Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Sejumlah Penghargaan Diberikan pada Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 12/09/2017] Sejumlah civitas academica dan tenaga kependidikan Universitas Padjadjaran mendapat penghargaan dalam rangka Dies Natalis ke-60. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi dan pengabdian yang telah dilakukan civitas academica dan tenaga kependidikan dalam memajukan Unpad.

Rektor Universitas Padjadjaran memberikan sejumlah penghargaan kepada civitas academica dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad pada acara Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09) malam. (Foto: Tedi Yusup)*

Penghargaan diberikan dalam acara Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09) malam. Ada 8 kategori penghargaan yang diberikan Unpad kepada dosen, guru besar, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dalam acara tersebut, yakni Satya Karya Bakti Kelas I, Satya Karya Bakti Kelas II, Satya Karya Purnabakti, Satya Karya Jasabakti, Satya Karya Bakti Pendidikan, Satya Karya Bakti Padjadjaran, serta tenaga pendidik dan kependidikan berprestasi.

“Kita pahami ada di antara kita yang melakukan pengabdian melebihi dari panggilan yang dimiilki. Atas dedikasinya, dengan bangga Unpad akan memberikan apresiasi,” ujar Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad saat memberikan sambutan dalam acara.

Penghargaan Satya Karya Bakti Kelas I diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi di Unpad selama 25 tahun. Penghargaan ini diberikan kepada 72 orang yang dalam kesempatan tersebut diwakili Drs. Yuyu Yohana Risagarniwa, PhD dan Elis Yuliansih, S.E.

Sementara kategori Satya Karya Bakti Kelas II diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama 15 tahun. Sebanyak 137 orang mendapat penghargaan Satya Karya Bakti Kelas II. Dalam acara tersebut, secara simbolis penghargaan diberikan kepada Prof. Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., dan Sri Rakhmiyati, M.I.Kom.

Pada penghargaan Satya Karya Purnabakti diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mencapai usia pensiun. Penghargaan ini diberikan kepada 72 orang yang dalam kesempatan tersebut diwakili Prof. Dr. Endang Sutedja, dr., Sp.KK(K), dan Ir. Dhyana Melawati, M.Si.

Penghargaan selanjutnya Satya Karya Jasabakti diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah meninggal dunia dalam masa bakti aktif sebagai PNS di lingkungan Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 12 nama.

Satya Karya Bakti Pendidikan merupakan penghargaan yang diberikan Unpad kepada mantan pimpinan di lingkungan Unpad. Atas ketekunan dan kerja kerasnya, penghargaan ini diberikan kepada 3 orang, yaitu drg. Murnisari Darjan, M.S., Prof. Ramdan Panigoro, PhD, serta drs. Tatang Suparman, M.Hum.

Kategori penghargaan tenaga pendidik dan kependidikan berprestasi terdiri atas beberapa kategori. Untuk dosen berprestasi bidang sains dan teknologi diberikan kepada Dr. rer. nat. Yudi Rosandi, S.Si., M.Si., (FMIPA), sedangkan dosen berprestasi bidang sosial humaniora diberikan kepada Dr. Adiatma Y.M. Siregar (FEB).

Kategori penghargaan tenaga kependidkan berprestasi terdiri dari tenaga administrasi akademik berprestasi oleh Achmad Ardhi Nugoro (FEB), pustakawan berprestasi oleh Sukamtini, S.Sos., (FEB), laboran berprestasi oleh Andri Hendrawan Adrianto, M.Si., (Fapet), dan arsiparis berprestasi oleh Gumelar Wibawa Sunda Rukmana, S.E., (DRPM). Selanjutnya, penghargaan adisiswa diberikan kepada Agung Muhammad Yusuf.

Penghargaan Satya Karya Bakti Padjadjaran diberikan kepada Prof. Ramdan Panigoro, PhD. Sementara untuk anugerah Mahaguru diberikan kepada Prof. Dr. Husein Hernadi Bachti. Penghargaan juga diberikan kepada tokoh masyarakat sekaligus Guru Besar FH Unpad Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., M.CL.

Dalam acara tersebut diserahkan satu eksemplar buku hasil karya 44 guru besar aktif, pensiun, maupun emeritus di lingkungan Unpad. Buku berisi berbagai pemikiran guru besar untuk kemajuan Unpad ke depan. Buku tersebut secara simbolis diberikan oleh Ketua Dewan Profesor Unpad Prof. Dr. Sutyasti Soemitro, S.E., M.S, kepada Rektor Unpad.

Selain berbagai penghargaan di atas, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kema Unpad juga memberikan sejumlah penghargaan kepada mahasiswa, BEM, himpunan mahasiswa, dan unit kegiatan mahasiswa terbaik. Sebanyak 10 penghargaan dari 4 kategori diberikan oleh BEM Kema Unpad.

Untuk kategori mahasiswa perorangan, penghargaan best entrepreneurship diberikan kepada Sidik Amin Mubarok. Penghargaan best educational experience & research diberikan kepada Larasati Amaranggana.

Untuk kategori BEM, subkategori best innovation & social movement diberikan kepada BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Subkategori best regeneration diberikan kepada BEM Fakultas Psikologi. Subkategori most favorite diberikan kepada BEM FMIPA.

Di tingkat himpunan mahasiswa, subkategori best innovation & social movement diberikan kepada Hima Klinik Tanaman. Subkategori best regeneration diberikan kepada Hima prodi Biologi. Subkategori most favorite diberikan kepada Hima Manajemen Komunikasi.

Pada tingkat UKM, subkategori best contributor diberikan kepada UKM English Speaking Union (ESU). Sementara subkategori most favorite diberikan kepada UKM IAAS LC Unpad.

Penghargaan lain diberikan kepada Fakultas Ilmu Budaya yang berhasil menjadi pengisi stan pameran terbaik dalam kegiatan Research & Business Expo yang digelar Selasa (5/09) lalu.

Acara Malam Apresiasi ini dihadiri pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa di lingkungan Unpad. Bertindak selaku pembawa acara Kamidia Radisti, acara ini diisi dengan peragaan busana Batik Komar dan Azizah Dnyonyah Batik & Bordir Art oleh para mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan ibu-ibu Darmawanita Unpad. Acara juga menghadirkan bintang tamu penyanyi Yura Yunita.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Sejumlah Penghargaan Diberikan pada Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


Dukung Daya Saing, Unpad Pelopori Pembentukan Konsorsium Rami Nasional

$
0
0

[unpad.ac.id, 12/09/2017] Universitas Padjadjaran menggagas pembentukan konsorsium rami nasional. Dukungan pembentukan konsorsium ini untuk meningkatkan akselerasi riset pengembangan tanaman rami (Boehmeria nivea) di Indonesia.

Sejumlah peneliti rami dari berbagai perguruan tinggi Indonesia mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Progres Riset Rami di Indonesia dan Perencanaan Menuju Sinergi Riset dan Konsorsium” yang digelar di Wisma Tambi, PT. Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jumat (8/09) lalu.*

Dosen Departemen Biologi FMIPA Unpad Asri Peni Wulandari, M.Sc., PhD menyampaikan, niat awal pembentukan konsorsium ini adalah untuk mempersatukan para peneliti lintas bidang ilmu. Saat ini, belum ada integrasi yang baik antar peneliti rami sehingga dikhawatirkan penelitian yang dilakukan akan tumpang tindih.

Hal tersebut disampaikan Asri dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Progres Riset Rami di Indonesia dan Perencanaan Menuju Sinergi Riset dan Konsorsium” yang digelar di Wisma Tambi, PT. Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jumat (8/09) lalu. Demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Akselerasi yang hendak dicapai melalui konsorsium adalah peningkatan hilirisasi riset di sektor industri. Di sisi lain, konsorsium ini juga akan mempertemukan para peneliti rami, unsur pemerintahan, hingga pelaku industri rami sehingga percepatan pengembangan komoditas ini dapat bersaing dengan produk dari luar negeri.

Dukungan konsorsium ini juga datang dari pihak Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Tri Budi A, perwakilan Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi Kabupaten Wonosobo mengatakan, konsorsium ini diharapkan dapat mendukung Wonosobo sebagai model percontohan pengembangan industri rami, mulai dari hulu hingga hilirnya.

“Kami berharap agar hasil-hasil penelitiannya di kampus supaya segera mungkin dapat diaplikasikan di lapangan. Karena ini akan menjadi lapangan pekerjaan baru di daerah Wonosobo,” ujar Tri.

Selama ini Wonosobo telah menjadi sentra tanaman rami. Dikelola oleh perusahaan daerah CV Rabersa, pengolahan serat alam rami sudah sampai tahap produksi china grass. Sebanyak 5% serat alam saja yang dihasilkan saat panen tanaman rami. Sisanya merupakan limbah hijauan yang terdiri dari daun dan serpih kayu yang belum terkelola.

Potensi limbah tanaman rami ini telah menjadi fokus penelitian bagi para peneliti Unpad. Asri sendiri bersama tim Unpad telah menghasilkan tiga produk yang siap dihilirasi, yakni biostarter penghidrolisi getah tanaman rami, serat alam, dan biobriket rami.

Tiga hilirisasi ini siap diluncurkan sebagai produk unggulan Unpad dengan merek “Biodegum”, “FiPULP-rami” dan “TRAK” Briket.

Acara FGD ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, dinataranya akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan kelompok masyarakat. Para akademisi yang hadir merupakan peneliti dari berbagai perguruan tinggi yang sudah melaksanakan penelitiannya di Wonosobo.

Selanjutnya, para peneliti pun menyampaikan progres riset tentang rami, salah satunya peneliti dari Universitas Negeri Yogyakarta menyampaikan hasil penelitiannya tentang komposit material berbahan baku  rami untuk pembuatan baju anti peluru. Beberapa peneliti lainnya mempunyai akses untuk rencana kerja sama dengan industri otomotif dalam rancangan bahan material interior berbahan komposit rami.

