elusidasi struktur. Pengalaman Prof. Shiono dalam bidang Kimia Organik dan Elusidasi Struktur pun diharapkan dapat dibagikan kepada civitas academica Unpad.

“Kita datangkan pengajar dari luar, kita bisa melihat ternyata kualitas pembelajaran kita tidak jauh berbeda. Mahasiswa kita juga bisa lebih percaya diri dan kemampuannya bertambah,” kata Prof. Unang.

Selain meningkatkan kualitas pembelajaran di Unpad, diharapkan keterlibatan Prof. Shiono dalam kegiatan pembelajaran di Unpad juga dapat meningkatkan kerja sama antara kedua belah pihak, termasuk dalam hal riset dan publikasi bersama.

“Jadi sama-sama meningkat lah levelnya,” harap Prof. Unang.

Selama ini, kerja sama Unpad dengan Yamagata University telah banyak dilakukan, seperti riset bersama, pertukaran mahasiswa, dan publikasi bersama. Sejak 5 tahun lalu, Prof. Shiono dan Prof. Unang pun melalukan joint research mengenai senyawa bioaktif di tanaman mangrove di Indonesia, dan telah menghasilkan sejumlah publikasi internasional. Menurut rencana, pada tahun 2016 mendatang, lima mahasiswa Kimia Organik terbaik  di Unpad akan diikutsertakan dalam program summer di Yamagata University, Jepang. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana

The post Prof. Yoshihito Shiono, Ahli Kimia Organik dari Jepang, Jadi Dosen Tamu di FMIPA Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad Dorong Ormawa Susun Program Kerja yang Prestatif

$
0
0

[Unpad.ac.id, 7/12/2016] Universitas Padjadjaran melalui Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan mendorong organisasi kemahasiswaan (ormawa) tingkat universitas menyiapkan rencana program kerja untuk dimasukkan ke dalam agenda kerja universitas tahun 2017. Program kerja ini diharapkan bukan hanya aktivitas rutinitas, tetapi juga mampu memberikan penguatan prestasi bagi Unpad.

Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., saat memberi arahan pada Focus Group Discussion yang diikuti perwakilan BEM, BPM, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas dan fakultas, di Aula Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Rabu (7/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., saat memberi arahan pada Focus Group Discussion yang diikuti perwakilan BEM, BPM, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas dan fakultas, di Aula Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Rabu (7/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., mengatakan, program kerja prestatif ini diharapkan dapat mengangkat nama Unpad baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal tersebut disampaikan Prof. Reiza melalui acara Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh perwakilan BEM, BPM, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas dan fakultas, di Aula Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Rabu (7/12).

“Kita fasilitasi ormawa agar mereka bisa matang dalam menyusun program kerja yang prestatif. Diharapkan, pada saat mereka ikut kompetisi/lomba, mereka di sana bukan sebagai partisipasi, tetapi berkompetisi,” ujar Prof. Reiza di sela pelaksanaan FGD.

Guru Besar FIB Unpad ini menilai, program kerja penting dimiliki oleh seluruh organisasi kemahasiswaan. Ini menandakan keberlanjutkan dari aktivitas organisasi di tahun-tahun mendatang. Pelaksanaan program kerja ini juga berpengaruh pada capaian IKK Universitas Padjadjaran.

Untuk itu, lanjut Prof. Reiza, perlu dibuat program kerja yang sangat matang berdasarkan hasil proyeksi di masa datang. Dengan demikian, program ini tidak menjadi program yang asal-asalan, tetapi terukur, mampu memberdayakan pelaksana organisasi, dan teranggarkan.

Digelarnya FGD ini bertujuan memberikan pemahaman terkait mekanisme penyusunan program kerja kepada para anggota organisasi kemahasiswaan. Prof. Reiza berpendapat, selama ini banyak mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana suatu program dibuat, terutama berkaitan dengan aspek perencanaan dan keuangan.

ormawa-1-tediDari catatan Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan, selama ini banyak proposal program yang masuk di luar program yang sudah teranggarkan di universitas. Padahal dalam konteks sistem keuangan, seluruh kegiatan yang dilaksanakan universitas seharusnya sudah masuk ke dalam program kerja per tahun.

“Penting untuk menyiapkan dengan baik kegiatan di 2017, agar kegiatan tersebut menjadi lebih baik, terukur, dan kontributif terhadap apa yang menjadi IKU-IKK Unpad,” jelas Prof. Reiza.

