Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Perlu Dukungan Seluruh Bidang Keilmuan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 7/2/2017] Kontribusi Universitas Padjadjaran dalam mengembangkan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu menjadi Geopark Global versi UNESCO didorong semakin kuat. Kontribusi ini menjadi nilai tambah dibanding rencana pengusulan geopark lainnya di Indonesia, dimana Unpad menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang terlibat dalam pengusulan geopark di Indonesia.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, melakukan rapat terbatas dengan para pimpinan fakultas dan peneliti yang telah melakukan riset di Ciletuh, di Ruang Executive Lounge Unpad, Bandung, Selasa (7/2). (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, melakukan rapat terbatas dengan para pimpinan fakultas dan peneliti yang telah melakukan riset di Ciletuh, di Ruang Executive Lounge Unpad, Bandung, Selasa (7/2). (Foto oleh : Tedi Yusup)*

“Ini contoh yang baik, karena geopark lain tidak mengikutsertakan perguruan tinggi,” ujar Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat melakukan rapat terbatas dengan para pimpinan fakultas dan peneliti yang telah melakukan riset di Ciletuh, di Ruang Executive Lounge Unpad, Bandung, Selasa (7/2)

Lebih lanjut Rektor mengatakan, Unpad terus berupaya meningkatkan aktivitas riset di kawasan Ciletuh-Palabuhanratu. Meski riset di Ciletuh terbagi menjadi tiga aspek, yaitu Geologi, Biodiversity, dan Budaya, Rektor mendorong seluruh bidang keilmuan di Unpad ikut melakukan riset di sana.

Dukungan bersama juga diperlukan dalam program jangka panjang Unpad di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Poin penting dalam dukungan tersebut ialah melakukan edukasi kepada masyarakat terkait konservasi geopark Ciletuh Palabuhanratu.

Kawasan geopark Ciletuh telah ditetapkan menjadi kawasan Geopark Nasional sejak 2015 dengan luas area 45.820 ha mencakup 15 desa dan 2 kecamatan. Dalam perkembangannya, kawasan Geopark Ciletuh meluas hingga mencapai wilayah Cisolok dan Palabuhanratu dengan peningkatan luas area menjadi 126.100 ha dan mencakup 74 Desa di 8 Kecamatan.

Terkait potensi wilayah Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Ketua Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad, Prof. Mega Fatimah Rosana, PhD, menyebut kawasan ini terbilang istimewa jika dilihat dari sudut geologi, biodiversity, dan budaya.

Pada aspek Geologi, Ciletuh merupakan satu-satunya wilayah yang memiliki singkapan batuan tertua di Jawa Barat, berupa batuan langka ofiolit, metamorfik, dan batuan “melange”. Batuan ini merupakan produk hasil tumbukan antar lempeng benua Eurasia dengan Samudera Hindia (Indo-Australian) sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Kawasan Ciletuh juga memiliki batuan lanskap berbentuk setengah lingkaran menyerupai tapal kuda terbuka. Batuan tebing ini membentang dengan diameter bentangan sekitar 15 kilometer. Bentangan ini banyak disebut sebagai amphiteater (teater alam) terbuka dengan banyak air terjun yang jatuh di sela tebing.

Di segi keanekaragaman hayati, Ciletuh memiliki ragam kawasan konservasi alam, mulai dari nature reserve, wildlife reserve, forest conservation, dan taman nasional, serta memiliki kawasan konservasi penyu hijau. Kawasan ini juga memiliki berbagai budidaya tambak, perkebunan, pertanian, dan hutan produksi.

Sedangkan dari segi budaya, lanjut Guru Besar yang telah melakukan penelitian di Ciletuh sejak 2006, Ciletuh menyimpan kearifan lokal masyarakat Sunda yang masih terjaga hingga kini. Mulai darii tinggalan mitos dan folklor, hingga berbagai tinggalan situs Megalitikum, tinggalan kolonial, serta Kampung Budaya Kasepuhan yang masih memegang kuat tradisi Sunda.

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu merupakan salah satu dari 12 usulan UNESCO Geopark Global di Indonesia. Indonesia sendiri setidaknya baru memiliki dua lokasi UNESCO Geopark Global, yaitu Geopark Danau dan Gunung Batur di Provinsi Bali, serta Geopark Gunung Sewu di sepanjang Gunung Kidul (Yogyakarta), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur).

Prof. Mega berpendapat, kontribusi Unpad dalam mendukung Ciletuh menjadi kawasan geopark global UNESCO diantaranya mengoptimalkan aktivitas riset dan publikasi seluruh bidang keilmuan di Unpad, membuat rencana pendidikan terpadu di bidang konservasi, menciptakan strategi promosi dan pemasaran, hingga memberdayakan masyarakat lokal untuk menjadi bagian dalam pengembangan kawasan geopark.*

 

Laporan oleh Arief Maulana/wep

Materi Presentasi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu:

materi Geopark Ciletuh Palabuhanratu-pdf

 

The post Pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Perlu Dukungan Seluruh Bidang Keilmuan appeared first on Universitas Padjadjaran.


Ingin Jadi Dokter yang Baik, Vanessa Natasha Harjito Raih Wisudawan Terbaik Program Sarjana

$
0
0

[Unpad.ac.id, 8/02/2017] Vanessa Natasha Harjito dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran terpilih menjadi Wisudawan Terbaik Program Sarjana pada Wisuda Lulusan Gelombang II Tahun Akademik 2016/2017. Ia lulus Sarjana Kedokteran dengan IPK 3,98 dan masa studi 3,5 tahun. Vanessa diwisuda pada pelaksanaan wisuda sesi III di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (8/02).

Vanessa Natasha Harjito. (Foto:Tedi Yusup)*

Vanessa Natasha Harjito. (Foto:Tedi Yusup)*

 

Ditemui usai pelaksanaan wisuda, Vanessa mengaku tidak menyangka akan mendapatkan predikat tersebut. Menurutnya, prestasi ini merupakan buah keberhasilan yang didapat dari berbagai upaya terbaiknya selama kuliah. Vanessa pun merasa prestasi ini diraih atas dukungan berbagai pihak, termasuk teman, dosen, dan keluarga.

“Bagi saya, untuk mendapat nilai bagus tidak perlu belajar yang serius terus-terusan, tetapi bisa mengimbangi dengan segalanya seperti berkumpul bersama teman dan keluarga. Tidak boleh lupa juga kalau itu juga dukungan dari semua orang. Jadi tidak mungkin orang hebat itu karena diri sendiri,” ujar Vanessa.

Selama kuliah, Vanessa juga aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan di FK Unpad. Organisasi yang ia ikuti yaitu Center for Indonesian Medical Student Activities (CIMSA), Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK), dan Protokoler FK Unpad. Vanessa mengaku banyak ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari organisasi kemahasiswaan, seperti bagaimana mengelola organisasi dan cara menghadapi banyak orang.

Perempuan kelahiran Bandung, 31 Mei 1995 ini juga mengungkapkan, berdiskusi bersama teman merupakan cara belajar yang paling efektif baginya. Bersama teman-temannya, tidak ada keegoisan bahwa seseorang merasa lebih hebat dari orang lainnya. Vanessa dan teman-temannya berusaha saling membantu satu sama lain dalam belajar.

“Biasanya kalau ada yang enggak ngerti, kumpul, berdiskusi. Apalagi kalau mau mendekati ujian, kami suka berkumpul dan diskusi, kalau ada yang enggak ngerti minta jelasin ke yang ngerti. Saling melengkapi gitu lah,” ujar Vanessa.

Meski mayoritas perolehan nilainya A, Vanessa mengaku tidak terlalu mengejar target nilai terbaik tersebut. Baginya, yang terpenting ia mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk mengantarnya menjadi seorang dokter yang baik, yaitu dokter yang berilmu dan beretika.

“Pokoknya jangan ‘saya lulus tapi saya tidak dapat apa-apa’. Takutnya nanti saya jadi dokter malah mencelakakan orang karena saya tidak memiliki ilmu yang seharusnya saya miliki. Goal saya adalah saya bisa menjadi dokter yang baik. Jadi saya berusaha untuk kesitu,” kata Vanessa.

Putri pasangan dr. Budi Siswanto, Sp.S dan Dra. F. A. Lanny Siswanto ini mengungkapkan bahwa ia tertarik menjadi dokter karena terinspirasi dari ayahnya yang seorang dokter dan dapat mendeteksi penyakit seseorang. Menjadi dokter pun ia nilai dapat menolong masyarakat. “Saya jadi kagum dan ingin menolong orang seperti itu,” ungkapnya.

Saat ini, Vanessa sedang melanjutkan studinya di Program Profesi Pendidikan Dokter FK Unpad. Kedepannya, ia pun ingin melanjutkan ke pendidikan spesialis dan mengabdi untuk masyarakat.

Kepada mahasiswa Unpad yang ingin berprestasi, Vanessa pun berpesan agar senantiasa melakukan yang terbaik untuk hasil yang terbaik pula. Selain itu, juga jangan lupa untuk selalu berdoa, dan tidak pernah merasa bahwa kita bisa hebat karena diri sendiri, melainkan karena adanya dukungan dari berbagai pihak.

“Kalau saya sih motto hidupnya harus senantiasa mendengarkan masukan dari orang lain. Karena kita jadi orang kan enggak sempurna juga, masih banyak kekurangan. Coba bangun diri dengan mendengar masukan orang lain,” ujar Vanessa.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / am

The post Ingin Jadi Dokter yang Baik, Vanessa Natasha Harjito Raih Wisudawan Terbaik Program Sarjana appeared first on Universitas Padjadjaran.

Hasna Nur Syahidah, Wisudawan Bidikmisi yang Mendulang Sejumlah Prestasi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/02/2017] Meski sempat terkendala biaya untuk dapat melanjutkan studi ke pendidikan tinggi, tekad Hasna Nur Syahidah untuk kuliah tetap kuat. Saat ada tawaran bantuan biaya pendidikan Bidikmisi, Hasna tidak ragu memilih Program Studi Farmasi Universitas Padjadjaran sebagai pilihan pertama di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN) 2013. Kini, Hasna telah dinyatakan lulus Sarjana Farmasi dengan hasil memuaskan.

Hasna Nur Syahidah (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Hasna Nur Syahidah (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Hasna telah diwisuda pada pelaksanaan Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2016/2017 Sesi I di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (7/02) lalu. Perempuan kelahiran Tasikmalaya, 20 Oktober 1995 ini lulus dengan IPK 3,76 dan masa studi 3, 5 tahun.