Unpad sendiri akan memperkuat penelitian rami bersama Politeknik Negeri Semarang di bidang kajian terhadap permesinan pencetak briket, pengering serat dan briket, serta pengembangan mesin pemotong rami.*

Rilis/am

 

The post Dukung Daya Saing, Unpad Pelopori Pembentukan Konsorsium Rami Nasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Provinsi Berciri Kepulauan Perlu Diatur oleh Undang-undang Khusus

$
0
0

[unpad.ac.id, 13/09/2017] Pengelolaan kawasan provinsi kepulauan seharusnya diatur dengan Undang-undang khusus. Namun, saat ini kewenangan provinsi kepulauan hanya dijelaskan melalui tiga pasal dalam Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Ini berarti, kewenangan Provinsi Kepulauan masih belum banyak diperhatikan.

Suasana Workshop “Masa Depan Provinsi Kepulauan” yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-60 Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (13/09). (Foto; Tedi Yusup)*

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau Drs. Raja Ariza, MM, mengatakan, kawasan provinsi kepulauan memiliki banyak keterbatasan pengelolaan. Keterbatasan dan berbagai hambatan ini menyebabkan tingkat kemajuan suatu provinsi kepulauan jauh tertinggal dibandingkan provinsi di daratan.

“Kita mengakui Indonesia adalah negara maritim, tapi kenapa kita tidak mengakui bahwa provinsi kepulauan ini harus diatur dengan aturan yang lebih khusus, bukan diatur oleh pasal saja,” ujar Raja saat menjadi pembicara dalam Workshop Masa Depan Provinsi Kepulauan di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (12/09).

Kegiatan ini digelar Pusat Unggulan Maluku Corner Unpad bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku. Selain Raja, turut hadir pembicara Pelaksana Tugas Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Diah Indrayati, Asisten Ahli DPD RI Suwiditomo, dan Dosen FISIP Unpad Dra. Mudiyati Rachmatunnisa, PhD.

Sebagai provinsi yang daerahnya dipisahkan oleh laut, adanya Undang-undang khusus diharapkan dapat meningkatkan daya saing. Jika melihat capaian laju pertumbuhan ekonomi di tiap provinsi, pertumbuhan di wilayah provinsi kepulauan tidak mengami peningkatan signifikan. Penurunan angka kemiskinan cenderung melambat, terutama di wilayah pulau yang jauh dari ibu kota provinsi.

Di sisi lain, provinsi kepulauan merupakan garda terdepan teritorial Indonesia. Raja yang juga ketua Badan Kerja Sama Provinsi berciri Kepulauan, dari 8 provinsi yang terkategori provinsi kepulauan, beberapa diantaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Dengan demikian, provinsi kepulauan rentan terhadap ketahanan negara. Lemahnya infrastrukur penunjang pengawasan ditakutkan akan berdampak pada stabilitas negara.

Raja menjelaskan berbagai keterbatasan pengelolaan di Provinsi Kepri. Lemahnya infrastruktur dan armada untuk menjangkau antar kabupaten, minimnya jumlah pelabuhan strategis, hingga keterbatasan anggaran menjadi persoalan provinsi hasil akan pemekaran dari Provinsi Riau tersebut.

Dari aspek keterbatasan anggaran, Raja memaparkan, APBD Kepri tidak mampu untuk membangun infrastruktur pelabuhan hingga penyediaan armada untuk transportasi masyarakat. Padahal, secara sosial masyarakat provinsi kepulauan tersebar di banyak pulau dan membutuhkan akses transportasi yang merata untuk pengangkutan maupun distribusi bahan pokok.

Ia pun menambahkan, jika tidak ada UU khusus, pembangunan di wilayah kepulauan tidak akan berjalan cepat. Melalui Badan Kerja Sama Provinsi berciri Kepulauan, pihaknya bersama dengan 8 provinsi kepulauan lain mendorong Pemerintah untuk segera mengeluarkan UU khusus itu. Raja juga mendorong Pemerintah menyisihkan sebagian dari dana APBN untuk percepatan pembangunan.

“Hal penting, untuk pembangunan wilayah kepulauan tidak bisa berorientasi keuntungan.Terus terang, infrastruktur yang dibangun pasti rugi. Maka itu, armada yang dilakukan untuk melayari pulau-pulau, kami harapkan agar tetap disubsidi (Pemerintah),” kata Raja.

Mudiyati Rahmatunnisa mengatakan, adanya UU khusus provinsi kepulauan dimungkinkan dilakukan. Pasal-pasal yang tercantum pada UU Nomor 23 Tahun 2014 belum memiliki perbedaan dengan provinsi di daratan. Ia menilai, pengelolaan provinsi kepulauan harus memiliki perlakuan yang spesifik.

“Memang jika dari sisi teori, dimungkinkan penyelenggarakan desentralisasi yang tidak seragam. Ini karena ada aspek yang berbeda,” kata Mudiyati.

Undang-undang khusus ini bertujuan agar pengelolaan berbagai potensi di provinsi kepulauan dapat maksimal. Dengan demikian, tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tercapai.

Workshop ini juga diisi dengan sesi presentasi pemakalah dan poster dengan tema “inovasi, teknologi, dan humaniora, serta kebijakan yang adaptif dengan wilayah kepulauan”. Tema ini terbagi ke dalam tiga bidang ilmu, diantaranya perencanaan wilayah, ilmu alam dan terapannya, serta sosial ekonomi dan budaya.

Acara ini diharapkan dapat melahirkan berbagai gagasan dan rekomendasi kebijakan terhadap peningkatan pengembangan wilayah provinsi kepulauan.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Provinsi Berciri Kepulauan Perlu Diatur oleh Undang-undang Khusus appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Terima Penghargaan “Grey Literature” dari Perpustakaan Nasional

$
0
0

[unpad.ac.id, 14/09/2017] Universitas Padjadjaran mendapat penghargaan dari Perpustakaan Nasional Indonesia untuk kategori “Grey Literature” di sela penutupan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2017 di Jakarta Convention Center, Minggu (10/09) lalu.

Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan (SDAP) Unpad Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A(K), M.Kes., saat menerima penghargaan kategori “Grey Literature” dari Perpustakaan Nasional RI di acara penutupan Indonesia International Book Fair 2017 di Jakarta, Minggu (10/09).*

Penghargaan kategori “Grey Literature” diberikan kepada penerbit Unpad atas keaktifannya mengimplementasikan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam ajang itu, seluruh perguruan tinggi dinilai sejauh mana pelaksanaan UU tersebut dalam kegiatan kelembagaannya.

Penghargaan ini diberikan langsung dari pihak Perpusnas kepada Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan (SDAP) Unpad Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A(K), M.Kes.

Saat diwawancarai Radio Unpad, Prof. Budi menjelaskan, “Grey Literature” merupakan seluruh karya ilmiah dan nonilmiah yang dihasilkan perguruan tinggi atau lembaga induk lainnya dari setiap perpustakaannya. Karya tersebut antara lain skripsi, tesis, disertasi, makalah, publikasi internal dan eksternal, hingga beragam karya lainnya.

Upaya aktif Unpad dalam mengimplementasikan UU tersebut terlihat dari pemanfaatan portal daring (online) kandaga.unpad.ac.id untuk mendokumentasikan dan mengakses seluruh karya ilmiah yang dihasilkan civitas academica Unpad.

“Direktorat SDAP sudah mengembangkan sistem pencarian one search melalui portal kandaga, jadi semua produk dari civitas academica semuanya disimpan dalam Kandaga,” jelas Prof. Budi.

Portal Kandaga mengintegrasikan berbagai produk dan sistem penunjang pembelajaran, yakni repositori digital, e-journal, sistem e-resources, e-book, Unpad Library (LIMS), hingga penyediaan perkuliahan berbasis daring (e-learning).

Dalam sistem repositori, karya yang disimpan berupa skripsi, tesis, disertasi. tugas akhir, publikasi riset, hingga karya ilmiah lainnya yang ditulis oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan. Berbagai buku yang telah diterbitkan Unpad Press juga dapat diakses oleh pengunjung portal melalui sistem e-book.

“Untuk jurnal sudah berlangganan 6 e-journal dan disimpan dalam summon yang ada di Kandaga,” ujarnya.

Sementara e-resources, lanjut Prof. Budi, merupakan sistem pencarian karya civitas academica Unpad dari berbagai jurnal nasional maupun internasional. Dengan integrasi sistem repositori dan e-resources, pencarian terhadap karya civitas academica Unpad akan lebih lengkap dan mudah.

Keunggulan lain dari portal ini adalah adanya sistem integrasi digital antara perpustakaan unpad dan seluruh fakultas melalui Unpad Library (LIMS). Prof. Budi menerangkan, melalui sistem ini satu fakultas dengan mudah dapat mencari berbagai referensi dari perpustakaan fakultas lain tanpa harus mendatanginya.

Prof. Budi mengatakan, portal satu pintu Kandaga ini merupakan terobosan pertama yang dilakukan perguruan tinggi di Indonesia. Portal ini dapat diakses secara umum dan dimana saja melalui komputer atau perangkat gawai.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Unpad Terima Penghargaan “Grey Literature” dari Perpustakaan Nasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Jalin Kerja Sama dengan PT. Mandiri Maslahat Masagi

$
0
0

[unpad.ac.id, 15/09/2017] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktur PT. Mandiri Maslahat Masagi (Mahat Masagi) Dr. Farid Husin, Sp.OG(K), Dipl, M.Kes., di Bale Motekar, Jalan Banda No. 40, Bandung, Jumat (15/09).