Prof. Reiza sendiri menargetkan, pada Jumat (9/12) mendatang, setiap organisasi kemahasiswaan tingkat universitas dapat melaporkan rencana program kerja untuk 2017. “Meski waktunya mepet, kita optimis bisa memanfaatkan waktu 2 hari itu,” kata Prof. Reiza.

Agar para mahasiswa lebih paham terkait penyusunan program kerja, pihaknya juga mengundang Direktur Perencanaan dan Sistem Informasi Unpad, Irvan Afriandi, dr., Grad. Dipl. OEH., MPH., Dr.PH., dan Direktur Keuangan dan Logistik Unpad, Edi Jaenudin, S.E., Ak., M.Si., untuk berbicara terkait sisi perencanaan program dan kegiatan kemahasiswaan serta bagaimana penganggaran dan pengelolaan keuangan.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Unpad Dorong Ormawa Susun Program Kerja yang Prestatif appeared first on Universitas Padjadjaran.

Peningkatan Indeks Kebahagiaan Warga Perlu Disertai Penanaman Nilai Kultural

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2016] Pembangunan secara masif wajah Kota Bandung dalam dua tahun terakhir banyak mendapat apresiasi warga. Pemulihan kawasan ruang publik ini mampu meningkatkan nilai Indeks Kebahagiaan warganya sebesar 70,6 pada 2015. Nilai tersebut meningkat 2 poin dari sebelumnya 68,23 pada 2013. Pencapaian peningkatan Indeks Kebahagiaan ini juga menuai analisis dari akademisi.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pembelajaran Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., saat menjadi narasumber pada  Workshop “Menakar Kebahagiaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota Bermasyarakat Majemuk” di Kampus Pascasarjana FISIP Unpad, Bandung, Jumat (9/12). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pembelajaran Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., saat menjadi narasumber pada Workshop “Menakar Kebahagiaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota Bermasyarakat Majemuk” di Kampus Pascasarjana FISIP Unpad, Bandung, Jumat (9/12). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pembelajaran Universitas Padjadjaran, Dr. Arry Bainus, M.A., mengatakan, langkah peningkatan nilai indeks tentunya perlu dibarengi dengan penanaman nilai-nilai kultural. Hal tersebut dikatakan Dr. Arry saat menjadi pembicara kunci dalam dalam Workshop “Menakar Kebahagiaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota Bermasyarakat Majemuk” di Kampus Pascasarjana FISIP Unpad, Bandung, Jumat (9/12). Workshop ini digelar Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.

Dr. Arry mengatakan, pembangunan Kota Bandung harus pula berdasar pada pengukuran Gross National Happiness (GNH). Metode ini dikembangkan oleh Raja negara Bhutan, Jigme Singye Wangchuk, pada 1972. Ada empat pilar penilaian yang diukur dalam GNH, yaitu pembangunan berkelanjutan, tranparansi pemerintahan, pelestarian nilai-nilai budaya, dan konservasi lingkungan alam.

Sebenarnya, implementasi nilai-nilai budaya telah dianut kuat oleh masyarakat Indonesia. Dr. Arry mengatakan, di kawasan pedesaan, nilai-nilai budaya masih kuat dipegang oleh masyarakatnya. Sehingga, ada kemungkinan bahwa masyarakat desa lebih bahagia dari masyarakat kota.

“Ini yang kurang, kita belum masukkan sektor lingkungan, dan nilai-nilai kepribumian,” kata Dr. Arry.

Selain itu, pemerintah juga harus mampu meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat. Dr. Arry mengemukakan, faktor kepercayaan publik sangat rendah terjadi di negara berkembang. Sebaliknya, di negara maju, meski masyarakatnya individualis, faktor kepercayaan publiknya sangat tinggi.

Terkait peningkatan nilai Indeks Kebahagiaan Kota Bandung, Dr. Arry mengapresiasi apa yang telah dilakukan Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil, dan para pemangku kepentingan. Menurutnya, faktor utama dalam peningkatan kebahagiaan ialah kesadaran untuk mendorong masyarakat jauh lebih bahagia.

Faktor lainnya yaitu peningkatan daya beli masyarakat, terjadinya kebebasan aktivitas ekonomi, profesionalisme, transparansi pemerintahan, serta peningkatan kepercayaan publik.

Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung, Ir. H. Arif Prasetya, M.M., yang juga menjadi pembicara kunci mengatakan pembangunan kawasan ruang terbuka publik merupakan  strategi yang dikembangkan Ridwan Kamil untuk membangun kebahagiaan terlebih dulu bagi warganya.