Bagi Hasna, prestasi akademik bukanlah tujuan utamanya. Ia lebih memilih mengejar ilmu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Hasna pun berpendapat bahwa Farmasi merupakan bidang ilmu yang tepat baginya untuk didalami.

“Jujur, selama kuliah ini saya tidak mengejar nilai. Yang saya lakukan adalah saya semaksimal mungkin belajar dan yang saya kejar adalah ilmunya,” ujar Hasna saat ditemui di Ruang Humas Unpad, Kamis (9/02).

Selain menjadi seorang Apoteker, sudah sejak lama Hasna juga ingin menjadi seorang pengajar. Sejak masih di bangku SMK hingga kuliah, Hasna seringkali membantu guru atau dosen untuk menjadi asisten dalam mengajar.

“Karena kita ketika membagi ilmu, maka ilmu kita ‘kan bertambah ya. Jadi ketika saya mengajarkan apa yang punya tuh saya menjadi lebih paham sama ilmu yang saya pelajari,” ujar lulusan SMK Bina Putera Nusantara  jurusan Farmasi ini.

Bukan hanya mengajar, upaya Hasna dalam mengasah kemampuan pun dilakukan dengan mengikuti berbagai kompetisi. Tahun 2016, Hasna bersama dua temannya, Abdurrahman Ridho dan Handi Purnama, meraih Juara 1 Olimpiade Farmasi Indonesia yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta.

Hasna juga pernah terpilih untuk mempresentasikan penelitiannya di International Conference Computational for Science and Technology di Malaysia tahun 2016 lalu. Ia mempresentasikan penelitiannya yang berjudul “Finding New Derivatives of Chalone by Using Molecular Docking Simulation”.

“Saya ingin coba meningkatkan kapasitas diri. Kalau coba ke luar negeri kan pasti mendapatkan pengalaman baru, bertemu orang-orang baru, tempat baru. Kalau saya sih tertantang dengan hal-hal baru,” ungkap Hasna.

Dalam penelitiannya, Hasna berusaha memodifikasi gugus struktur senyawa Kalkon dari daun jambu air menggunakan metode komputasi. Senyawa ini diyakini memiliki aktivitas sebagai anti kanker payudara. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh dosen Farmasi Unpad, Muchtaridi, M.Si., PhD., Apt.

Upaya Hasna untuk meningkatkan kapasitas diri ke tingkat internasional pun tidak cukup disitu. Hasna kini tengah berupaya agar hasil penelitiannya itu dapat dimuat di jurnal internasional, Journal of Applied Pharmaceutical Science. Dengan dimuat di jurnal internasional, Hasna ingin agar hasil penelitiannya itu dapat bermanfaat lebih luas lagi.

“Ketika hal yang kita punya itu bisa bermanfaat bagi orang lebih banyak, itu kan lebih bagus,” kata Hasna.

Program Bidikmisi pun dirasa sangat membantu Hasna dalam mewujudkan keinginannya untuk menempuh pendidikan tinggi. Sebelum mengetahui Program Bidikmisi, Hasna mengaku sempat putus asa akan melanjutkan pendidikan. Hasna merupakan putri pertama dari lima bersaudara pasangan Sofyan Tsauri dan Ai Heni Iryani. Ayah Hasna bekerja di sebuah yayasan pendidikan di Tasikmalaya, dan pendapatannya dirasa tidak cukup untuk membiayai Hasna berkuliah. Menjelang lulus SMK, Hasna pun pernah melamar di sejumlah perusahaan untuk menjadi Asisten Apoteker.

“Sebenarnya saya inginnya kuliah, tapi bagaimana ya orang tua kan tidak ada biaya, ya sudah saya melamar kerja. Akhirnya saya dikasih tahu sama guru kalau ada Bidikmisi untuk yang tidak mampu. Ya sudah kata orang tua, dicoba dulu. Dan Alhamdulillah dapat pengumuman lulus,” kenang Hasna.

Kini, Hasna tengah melanjutkan studinya di Program Profesi Apoteker Unpad. Tidak cukup pendidikan Profesi, Ia pun bertekad untuk terus melanjutkan studinya. Hasna pun menginginkan agar ilmu yang ia miliki dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat.

“Uang Bidikmisi ‘kan uang rakyat ya, berarti saya harus mengabdi untuk masyarakat. Jangan sampai (manfaatnya hanya) untuk diri sendiri. Tetapi juga kan harus buat orang banyak juga, minimal ya di sekitar kita,” ujar Hasna.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/am

The post Hasna Nur Syahidah, Wisudawan Bidikmisi yang Mendulang Sejumlah Prestasi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Dorong Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, PT. Pertamina Hulu Energi Lakukan Kerja Sama dengan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/2/2017] Universitas Padjadjaran menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE). Penandatanganan dilakukan langsung Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad dengan Direktur Utama PT. PHE, R. Gunung Sardjono Hadi di Ruang Executive Lounge Unpad, Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (9/2).

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad dan Direktur Utama PT. PHE, R. Gunung Sardjono Hadi menandatangani Nota Kesepahaman di Ruang Executive Lounge Unpad, Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (9/2). (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad dan Direktur Utama PT. PHE, R. Gunung Sardjono Hadi menandatangani Nota Kesepahaman di Ruang Executive Lounge Unpad, Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (9/2). (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Gunung mengatakan, kerja sama yang akan dilakukan antara PT. PHE dengan Unpad adalah dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Dalam hal ini, Unpad menjadi salah satu perguruan tinggi yang menjadi institusi untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia di tubuh PT. PHE.

“Kita harapkan Unpad mau menerima staf kami untuk melanjutkan studi di program Magister dan Doktor,” kata Gunung.

Selain kerja sama pengembangan sumber daya manusia, Unpad juga menjadi fasilitasi PT. PHE untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Sebagai anak perusaan PT. Pertamina Persero yang bergerak di bidang eksplorasi, pengembangan, serta produksi migas dan energi upstream, PT. PHE memiliki 56 anak perusahaan yang beberapa diantaranya bergerak di lingkup pendidikan.

“Anak perusahaan kami bisa melaksanakan program CSR diantaranya untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa Unpad,” ujarnya.

Ia pun menilai, Unpad merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya tenaga kerja lulusan Unpad yang banyak memegang jabatan strategis di PT. PHE.

Sementara itu, Rektor mengapresiasi komitmen kerja sama dengan PT. PHE. Ia pun membuka kesempatan bagi tenaga kerja PT. PHE untuk melanjutkan studi di seluruh bidang keilmuan di Unpad. Sebab, penguatan kapasitas SDM di PT. PHE tidak hanya terfokus pada ilmu geologi ataupun ilmu teknis lainnya, tetapi juga menyangkut ke ranah ilmu sosial.

“Tidak jarang permasalahan eksplorasi itu muncul di aspek sosial,” kata Rektor.

Lebih lanjut Rektor menuturkan, kerja sama dengan PT. PHE ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan permasalahan bangsa. Berbagai masalah saat ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu bidang institusi, tetapi menuntut adanya kerja sama berbagai sektor.

humas-unpad-2017_02_09-kerjasama-1-tedi-1 humas-unpad-2017_02_09-kerjasama-6-tedi humas-unpad-2017_02_09-kerjasama-5-tedi

Bentuk kerja sama lain yang didorong Rektor adalah menghasilkan riset bersama. Riset ini diharapkan dapat menjadi penyelesaian dari berbagai permasalahan, baik di tubuh PT. PHE maupun di masyarakat. “Berbagai bentuk penyelesaian masalah sosial basisnya selalu dilakukan studi terlebih dahulu,” imbuh Rektor.

Untuk itu, pola pendidikan Pascasarjana yang akan dikembangkan ialah berbasis open extended campus. Staf PT. PHE, lanjut Rektor, tidak perlu sering meninggalkan tugas untuk menuntut ilmu ke Unpad. “Kami akan kirim Profesornya ke PT. PHE. Mahasiswa akan dijamin berprestasi jika mampu menyelesaikan permasalahan di PT. PHE melalui penelitiannya,” kata Rektor.

Dalam acara penandatanganan tersebut, turut hadir Dekan Fakultas Teknik Geologi, Dr. Vijaya Isnaniawardhani, M.T., serta sejumlah manajer kerja sama fakultas di lingkungan Unpad.*
Laporan oleh Arief Maulana / wep

The post Dorong Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, PT. Pertamina Hulu Energi Lakukan Kerja Sama dengan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Melihat Tantangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Indonesia

$
0
0
Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional & Lokakarya Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Kamis (9/2)(Foto oleh : Tedi Yusup)*

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional & Lokakarya Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Kamis (9/2)(Foto oleh : Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 10/2/2017] Beragam permasalahan yang terjadi di dunia menuntut adanya kontribusi penyelesaian berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan. Namun, jika dihadapkan pada tantangan global, kompetensi tenaga kesehatan Indonesia masih harus menghadapi tantangan di lingkup sendiri.

Menilik data Kemenristek Dikti RI, dari total 24.500 program studi di 4.500 perguruan tinggi Indonesia, terdapat sekitar 3,195 prodi kelompok kesehatan dengan jumlah mahasiswanya sebanyak 449 ribu orang. Maka, perkiraan jumlah lulusan yang dihasilkan per tahunnya, mencapai sekitar 125 ribu lulusan.

Meski memiliki jumlah lulusan yang banyak, kompetensi setiap lulusan akan berbeda. Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, disparitas mutu kelembagaan pendidikan di sektor kesehatan antar wilayah di Indonesia masih sangat tinggi. Ini menjadi masalah penting yang harus diantisipasi melalui uji kompetensi tenaga kesehatan.

“Kompetensi kesehatan di Indonesia minimal memiliki nilai sama di setiap wilayah,” ujar Rektor saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional & Lokakarya Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Kamis (9/2).

Seminar tersebut digelar atas kerja sama Unpad dengan Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan. Seminar digelar hingga Jumat (10/2).

Rektor mengatakan, disparitas mutu kelembagaan ini mendorong publik memilih perguruan tinggi yang memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik. Hal ini pula yang mengakibatkan kesenjangan input antara kuantitas dan kualitas dari setiap perguruan tinggi.

Permasalahan ini diperkuat dengan data dari Ketua Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia (APKI), Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si., yang juga pembicara dalam seminar tersebut, bahwa input kuantitas dan kualitas antara perguruan tinggi akreditasi A, B, dan C akan berbeda. Perguruan tinggi terakreditasi A akan lebih diminati masyarakat. Imbas dari tingginya minat tersebut akan memengaruhi terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan.