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktur PT. Mandiri Maslahat Masagi (Mahat Masagi) Dr. Farid Husin, Sp.OG(K), Dipl, M.Kes., di Bale Motekar, Jalan Banda No. 40, Bandung, Jumat (15/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Kerja sama dilakukan dalam rangka penugasan PT. Mahat Masagi untuk mengelola berbagai unit korporasi akademik milik Unpad. Penugasan pengelolaan ini meliputi pengelolaan Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Klinik Kesehatan Unpad, hingga seluruh unit asrama yang berlokasi di Bandung, Jatinangor, Garut, dan Pangandaran.

“Pada prinsipnya kita menerima penugasan bagaimana agar PT. Mahat Masagi dapat melakukan sesuatu dalam mengembangkan program korporasi bisnis universitas,” kata Farid.

Sebagai perusahaan korporasi miliki Unpad, maka segala bentuk perolehan pendapatan akan diterima Unpad. Dalam hal ini, PT. Mahat Masagi berperan sebagai pengelola administrasi, manajemen, hingga pengembangan sumber daya pengelola.

Wakil Rektor Bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad Dr. Sigid Suseno, S.H., M.Hum., mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya Unpad dalam mengembangkan sisi bisnisnya. Ini berkaitan dengan status Unpad sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Hukum yang mendorong kemandirian pengelolaan.

“Kerja sama ini lebih pada supporting bagaimana akademik ini bisa berjalan lebih efektif dan efisien,” kata Dr. Sigid.

Dalam acara penandatanganan PKS tersebut, hadir Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., Dekan FK Unpad Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., M.Si., SpF., DFM, serta direktur RSGM, Klinik Padjadjaran, dan pengelola asrama Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Unpad Jalin Kerja Sama dengan PT. Mandiri Maslahat Masagi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Implementasikan Tridarma Perguruan Tinggi, President University Jalin Kerja Sama dengan Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 15/09/2017] Universitas Padjadjaran menjalin kerja sama dengan President University (Presuniv). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad dan Rektor Presuniv Dr. Jony Oktavia Haryanto, S.E., MM., M.A., di ruang Executive Lounge Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (15/09).

Rektor President University Dr. Jony Oktavia Haryanto, S.E., MM., M.A., (kanan) tengah berbincang dengan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad usai penandatanganan Nota Kesepahaman kerja sama Unpad-Presuniv di ruang Executive Lounge Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (15/09). (Foto: Arief Maulana)*

“Terima kasih kepada Unpad yang telah membukakan pintu untuk Presuniv belajar kepada Unpad,” kata Dr. Jony saat memberikan sambutan.

Kerja sama ini akan terfokus pada pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Sebagai perguruan tinggi “muda”, pelaksanaan kerja sama ini diharapkan menjadi langkah awal bagi pengembangan Presuniv ke depannya.

Dr. Jony juga mengajak Rektor Unpad untuk dapat melakukan kunjungan ke kampus Presuniv di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Kawasan ini merupakan sentra perusahaan industri nasional hingga multinasional. Diharapkan melalui kunjungan tersebut akan terjalin kerjasama komprehensif dengan melibatkan unsur pemangku kepentingan lainnya.

Menanggapi tawaran tersebut, Rektor mengatakan, saat ini perguruan tinggi sudah masuk pada reformasi  generasi ketiga, dimana dominasi penguasaan ilmu dan teknologi saat ini tidak lagi dipegang oleh perguruan tinggi. Rektor menilai, saat ini banyak kemajuan teknologi yang dihasilkan bukan dari sektor pendidikan tinggi.

“Kalau melihat apa yang dimiliki Presuniv dengan lokasi industri Jababeka-nya, mestinya dukungan untuk (masuk ke generasi ketiga) harus sudah semakin kuat,” kata Rektor.

Untuk itu, kerja sama dengan Presuniv ini juga menjadi ajang bagi Unpad untuk meningkatkan interaksi dan akses dengan pelaku industri.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, Presuniv memiliki potensi kekuatan akademik di bidang teknik sipil. Potensi ini dapat dikerjasamakan dengan berbagai potensi keilmuan yang dimiliki Unpad. “Nanti bisa saling melengkapi, bagaimana kita bisa berkontribusi lebih kuat,” ujar Rektor.

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dihadiri Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., Dekan FK Unpad Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., M.Si., SpF., DFM, Wakil Dekan I FK Unpad Prof. Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K).*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Implementasikan Tridarma Perguruan Tinggi, President University Jalin Kerja Sama dengan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Usung Program Kampus Hijau, FTIP Unpad Tanam Pohon di Kampus Jatinangor

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/09/2017] Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad menggelar penanaman pohon di kampus Jatinangor, Kamis (14/09) lalu. Sebanyak 60 pohon ditanam di area kampus FTIP Unpad. Jumlah ini disesuaikan dalam rangka memperingati 60 tahun usia Unpad yang jatuh pada 11 September lalu.

Dekan FTIP Unpad Dr. Edy Suryadi, Ir., M.T., secara simbolis melakukan penanaman pohon di kampus FTIP Unpad, Jatinangor. Kamis (14/09).*

“Acara penghijauan FTIP ini dilaksakan untuk merayakan Dies Natalis ke-12 FTIP dan 60 tahun Unpad. Ini dilakukan untuk mewujudkan ‘Unpad green campus’ serta menciptakan lingkungan kampus yang lebih kondusif,” ujar Dekan FTIP Unpad Dr. Edy Suryadi, Ir., M.T., seperti dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Acara penanaman pohon ini diikuti oleh segenap civitas academica dan tenaga kependidikan di lingkungan FTIP. Kampus FTIP sendiri selama ini terbilang gersang, karena baru saja dilakukan pembangunan gedung perkuliahan. Diharapkan dengan penanaman pohon ini akan tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan asri.

Program penanaman pohon ini merupakan program rutin yang dilakukan FTIP Unpad. Sebelumnya, FTIP melakukan penanaman pohon di kawasan konservasi hutan lindung Taman Buru Masigit Kareumbi melalui program wali pohon.

Deidita Nafisa, salah satu mahasiswa FTIP Unpad merespons positif aksi penanaman pohon yang dilakukan FTIP. Menurutnya, program ini akan lebih baik jika dilakukan oleh seluruh elemen yang ada di Unpad secara berkelanjutan.*

Rilis: FTIP Unpad/am

 

The post Usung Program Kampus Hijau, FTIP Unpad Tanam Pohon di Kampus Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.

Satuan Penjaminan Mutu Unpad Selenggarakan Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal (AMI) di Lingkungan Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/09/2017] Keberadaan sumber daya manusia di bidang auditor perlu diperkuat untuk membantu audit mutu internal di perguruan tinggi. Audit mutu internal ini merupakan salah bentuk evaluasi internal perguruan tinggi guna mendapatkan ruang-ruang peningkatan secara berkelanjutan (continous quality improvement).

Suasana pelatihan “Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal di Lingkungan Unpad” yang dilaksanakan Satuan Penjaminan Mutu Unpad di Ruang Auditorium Gedung Magister Manajemen Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 46, Bandung, 12 – 14 September lalu.*

Untuk itu, dalam rangka meningkatan mutu di lingkungan Universitas Padjadjaran, Satuan Penjaminan Mutu Unpad menginisiasi  “Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal di Lingkungan Unpad” yang dilaksanakan di Ruang Auditorium Gedung Magister Manajemen Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 46, Bandung, 12 – 14 September lalu. Sebanyak 36 peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan Unpad mengiktui pelatihan tersebut.

Direktur Sumber Daya Manusia Unpad, Drs. Gatot Riwi Setyanto, M.Si. menjelaskan, Pemerintah menginginkan semua bidang kegiatan dilakukan secara profesional. Unpad sendiri telah mengubah OTK dalam menyikapi perubahan UU Aparatur Sipil Negara.

Salah satu perubahan terlihat dari sisi pengelolaan SDM, yaitu dengan diangkatnya berbagai jabatan fungsional tertentu bagi tenaga kependidikan dalam berbagai bidang, salah satunya Jabatan Fungsional Auditor Mutu.

“Bagi Dosen Auditor adalah sebagai tugas tambahan yang menjadi gawang di fakultas dan prodinya, sedangkan bagi tendik tidak sekadar Auditor tapi fungsionalnya harus dikejar karena ini merupakan jembatan untuk berkarir jangka panjang. Jadi harus bisa me-maintain karirnya secara serius karena ada target-target yang harus dicapai,” jelas Gatot saat membuka acara.

Sementara itu Kepala SPM Unpad, Dr. Hj. Rd. Funny Mustikasari Elita, M.Si., mengatakan, perlu persiapan sistematis untuk mewujdukan berbagai jabatan funsgional tertentu jika melihat skema UU ASN. Ia mencontohkan, Jabatan Fungsional dalam bidang pejaminan mutu sebaiknya berada dibawah Kemenristekdikti. Hal ini untuk memudahkan  proses karier para tendik.

Lebih lanjut Dr. Funny menuturkan, dalam pelaksanaan audit di Unpad, selain didampingi Auditor dari kalangan dosen, aktivitas Asesor saat ini sudah didampingi oleh Auditor dari kalangan tenaga kependidikan. Melalui integrasi tersebut, sejak 2016, sudah ada 21 prodi berakreditasi “A”, 10 prodi tengah menunggu hasil, 14 prodi akan divisitasi, serta 76 prodi tengah dilakukan pendampingan oleh SPM Unpad.

“Mudah-mudahan dengan  adanya pelatihan ini akan lebih mantap lagi bekerja,” tandas Dr. Funny.