“Jika warga bahagia, maka interaksi dengan warga lainnya akan jauh lebih menyenangkan,” ujar Arif.

Dalam hal ini, pemerintah kota memiliki 3 strategi dalam pembangunan Kota Bandung. Tiga strategi tersebut yaitu inovasi, desentralisasi, dan kolaborasi. Tiga strategi ini menyasar pada partisipatif masyarakat untuk dapat memanfaatkan ruang publik sehingga terjadi aktivitas dinamis.

Selain itu, pemerintah juga mendorong setiap Rukun Warga (RW) dapat membangun wilayahnya secara mandiri melalui bantuan dana sebesar Rp 100 juta per RW. Arif mengatakan, bantuan dana ini diberikan agar setiap RW dapat membangun wilayah sesuai kebutuhan.

Hingga 2016, sebanyak 23 taman tematik telah dibangun di Kota Bandung. Jumlah ini melebihi target capaian pembangunan yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung, yaitu 18 taman. Dengan banyaknya taman tematik ini, masyarakat Kota Bandung diharapkan dapat memanfaatkannya, sehingga nilai Indeks Kebahagiaan kota akan terus menaik.

Selain Dr. Arry dan Arif, workshop ini juga menghadirkan 6 pembicara yang terbagi dalam 2 sesi presentasi panel.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Peningkatan Indeks Kebahagiaan Warga Perlu Disertai Penanaman Nilai Kultural appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tiga Mahasiswa FPIK Unpad Ikuti Jenesys 2016 di Jepang

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2016] Tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran terpilih untuk mengikuti Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (Jenesys)  2016 4th Batch di Jepang, 29 November hingga 2 Desember 2016. Mereka adalah Ira Setyowati, Fahira Nur Amalina, dan Elsi Sri Mulyani.

Tiga mahasiswa FPIK Unpad,Fahira Nur Amalina, Ira Setyowati, dan Elsi Sri Mulyani, yang mengikuti (Jenesys) 2016 4th Batch di Jepang, 29 November hingga 2 Desember 2016. (Foto oleh: Dadan T.)*

Tiga mahasiswa FPIK Unpad, Fahira Nur Amalina, Ira Setyowati, dan Elsi Sri Mulyani, yang mengikuti (Jenesys) 2016 4th Batch di Jepang, 29 November hingga 2 Desember 2016. (Foto oleh: Dadan T.)*

Jenesys 2016 4th Batch ini diikuti oleh 262 peserta dari 12 negara, yang dilaksanakan di 3 wilayah yaitu Hokkaido, Chubu, dan Kansai. Peserta dari Indonesia terpilih untuk mengikuti kegiatan di Kansai, bersama peserta lain dari Kamboja, Timor Leste, dan Vietnam dengan sub tema kegiatan “Marine Products Industry”.

Dalam kegiatan ini, para peserta mengikuti kegiatan perkuliahan umum, kunjungan ke sejumlah instansi, workshop, home stay, diskusi Action Plan, dan perkenalan budaya masing-masing negara. Adapun instansi yang dikunjungi oleh peserta dari Indonesia merupakan instansi yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan, seperti Taiji Whale Museum, Wakayama Prefectural Fisheries Experiment Station, Tore-tore Market, serta dua universitas, yakni Kinki University dan Kyoto University.

“Memang diperkenalkan teknologi mereka terkait marine fisheries,” ungkap Ira saat ditemui di Humas Unpad, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Jumat (9/11).

Dari Indonesia, kegiatan ini diikuti oleh 18 peserta, terdiri  dari mahasiswa Unpad, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada, serta perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Luar Negeri.

jenesys2016-1 jenesys2016-3 jenesys2016-2

Selama mengikuti kegiatan, ada beberapa pengalaman menarik yang Ira, Fahira, dan Elsi dapatkan. Di sana, mereka mengagumi masyarakatnya yang sangat menjaga alam dan budayanya. Teknologi yang digunakan untuk melakukan penangkapan dan budidaya ikan pun sudah sangat maju.

“Mereka itu bisa memanfaatkan potensi laut mereka, penelitiannya juga banyak dan mendunia,” ujar Elsi.