Mengatasi masalah tersebut, uji kompetensi diperlukan untuk mengintervensi kesenjangan. Rektor mengatakan, uji kompetensi tenaga kesehatan juga harus disesuaikan dengan dinamika tantangan yang terjadi. Ia menilai uji kompetensi yang ada saat ini masih bertumpu pada pemenuhan kebutuhan negara akan kompetensi tenaga kesehatan.

Padahal, lanjut Rektor, dunia terus berubah. Kemampuan institusi pendidikan untuk bisa mengikuti tantangan bisa dikatakan tertinggal. “Kita bisa hitung, berapa cepat kita improve proses pendidikan dalam melaksanakan tata kelola sehari-hari. Kecepatan ini mestinya didorong pula oleh perhatian kita terhadap tantangan pelayanan kesehataan saat ini,” imbuhnya.

Perguruan tinggi terutama di bidang kesehatan harus mampu membangun konteks kuat. Rektor menjelaskan, perguruan tinggi harus mulai bergeser ke arah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Prof. Hartono juga menilai, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan juga harus dilakukan perguruan tinggi. Ini didasarkan pada meleknya masyarakat terhadap informasi. Masyarakat saat ini bisa mudah mendeteksi berbagai gelaja penyakit melalui informasi di dunia maya. Maka, peran uji kompetensi yang dilakukan seharusnya mulai bergeser ke aspek preventif dan promotif.

Lebih lanjut, Prof. Hartono mengatakan, uji kompetensi sejatinya merupakan umpan baik bagi perguruan tinggi. Pihaknya, melalui APKI rutin memberikan laporan hasil uji kompetensi setiap tiga kali setahun kepada perguruan tinggi. “Ini akan mengetahui bagaimana posisi intistusi tersebut, dan bagaimana kelemahannya. Sehingga nantinya institusi akan berbenah,” kata Prof. Hartono.

Meski mengalami berbagai masalah, Prof. Hartono optimis uji kompetensi harus tetap dilakukan. Ini disebabkan, uji ini merupakan alat ukur yang valid dan reliabel dalam menentukan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia.

Sementara itu, Rektor mengatakan, uji kompetensi merupakan jembatan untuk memperkuat sistem kesehatan. Namun, uji kompetensi ini diharapkan bukan lagi berbicara sebagai syarat, tetapi untuk mewujudkan pola pendidikan yang transformatif.

“Uji kompetensi saat ini masih berpikir pada ranah lulusan, belum berpikir bagaimana memanfaatkan hasil uji kompetensi untuk men-drive perkembangan. Itu bisa dilakukan kalau ada sikap interdependensi,” kata Rektor.*

 

Laporan oleh Arief Maulana / wep

The post Melihat Tantangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Angkat Potensi Lokal Sumedang, IAAS LC Unpad Kenalkan Citrong di National Congress IAAS Indonesia ke-22

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/02/2017] Para delegasi Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Local Committee (LC) Universitas Padjadjaran mengenalkan potensi lokal Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang di IAAS Indonesia National Congress XXII yang digelar di Universitas Diponegoro Semarang, 22-26 Januari 2017 lalu. Potensi lokal tersebut adalah produk pangan olahan berbahan dasar terung yang bernama Citrong.

Para delegasi Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Local Committee (LC) Universitas Padjadjaran mengenalkan potensi lokal Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang di IAAS Indonesia National Congress XXII yang digelar di Universitas Diponegoro Semarang, 22-26 Januari 2017 lalu.

Para delegasi Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Local Committee (LC) Universitas Padjadjaran mengenalkan potensi lokal Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang di IAAS Indonesia National Congress XXII yang digelar di Universitas Diponegoro Semarang, 22-26 Januari 2017 lalu.

Terung merupakan salah satu komoditas tanaman di Desa Genteng. Citrong hadir karena adanya permasalahan penjualan terung di desa tersebut. Saat ini, Citrong sudah mulai diproduksi untuk masyarakat umum di wilayah Jatinangor dan Bandung. Di IAAS Indonesia National Congress XXII, Citrong dikenalkan pada saat Village Concept Project (VCP) Exhibition, dimana setiap LC di Indonesia melaporkan dan menjelaskan hasil kegiatan mereka di desa binaan masing-masing. Dalam kegiatan tersebut, Citrong mendapatkan tanggapan positif dari para peserta karena rasanya yang lezat.

Selain VCP Exhibition, dalam IAAS Indonesia National Congress XXII juga dilaksanakan seminar internasional bertema “Kolaborasi Indonesia dan Malaysia dalam Memperkuat Pertanian pada Daerah Asia Tenggara”, laporan perkembangan dari setiap LC, pembahasan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga, Laporan Pertanggungjawaban National Commitee (NC) dan Control Council National Committee (CCNC) 2016/2017, serta pemilihan dan pelantikan NC dan CCNC 2017/2018.

Kegiatan tersebut diikuti oleh sembilan belas delegasi IAAS LC Unpad. Berdasarkan hasil musyawarah para anggota IAAS dari 8 LC, ditetapkan enam pengurus baru IAAS Indonesia termasuk salah satunya Muhammad Aqil (Agribisnis Unpad 2014) dari IAAS LC Unpad sebagai Vice Director of Communication. Dengan terpilihnya kepengurusan yang baru, maka perwakilian IAAS LC  Unpad yang menjadi pengurus IAAS Indonesia 2016/2017 Siti Nisrina Hasna dan Nabilah Putri dari Agroteknologi Unpad 2012  resmi menyelesaikan tanggung jawabnya.

Pada malam penganugerahan, anggota IAAS LC mendapatkan sejumlah penghargaan. Penghargaan diperoleh Muhammad Aqil sebagai Koordinator Humas terbaik, Piecelli Audrina (Agribisnis Unpad 2013) sebagai Sekertaris Organisasi Terbaik , dan Gita Cendekia (Agroteknologi Unpad 2013) sebagai Deputi Direktur Lokal Terbaik.*

Rilis oleh: IAAS LC Unpad /art

The post Angkat Potensi Lokal Sumedang, IAAS LC Unpad Kenalkan Citrong di National Congress IAAS Indonesia ke-22 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Jadi Research University, Unila Kunjungi Unpad Pelajari Kurikulum dan Kekhasan Pembelajaran

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/02/2017] Perwakilan pimpinan dari Universitas Lampung (Unila) melakukan kunjungan ke Universitas Padjadjaran, Selasa (14/02). Kunjungan dilakukan untuk mengetahui terkait kurikulum dan kekhasan pembelajaran yang dilaksanakan di Unpad.

 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., saat menerima perwakilan pimpinan Universitas Lampung di Ruang Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (14/02). (Foto: Arief Maulana)*

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., saat menerima perwakilan pimpinan Universitas Lampung di Ruang Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (14/02). (Foto: Arief Maulana)*

Perwakilan Unila tersebut diterima secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., di Ruang Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Ketua Satuan Penjaminan Mutu Unpad, Dr. Rd. Funny Mustikasari Elita, dra., M.Si., serta sejumlah Wakil Dekan dan perwakilan fakultas.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unila, Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si., yang hadir dalam kunjungan tersebut mengatakan, banyaknya capaian prestasi yang telah diraih Unpad mendorong pihaknya untuk melakukan kunjungan. Meski terpaut 8 tahun dilihat dari masa berdirinya, perkembangan Unila tidak secepat perkembangan yang dilakukan Unpad.

Melihat upaya Unpad yang mengarusutamakan pola riset dalam seluruh aktivitas Tridharma, Unila juga saat ini mulai menekankan aspek riset sebagai prioritas akademik. “Arah perjalanan Unila saat ini ialah kita mulai menetapkan menjadi research university,” kata Prof. Bujang.

Dorongan menjadi perguruan tinggi berbasis riset ini didasarkan pada banyak potensi yang dimiliki Provinsi Lampung. Sebagai provinsi penyangga Sumatera dengan masyarakatnya yang multikultur, Lampung juga kaya akan ragam komoditas pertanian.

“Dengan menjadi research university, kita memiliki keleluasaan memberikan kontribusi bagi daerah,” lanjut Prof. Bujang.

Saat ini, pihaknya berencana merekonstruksi kurikulum pembelajaran agar sejalan dengan rencana besar sebagai perguruan tinggi berbasis riset. Beberapa hal yang ditanyakan Prof. Bujang ke Unpad terkait kurikulum di Unpad dalam menunjang aktivitas riset, serta pengalaman Unpad dalam menyatukan visi misi.

humas-unpad-2017_02_14-foto-bersamaDalam kesempatan tersebut, Dr. Arry mempresentasikan secara singkat mengenai profil Unpad serta arah pengelolaan universitas pasca menjadi PTN Badan Hukum. Menjawab pertanyaan Prof. Bujang, Dr. Arry mengatakan, seluruh kegiatan Tridharma Unpad basisnya adalah riset. Dalam hal ini, Unpad mendorong proses pembelajaran mampu menghasilkan inovasi dan memiliki dampak kuat bagi masyarakat.

Proses publikasi ilmiah juga didorong Unpad kepada para mahasiswa. Unpad akan memberikan yudisium cumlaude kepada mahasiswa yang mampu memublikasikan penelitiannya di jurnal internasional.

Dorongan peningkatan aktivitas riset ini didukung melalui program unggulan universitas. Berbagai program, seperti Academic Leadership Grant hingga Program Hibah Internal digulirkan tujuan meningkatkan kembali aktivitas riset dan menguatkan kepemimpinan akademik pada Guru Besar di Unpad.

Selanjutnya, para perwakilan fakultas juga menyampaikan beberapa pengalaman terkait pengelolaan pembelajaran di fakultas. Melalui pertemuan ini, Dr. Arry berharap banyak hal yang bisa disinergikan antara Unpad dengan Unila.*

Laporan oleh Arief Maulana / wep

The post Jadi Research University, Unila Kunjungi Unpad Pelajari Kurikulum dan Kekhasan Pembelajaran appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad-BTN Lakukan Kerja Sama Kemudahan Pembiayaan Rumah

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/02/2017] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Consumer Banking Director PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Handayani di Ruang Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (14/02). Kerja sama yang akan dilakukan mengenai penyediaan jasa layanan kredit konsumer bagi karyawan Unpad.