Adapun pemateri dalam pelatihan tersebut diantaranya Dr. Wonny Ahmad Ridwan, SE, MM., (Kepala Kantor Audit Internal -IPB), Dr. Funny, dan Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.Sc., (Asesor Mutu – IPB).

Pada pelatihan hari pertama, peserta melakukan praujian, Materi Teori Kebijakan Nasional SPM PT (SPMI dan SPME), Teori Pemahaman Audit Mutu Internal, Evaluasi SPMI dan Pemetaan Mutu Berbasis BAN-PT.

Pelatihan hari kedua, peserta dihadapkan pada Materi Standar Mutu dan SOP Unpad, Praktik Evaluasi SPMI dan Pemetaan Mutu menggunakan Microsoft Excell, Presentasi Evaluasi SPMI dan Pemetaan Mutu, Pembuatan dan Praktek Instrumen Evaluasi Mutu dan Pengendalian Mutu (Program Kerja Audit/PKA).

Sementara di hari ketiga, peserta melakukan simulasi persiapan visitasi dan pelaksanaan audit pembuatan instrumen laporan AMI Perguruan Tinggi, Penjelasan Tujuan Evaluasi/Audit Mutu, Desk Evaluation, Perumusan KKA dan Persetujuan Auditi, Pembuatan Laporan Hasil Audit, Presentasi Hasil Visitas, serta pascaujian.

Peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk melakukan audit  ke prodi  S1 Ekonomi Islam, S2 Ilmu Manajemen, S2 Ekonomi Terapan, S2 Kenoktariatan dan S3 Ilmu Hukum.*

Rilis: Wati Sukmawati/SPM Unpad/am

The post Satuan Penjaminan Mutu Unpad Selenggarakan Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal (AMI) di Lingkungan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


Peringati Dies Natalis ke-57, Fikom Unpad Terus Bergerak Dinamis

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/09/2017] Di usianya yang ke-57 tahun, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas dalam skala nasional maupun internasional. Ini didasarkan semakin meningkatnya peran ilmu komunikasi dalam perkembangan global saat ini.

Dekan Fikom Unpad Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.H., S.Sos., M.Si., saat menyampaikan pidato dalam peringatan Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Pascasarjana kampus Fikom, Jatinangor, Senin (18/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Dekan Fikom Unpad Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.H., S.Sos., M.Si., mengatakan, menyandang predikat fakultas dengan beragam program studi yang banyak diminati membuat Fikom kaya akan mahasiswa pilihan. Potensi unggul ini harus pula dibarengi proses pendidikan dan pelayanan yang prima.

Demikian disampaikan Dr. Dadang dalam pidato Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Senin (18/09). Acara ini dihadiri segenap pimpinan, civitas academica, tenaga kependidikan, alumni, dan tamu undangan. Turut hadir Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad.

Penyiapan lulusan yang unggul dan berdaya saing menjadi fokus kerja Fikom Unpad. Dr. Dadang mengatakan, fakultas bertekad mendorong mahasiswa khususnya tingkat Sarjana untuk lulus tepat waktu bahkan jauh lebih cepat. Lulusan juga akan dibekali dengan sertifikat kompetensi profesi.

“Sebagian akan dibekali dengan sertifikat kompetensi profesi melalui kerja sama dengan Dewan Pers, Perhumas, dan organisasi profesi komunikasi lainnya,” kata Dr. Dadang.

Integrasi proses pembelajaran dengan kemahasiswaan juga dilakukan Fikom. Dengan demikian, kegiatan kemahasiswaan bukan lagi pelengkap atau ekstra kurikuler, melainkan terintegrasi dengan aktivitas pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran akan terus ditingkatkan relevansinya dengan kegiatan kemahasiswaan.

Tidak hanya itu, dalam satu tahun ke depan, Fikom Unpad juga berupaya mereaktualisasi kurikulum pendidikan komunikasi berbasis teknologi informasi. Ini didasarkan pada tren dan kebutuhan global saat ini.

Interaksi dosen dan mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran juga diupayakan lebih dinamis. Dr. Dadang menjelaskan, proses pembelajaran saat ini tidak hanya dilakukan di kelas. Proses pembelajaran didorong lebih interaktif dan produktif, termasuka menghasilkan karya produksi dan karya ilmiah.

Berkat upaya tersebut, dalam beberapa tahun terakhir aktivitas riset di Fikom Unpad terus menggeliat. Dalam laporan Dr. Dadang, sebanyak 69 riset dan 43 program pengabdian kepada masyarakat dihasilkan dosen Fikom Unpad selama 2017.

Meski meningkat, perlu upaya lebih strategis guna meningkatkan luaran berupa publikasi ilmiah di berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Riset yang dihasilkan juga tidak lepas dari program Aliansi Strategis Unpad – Jawa Barat (ASUP Jabar). Dr. Dadang mengatakan, sebanyak 27 aktivitas riset dan pengabdian kepada masyarakat saat ini telah dan sedang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Di wilayah lainnya, sebanyak 40 riset dan PKM tengah dijalankan oleh civitas academica Fikom Unpad.

Perbanyak Kerja Sama

Peningkatan kualitas institusi salah satunya dilakukan melalui serangkaian kerja sama. Dalam hal ini, Fikom Unpad telah banyak melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan maupun lembaga lainnya, baik dalam pertukaran mahasiswa, riset bersama, hingga penyelenggaraan kegiatan bersama.

Di tingkat internasional, Dr. Dadang memaparkan serangkaian kerja sama yang telah dilakukan Fikom, diantaranta dengan DAAD, Erfurt University dan Freiburg University, University Paris I Sorbone-Pantheon, Montana University, Missouri University, Korean Society for Journalism and Communication Studies, Chungnam University Daejon, Sungkyunkwan University, serta Chongqing University Post and Telecommunication.

Sementara itu, menghadapi tantangan kebinekaan, Rektor mengatakan bahwa kebinekaan juga dapat terjadi di dunia ilmu pengetahuan. Untuk itu, akademisi perlu mensyukuri sekaligus memanfaatkan potensi kebinekaan tersebut dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

“Seberapa sering kita sebagai dosen berbicara perkembangan ilmu antar departemen hingga fakultas? Kalau itu saja tidak sering dilakukan, bukan saya pesimis, tetapi dalam karakteristik akademik sebetulnya melihat tantangan yang ada sekarang, kompleksitas terjadi karena diversitas mengemuka. Tidak mungkin kita bisa menyelesaikan tanpa upaya kita mengikrarkan kebinekaan tadi,” papar Rektor.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

 

The post Peringati Dies Natalis ke-57, Fikom Unpad Terus Bergerak Dinamis appeared first on Universitas Padjadjaran.

Media di Antara Idealisme, Keragaman, dan Pemilik Modal

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/09/2017] Penetrasi media massa dalam perkembangan bangsa Indonesia saat ini tidak dapat diabaikan. Untuk itu, proses seleksi suatu media terkait konten yang akan dipublikasikan (gatekeeping) menjadi sangat penting dilakukan. Namun pada praktiknya proses ini tidak dilakukan oleh media demi memenuhi pemetingan pemilik modal.

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Dr. Hj. Siti Karlina, M.Si., saat menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ““Gatekeeper Media di Tengah Keberagaman Masyarakat Indonesia” pada acara Peringatan Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom, Jatinangor, Senin (18/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Dosen Departemen Komunikasi Massa Fikom Unpad Dr. Hj. Siti Karlinah, M.Si., mengatakan, kepentingan ekonomi menjadikan penyeleksi informasi (gatekeeper) media kerap mengabaikan kepentingan publik. Hal ini terjadi pada sebagian besar media yang mengabaikan idealismenya demi mementingkan aspek bisnis atau politik.

“Ini berimbas pada gatekeeper masing-masing media dalam menjalankan fungsinya. Di satu sisi dia harus memenuhi kepentingan pemilik media, di sisi lain dia harus memenuhi tanggung jawabnya pada khalayak,” ujar Dr. Siti saat memberikan orasi ilmiah berjudul “Gatekeeper Media di Tengah Keberagaman Masyarakat Indonesia” pada acara Peringatan Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom, Jatinangor, Senin (18/09).

Ada tiga tantangan besar yang dihadapi gatekeeper media, yaitu kepentingan ekonomi, luasnya rentang heterogenitas khalayak, serta tuntutan melaksanakan fungsi media sesuai dengan Undang-undang.

Menyitir UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers Nasional dan UU No. 2 tahun 2002 tentang Penyiaran, disebutkan bahwa media memiliki fungsi pertama sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, sedangkan fungsi kedua sebagai alat ekonomi.

“Kenyataannya, tidak bisa dipungkiri beberapa media massa cenderung mengutamakan fungsi kedua, yakni sebagai bisnis dan atau politik,” kata Dr. Siti.

Pengaruh ekonomi dan politik dalam gatekeeper media ternyata berimbas signifikan. Dr. Siti menyebut, kepentingan ekonomi pada media akan melahirkan iklan yang tidak proporsional, perolehan rating, pengabaian verifikasi, keraguan akan objektivitas atau netralitas berita, hingga pembingkaian (framing) terhadap suatu isu tertentu.

Di sisi lain, gatekeeper juga telah melakukan penulisan yang subjektif, tidak melibatkan unsur cover both side sehingga menjadi tidak berimbang. Padahal, sejatinya gatekeeper berupaya untuk menyinergikan idealisme yang mencakup kepentingan publik, Undang-undang, dan etika jurnalisme, dengan kebijakan media atau pemilik modal.

Media di Tengah Keragaman

Menjawab tantangan kebinekaan Bangsa Indonesia, gatekeeper media tetap memiliki kesadaran bahwa Indonesia dibangun dari masyarakat yang beragam. Dr. Siti mengemukakan, Pancasila seharusnya mampu memengaruhi konten media.