Setelah mengikuti Jenesys, para peserta diminta untuk mewujudkan action plan yang telah mereka buat selama di sana, untuk memperkenalkan budaya Jepang dan perekonomiannya, terutama terkait perikanan dan kelautan. Ira dan kawan-kawan pun memutuskan untuk menggelar sejumlah kegiatan, diantaranya adalah seminar dan workshop bersama peserta lain dari Indonesia untuk menyebarluaskan apa yang mereka dapat selama di Jenesys 2016.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Tiga Mahasiswa FPIK Unpad Ikuti Jenesys 2016 di Jepang appeared first on Universitas Padjadjaran.

Salurkan Semangat Berwirausaha, Mahasiswa FTIP Buka Usaha “Cafeein” di Kampus

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/12/2016] Sebagai salah satu wujud kegiatan wirausaha mahasiswa, sejumlah mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad membentuk “Cafeein” yang berlokasi di Gedung Teknologi Industri Pertanian, Ex Pedca Utara, Jatinangor. Cafeein merupakan cafe ala mahasiswa yang dibentuk bukan hanya tempat untuk membeli makanan dan minuman, tetapi juga diharapkan  dapat menjadi tempat berkumpul dan bertukar pikiran antara mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad.

Para mahasiswa FTIP Unpad, pengelola Cafeein (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Para mahasiswa FTIP Unpad, pengelola Cafeein (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pemilik sekaligus pengelola Cafeein adalah Emilda Ayu Febrianti, Laisa R. Y. Aritonang, Erin Nur Fitriani, Nabilla Saptaryana, Arip Rahman Jaya, Andri Fauzi Ramlan, Belladina Anggun Kinanti, M. Fauzi, dan Ramadhoni H. Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian angkatan 2015 yang tergabung dalam The Local Enablers ini telah resmi membuka Cafeein sejak Senin (6/12) lalu.

Mulanya, kegiatan wirausaha yang mereka jalani adalah dengan membuat produk Mango Sticky Rice. Setelah menjalaninya, mereka pun memutuskan untuk membuka sebuah tempat khusus untuk menjual produk andalan mereka tersebut, selain juga menjual produk makanan dan minuman lain. Cafeein pun dibuat senyaman mungkin untuk tempat berkumpul civitas academica Unpad dengan mengusung tema “traditional modern”.

Melalui Cafeein juga, para mahasiswa ini ingin menularkan semangat berwirausaha kepada seluruh civitas academica Unpad. Cafeein juga membuka kesempatan bagi civitas academica Unpad yang ingin bergabung dalam kegiatan usaha mereka, termasuk saling berbagi ilmu mengenai berwirausaha, terutama dengan turut memberdayakan masyarakat.

“Dari proses ini kita bisa menginspirasi teman-teman, itu tujuan kita, biar teman-teman tertular  semangatnya juga untuk berwirausaha. Kita juga ingin menjadikan ini sebagai pusatnya orang-orang berkumpul. Mereka bisa sharing disini dalam keadaan enjoy,” ungkap Arip.

cafein-ftip-tediBukan hanya itu, dengan bergabung di Cafeein, konsumen juga dapat turut berkontribusi pada upaya pemberdayaan masyarakat sekitar, karena salah satu konsep dasar  dari The Local Enablers adalah pelibatan masyarakat sekitar dan menyebarkan nilai manfaat di setiap usahanya.

“Kita juga menjual produk-produk yang tergabung dalam The Local Enablers, dan banyak sekali cerita-cerita yang ada disitu, tentang kita memberdayakan masyarakat itu seperti apa,” ungkap Erin.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Salurkan Semangat Berwirausaha, Mahasiswa FTIP Buka Usaha “Cafeein” di Kampus appeared first on Universitas Padjadjaran.

Kembali Raih Akreditasi A dari BAN PT, Teknologi Pangan Unpad Kini Kejar Akreditasi Internasional IFT

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/12/2016] Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad memperoleh peringkat akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) berdasarkan Surat Keputusan No. 2728/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2016 terhitung 24 November 2016 hingga 24 November 2021.

Ketua Program Sudi Teknologi Pangan Unpad, Dr. Tita Rialita, S.Si., M.Si. (Foto oleh: Dadan T.)*

Ketua Program Sudi Teknologi Pangan Unpad, Dr. Tita Rialita, S.Si., M.Si. (Foto oleh: Dadan T.)*

Ketua Program Sudi Teknologi Pangan Unpad, Dr. Tita Rialita, S.Si., M.Si., mengatakan, perolehan akreditasi ini merupakan kali ketiga yang dilakukan prodi Teknologi Pangan sejak didirikan pada 1996. Sebelumnya pada rentang 2010-2015, prodi memperoleh peringkat akreditasi “B”, serta pada 2005-2010 memperoleh akreditasi “A”.