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Consumer Banking Director PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Handayani di Ruang Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (14/02). (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Consumer Banking Director PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Handayani di Ruang Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (14/02). (Foto: Tedi Yusup)*

Handayani mengungkapkan, BTN akan memberikan fasilitas kemudahan pembiayaan rumah bagi karyawan Unpad. Selain itu, diharapkan akan dilakukan berbagai aktivitas kerja sama lain seperti pengembangan pendidikan terkait keuangan, kegiatan corporate social responsibility, dan pengembangan kemampuan mahasiswa di bidang bisnis properti.

“Tentu ini adalah opportunity yang bisa meng-create suatu win to win business antara BTN dan Universitas Padjadjaran,” kata Handayani.

Sementara itu, Rektor sepakat bahwa kedepannya kerja sama yang dilakukan antara Unpad dengan BTN bukan sebatas penyediaan kredit perumahan bagi karyawan Unpad. Berbagai kapasitas yang dimiliki Unpad dan BTN dapat dipadukan untuk menjadi modal kuat untuk memberikan manfaat yang lebih luas lagi bagi masyarakat. Salah satu hal yang disarankan Rektor adalah mengenai kemudahan akses perumahan bagi masyarakat, terutama di Jawa Barat.

“Tinggal kita identifikasi bersama bagaimana tantangannya, apa yang bisa kita perbuat bersama, lebih dari aspek-aspek yang selama ini rutin kita lakukan,” ujar Rektor.

Diharapkan pula, sinergi antara Unpad dan BTN juga terjadi dalam pengembangan sumber daya manusia. Rektor mengatakan bahwa kini, penguasaan Iptek bukan lagi didominasi perguruan tinggi. Diyakini Rektor, BTN memiliki kepiawaian dalam mengelola finansial perumahan. Namun, perguruan tinggi memiliki kewajiban dalam mengembangkan penelitian dan menghasilkan inovasi, dimana hal tersebut dapat disinergikan dengan BTN.

Selain itu, Rektor pun mengharapkan akan adanya pembangunan berwawasan lingkungan, seperti membangun dengan konservasi yang baik, penggunaan teknologi ramah lingkungan, dan penguunaan sumber energi yang ramah lingkungan.

“Bumi kita itu sudah menghadapi beban di atas kemampuan idealnya. Nah dengan kemampuan ilmu dan teknologi ini mestinya teori konservasi ini juga bisa kita lakukan, termasuk penggunaan energi ramah lingkungan,” kata Rektor.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/am

The post Unpad-BTN Lakukan Kerja Sama Kemudahan Pembiayaan Rumah appeared first on Universitas Padjadjaran.


Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Unpad Bersama Relawan Jurnal Indonesia Gelar Workshop Pengelolaan Jurnal

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/02/2017] Pengelolaan jurnal ilmiah saat ini dipandang penting, mengingat jurnal menjadi ruang publikasi bagi guru besar, dosen, maupun mahasiswa. Regulasi terkait publikasi ilmiah juga telah ditetapkan Pemerintah melalui peraturan Kemenristekdikti. Namun, masih ada hambatan dalam proses implementasinya.

Suasana Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (15/2). (Foto: Tedi Yusup)*

Suasana Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (15/2). (Foto: Tedi Yusup)*

Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Unpad, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp. A(K), M.Kes., mengatakan, hambatan terbesar publikasi jurnal ilmiah baik secara nasional maupun internasional ialah budaya dosen, kendala bahasa dan pembiayaan. Maka tidak heran jika jumlah jurnal ilmiah Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan jumlah jurnal ilmiah Malaysia dan Thailand.

Hal tersebut dikatakan Prof. Budi saat membuka Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (15/2). Workshop ini merupakan workshop jurnal pertama yang digelar di Indonesia. Acara yang berlangsung hingga Kamis (16/02) ini digelar atas kerja sama Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan dengan Relawan Jurnal Indonesia.

Workshop ini digelar dalam rangka membantu mewujudkan pengelolaan jurnal ilmiah secara elektronik yang berkualitas dan bereputasi di kancah nasional. Kegiatan diikuti oleh 200 peserta yang berasal di seluruh wilayah Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa pengelolaan jurnal sangat dibutuhkan oleh seluruh perguruan tinggi,” tambah Prof. Budi.

Jurnal ilmiah terakreditasi saat ini menjadi hal yang sangat penting sebagai syarat publikasi ilmiah. Prof. Budi mengatakan, hampir semua dosen yang ingin naik pangkat dan mendapatkan tunjangan haruslah mempublikasikan jurnal ilmiah. Publikasi ini juga menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa Unpad untuk bisa menyelesaikan studinya.

Syarat publikasi ilmiah ini juga telah ditegaskan Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad. Untuk mahasiswa program Doktor, gelar cumlaude akan didapat jika melakukan publikasi internasional.

“Saya harap, semua yang hadir di sini bisa mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dari acara workshop ini. Mudah-mudahan tahun depan jurnalnya bisa terakreditasi nasional maupun internasional. Dengan begitu, bisa membantu memperbaiki kualitas negara kita dalam mempublikasikan jurnal ilmiah,” ucap Prof. Budi di akhir sambutannya.

Sebelum acara workshop berlangsung, terdapat acara pelantikan pengurus RJI Jabar yang diketuai Dr. Uwes Fatoni, M. Ag., . Dalam sambutannya, Dr. Uwes mengucapkan terimakasih kepada Universitas Padjadjaran yang telah menyediakan fasilitas dan mendukung keberlangsungan acara.

“Menjadi kebanggaan kami, bisa membantu teman-teman semua (para peserta) bagaimana cara mengelola jurnal. Hal ini sesuai dengan visi dari RJI untuk membantu  mewujudkan pengelolaan jurnal ilmiah yang berkualitas dan bereputasi di kancah Nasional maupun Internasional,” ujar Dr. Uwes.

Lanjutnya, pengelola jurnal saat ini memang menjadi ujung tombak bukan hanya bagi akademik saja, akan tetapi bagi kehidupan dosen. Hal ini akan menjadi penentu profesi dosen.  Untuk itu, dibuatlah workshop ini agar para pengelola jurnal bisa lebih paham dan dapat mengatasi hambatan yang dihadapi dalam memublikasikan jurnal ilmiah di setiap perguruan tinggi.

Acara ini pun mendapat respons baik dari banyak peserta. Beberapa peserta dari luar Jawa Barat mengaku memperoleh banyak pengalaman terkait penulisan jurnal. Mereka mengungkapkan, workshop ini terbilang sangat jarang dilaksanakan di Indonesia, sehingga ada harapan bahwa workshop ini dapat terus berkelanjutan.*

 

Laporan oleh: Agi Kurniasandi/Arief Maulana

 

 

The post Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Unpad Bersama Relawan Jurnal Indonesia Gelar Workshop Pengelolaan Jurnal appeared first on Universitas Padjadjaran.

Bahas Kerja Sama Lanjutan ASUP Jabar, Rektor Bertemu Bupati Kabupaten Pangandaran dan Kuningan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/02/2017] Menindaklanjuti program Aliansi Strategis Universitas Padjadjaran Jawa Barat (ASUP-Jabar)-Unpad Nyaah ka Jabar , Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Kuningan. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh para Bupati di tiap-tiap kabupaten.

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad saat bertemu Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, S.H., M.H., di Kantor Bupati Kuningan, Jumat (17/02). (Foto: Arief Maulana)*

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad saat bertemu Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, S.H., M.H., di Kantor Bupati Kuningan, Jumat (17/02). (Foto: Arief Maulana)*

Dalam kunjungan yang dilakukan di Pangandaran, Rektor beserta Wakil Rektor bidang Akademik dan Pembelajaran, Dr. Arry Bainus, M.A., dan Dekan Fakultas Teknik Geologi Dr. Vijaya Isnaniawardhani, Ir., M.T., bertemu Bupati H. Jeje Wiradinata dan Wakil H. Adang Hadari di ruang kerja Kantor Bupati Pangandaran, Kamis (16/02). Salah satu agenda pertemuan tersebut yaitu menindaklanjuti hasikl kajian analisis geologis terkait lahan yang akan dibangun menjadi kampus Program Studi di luar Kampus Utama (PSDKU) Unpad-Pangandaran di desa Cintaratu, Parigi, Pangandaran.

Dr. Vijaya mengatakan, dari hasil kajian geologis  yang dilakukan Tim Fakultas Geologi Unpad sejak Januari 2017, sekitar 20% dari 30 ha lahan bakal kampus PSDKU Unpad-Pangandaran berpotensi untuk dibangun.

Selain membahas hasil kajian geologis, Rektor juga menjelaskan konsep pengembangan kampus PSDKU Unpad Pangandaran  yang  dirancang  untuk mengimplementasikan prinsip pendidikan transformatif.  Konsep pendidikan ini menekankan pembinaan mahasiswa secara terintergrasi antar program studi.

“Jangan sampai yang berkuliah di program studi tertentu hanya berkonsentrasi di program studi tersebut saja, mereka harus ikut memperhatikan permasalahan sosial yang ada disekitar nya. Untuk itu harus ada kurikulum yang berbeda, salah satunya menempatkan mahasiswa tahun pertama di asrama”, ujar Rektor.

Rektor menambahkan bahwa kampus PSDKU Unpad Pangandaran harus berkomitmen untuk menjadi bagian dan mengembangkan kapasitas wilayah pangandaran dan sekitarnya.  Dari catatan 102 mahasiswa yang berkuliah di kampus Unpad Pangandaran,  hanya 24 yang tercatat asli pangandaran.

“Sebetulnya ini di bawah target, dan pengelolaan ini harus kita benahi dan siapkan mulai dari sekarang . Dan dengan adaya sosialisasi dan persiapan yang baik semoga peminatan juga akan meningkat. Termasuk khusus masyarakat pangandaran kan dulu kami komitmenkan mereka semestinya mendapat beasiswa baik dari kabupaten maupun provinsi. Untuk itu tahap awalnya kami akan melukan verifikasi dahulu mahasiswa tersebut asli pangandaran atau bukan”, jelas Rektor.

Rektor juga mengucapkan banyak terima kasih atas komitmen Bupati Pangandaran terhadap pengembangan kampus Pangandaran. Menghadapi tahun kedua dan penerimaan mahasiswa baru,  Bupati telah berkomitmen memberikan tambahan sarana kampus sementara yang berada di wilayah Wonoharjo, atau sekira 3 kilometer dari kampus sementara PSDKU Unpad Pangandaran saat ini yang berada di wilayah Cikembulan.

Menanggapi pengembangan kampus PSDKU Unpad Pangandaran ini, Jeje pun mendukung penuh program tersebut. Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera menyelesaikan terkait status tanah yang akan segera dibangun menjadi kampus.