“Pancasila sebagai ideologi yang menghargai keberagaman masyarakat dan percaya bahwa kebinekaan bukanlah hambatan untuk mewujudkan persatuan dan kesejahteraan masyarakat. Ini perlu diimplementasikan dalam seluruh kerja kita, termasuk di bidang media,” paparnya.

Bagi media yang memiliki jangkauan dan jejaring nasional, keragaman budaya menjadi modal kuat untuk menentukan arah program yang dapat mengakomodasi kekayaan yang dimiliki masyarakat Indonesia. Keberagaman ini seharusnya menghindarkan media memberikan porsi yang tidak berimbang terhadap suku, etnik, maupun budaya tertentu.

Meski saat ini, lanjut Dr. Siti, beberapa media nasional khususnya media elektronik cenderung “Jakarta sentris”, harus ada keluasaan bagi media daerah yang terafiliasi untuk membuat program yang mengangkat lebih banyak budaya setempat. Penambahan jam siar tayangan lokal pada saluran nasional sangat dibutuhkan agar konsep “Jakarta sentris” ini tidak mendominasi.

“Kondisi (dominasi suatu budaya) ini dikhawatirkan terjadinya disfungsi dari fungsi transmisi budaya. Artinya telah terjadi ‘penyeragaman budaya Jakarta’,” kata Dr. Siti.

Keragaman juga terlihat dari tingkat pendidikan. Pemilihan media massa di Indonesia disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat. Mengutip data Statistik Indonesia pada 2011, sebanyak 12,74% masyarakat tidak tamat Sekolah Dasar, 29,72% hanya tamat lulusan SD/Sederajat, serta 20,57% lulusan SMP/Sederajat.

Dr. Siti menjelaskan, angka-angka ini harus menjadi perhatian oleh para pelaku media. Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah memiliki filter terbatas sehingga mengakibatkan penerimaan pesan dalam suatu pemberitaan menjadi tidak utuh.

Selanjutnya, masyarakat kelompok ini cenderung mengonsumsi berita dari media daring (online) dan media sosial, karena terbilang mudah dan murah. Di sisi lain, media daring umumnya hanya menyampaikan informasi yang ringkas dan kurang komprehensif. Begitu pun media sosial yang kerap memuat informasi yang tidak akurat bahkan penuh kebohongan.

Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian para pelaku media, baik media konvensional maupun media daring. Khusus untuk media sosial, meskipun sulit dikontrol, ada harapan lain yang bisa dilakukan, yaitu menyadarkan para pengguna untuk bijak dalam mengonsumsi berbagai informasi dari media sosial.

Perlu Dukungan

Upaya gatekeeper dalam menjalankan kembali fungsi utama media perlu mendapat kepercayaan dan dukungan masyarakat. Para gatekeeper media perlu dilindungi dari kepentingan ekonomi yang berlebihan serta ambisi penguasa.

Kelompok akademisi juga harus memberikan dukungan. Dr. Siti menjelaskan, akademisi berperan mengajak masyarakat untuk membangun literasi media bersama-sama. “Kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan dan upaya memotong bisnis itu menjadi pekerjaan rumah bersama,” ujarnya.

Jika dukungan ini terealisasi dengan baik, Dr. Siti optimis media Indonesia akan menjadi rujukan yang sehat bagi masyarakatnya. Integrasi ini diharapkan akan membangun media yang tanpa kebohongan, mengutamakan kepentingan masyarakat, akurat, independen, serta mampu menyajikan nilai yang dapat membangun masyarakat.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Media di Antara Idealisme, Keragaman, dan Pemilik Modal appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Asing Unpad Ikuti Kegiatan Orientasi

$
0
0

[unpad.ac.id, 19/09/2017] Sebanyak 52 orang mahasiswa asing dari 17 negara mengikuti kegiatan Orientasi Mahasiswa Asing Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2017/2018. Para mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa peserta program pertukaran mahasiswa, penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dan penerima beasiswa Darmasiswa. Orientasi tersebut berlangsung mulai hari ini, Selasa (19/9) hingga esok (20/9) yang meliputi pengenalan kampus, keimigrasian dan Kota Bandung.

Para mahasiswa asing Unpad Tahun Akademik 2017/2018 mengikuti kegiatan orientasi di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (19/9). (Foto: Tedi Yusup)

Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor Internasional Unpad, Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang dan selamat bergabung menjadi mahasiswa Unpad. Beliau juga menjelaskan mengenai kiprah Unpad dalam berbagai bidang dan kerja sama yang dilakukan Unpad dalam mengembangkan jejaring dengan berbagai instansi.

“Dengan tagline Unpad ‘From West Java for Indonesia to the World Through Sustainable Develompment’, menjadi semangat bagi kami untuk senantiasa memberi kontribusi kepada dunia,” ujarnya di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (19/9).

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Kantor Internasional Ronny, dr., M.Kes., AIFO., Ph.D, juga memaparkan mengenai profil Unpad dan pelayanan Kantor Internasional. Ia juga berharap para mahasiswa asing yang baru bergabung di Unpad ini dapat turut berkontribusi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan akademik di lingkungan Unpad.

Pada hari pertama orientasi, peserta juga mendapat pemaparan mengenai regulasi akademik dan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Unpad. Pemaparan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Ahmad Baehaqi, S.Si., MT.  Tidak hanya itu, peserta diberi penjelasan mengenai penggunaan Padjadjaran Authentication System (Paus) Id dan Sistem Administrasi Terpadu (SIAT) Unpad untuk mahasiswa.

Terkait keimigrasian, perwakilan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Bandung, James S.J. Sembel memaparkan mengenai kebijakan keimigrasian tentang visa dan izin tinggal bagi pelajar asing yang ada di Indonesia. Ia juga memaparkan kelengkapan administrasi, proses dan tahapan keimigrasian yang harus diketahui bagi para mahasiswa asing tersebut.

Diakhir acara, para peserta diajak untuk melakukan tur kampus dan kunjungan ke lokasi Unit Kegiatan Mahasiswa di lingkungan kampus Unpad, Jatinangor. Keesokan harinya mereka juga akan diajak mengunjungi berbagai lokasi di Kota Bandung seperti Museum Konferensi Asia Afrika dan Museum Geologi. Untuk memperkenalkan budaya Sunda, mereka juga diajak untuk menghadiri pertunjukan musik angklung di Saung Angklung Udjo.

Mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan orientasi ini sebagian besar berasal dari China (23 orang), Korea (5 orang), Jepang (3 orang), Jerman (3 orang), Vietnam (2 orang). Selebihnya berasal dari Filipina, Laos, Kamboja, Tanzania, Benin, Uganda, Azerbaijan, Tajikistan, Polandia, Belgia dan Fiji.*

Laporan oleh: Marlia

The post Mahasiswa Asing Unpad Ikuti Kegiatan Orientasi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Guru Besar FK Unpad, Prof. Dr. Alfred Agoes Djajakusumah, dr., Tutup Usia

$
0
0

[unpad.ac.id, 19/9/2017] Guru Besar Emeritus Biokimia Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Dr. Alfred Agoes Djajakusumah, dr., meninggal dunia hari ini, Selasa (19/9) pukul 12.05 di ruang ICU Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka RS St. Borromeus, Jl. Surya Kencana No. 4 Bandung.

Prof. Dr. Alfred Agoes Djajakusumah, dr., (Foto: Tedi Yusup)

Beliau lahir di Jakarta, 5 September 1940 lalu. Semasa hidupnya beliau pernah mengajar di Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Unpad. Beliau juga merupakan anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia (PBBMI). Prof. Alfred meninggalkan empat orang anak yang bernama Mardi, Norman, Arman dan Teguh Marfen.

Segenap civitas akademika dan tenaga kependidikan Universitas Padjadjaran mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian beliau.*

Laporan oleh: Marlia

 

The post Guru Besar FK Unpad, Prof. Dr. Alfred Agoes Djajakusumah, dr., Tutup Usia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pembangunan Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad Resmi Dimulai

$
0
0

[unpad.ac.id, 21/09/2017] Pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi di kampus Universitas Padjadjaran mulai dilakukan. Momentum ini diwujudkan dengan pembangunan Gedung Pengelola di wilayah yang telah ditetapkan sebagai area Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Unpad di Kampus Jatinangor.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad, saat peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad di Jatinangor, Kamis (21/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Pembangunan Gedung Pengelola KST ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad bersama Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Dr. Ir. Agus Indarjo, M.Phil., Direktur Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti Dr. Ir. Lukito Hasta P., M.Sc., dan Ketua KST Unpad Prof. Dr. Edy Sunardi, Ir., M.Sc, di kampus Jatinangor, Kamis (21/09).

Dalam kesempatan tersebut Rektor mengatakan, KST merupakan fasilitasi untuk mengimplementasikan berbagai gagasan yang dihasilkan dari aktivitas riset peneliti Unpad. “Termasuk juga, bukan hanya ide atau riset yang dihasilkan, tetapi juga membangun network kuat dengan para praktisi lainnya, khususnya ke masyarakat Sumedang,” kata Rektor.

Rancangan pembangunan KST Unpad telah mengemuka sejak 2015. Melalui tim review Masterplan dan penyusunan Detail Engineering Design (DED) yang diketuai Prof. Edy, KST dikembangkan sebagai wahana implementasi berbagai riset unggulan sekaligus mendekatkannya ke pihak industri dan masyarakat.

Selain itu, KST juga akan menjadi wahana pengembangan inkubasi bisnis yang ada di Unpad serta sentra pengembangan UMKM di Jawa Barat. “Ini fasilitasi juga untuk mahasiswa, karena proses pembelajaran berkaitan kuat dengan riset dan juga hilirisasinya,” ujarnya.

