Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Mahasiswa Unpad Raih Juara 1 di Ajang PR Indonesia Rookie Stars Competition

$
0
0

[unpad.ac.id, 28/08/2017] Dua mahasiswa program studi Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Rianto dan Putri Salma Suhardi, berhasil menjadi juara 1 di ajang “PR Indonesia Rookie Stars Competition” yang digelar Majalah PR Indonesia di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta, 23-25 Agustus lalu.

Putri Salma Suhardi dan Rianto, dua mahasiswa prodi Hubungan Masyarakat Unpad yang meraih juara 1 di ajang “PR Indonesia Rookie Stars Competition” yang digelar Majalah PR Indonesia di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta, 23-25 Agustus lalu.*

Kompetisi yang menjadi bagian dalam rangkaian Jambore Public Relations (Jampiro) ke-3 ini merupakan ajang tahunan lomba mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia dengan tujuan mempersiapkan generasi praktisi Humas sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja. Demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Mengusung tema “Strengthening Public Relation for Our Nation”, pada tahun ini, peserta harus melalui rute kompetisi yang lebih panjang dan menantang. Peserta dituntut untuk mempromosikan kota domisilinya dalam tiga tahap.

Tahap pertana, peserta diharuskan membuat tiga media pitch untuk tiga segmen majalah yang berbeda, yaitu parenting, travel, dan bisnis. Sebanyak 20 tim diseleksi pada tahap pertama ini.

Rianto dan Putri tergabung dalam tim Astrajingga kemudian mengusung kampanye promosi Stunning Bandung, yang menjadi sub-brand-nya Wonderful Indonesia, kampanye Pariwisata Indonesia.

Putri mengatakan, pemilihan kampanye Stunning Bandung dilakukan karena program ini belum banyak dikomunikasikan. Padahal, banyak potensi Kota Bandung yang bisa dikembangkan lebih lanjut jika kampanye ini dapat dikomunikasikan dengan maksimal.

Di tahap kedua, peserta diminta membuat social media plan mengenai kota yang telah dipilih di tahap pertama. Tahap ini hanya memilih tujuh tim yang akan menjadi finalis untuk berangkat ke Yogyakarta.

Rianto dan Putri pun terpilih menjadi finalis dan berangkat ke Yogyakarta. Di tahap ini, finalis diharuskan merancang program kampanye untuk mengangkat citra dan potensi kota yang telah dipilih sejak babak pertama.

Pada tahap akhir, tim Astrajingga kemudian berhasil meraih juara pertama menyisihkan tim Universitas Atmajaya Yogyakarta di posisi 2 dan tim Universitas Pelita Harapan di posisi 3.*

Rilis/am

 

 

The post Mahasiswa Unpad Raih Juara 1 di Ajang PR Indonesia Rookie Stars Competition appeared first on Universitas Padjadjaran.


NR. Anita Trikusumawati, S.E., MM., Masuk Lima Besar Arsiparis Teladan Nasional 2017

$
0
0

[unpad.ac.id, 28/08/2017] Arsiparis Universitas Padjadjaran NR. Anita Trikusumawati, S.E., MM., meraih Juara Harapan 1 Arsiparis Teladan Nasional dalam ajang pemilihan Arsiparis Teladan Nasional 2017 yang diselenggarakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), 17 Agustus lalu. Anita berhasil masuk lima besar arsiparis terbaik yang lolos seleksi pemilihan.

NR. Anita Trikusumawati, S.E., MM.* (Foto: TEdi Yusup)*

“Pemilihan arsiparis teladan nasional ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong arsiparis agar mampu menggerakkan perubahan pengelolaan arsip sebagaimana menurut kaidah keilmuan arsip dunia, dan khususnya sesuai Undang-undang,” ujar Anita kepada Humas Unpad, Senin (28/08).

Anita terpilih mewakili Unpad dan mengikuti seleksi yang dilaksanakan ANRI. Dalam seleksi awal yang diikuti para arsiparis dan arsiparis nonPNS dari seluruh lingkungan kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, BUMN, BUMD, Pemda, Pemkot/Pemkab, hingga perguruan tinggi, terpilih 31 kandidat arsiparis untuk selanjutnya mengikuti masa karantina di Jakarta.

Dalam masa karantina, Anita dan 30 arsiparis lainnya mengikuti sederet proses penilaian dari para juri. Seleksi tahap ini meliputi atas perilaku, aspek pergaulan, hingga kedisiplinan setiap kandidat. Dari hasil ini, juri memilih 10 besar arsiparis untuk selanjutnya memilih 5 besar arsiparis nasional.