Usai pertemuan, Rektor Beserta rombongan melakukan peninjauan ke lokasi bakal calon kampus Unpad Pangandaran di desa Cintaratu, Parigi, Pangandaran dan di area Wonoharjo. Adapun  rangkaian  kunjungan Rektor di Kabupaten Pangandaran kemudian ditutup dengan berdiskusi bersama mahasiswa kampus Unpad Pangandaran terkait dengan fasilitas dan sarana prasarana.

humas-unpad-2017_02_16-eos-6d-12_11_00-00177013_web humas-unpad-2017_02_16-eos-6d-12_28_40-00177040_web humas-unpad-2017_02_16-eos-6d-13_06_31-00177082-web humas-unpad-2017_02_16-eos-6d-16_21_57-00177233_web humas-unpad-2017_02_16-eos-6d-16_42_59-00177257-web humas-unpad-2017_02_17-eos-65-kuningan-4 humas-unpad-2017_02_17-eos-650d-kuningan-1 humas-unpad-2017_02_17-eos-650d-kuningan-2 humas-unpad-2017_02_17-eos-650d-kuningan-3

Foto: Purnomo Sidik dan Arief Maulana*

Sementara di Kabupaten Kuningan, Rektor beserta Dr. Arry dan Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad, Prof. Dr. Tualar Simarmata, Ir., M.S., melakukan pertemuan dengan Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, S.H., M.H., beserta para kepala Dinas di Kantor Bupati Kuningan, Jumat (17/02). Rektor mengatakan, Unpad tetap berkomitmen untuk berkontribusi membangun kapasitas sumber daya manusia di Kuningan.

Hampir empat tahun pelaksanaan program afirmasi pendidikan “Unpad Nyaah ka Jabar”, telah banyak mahasiswa asal Kuningan yang berkuliah di Unpad. Rektor pun berkomitmen untuk tetap melanjutkan program afirmasi tersebut.

“Hampir 4 tahun program ini diterapkan, hasilnya sangat signifikan. Kita harapkan mereka dapat kembali dan mengembangkan kapasitas diri untuk membangun wilayah Kuningan,” kata Rektor.

Di aspek pembangunan sumber daya manusia lainnya, Rektor juga menawarkan para pegawai pemerintahan di Kuningan untuk melanjutkan studi di Unpad. Namun, Rektor menekankan, studi yang dilakukan tujuan utamanya ialah menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di Kuningan.

Menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks di setiap wilayah, Unpad sendiri telah mengembangkan bidang ilmu baru yang harapannya terkait kuat dengan daerah. Beberapa program studi baru di Sekolah Pascasarjana, yaitu Inovasi Regional, Manajemen Sumber Daya Hayati, dan Ilmu Berkelanjutan, diharapkan menjadi bagian untuk mendorong pengembangan wilayah.

“Sehingga nanti (para pegawai) tidak memilih program studi yang ’klasik’ lagi. Kita tawarkan prodi yang menuju ke aspek pembangunannya,” kata Rektor.

Pada segi pembangunan wilayah, Kuningan merupakan wilayah penyumbang Ruang Terbuka Hijau (RTH) terbesar di Jawa Barat. Untuk itu, Unpad sepakat bekerja sama dengan Kabupaten Kuningan pada penguatan aspek konservasi. Ia berharap potensi konservasi yang ada di Kuningan ini jangan sampai bergeser.

“Kesadaran konservasi harus terbangun kuat,” imbuh Rektor.

Menanggapi inisasi baik Unpad, Acep Purnama mendukung penuh program Unpad Nyaah ka Jabar di Kabupaten Kuningan. Terkait konservasi, pihaknya mengaku kesulitan dalam menetapkan zona industri ramah lingkungan. Ia pun berharap Unpad bisa memberikan masukan terkait penetapan wilayah tersebut.

Di bidang tawaran studi di Unpad, Acep mengatakan, selama ini upaya pegawai dalam melanjutkan studi hanya untuk penyesuaian kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Dengan beragamnya prodi di Unpad yang selaras dengan pembangunan daerah, ia mendorong banyak pegawai di lingkungannya untuk melanjutkan studi di Unpad.

Usai melakukan pertemuan, Dr. Arry Bainus juga melakukan sosialisasi terkait penerimaan mahasiswa baru TA. 2017-/2018 di Unpad. Di hadapan perwakilan Kepala Sekolah SMA dan SMK se-Kabupaten Kuningan, Dr. Arry menjelaskan mengenai mekanisme SNMPTN dan SBMPTN.

“Diharapkan kepada Kepala Sekolah dan Guru untuk menekankan, jangan sampai siswa tidak mengikuti seleksi ini. Potensi daerah pasti selalu ada, apalagi saat ini Unpad punya program afirmasi,” kata Dr. Arry.*

 

Laporan oleh Purnomo Sidik dan Arief Maulana

The post Bahas Kerja Sama Lanjutan ASUP Jabar, Rektor Bertemu Bupati Kabupaten Pangandaran dan Kuningan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Gagas Permen Dari Ekstrak Kulit Jeruk , Mahasiswa FTIP Unpad Raih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah V Nasional

$
0
0

[Unpad.ac.id, 20/02/2017] Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah V Nasional yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, 11-14 Februari 2017 lalu. Mereka adalah Faysa Utba, Herlina, dan Widia Dwi Lestari yang menjuarai lomba tersebut dengan karya tulis ilmiah berjudul “Permen Rendah Kalori dengan Ekstrak Kulit Jeruk sebagai Pencegah Flu”.

Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah V Nasional yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, 11-14 Februari 2017 lalu (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah V Nasional yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, 11-14 Februari 2017 lalu (Foto oleh : Tedi Yusup)*

“Karena kulit jeruk kan limbahnya banyak, padahal kandungan vitamin C sama flavonoid banyak. Kandungan-kandungan itu tuh bisa untuk mencegah flu. Jadi kami buat permen rendah kalori dari ekstrak kulit jeruk sebagai pencegah flu,” jelas Faysa saat ditemui di Ruang Humas Unpad, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Senin (20/02).

Jenis jeruk yang dimanfaatkan dalam karya ilmiah ini adalah Jeruk Manis. Dibuat menjadi permen, karena diyakini permen merupakan cara yang menyengangkan untuk mengobati atau mencegah suatu penyakit. Dibanding vaksin, permen dinilai lebih mudah diproduksi, bahan-bahannya mudah tersedia, dan dapat dijual dengan harga yang lebih murah.

Jika kebanyakan permen kaya akan gula, yang dapat menimbulkan efek samping berbahaya seperti karies gigi dan obesitas, Faysa dan tim pun menggagas permen rendah kalori. “Kita bikin rendah kalori supaya ketika orang makan permen ini, dia sehat tetapi juga tidak menyebabkan penyakit-penyakit lain,”ungkap Faysa.

Tema yang diangkat dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah V Nasional ini adalah “Pemuda Indonesia Kreatif dan Inovatif sebagai Akselerator Pencapaian SDG’s 2030”.  Karya tulis ilmiah yang dibuat oleh Faysa dan tim, diharapkan dapat mendorong tercapainya salah satu tujuan SDG’s, yaitu Good Health & Well-being.

img_5565 img_5573 img_5580

Menurut Faysa dan tim, hingga saat ini belum ada upaya pencegahan flu yang optimal, juga murah. Banyak orang yang menganggap flu merupakan penyakit biasa. Padahal, flu yang dianggap sepele dapat menyebabkan kematian.

“Flu itu merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Dari flu bisa memicu penyakit lain, bahkan sampai kematian,” jelas Herlina.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini dilakukan selama satu bulan, dengan bimbingan dosen FTIP Unpad, Dr. Gemilang Lara Utama. Faysa dan tim mengakui, karya tersebut masih berupa gagasan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkannya menjadi sebuah produk.

Meski mulanya tidak menyangka dapat meraih juara, mereka pun mengaku bangga bahwa akhirnya dapat meraih prestasi tersebut. Prestasi yang mereka raih diharapkan dapat semakin membawa nama harum Unpad, khususnya Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad.

“Semoga adik-adik dan teman-teman lain juga termotivasi untuk mengikuti LKTI dan menaikkan lagi nama fakultas dan universitas,” harap Widia.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / wep

The post Gagas Permen Dari Ekstrak Kulit Jeruk , Mahasiswa FTIP Unpad Raih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah V Nasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

ASUP JABAR Gelar Pembekalan bagi Konsultan Tata Kelola Pemerintahan dan Perencanaan Pembanguan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 20/02/2017]. Universitas Padjadjaran berkomitmen memajukan kapasitas daerah di 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat. Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, yakni 46 juta jiwa atau setara 18% dari total penduduk Indonesia ini memiliki posisi strategis dalam aspek pembangunan nasional.

ASUP Jabar melakukan pembekalan bagi para Konsultan ASUP Jabar yang terdiri dari 34 orang peserta (Dosen dan Tendik) sebagai calon Konsultan Perencanaan Pembangunan dan 34 orang peserta (Dosen) sebagai calon Konsultan Tata Kelola Pemerintahan.*

ASUP Jabar melakukan pembekalan bagi para Konsultan ASUP Jabar yang terdiri dari 34 orang peserta (Dosen dan Tendik) sebagai calon Konsultan Perencanaan Pembangunan dan 34 orang peserta (Dosen) sebagai calon Konsultan Tata Kelola Pemerintahan.*

Melalui Program ASUP JABAR (Aliansi Strategis Universitas Padjadjaran Jawa Barat), Unpad fokus pada program penguatan kapasitas sumber daya manusia di 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah terbentuknya PIC (Person in Charge) untuk setiap Kota/Kabupaten yang ada di Jawa Barat yang dipimpin oleh Ketua Dewan Profesor, Ketua Senat Akademik serta para Wakil Rektor dan Dekan di lingkungan Unpad. Lebih lanjut PIC tersebut akan didampingi oleh para konsultan Tata Kelola Pemerintahan dan Konsultan Perencanaan Pembangunan.

ASUP Jabar sejak tanggal 11 Februari 2017 melakukan pembekalan bagi para Konsultan ASUP Jabar yang terdiri dari 34 orang peserta (Dosen dan Tendik) sebagai calon Konsultan Perencanaan Pembangunan dan 34 orang peserta (Dosen) sebagai calon Konsultan Tata Kelola Pemerintahan. Pembekalan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Unggulan Aliansi Strategis Universitas Padjadjaran Jawa Barat (ASUP JABAR).