Dr. Tita mengatakan, ada beberapa faktor mengapa proses akreditasi kedua mendapat peringkat B. Ini didasarkan pada banyaknya dosen Teknologi Pangan yang saat itu menempuh studi Doktor ke luar negeri. “Saat itu, tenaga SDM jadi berkurang, jadi dari perhitungan rasio dosen dan mahasiswa itu tidak seimbang,” ujar Dr. Tita saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/12).

Setelah habis pada 2015, terjadi masa transisi peralihan lokasi perkuliahan ke gedung baru FTIP. Ini menyebabkan proses penyusunan borang sedikit tertunda. Kemudian pada Juli 2016, tiga dokumen borang yang dipersyaratkan selesai disusun dan diajukan ke BAN PT. Pada pertengahan Oktober, prodi kemudian divisitasi oleh dua asesor dari BAN PT, yaitu Dr. Gatot Priyanto dari Universitas Sriwijaya dan Prof. Dr. Yudi Pranoto dari Universitas Gadjah Mada.

Alhamdulillah, sekarang fasilitas perkuliahan sudah baik, dosennya sudah banyak yang kembali, banyak prestasi, akhirnya (akreditasi) terangkat lagi,” kata Dr. Tita.

Selama penyusunan borang, prodi didampingi oleh tim dari Unit Penjaminan Mutu Fakultas dan Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad. Dari tujuh standar yang ditetapkan dalam borang, pihaknya membagi peran kepada para tim untuk menyusun satu standar. Selain itu, pada saat visitasi pun prodi melakukan komunikasi yang baik dengan tim asesor.

Lebih lanjut Dr. Tita mengatakan, perolehan akreditasi ini penting bagi perkembangan prodi ke depannya. Utamanya, akreditasi menjadi bekal bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar ke prodi Teknologi Pangan. Jika akreditasinya baik, maka nilai jual program studi akan semakin tinggi.

Selain itu, akreditasi juga menjadi bekal bagi lulusan yang akan berkarir di dunia kerja. Saat ini, akreditasi menjadi salah satu pertimbangan di dunia kerja. “Akreditasi ini sebenarnya kualifikasi dunia kerja terhadap bagus tidaknya program studi,” kata Dr. Tita.

Sementara itu, Dekan FTIP Unpad, Dr. Edy Suryadi, Ir., M.T., mengapresiasi pencapaian peringkat akreditasi A bagi prodi Teknologi Pangan. “Capaian ini sangat penting bagi kredibilitas FTIP, hal ini dikarenakan prodi Teknologi Pangan adalah prodi yang selama ini paling peminatnya. Berkat  kerja keras dan komitmen yang tinggi, terutama dari seluruh dosen dan mahasiswa, yang telah menyusun dan melengkapi borang akreditasi selama beberapa bulan ini akhirnya berbuah manis menghasilkan akreditasi A,” kata Dr. Edy.*

Selanjutnya dengan perolehan akreditasi ini pula, prodi Teknologi Pangan Unpad diharapkan sejajar kualitasnya dengan prodi serupa di perguruan tinggi lain. Tercatat, prodi Teknologi Pangan dibuka di 4 PTN di Indonesia, yaitu: Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pertanian Bogor.

Dengan demikian, setiap prodi Teknologi Pangan diharapkan punya keunggulan tersendiri. Teknologi Pangan Unpad, kata Dr. Tita, akan berfokus pada pengembangan tepung-tepungan melalui teknologi Syspro dan Cellpoint. “Masing-masing harus punya unggulan. Jadi kalau nanti mahasiswa lulus, dia akan menjadi ahli tertentu,” ujar Dr. Tita.

Adapun target selanjutnya ialah menyusun beberapa Standar Operasional Prosedur (SOP) dari setiap kegiatan di prodi berdasarkan hasil evaluasi tim asesor. Tahun depan, prodi akan meloloskan Laboratorium Uji Analisis Pangan untuk mendapatkan ISO 17025 dari Kantor Akreditasi Nasional. Selanjutnya, pihaknya juga akan mengejar target pencapaian akreditasi internasional dari International Food Technology (IFT) pada 2018.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Kembali Raih Akreditasi A dari BAN PT, Teknologi Pangan Unpad Kini Kejar Akreditasi Internasional IFT appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live