Berbagai usaha rintisan (startup) yang mengemuka dewasa ini sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa. Untuk itu, Rektor berupaya mendorong penguatan bisnis ini melalui integrasi dengan aktivitas riset dan pembelajaran. Pada akhirnya, KST menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam penguatan ekonomi.

Lebih lanjut Rektor menekankan, konektivitas dengan masyarakat menjadi kunci dikembangkannya KST. Ia menilai, jika riset yang tidak bermanfaat langsung ke masyarakat, maka kadar kualitasnya belum teruji.

Gedung Pengelola KST dibangun di area utara kampus Jatinangor, lokasi yang telah ditetapkan sebagai wilayah KST secara keseluruhan. Secara teknis, gedung ini dibangun dua lantai di atas lahan seluas 1,7 hektar.

Rencana Desain Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad

Menggunakan dana APBN yang difasilitasi Kemenristekdikti, pelaksana pembangunan ini dilakukan PT. Ghories, sedangkan pengawas pembangunan dilakukan PT. Bumi Madani.

Prof. Edy Sunardi mengatakan, dibangunnya KST di area utara Kampus Jatinangor didasarkan pada potensi aksesibilitas KST oleh masyarakat. Ada tiga potensi utama pembangunan wilayah Jawa Barat yang mendukung aksesibilitas KST, yakni pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang dekat dengan wilayah utara kampus Jatinangor, pembangunan bandara internasional di Kertajati, serta rencana reaktivasi jalur kereta api di wilayah Jatinangor.

Secara keseluruhan, KST Unpad dibangun di atas lahan seluas 1,7 dan 5 hektar. Ada empat fungsi utama dari KST, yaitu transfer teknologi, pengembangan teknologi, inkubasi, dan pengelolaan big data processing.

Sesuai implementasi PP 51 Tahun 2015 tentang Statuta Unpad, KST ini akan dikelola oleh Badan Usaha bentukan Unpad. Badan usaha ini nantinya menghimpun tiga unit utama pengelolaan KST, yaitu unit pengelolaan teknologi, unit layanan teknis, dan unit inkubasi bisnis. Badan usaha ini dikembangkan ke arah perusahaan baru berbasis teknologi (PBBT).

KST Unpad akan mengembangkan empat klaster penelitian unggulan yang ada di Unpad meliputi klaster agribisnis; herbal, ilmu kedokteran, dan teknologi; nanoteknologi; serta pengelolaan sumber daya air.

“Dari ratusan produk unggulan Unpad, kita sudah melakukan seleksi dan perhitungan. Yang masuk ke dalam KST adalah produk yang Tingkat Kesiapan Teknologinya di atas 8,” kata Prof. Edy.

Untuk unit inkubasi, KST menghimpun berbagai inkubasi bisnis yang ada di Unpad dan melibatkan UMKM yang ada di sekitar kampus. Dalam unit inkubasi ini pula, ada inkubasi teknologi yang dihasilkan dari para peneliti Unpad.

“Target 2025, kita sudah mencakup jejaring global market,” kata Prof. Edy.

Sementara itu, Dr. Agus Indarjo mendorong Unpad untuk segera mewujudkan riset komersial. Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan riset yang utuh, yaitu riset yang menghasilkan inovasi, teknologi terbaru, maupun modifikasi sehingga terwujud produk yang bisa di-scale up, diberikan kepada masyarakat, dan diproduksi masal.

“Kalau riset itu canggih tapi belum utuh, maka belum komersial. Tantangannya dari KST adalah riset komersial,” kata Agus.

Untuk itu, ia mengharapkan pengelola KST Unpad untuk selektif memilih riset-riset yang berpotensi komersial. Pemerintah sebagai penyedia anggaran pembangunan mendorong agar KST dapat menghasilkan beragam produk luaran yang bisa dimanfaatkan langsung ke masyarakat.

“Setiap supporting dari kelembagaan harus dipastikan output-nya,” tandas Agus.

Peletakan batu pertama ini dihadiri pula Sekretaris Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti yang juga Guru Besar FEB Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., MSIE, Ketua Dewan Profesor Unpad Prof. Dr. Sutyastie Soemitro, M.S., para pimpinan universita dan fakultas di lingkungan Unpad, tim pengelola KST, perwakilan Kemenristekdikti, serta perwakilan konsultan pembangunan.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

 

 

The post Pembangunan Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad Resmi Dimulai appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Selenggarakan Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Kependidikan

$
0
0

[unpad.ac.id, 25/09/2017] Untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang unggul di berbagai bidang, Universitas Padjadjaran melalui Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) menggelar berbagai pelatihan, salah satunya Pelatihan Public Speaking. Pelatihan yang diikuti oleh sekira 177 orang tenaga kependidikan di lingkungan Unpad ini digelar selama empat hari (25-28/9) di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom dan Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor.

Para peserta Pelatihan Public Speaking yang digelar Direktorat SDM Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Senin (25/9).*

 

Pada kesempatan tersebut, Direktur Sumber Daya Manusia Unpad, Drs. Gatot Riwi Setyanto, M.Si., menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu upaya peningkatan kualifikasi yang harus dipersiapkan Unpad untuk para tenaga kependidikan di lingkungan Unpad. Menurutnya, saat ini Unpad memiliki tenaga kependidikan dari berbagai jenjang pendidikan yang harus dikelola secara optimal untuk meningkatkan kompetensi mereka agar memenuhi kualifikasi jabatan fungsional yang dibutuhkan.

“Idealnya ada peningkatan kualifikasi untuk jabatan fungsional tertentu sesuai dengan persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan. Ke depan, kita akan siapkan pelatihan untuk kebutuhan yang lebih detail dari jabatan fungsional tersebut,” ujarnya saat membuka acara tersebut di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Senin (25/9).

Lebih lanjut Sekretaris Direktorat SDM Arif Firmansyah, S.Si., MT., menjelaskan bahwa pelatihan kali ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat SDM setelah sebelumnya menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Pelatihan Microsoft Office dan Pelatihan Bahasa Inggris.

Pada Pelatihan Public Speaking ini akan diisi oleh pemateri dari para dosen dan tenaga kependidikan Unpad, yaitu Dra. Wina Erwina, M.A., Nyi Raden Anita Trikusumawati, S.E., M., Kasno Pamungkas, S.S., M.Hum., Erick Sanjaya, Ria Fitriany, Irma Nuraini, S.Si., M.T., Aditya Permadi, S.Si., M.T., dan Adhi Prapaskah Hartadi., S.E., MBA.

Laporan oleh: Marlia

The post Unpad Selenggarakan Pelatihan Public Speaking bagi Tenaga Kependidikan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Anak-anak dan Masyarakat Umum Padati Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017

$
0
0

[unpad.ac.id, 25/09/2017] Sejumlah siswa Sekolah Dasar dan masyarakat umum Kota Bandung melakukan pemeriksaan dan pengobatan gigi pada acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Jalan Sekeloa Selatan No. 1, Bandung, Senin (25/09).

Anak-anak Sekolah Dasar (SD) Juara mengikuti pemaparan menyikat gigi yang baik dan benar dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Unpad, Jalan Sekeloa Selatan No. 1, Bandung, Senin (25/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Kegiatan ini digelar atas kerja sama FKG Unpad dengan Pepsodent, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (Afdokgi), dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). Menyasar target 1.000 peserta, BKGN 2017 di FKG Unpad ini melibatkan sekitar 300 tenaga medis yang digelar hingga Rabu (27/09) mendatang.

Mengusung tema besar “Merdeka dari Gigi Berlubang”, BKGN secara aktif mengajak keluarga Indonesia untuk memeriksakan gigi secara teratur. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., mengatakan, salah satu upaya menjaga kesehatan gigi selain menyikat gigi secara teratur adalah memeriksakan gigi ke Dokter setiap 6 bulan sekali.

“Memeriksakan gigi ke Dokter bukan hanya ketika sakit saja, tetapi ini justru akan mencegah dan mendeteksi secara dini,” kata Dr. Nina.

Berbagai persoalan kerusakan gigi saat ini masih menjadi masalah serius di Indonesia. Tingginya konsumsi camilan manis dan lengket pada anak-anak saat ini berisiko meningkatkan permasalahan gigi. Bahkan, lanjut Dr. Nina, permasalahan ini sudah sampai ke tingkat pedesaan.

Hal ini ia temukan saat melakukan bakti sosial dalam rangkaian acara BKGN 2017 di SDN 3 Batur, kecataman Getasan, Semarang. Berada di area lahan pertanian, Dr. Nina menemukan angka kerusakan gigi pada anak-anak di sana relatif tinggi. Ini disebabkan camilan manis dan lengket rupanya telah banyak dikonsumsi hingga ke wilayah pedesaan.

“Padahal, kita awalnya mengharapkan kondisi gigi di wilayah pertanian cenderung baik, karena jarang mengonsumsi makanan lengket,” imbuh Dr. Nina.

Untuk itu, dalam BKGN 2017 di FKG Unpad ini, selain menggelar pengobatan dan edukasi kesehatan gigi, masyarakat juga diberikan edukasi mengenai pemilihan asupan camilan yang tidak merusak kesehatan gigi.

Permasalahan gigi di masyarakat juga disinyalir dapat mengganggu aktivitas kerja. Dr. Nina mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian kinerja pegawai di tingkat pemerintahan, industri, hingga berbagai institusi, permasalahan gigi rupanya berdampak pada penurunan etos kerja pegawai sebanyak 40%.

Dr. Nina yang juga ketua Afdokgi mengatakan, cara sikat gigi yang salah juga menjadi salah satu penyebab rentannya kerusakan gigi. Kondisi ini menyebabkan Afdokgi dan PDGI tidak tinggal diam. “Mau tidak mau, FKG harus mampu promosikan dan informasikan tentang kesehatan gigi dan mulut ke masyarakat,” ujarnya.