Direktur ASUP JABAR, Prof. Dr. Dede Mariana, M.Si berharap para konsultan yang sudah dilatih dan mengikuti pembekalan ini, dapat segera bertemu dengan para PIC untuk merumuskan rencana aksi di masing-masing Kota/Kabupaten se-Jawa Barat yang akan dikerjakan oleh Unpad bersama stakeholder di masing-masing Kota/Kabupaten.

“Semoga para konsultan dengan para PIC dapat bersinergi mengaplikasikan hasil training dan workshop tersebut bersama Kota/Kabupaten mengenali masalah dan mengembangkan potensi untuk kemaslahatan bersama,” kata Prof. Dede.

whatsapp-image-2017-02-12-at-17-54-45 whatsapp-image-2017-02-12-at-16-06-46 whatsapp-image-2017-02-19-at-14-40-08

Pada akhir kegiatan, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, menyatakan pembekalan ini menjadikan para konsultan yang terdiri dari dosen dan tendik lebih mengenal prinsip good governance dan perencanaan pembangunan yang ada di Kabupaten atau Kota, serta lebih jauh mengenal Jawa Barat. Hal tersebut dikatakan Rektor saat menutup pembekalan Konsultan Tata Kelola Pemerintahan dan Perencanaan Pembanguan ASUP JABAR di Executive Lounge dan R. RSG Gedung Rektorat Unpad kampus Dipatiukur, Minggu (19/2).

Kegiatan pembekalan ini mendapatkan respon positif dari para peserta. Para peserta memperoleh wawasan, pengetahuan dan keterampilan terkait tata kelola yang ada di pemerintahan dan perencanaan pembangunan.

Rilis: Andri Yanto/Sekretariat ASUP JABAR

The post ASUP JABAR Gelar Pembekalan bagi Konsultan Tata Kelola Pemerintahan dan Perencanaan Pembanguan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran di Lahan Terbatas

Unpad Ikut Ambil Bagian dalam Deklarasi “Media for World Harmony-From Bandung to the World”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 22/02/2017] Universitas Padjadjaran ikut menjadi bagian dalam penandatanganan Deklarasi “Media for World Harmony-From Bandung to the World” pada acara Konferensi Internasional “Media for World Harmony” sekaligus ajang pertemuan tahunan OIC Broadcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF) di Hotel Trans Luxury, Bandung, Rabu (22/02).

 Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dr., Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Presiden Ibraf Yuliandre Darwis saling berjabat tangan saat Deklarasi  "Media  for World Harmony from Bandung to The World" pada acara Konferensi Internasional IBRAF di Hotel The Trans, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa, 22 Februari 2017. (Foto oleh : Tedi Yusup)*


Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dr., Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Presiden Ibraf Yuliandre Darwis saling berjabat tangan saat Deklarasi “Media for World Harmony from Bandung to The World” pada acara Konferensi Internasional IBRAF di Hotel The Trans, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa, 22 Februari 2017. (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Deklarasi tersebut ditandatangani 7 tokoh yang bersama-sama berkomitmen mendukung peran media dalam ikut serta menjaga perdamaian dunia. Keenam tokoh tersebut yaitu Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Walikota Bandung M. Ridwan Kamil, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Umum Komisi Penyiaran Indonesia Yuliandre Darwis, serta Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi.

Dalam kesempatan tersebut, Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, membacakan isi deklarasi tersebut. Ada lima butir kesepakatan yang termaktub dalam deklarasi tersebut, yaitu: Humanity, media menjadi sarana penting untuk mengabarkan pesan kemanusiaan; Responsibility, media bertanggung jawab atas setiap pesan yang disampaikan, karena setiap pesan menimbulkan akibat baik maupun buruk.

Butir selanjutnya, Friendship, dimana media adalah alat untuk mempererat rasa persaudaraan, bukan sebaliknya; Enlightment, media seyogyanya memberikan pencerahan, harapan, nilai-nilai positif dan mendorong orang menjadi lebih baik; serta Harmony, media menjaga nilai-nilai untuk mewujudkan keserasian, kerukunan, dan keselarasan.

Ditemui usai penandatanganan, Emil mengapresiasi komitmen deklarasi tersebut. Menurutnya, media massa di dunia harus punya satu visi bersama. Ia menilai, saat ini banyak terjadi perang ideologi saat berita-berita nasional dikonsumsi pihak luar, maupun dari berita-berita luar yang dikonsumsi nasional.

“Ini memunculkan dampak positif ataupun negatif kepada para pemirsa, lintas agama, lintas etnis, dan lintas negara,” kata Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, jika lima butir deklarasi tersebut dijadikan landasan mengelola media, ia optimis media dapat ikut mewujudkan keharmonisan dan perdamaian dunia. Media diharapkan lebih sensitif dan cerdas dalam memilah berbagai informasi.

“Bandung dikenal sebagai kota yang memberikan pesan. Pesan hari ini ialah perdamaian melalui media. Ingat Bandung ingat perdamaian melalui media,” sambungnya.

Sementara itu, dalam pembacaan pesan kunci, Luhut mendorong media berperan penting dalam mencegah penyebaran berbagai isu radikalisme dan ekstremisme yang bisa memecah belah keutuhan bangsa.

Ia pun menyinggung berbagai hoax (Indonesia: berita palsu) yang banyak menyebar di sosial media. Media massa arus utama harus menghindari berbagai berita yang tidak jelas. “Media harus tetap menjaga objektivitas dan netralitas,” kata Luhut.

humas-unpad-2017_02_22-ibraf-7-tedi1 humas-unpad-2017_02_22-ibraf-2-tedi humas-unpad-2017_02_22-ibraf-1-tedi humas-unpad-2017_02_22-ibraf-4-tedi humas-unpad-2017_02_22-ibraf-6-tedi humas-unpad-2017_02_22-ibraf-5-tedi

Luhut pun berharap para peserta konferensi dapat bersama-sama merumuskan berbagai inovasi baru di bidang media yang dapat menunjang kemajuan Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 40 negara di dunia. Yuliandre Darwis selaku Presiden IBRAF mangatakan, kegiatan diselenggarakan untuk memberikan pesan bahwa penyiaran memiliki peran menghadirkan harmoni dalam kehidupan bangsa.

Sementara di ajang tahunan IBRAF, akan dibahas berbagai topik yang sedang menghangat, antara lain masalah digitalisasi dan kovergensi media, tukar informasi tentang tren dunai penyiaran dan berbagai problematika regulasinya, hingga kontribusi regulasi penyiaran dari negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam menata penyiara menjadi lebih baik. Seminar digelar hingga Kamis (23/02) mendatang.*

Laporan oleh Arief Maulana / wep

The post Unpad Ikut Ambil Bagian dalam Deklarasi “Media for World Harmony-From Bandung to the World” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Dorong Akademisi Tingkatkan Kolaborasi Pentahelix

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/02/2017] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, secara resmi membuka penyelenggaraan hari kedua Konferensi Internasional “Media for World Harmony” dan Pertemuan Tahunan OIC Boradcasting Regulatory Authorities Forum (IBRAF), di The Trans Luxury Hotel, Bandung, Kamis (23/02).

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat memberikan sambutan pada hari kedua pelaksanaan International Conference "Media for World Harmony" & The 5th Annual Meeting of IBRAF, di The Trans Luxury Hotel, Bandung, Kamis (23/02). (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat memberikan sambutan pada hari kedua pelaksanaan International Conference
“Media for World Harmony” &
The 5th Annual Meeting of IBRAF, di The Trans Luxury Hotel, Bandung, Kamis (23/02). (Foto: Tedi Yusup)*

Dalam kesempatan tersebut, Rektor secara resmi membuka Parallel Session yang diikuti para peserta dari banyak negara. Turut hadir Staf Ahli Bidang Akademik Kemenristekdikti RI Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls., Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis, Komisioner KPI yang juga Guru Besar FISIP Unpad, Prof. Dr. Obsatar Sinaga, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Dr. Dadang Rahmat Hidayat, M.Si., serta perwakilan peserta konferensi.

Rektor mengatakan, maraknya perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan dampak bagi kondisi sosial masyarakat. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah bukan lagi menjadi dominasi perguruan tinggi.

“Karena kompleksitas masyarakat. Banyak institusi dapat berperan dalam perkembangan iptek,” imbuh Rektor.

Untuk itu, saat ini perguruan tinggi harus melakukan dinamika baru sebagai knowledge hub, dengan membangun kolaborasi kuat dengan berbagai pemangku kepentingan. Ia berharap kolaborasi tersebut dapat terjadi dalam konferensi ini.

Terkait sesi diskusi panel, Rektor juga berharap dapat menghasilkan riset-riset yang bermanfaat di bidang penyiaran. “Kontribusi riset yang dihasilkan bukan hanya kepada aspek metodologi dan teknologi, tetapi juga dampak sosial dari perkembangan media,” kata Rektor.

Sementara, di tempat yang sama digelar pula pertemuan tahunan IBRAF yang telah menginjak pertemuan kelima. *

humas-unpad-2017_02_23-ibraf-1-tedi humas-unpad-2017_02_23-ibraf-3-tedi humas-unpad-2017_02_23-ibraf-4-tedi

Laporan oleh Arief Maulana

The post Rektor Dorong Akademisi Tingkatkan Kolaborasi Pentahelix appeared first on Universitas Padjadjaran.


Pengembangan Akuakultur Indonesia Harus Terus Ditingkatkan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/02/2017] Kontribusi akuakultur terhadap produksi perikanan dunia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1974, tercatat kontribusi akuakultur terhadap produksi perikanan dunia hanya sebesar 7%, dan angka ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka 44,14% pada 2014. Indonesia sendiri merupakan produsen nomor dua terbesar akuakultur dunia, yaitu mencapai 14,3 juta ton, di bawah Tiongkok yang memproduksi sekitar 58 juta ton.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Slamet Subiyakto, M.Si., saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum “Membangun Sumber Daya Perikanan Budidaya yang Mampu Menjawab Tantangan Zaman” di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (23/02). (Foto: Artanti Hendriyana)*

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Slamet Subiyakto, M.Si., saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum “Membangun Sumber Daya Perikanan Budidaya yang Mampu Menjawab Tantangan Zaman” di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (23/02). (Foto: Artanti Hendriyana)*

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Slamet Subiyakto, M.Si., mengungkapkan, potensi akuakultur di Indonesia masih bisa terus ditingkatkan. Salah satunya adalah potensi lahan yang dimiliki Indonesia masih begitu luas dan belum sepenuhnya tergarap.

“Khusus di Indonesia, rata-rata baru termanfaatkan 7,41% saja. Kalau laut, saya kira sekitar 2%. Ini yang masih banyak harus kita manfaatkan sumber daya kelautan untuk pengembangan akuakultur,” ungkap Dr. Slamet saat menjadi salah satu pembicara pada Kuliah Umum “Membangun Sumber Daya Perikanan Budidaya yang Mampu Menjawab Tantangan Zaman” yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (23/02).

Selain itu, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hayati, dimana 45% spesies ikan dunia terdapat di Indonesia, termasuk potensi ikan hias dan ikan lokal. Hal ini juga menjadi salah satu potensi yang dapat terus dikembangkan.

“Ternyata ikan lokal mampu menjawab tantangan perubahan iklim. Mereka punya ketahanan terhadap curah hujan, suhu, dan lain-lain. Ini sekarang kita kembangkan, dan pada kenyataannya di beberapa tempat justru ikan-ikan lokal ini banyak diminati dan harganya cukup tinggi,” ujar Dr. Slamet.

Potensi lain, yaitu adanya daya dukung lingkungan dimana Indonesia berada di daerah tropis, sehingga tidak ada kendala berarti terkait musim. Prospek pasar dalam dan luar negeri pun terbuka lebar, selain juga adanya upaya peningkatan konsumsi ikan nasional yang ditargetkan mencapai 49,16 kg/kapita/tahun pada tahun 2019 (saat ini 41,11 kg/kapita/tahun).

Sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia pun dinilai kompeten dan terampil. “Makanya sekarang uji kompetensi dimana-mana dilakukan, penting, karena ini disamping kita untuk menciptakan tenaga-tenaga yang kompeten juga mampu untuk berdaya saing,” ujarnya.

Dr. Slamet pun mengungkapkan bahwa ledakan jumlah penduduk dunia turut memicu peningkatan produksi perikanan. Hal tersebut terutama terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan protein hewani, khususnya dari ikan.

“Dan tren ke depan memang masyarakat dunia memilih ikan, karena menyehatkan, dan tidak banyak mengandung penyakit atau masalah,” ujarnya.

Untuk itu, ia menekankan bahwa pembangunan budidaya perikanan haruslah memiliki pendekatan ekosistem untuk mendukung terjaminnya sumber daya yang berkelanjutan. Jika pembangunan tidak dikendalikan dengan baik, maka akan terjadi kerusakan alam, konflik sosial, dan muncul berbagai penyakit.

“Pendekatan ekosistem ini satu-satunya pendekatan yang akan kita pilih untuk menuju perikanan budidaya yang berkelanjutan,” ujarnya.

Selain Dr. Slamet Subiyakto, turut bertindak sebagai pembicara dalam acara tersebut Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) Ir. Herry Maryuto, MMA dan Master Asesor dan Master Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Utami Widyasih, MM. Acara dibuka oleh Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/am

The post Pengembangan Akuakultur Indonesia Harus Terus Ditingkatkan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa HI Unpad Wakili Indonesia di Ajang ECOSOC Youth Forum

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/02/2017] Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran, Muhammad Arsalan menjadi salah seorang wakil pemuda Indonesia dalam sidang PBB, The 6th Economic and Social Council (ECOSOC) Youth Forum, yang diselenggarakan di markas besar PBB, New York 30-31 Januari lalu.

 

Mahasiswa prodi Hubungan Internasional Unpad, Muhammad Arsalan (kiri) di ajang The 6th Economic and Social Council (ECOSOC) Youth Forum.*

Mahasiswa prodi Hubungan Internasional Unpad, Muhammad Arsalan (kiri) di ajang The 6th Economic and Social Council (ECOSOC) Youth Forum.*

Sidang tingkat menteri ini digelar oleh ECOSOC yang merupakan satu dari 6 (enam) organ utama PBB dan diikuti oleh 193 negara anggota PBB. Sidang tersebut digelar dalam rangka memberdayakan keterlibatan pemuda dalam implementasi Agenda SDGs 2030 khususnya dalam aspek sosial-ekonomi, dengan tema “The Role of Youth in Poverty Eradication and Promoting Prosperity in A Changing World”.

Arsalan merupakan salah satu dari 3 wakil pemuda Indonesia yang berangkat ke New York beserta 3 pejabat senior Pemerintah RI. Selain Arsalan, perwakilan pemuda Indonesia lainnya yaitu Nordianto (mahasiswa Universitas Tanjung Pura) dan Prayang Sunny Yulia (Dosen Teknik Perminyakan Universitas Trisakti).

Untuk menjadi wakil pemuda Indonesia dalam sidang tersebut, Arsalan berhasil melalui seleksi ketat oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan kemudian bergabung dengan delegasi Indonesia yang dipimpin dan didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Delegasi Indonesia diketuai oleh Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH., Ph.D, yang juga merupakan Kepala BKKBN.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri dan kepala lembaga terkait yang menangani kepemudaan, sidang tahun ini sekaligus menjadi partisipasi pertama Indonesia dalam forum kepemudaan tertinggi di dunia ini.

Hasil dari ECOSOC Youth Forum ini kemudian akan dijadikan rujukan pertemuan kepala negara tahunan PBB, High Level Political Forum (HLPF), yang merupakan sebuah platform untuk mengulas perkembangan implementasi SDGs di masing-masing negara anggota PBB pada Juli mendatang.

Sebelum sidang, wakil pemuda Indonesia telah menerima pelatihan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Bappenas dan Kementerian Kelautan dan Perikanan guna memahami posisi resmi Indonesia dalam berbagai isu. Dr. Nia Reviani, MAPS, selaku Kepala Kerja sama dan Pelatihan Internasional BKKBN yang merupakan salah satu delegasi pejabat senior, berpendapat bahwa Indonesia perlu aktif melibatkan pemuda dalam forum semacam ini guna menyiapkan peran mereka sebagai pemangku kebijakan kelak.

“BKKBN berkomitmen penuh dalam pemberdayaan pemuda Indonesia, salah satunya dengan mendukung pemuda Indonesia untuk mengikuti sidang PBB tentang kebijakan kepemudaan nasional ini. Diharapkan pada saat generasi mereka menjadi pemegang keputusan di negara ini, mereka sudah siap untuk menyuarakan kepentingan Indonesia yang lebih besar di dunia internasional,” kata dokter berusia 33 tahun itu.*

Rilis /art

The post Mahasiswa HI Unpad Wakili Indonesia di Ajang ECOSOC Youth Forum appeared first on Universitas Padjadjaran.

Lakukan Pemetaan, Tim UKM Palawa Unpad Jadi Tim Pertama Arungi Jeram Sungai Ketahun

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/02/2017] Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Palawa Universitas Padjadjaran kembali meninggalkan jejaknya di Tanah Sumatera. Awal bulan ini, delapan mahasiswa anggota Palawa Unpad melakukan pengarungan dan pemetaan jeram di Sungai Ketahun yang berada di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Kegiatan berjudul “Pengarungan dan Pemetaan Sungai Ketahun” tersebut dilaksanakan pada 8-17 Februari 2017.

Tim UKM Palawa Universitas Padjadjaran saat mengarungi dan melakukan pemetaan jeram di Sungai Ketahun yang berada di Kabupaten Lebong, Bengkulu, 8-17 Februari lalu.*

Tim UKM Palawa Universitas Padjadjaran saat mengarungi dan melakukan pemetaan jeram di Sungai Ketahun yang berada di Kabupaten Lebong, Bengkulu, 8-17 Februari lalu.*

Nama Sungai Ketahun masih terbilang baru bagi penggiat arung jeram. Sebagai mahasiswa pecinta alam, Palawa Unpad menjadi yang pertama mengarungi sungai tersebut.  Pengarungan dilakukan sepanjang dua puluh empat kilometer sungai dan melewati dua kecamatan, Kecamatan Rimbo Pengadang dan Kecamatan Topos. Desa Tik Sirong, desa paling ujung dengan hulu sungai menjadi titik dimulainya pengarungan dan berakhir di Desa Talang Ratoe.

“Belum pernah ada yang ngarung dari desa ini. Ini ‘kan desa terakhir,” ujar salah satu warga yang bertemu dengan Palawa Unpad di titik mulai pengarungan, Minggu (12/2) seperti dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Selain melakukan pengarungan, Palawa Unpad juga melakukan pemetaan jeram di sungai tersebut. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui titik-titik jeram di Sungai Ketahun beserta potensi bahaya di sepanjang alirannya. Peta jeram yang dihasilkan pun ditujukan sebagai acuan bagi pihak lain saat akan melakukan pengarungan di Sungai Ketahun. Pemetaan jeram yang dilakukan selama tiga hari ini menghasilkan 22 jeram yang memiliki potensi bahaya.

Selama pengarungan dan pemetaan, dua perahu karet yang berisi masing-masing lima awak ini berhenti di setiap titik sebelum memasuki jeram untuk dilihat keadaannya. Pemetaan juga dilakukan dengan dua metode, yang pertama adalah metode basah, dimana tim terjun langsung ke sungai menggunakan perahu selama dua hari, dan metode kering dimana selama satu hari tim mendata jeram melalui tepian untuk melengkapi data jeram yang sebelumnya tidak terpetakan.

Sungai Ketahun menyuguhkan pemandangan yang menyejukkan sepanjang pengarungan. Green Canyon Ketahun pun menyambut dengan jeram yang memacu adrenalin. Tebing di kanan-kiri sungai tersebut menjadi salah satu ikon Sungai Ketahun.  Sungai dengan potensi wisata yang besar ini pun sedang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Lebong. Hal ini diwujudkan dengan dibukanya jalur wisata arung jeram pada Agustus 2016 lalu.

“Pemerintah Lebong sedang gencar-gencarnya mengembangkan dan mempromosikan wisata arung jeram di Sungai Ketahun ini,” tutur Dian, salah seorang anggota Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Bengkulu, Kamis (9/2).

Kegiatan ini pun tak lepas dari bantuan beberapa pihak seperti Dinas Pariwisata, Lebong Rafting, dan Mapala Fakultas Teknik Universitas Bengkulu, Pulkanik. Selama pengarungan, dua orang dari Lebong Rafting dan Pulkanik turut serta sebagai awak di perahu. Hasil olahan dari pemetaan ini rencananya akan diberikan kepada beberapa pihak, seperti  Dinas Pariwisata Lebong dan Lebong Rafting.