Sadar akan pentingnya mengurai permasalahan kesehatan gigi, tahun ini 23 fakultas kedokteran gigi se-Indonesia berpartisipasi mendukung pelaksanaan BKGN. Sepanjang September hingga November mendatang, BKGN serentak dilaksanakan di kampus FKG dan kantor PDGI  di 35 Kota di Indonesia.

Kelompok anak-anak diprioritaskan mengikuti kegiatan ini. Tujuannya agar anak-anak memiliki kesadaran sedini mungkin untuk menjaga kesehatan gigi. Untuk itu, pihaknya mengundang beberapa sekolah dasar binaan FKG Unpad, seperti SD Juara dan TK Bakti Asih, serta beberapa sekolah lainnya.

Ketua Pelaksana BKGN 2017, Dr. Hj. Meirina Gartika, drg., SpKGA, mengungkapkan, BKGN yang telah menginjak pelaksanaan ke-8 kali ini digelar untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi optimal kepada masyarakat. Ia mengharapkan semakin banyak masyarakat mendapatkan perawatan sekaligus edukasi tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Pelaksanaan BKGN di RSGM FKG Unpad secara resmi dibuka Wakil Rektor bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad Dr. Sigid Suseno, M.Hum. Pemeriksaan gigi di BKGN Unpad meliputi perawatan, penambalan gigi, pembersihan karang gigi, serta pencabutan gigi untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Tekan Angka Karies

Senior Brand Manager Pepsodent, Imelda Wira mengatakan, melalui BKGN, pihaknya berupaya menekan jumlah penderita karies (infeksi yang menyebabkan gigi berlubang) di Indonesia. Senada dengan Dr. Nina, Imelda menyebut kebiasaan menyikat gigi yang tidak benar menjadi penyebab tingginya angka karies di Indonesia.

Kondisi ini terlihat dari hasil riset yang dilakukan Pepsodent. Beberapa responden terpilih diberikan sikat gigi yang telah terpasang chip. Chip ini bertujuan memonitor aktivitas menyikat gigi yang dilakukan responden setiap harinya.

Hasilnya ditemukan, sebagian besar responden hanya menyikat gigi satu kali sehari. Pagi hari menjadi waktu rutin responden dalam menyikat gigi. “Padahal, menyikat gigi yang baik maksimal 2 kali sehari, malam hari menjadi waktu efektif yang sering dilewatkan responden,” kata Imelda.

Dengan menyasar kelompok anak-anak, Imelda juga berharap anak-anak bisa jadi pelopor dalam menyikat gigi yang baik. “Tahun ini, kita ingin jangkau 60.000 masyarakat. Mudah-mudahan dengan semakin banyak berpartisipasi, semakin banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat,” pungkasnya.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Anak-anak dan Masyarakat Umum Padati Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017 appeared first on Universitas Padjadjaran.


Anggota MWA Universitas Diponegoro Kunjungi MWA Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 26/09/2017] Perwakilan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Diponegoro melakukan kunjungan ke MWA Universitas Padjadjaran. Kunjungan tersebut diterima secara resmi oleh Wakil Ketua MWA Unpad Prof. Dr. Obsatar Sinaga, M.Si., di Kantor Sekretariat MWA Unpad, Jalan Cimandiri Nomor 14, Bandung, Senin (25/09) siang.

Suasana kunjungan MWA Universitas Diponegoro ke Kantor Sekretariat MWA Unpad, Jalan Cimandiri No. 14, Bandung, Senin (25/09) siang. (Foto: Tedi Yusup)*

Wakil Ketua MWA Undip Prof. Dr. Esmi Warasih Pudji Rahayu, S.H., M.H., mengatakan kunjungan kerja ini didasarkan adanya kesamaan antara Undip dengan Unpad, yaitu ditetapkan sebagai PTN Badan Hukum baru bersama Universitas Hasanudin dan Institut Teknologi Sepuluh November.

“Karena sama-sama baru lahir, kami ingin menjalin silaturahmi dengan Unpad, ITS, dan Unhas,” kata Prof. Esmi.

Dalam kesempatan tersebut, anggota MWA Undip yang hadir diantaranya Ketua Komite Audit Drs. Tarmizi Achmad, MBA, PHD, CPA, CA, Dra. Arsiani Sulaksmiwati, M.Pd., selaku anggota MWA dari unsur tenaga kependidikan, serta Fawaz Muhammad Sidiqi selaku anggota MWA dari unsur mahasiswa.

Selain memperkuat silaturahmi, agenda kunjungan lainnya adalah mengetahui bagaimana aktivitas yang telah dilakukan MWA Unpad dalam rangka menunjang kelembagaan perguruan tinggi. Hingga saat ini, kata Prof. Esmi, MWA Undip sudah menyelesaikan struktur organisasi tata kelola dan kebijakan umum MWA.

Prof. Esmi melanjutkan, kebijakan umum MWA diutamakan karena menjadi payung hukum semua peraturan rektor Undip, termasuk berbagai aktivitas program di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sementara Prof. Obsatar menyampaikan, sampai saat ini MWA Unpad juga telah menyelesaikan beberapa produk hukum menyangkut tata tertib MWA, Komite Audit, Hubungan Antar Organ, Sistem Perencanaan, Pengangkatan Anggota Kehormatan MWA, Pengukuhan Rektor, Sistem Kerjasama, Sistem Akuntansi dan Pelaporan, hingga Tata Cara Pemilihan Pengurus MWA.

“Banyak yang tadinya dilakukan tanpa peraturan, saat ini telah ditetapkan dengtan cara-cara yang dibuat oleh MWA Unpad,” kata Prof. Obsatar.

Dalam kesempatan tersebut, anggota MWA Unpad yang hadir terdiri dari Sekretaris Eksekutif MWA Prof. Dr. Erri N. Megantara, Ir. Chay Asdak, M.Sc., PhD, Dr. Dudi Aripin, drg., SpKG, Ir. Yudi Guntara Noor, Hikmat Kurnia, Slamet Suprapto, S.Sos, M.Si., Kodrat Wibowo, PhD, serta Novri Firmansyah.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Anggota MWA Universitas Diponegoro Kunjungi MWA Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Kolaborasi Unpad – UNSW Australia Gelar “Research Collaboration Initiatives”

$
0
0

[unpad.ac.id, 26/09/2017] Universitas Padjadjaran berkolaborasi dengan University of New South Wales (UNSW) Australia melaksanakan kegiatan “Research Collaboration Initiatives” yang digelar di beberapa fakultas di lingkungan Unpad, Selasa (26/09). Kegiatan ini menghadirkan sekira 20 peneliti asing dari UNSW untuk membagikan hasil keilmuan dan penelitiannya kepada civitas academica Unpad.

Sejumlah peneliti University of New South Wales (UNSW) Australia melakukan kunjungan ke Universitas Padjadjaran, Selasa (26/09). Kunjungan dilakukan dalam rangka digelarnya “Research Collaboration Initiative” atas kerja sama Unpad dengan UNSW. (Foto: Tedi Yusup)*

Delegasi UNSW tersebut diterima secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., di ruang Executive Lounge Gedung II Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (26/09) pagi.

Dalam penerimaan tersebut turut hadir Direktur Riset, Pengabdian pada Masyarakat, dan Inovasi Unpad Rizky Abdullah, PhD, Sekretaris Kantor Internasional dr. Ronny, M.Kes., AIFO, PhD, serta beberapa dosen di lingkungan Unpad.

Sejumlah peneliti tersebut berkolaborasi dengan para dosen di lingkungan Unpad untuk membahas berbagai topik dari sudut pandang keilmuan dan penelitiannya. Ada empat tema utama dan 23 sub tema yang dibahas dalam kegiatan ini. Lima tema tersebut yaitu: Enabling Technologies & Sustainability; Law, Economics & Social Science; Health & Bio Technology; serta Food Science and Nutrition.

Digelar di sejumlah fakultas, kegiatan digelar dalam model workshop atau focus group discussion. Di kampus Dipati Ukur, kegiatan digelar untuk subtema “Alleviate Poverty” dengan menghadirkan Dr. Sarah Walker (UNSW), Dr. R. Muhamad Purnagunawan (FEB Unpad), dan Dr. Martin Daniel Siyaranamual (UNSW).

Di Bale Rucita Gedung Rektorat Jatinangor digelar untuk subtema Public Health Interdisciplinar Sociology & Health HIV, Hepatitis B & C” dengan pemateri Prof. Christy Newman (UNSW) dan Kusman Ibrahim, S.Kp., MNS, PhD (Fakultas Ilmu Keperawatan).

Di kampus FISIP Unpad, Jalan Bukit Dago Utara, digelar untuk subtema “Developmet & Urbanization, Sustainable Management of Natural Resources Impacts of Natural Resource Extraction” oleh Prof. Duncan McDuie-Ra (UNSW) dan Dr. Pichamon Yeophantong (UNSW).

Di kampus Fakultas Kedokteran Unpad digelar untuk subtema “Point of Case Diagnostic” “HIV, AIDS, Poly Reserach & Prevention” dan “Optometry” oleh Dr. Fabio Lisi (UNSW), Dr. Simin Masouri (UNSW), Dr. Benjamin Bavinton (UNSW), Dr. Matt Baker (UNSW), Shelly, dr., SpKJ, PhD (FK Unpad), dan Fathul Huda, PhD (FK Unpad).

Di kampus FMIPA Unpad digelar untuk subtema “Material Chemical”, “Engineering for Greenhouse Gases”, “Future Electricity Networks” “Nanomedicine Drug Delivery”, “Nanomedicine AntiMicrobial”, “3D Printing”, dan “Computational Science” oleh Dr. Hamid Arandiyan (UNSW), Dr. Georgias Konstatinou (UNSW), Dr. Sophia Zi Gu (UNSW), Dr. Edgar Wong (UNSW), Dr. Robert Utama (UNSW), Dr. Alireza Abbasi (UNSW), Prof. Dr. Toto Subroto, M.S., (FMIPA), dan Dr. Setiawan Hadi, M.Sc.CS (FMIPA).

Di kampus FPIK Unpad dan Fakultas Teknik Geologi  digelar untuk subtema “Coastal Management” dan “Environmental Impact of Geothermal” oleh Prof.  Xiao Hua Wang (UNSW). Selanjutnya, di kampus Fakultas Psikologi digelar untuk subtema “Mobile Health App” dan  oleh Dr. Nicholas Micallef. Terakhir, di kampus FTIP Unpad digelar untuk subtema “Food Science Nutrition” oleh Prof. Jayashree Arcot.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Kolaborasi Unpad – UNSW Australia Gelar “Research Collaboration Initiatives” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pengembangan Herbal Perlu Integrasi Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Industri

$
0
0

[unpad.ac.id, 26/06/2017] Pemanfaatan jamu dan obat-obatan herbal lainnya hingga saat ini masih banyak digunakan orang. Badan Kesehatan Dunia pada 2004 mencatat, hampir 80% masyarakat yang tinggal di negara berkembang mengandalkan obat-obatan herbal sebagai sumber utama perawatan kesehatan.

Direktur Leiden Ethnoscience and Development Programme Faculty of Science Leiden University, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer Saat menjadi pembicara kunci dalam “The 2nd International Seminar and Expo on Jamu” yang digelar Fakultas Farmasi Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (26/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Direktur Leiden Ethnoscience and Development Programme Faculty of Science Leiden University, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer optimis pengobatan herbal menjadi salah satu masa depan kesehatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Hal ini tentunya butuh integrasi antar seluruh pemangku kepentingan.

Saat menjadi pembicara kunci dalam “The 2nd International Seminar and Expo on Jamu” yang digelar Fakultas Farmasi Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (26/09), Prof. Jan mengatakan, pengesahan berbagai jenis obat, aromatik, dan kosmetik (medicinal, aromatic, cosmetic) herbal setidaknya perlu mengintegrasikan 3 aspek, yaitu pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.

Integrasi ini dilakukan agar ragam herbal dapat menghasilkan berbagai penelitian dan aman digunakan oleh masyarakat. Saat ini, ragam herbal dikategorikan digunakan untuk pengobatan tradisional, pengobatan gabungan antara modern dan tradisional, hingga untuk pengobatan modern.

Meski demikian, ada aturan dan uji klinik agar obat herbal bisa terintegrasi dengan kedokteran modern. Maya Gustina Andarini dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan, uji klinik terhdap berbagai obat herbal ini juga bertujuan agar obat herbal dapat diterima oleh dokter dan menjamin keamanannya untuk masyarakat.

“Uji klinis ini semata-mata untuk menjamin kesehatan masyarakat,” ujar Maya.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., saat membuka seminar mengungkapkan, Unpad berkontribusi dalam pengembangan obat herbal di Indonesia. Upaya ini diwujudkan dengan hadirnya pusat riset herbal yang ada di Laboratorium Sentral Unpad.

Selain itu, dalam rangka pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi (KST), Unpad bekerja sama dengan Martha Tilaar Group mengembangan program Teaching Industry. Program ini sebagai wahana pengembangan keilmuan khususnya produk-produk herbal bagi civitas academica Unpad.

Seminar internasional ini menghadirkan pembicara kunci para akademisi dan praktisi di bidang herbal dari beberapa negara. Selain menggelar seminar, acara juga diisi dengan presentasi panel, pameran poster, dan pameran produk herbal.

Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Konsorsium Keilmuan Penemuan dan Pengembangan Obat antara Fakultas Farmasi Unpad dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Pengembangan Herbal Perlu Integrasi Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Industri appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Unpad Jadi Delegasi Terbaik dan Presentasi Terbaik di ASEAN Islamic Student Summit 2017, Malaysia

$
0
0

[unpad.ac.id, 27/09/2017] Empat mahasiswa Universitas Padjadjaran menjadi delegasi dalam acara ASEAN Islamic Student Summit 2017 di International Islamic University of Malaysia, Kuala Lumpur, 21- 24 September lalu.

Delegasi mahasiswa Unpad yang berhasil meraih prestasi di acara ASEAN Islamic Student Summit 2017 di International Islamic University of Malaysia, Kuala Lumpur, 21- 24 September lalu.*

Empat mahasiswa tersebut yakni, Faris Mujahid (Hubungan Internasional), Muhammad Fida (D3 Diploma Akuntansi), Widhyka F (Ekonomi Islam) dan Denok Aulia Ulfah (Ekonomi Islam) ditambah satu mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Kota Bandung mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Kampus Jamaah Salahuddin Universitas Gadjah Mada itu.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, delegasi mengikuti berbagai acara yang dielenggarakan, seperti focus group discussion tentang potensi umat Islam khususnya di wilayah Asia tenggara, presentasi makalah, serta kunjungan ke tempat bersejarah di Malaysia.

Dengan berkunjung ke tempat yang berkaitan dengan perkembangan Islam di Malaysia, para delegasi juga belajar banyak dari para pakar dan ahli disana.

“Kami mendapat banyak wawasan baru tentang dunia Islam Asia Tenggara dalam kegiatan ini. Selesai acara ini kami akan mencoba membangun konektivitas yang produktif antara setiap pemuda muslim yang ada di dalam negara ASEAN,” ujar Faris.

Selain mendapat berbagai ilmu, delegasi Unpad juga berhasil meraih prestasi di ajang itu. Adalah Faris Mujahid terpilih sebagai Delegasi Terbaik. Kelompok yang terdiri dari Faris, Widhyka, dan Fida juga terpilih sebagai kelompok Presentasi Terbaik.*

Rilis/am

The post Mahasiswa Unpad Jadi Delegasi Terbaik dan Presentasi Terbaik di ASEAN Islamic Student Summit 2017, Malaysia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Jalin Kerja Sama dengan Gachon University Gil Medical Center Korea Selatan

$
0
0

[unpad.ac.id, 28/09/2017] Dalam upaya pemanfaat teknologi informasi untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat, Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Presiden Gachon University Gil Medical Center Gun Lee.

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Preisden Presiden Gachon University Gil Medical Center Gun Lee, di Kantor Gachon University Gil Medical Center, Korea Selatan, Rabu (27/09). Dalam penandatanganan tersebut, turut hadir Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Ir. Rudiantara, MBA. (Foto: Istimewa)*

Penandatanganan dilakukan di kantor Gachon University Gil Medical Center, Korea Selatan, Rabu (27/09). Acara penandatanganan ini dilakukan di sela lawatan Rektor ke Korea Selatan untuk mengikuti ITU Telecom World 2017, 25 – 28 September.

Sebagai perguruan tinggi yang memiliki program studi bidang kesehatan, Unpad memiliki peran meningkatkan sektor pengobatan dan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Jawa Barat.

“Guna mendukung program pemerintah, dimana pada 2019 jaminan asuransi kesehatan harus meliputi seluruh penduduk, Unpad harus berkolaborasi dan mengembangkan jaringan secara internasional guna peningkatan kualitas kapasitas pelayanan dan standar kesehatan masyarakat,” ujar Rektor dikutip dari laman Kumparan.

Didukung Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Ir. Rudiantara, MBA, yang juga hadir dalam acara tersebut, kerja sama Unpad dengan Gil Medical Center ini diharapakan menjadi prototipe pengembangan kualitas bagi pusat layanan kesehatan di Indonesia. Berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang dikelola Unpad harus terintegrasi dengan teknologi informasi.

Rudiantara mengatakan, upaya peningkatan layanan kesehatan masyarakat Indonesia menjadi prioritas pemerintah saat ini. Ia menilai, kerja sama yang dibangun Unpad dan Gil Medical Center dapat mendukung prioritas tersebut.

“Unpad dan Gil Medical Center memiliki track record yang sangat baik. Saya yakin dapat mendukung program pemerintah dalam menciptakan layanan kesehatan bagi masyarakat secara komprehensif,” kata Rudiantara.

Di sisi lain, kerja sama ini diharapkan dapat terjalin berbagai aktivitas lebih erat untuk memperkuat kapasitas dan bobot kedua institusi ke depannya.

Sementara itu, Gun Lee mengatakan, Gil Medical Center merupakan satu dari empat institusi medis yang telah mendapatkan akreditasi dari Pemerintah Korea Selatan sebagai Excellent Hospital Serving Foreign Patients. Memiliki rekam jejak yang baik, institusi ini dinobatkan sebagai rumah sakit terbesar kelima dan terbaik ketiga sebagai rumah sakit riset di Korea Selatan.

Keunggulan lain, insitusi ini menjadi institusi medis pertama yang mengoperasikan pelayanan medical helicopter. Didukung Gachon University dan BioNano Research Institute, Gil Medical Center menjadi “Comprehensive Medical Complex” yaitu integrasi aktivitas pengobatan, penelitian dan pendidikan dalam satu tempat.

“Kami bukan hanya dikenal sebagai the First Regional Emergency Medical Center and Trauma Center, tapi juga yang pertama ditunjuk oleh pemerintah sebagai Cancer Center di antara Rumah Sakit Universitas Swasta di Korsel,” ujar Gun Lee.*

Rilis/am

 

 

The post Unpad Jalin Kerja Sama dengan Gachon University Gil Medical Center Korea Selatan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live