Pada kesempatan tersebut, Palawa Unpad juga melakukan pendokumentasian Kelurahan Topos, Kabupaten Lebong sebagai salah satu bentuk Tridharma Perguruan Tinggi. Pendokumentasian dilakukan selama tiga hari dengan beberapa objek yang telah ditetukan sebelumnya. Kelurahan Topos sendiri terletak di tengah jalur pemetaan sungai, salah satu kelurahan tertua dan terbesar di Kabupaten Lebong.

Kelurahan Topos memiliki beberapa kepercayaan dan kebudayaan adat yang masih kental dan diingat oleh masyarakatnya. Hal itulah yang menjadi daya tarik kelurahan tersebut untuk didokumentasikan. Eropa, Lurah Topos, menuturkan, kepercayaan di sini masih cukup kuat, salah satunya Batu Sipait Lidah. Konon, perkataan yang kita ucapkan akan terjadi sesuai dengan ucapan tersebut seperti legendanya, seseorang meninggal dan menjadi batu karena salah bertutur kata.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan minat masyarakat terhadap wisata di Kabupaten Lebong. Peta jeram dan video yang nantinya akan diberikan pada beberapa pihak ditujukan agar  informasi serta manfaat mengenai salah satu daerah di Bengkulu ini dapat tersampaikan ke khalayak luas.*

Rilis oleh: Palawa Unpad / art

The post Lakukan Pemetaan, Tim UKM Palawa Unpad Jadi Tim Pertama Arungi Jeram Sungai Ketahun appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP., “Ilmu Geomorfologi Memegang Peranan Penting di Masa Datang”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/02/2017] Perkembangan ilmu geomorfologi dalam dasawarsa terakhir berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah satunya didasarkan adanya aplikasi penggunaan teknologi. Diyakini, ilmu ini akan memegang peranan yang lebih penting di masa yang akan datang.

Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP., saat membacakan Orasi Ilmiah berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Geomorfologi pada Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (25/02). (Foto: Tedi Yusup)*

Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP., saat membacakan Orasi Ilmiah berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Geomorfologi pada Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (25/02). (Foto: Tedi Yusup)*

Hal itu dikemukakan Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP, saat membacakan Orasi Ilmiah berkenaan penerimaan jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi pada Fakultas Teknik Geologi Unpad, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (24/02). Dalam acara tersebut, Prof. Nana dilantik dan dikukuhkan menjadi Guru Besar oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, di hadapan anggota Dewan Profesor, profesor tamu, dan tamu undangan.

Ilmu geomorfologi semula merupakan bahasan dalam ilmu filsafat, yakni diamati tanpa diikuti dengan verifikasi atau pembuktian penyebabnya. Pengamatan ini pertama kali dilakukan ahli filsafat Yunani, Herodotus (485 – 425 SM), yang mengasumsi adanya pengangkatan daratan Mesir berdasarkan pengamatan berdasarkan gejala alam terhadap endapan lumpur yang amat luas di lembah Sungai Nil.

Geomorfologi kemudian perlahan berkembang menjadi ilmu berdasarkan beberapa penelitian dari para ahli dan pemikir, diantaranya: Plato, Ibnu Sina (980-1037), Leonardo da Vinci (1452-1519), Ferdinand de Saussure (1740-1799), hingga pendapat seorang Dokter cum Geolog, James Hutton (1725-1797) yang kemudian membawa ilmu Geomorfologi ke dalam era modern.

“James Hutton sendiri dianggap sebagai Bapak Ilmu Geologi Modern,” kata Prof. Nana.

Penggunaan potret radar pada awalnya digunakan secara terbatas di lingkungan militer. Pertengahan abad 20, teknologi ini kemudiaan diizinkan digunakan di berbagai cabang ilmu pengetahuan, termasuk geomorfologi.

Potret udara ini menampilkan bentuk roman muka bumi dalam penampilan 3 dimensi. Teknologi ini juga menampilkan bentuk bentang alam yang dapat diubah menjadi peta topografi. Dengan demikian, sulitnya medan yang selama ini menghambat penyusunan peta topografi dapat diatasi.

Dalam kurang dari dua dasawarsa, pasca pemanfaatan teknologi penginderaan jauh, muncul pula kemampuan penyelidikan bentang bumi melalui satelit. Prof. Nana mengatakan, satelit melakukan teknik pemotretan yang memecah spektrum cahaya atas beberapa bagian dengan berbagai saluran yang memiliki keunggulan yang berbeda-beda.

Selanjutnya, berkembang teknologi baru yang bernama penginderaan jauh. Dalam perkembangannya, teknik ini dapat menggunakan pesawat terbang kecil tanpa awak. Teknologi ini, lanjut Prof. Nana, jauh lebih efektif dan efisien, serta memiliki aksesibilitas yang lebih baik khususnya untuk menangkap citra pengamatan di wilayah yang berbahaya.

humas-unpad-2017_02_24-pengukuhan-gb-1-tedi humas-unpad-2017_02_24-pengukuhan-gb-2-tedi humas-unpad-2017_02_24-pengukuhan-gb-3-tedi humas-unpad-2017_02_24-pengukuhan-gb-4-tedi humas-unpad-2017_02_24-pengukuhan-gb-5-tedi humas-unpad-2017_02_24-pengukuhan-gb-6-tedi

Teknologi lainnya yang juga berpengaruh dalam ilmu geomorfologi adalah pemanfaatan Gepositioning Satellite (GPS). Teknologi GPS dapat digunakan untuk pengukuran gejala geomorfologi dinamis untuk mengantisipasi berbagai gejala kebencanaan, seperti: tanah longsor, penurunan muka tanah, pergerakan lempeng, juga prediksi gempa bumi atau letusan gunung api.

Dengan berbagai teknologi yang ada, pendidikan ilmu geomorfologi sebaiknya difokuskan dalam menunjang kegiatan eksplorasi, pengembangan wilayah, dan mitigasi bencana. “Pemahaman geomorfologi harus didahului dengan pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu geologi. Sebab gejala geomorfologi seyogyanya dapat memebrikan masukan bagi analisis gejala geologi,” papar Prof. Nana.

Prof. Nana telah lama melakukan penelitian di bidang geomorfologi. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Geomorfologi dan Penginderaan Jauh FTG Unpad periode 2009-2014. Hingga saat ini, Guru besar kelahiran Tasikmalaya, 2 Oktober 1952 ini telah meluluskan 150 orang Sarjana, 25 orang Magister, dan 10 orang Doktor.*

 

Laporan: Arief Maulana

The post Prof. Dr. Nana Sulaksana, Ir., M.SP., “Ilmu Geomorfologi Memegang Peranan Penting di Masa Datang” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pengendalian Kerusakan Lingkungan Perlu Upaya Sistematis, Berkelanjutan, dan Masif

$
0
0

[Unpad.ac.id, 27/02/2017] Utusan Khusus Presiden RI untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Prof. Ir. Rachmat Witoelar, mengatakan, sebanyak 95% penyebab terjadinya bencana di Indonesia disebabkan faktor perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Perubahan iklim yang saat terjadi di seluruh permukaan bumi dinilai memberikan efek meteorologis yang kuat.

Prof. Ir. Rachmat Witoelar memberikan kuliah umum bertajuk “Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia dan Peran Perguruan Tinggi” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (27/02). (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Prof. Ir. Rachmat Witoelar memberikan kuliah umum bertajuk “Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia dan Peran Perguruan Tinggi” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (27/02). (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan Prof. Rachmat saat memberikan kuliah umum bertajuk “Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia dan Peran Perguruan Tinggi” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (27/02). Kuliah umum yang diinisiasi Departemen Geofisika FMIPA Unpad ini diikuti oleh mahasiswa di lingkungan Unpad.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup RI periode 2004 – 2009 ini menyebut, penyebab terjadinya perubahan iklim disebabkan tingginya kadar emisi gas rumah kaca. Faktor ini juga menyebabkan meningkatnya efek gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global. Dampak ini dirasakan di seluruh permukaan bumi, terutama di wilayah-wilayah subtropis.

Sementara di tingkat kerusakan lingkungan, Indonesia menghadapi aktivitas kerusakan lingkungan yang cukup parah. Prof. Rachmat mengambil contoh tingginya kadar pencemaran Sungai Citarum di Jawa Barat.  Sungai yang pada zaman dahulu menjadi urat nadi masyarakat Jawa Barat ini kini kondisinya tercemar berat akibat pencemaran yang masifdi sepanjang DAS.

Kondisi ini telah menjadi perhatian dunia. Pemerintah Indonesia sendiri setidaknya telah melakukan tiga upaya untuk menanggulangi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, yaitu pembentukan Rencana Aksi Nasional-Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API), rencana umum energi nasional untuk menghasilkan setidaknya 23% energi terbarukan tahun 2025, hingga lahirnya PP NO. 57 tahun 2016 tentang Moratorium Pembukaan Lahan Gambut.

Tiga upaya ini memerlukan kontribusi seluruh pihak, termasuk perguruan tinggi. Prof. Rachmat mengatakan, penguatan Tridarma Perguruan Tinggi harus terfokus pada masalah kerusakan lingkungan.

“Kita tidak bisa mengarahkan hanya kepada sektor individu saja, perlu dilakukan secara berkesinambungan, sistematis, dan masif,” ujar Prof. Rachmat.

Ia juga berharap, Perguruan Tinggi dapat menghasilkan pengembangan teknologi ramah lingkungan, rendah karbon, dan bisa dijalankan secara berkelanjutan.

humas-unpad-2017_02_27-kuliah-umum-1-tediMeskipun partisipasi masyarakat belum seluruhnya aktif, ia optmis upaya antisipasi ini akan berjalan dengan baik. “Perlahan sudah mulai banyak masyarakat yang sadar lingkungan,” kata Prof. Rachmat.

Kuliah umum ini dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad. Menurut Rektor, isu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan saat ini menjadi isu penting. Sebab, sektor pelestarian lingkungan berbanding terbalik dengan isu pembangunan dan peningkatan ekonomi.

“Walaupun tidak mudah, kita harus mendorong untuk selalu jaga isu ini dalam pembangunan kita,” kata Rektor.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, kondisi planet Bumi saat ini sudah tidak lagi ideal untuk menampung jumlah manusia yang semakin bertambah. “Kita butuh berbagai pemikiran dan upaya untuk mengoptimalkan berbagai warisan alam kita. Berbicara lingkungan hidup berarti berbicara masa depan kita,” kata Rektor.*

Laporan oleh Arief Maulana / wep

The post Pengendalian Kerusakan Lingkungan Perlu Upaya Sistematis, Berkelanjutan, dan Masif appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live