Dalam seleksi 10 besar, juri mengajukan beberapa pertanyaan seputar wawasan kearsipan, termasuk aktivitas hebat terkait perkembangan kearsipan. Pada kesempatan itu, Anita menjelaskan beberapa capaian yang telah dilakukan Unpad terkait pengelolaan arsip.

“Kita jelaskan bagaimana para arsiparis Unpad mampu mendorong dan menggerakkan orang-orang yang asalnya tidak terlalu peduli arsip, tetapi mereka mau mengerjakan dan mengarsipkan sesuai dengan kaidah arsip,” kata Anita.

Capaian lainnya adalah Unpad mulai mengembangkan record center di beberapa unit kerja, hingga mengembangkan aplikasi digital yang bukan hanya menekankan digitalisasi dokumen, tetapi menjadi sebuah sistem e-arsip yang komprehensif.

Selain itu, lanjut Anita, Unpad telah menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menyelenggarakan diklat pengangkatan fungsional arsiparis baik tingkat ahli maupun terampil secara swadana. “Kita usulkan sejak 2014. Waktu itu, Kapuslit ANRI Imam Mulyantono bilang bahwa inilah Diklat Fungsional Arsiparis pertama yang dilaksanakan perguruan tinggi secara swadana,” ujar Anita.

Berbagai regulasi pendukung pengelolaan arsip di Unpad juga telah dibuat oleh para pimpinan universitas. “Kita rintis apa yang belum ada selama ini di Unpad, termasuk pengklasifikasian arsip substantif dan fasilitatif,” tambahnya.

Di akhir penilaian, Anita pun berhasil masuk menjadi lima besar Arsiparis Teladan tingkat nasional dan mendapat penghargaan secara langsung oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Asman Abnur di Hotel Mercure Convention Centre, Jakarta, Kamis(17/08) malam.

Penghargaan ini bagi Anita merupakan tindak lanjut dari apa yang telah diraih Unpad sebelumnya, yaitu meraih juara pertama nasional kategori Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi Negeri pada ANRI Award 2016.

Anita menambahkan, meski sudah mendapat berbagai penghargaan, Unpad harus tetap melanjutkan apa yang sudah dicapai di bidang pengelolaan arsip. Saat ini, Unpad menjadi acuan pengelolaan kearsipan perguruan tinggi oleh beberapa universitas.

“Intinya adalah semangat untuk mengubah. Seluruh unsur harus bersinergi untuk menjadi agen perubahan tata kelola arsip. Tanpa adanya sinergi, kita akan gejed (sulit bergerak),” kata Anita.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post NR. Anita Trikusumawati, S.E., MM., Masuk Lima Besar Arsiparis Teladan Nasional 2017 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Galeri Foto Khitanan Massal Unpad Bersyukur 2017

$
0
0

[unpad.ac.id, 28/08/2017] Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Unpad Bersyukur menyambut Dies Natalis ke-60, Universitas Padjadjaran menggelar Khitanan Massal di Bale Kesehatan Unpad kampus Jatinangor, Sabtu (26/08). Sebanyak 31 anak dari wilayah kecamatan Jatinangor dan sekitarnya menjadi peserta khitanan massal. Acara ini dihadiri Ketua Pelaksana Dies Natalis ke-60 Unpad Prof. Dr. Risdiana, S.Si., M.Eng., Wakil Dekan II Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad Dr. Sunarto, S.Pi., M.Si., serta pengurus Darma Wanita Unpad.*

Foto oleh Tedi Yusup/am

The post Galeri Foto Khitanan Massal Unpad Bersyukur 2017 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Gelar Turnamen Golf, Ika FH Unpad Sumbang Dana untuk Pengembangan Kampus FH Jatinangor

$
0
0

[unpad.ac.id, 29/08/2017] Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran menggelar turnamen golf yang digelar di Pondok Indah Golf Club, Jakarta, Minggu (27/08). Turnamen digelar dalam rangka meningkatkan silaturahmi antara alumni dengan civitas academica FH Unpad.

Dekan Fakultas Hukum Unpad Dr. An an Chandrawulan, S.H., LLM, (ketiga dari kanan) bersama para alumni dan tamu undangan dalam turnamen golf Ikatan Alumni FH Unpad di Pondok Indah Golf Club, Jakarta, Munggi (27/08).*

 

Diikuti oleh para alumni dari angkatan 1970 hingga 2000an, turnamen ini dibuka dengan pemukulan bola asap oleh Jaksa Agung Muda Intelijen RI Dr. Adi Toegarisman dan Utusan Khusus Presiden bidang Penetapan Batas Maritim RI Duta Besar Eddy Pratomo, serta dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh Dekan Fakultas Hukum Unpad Prof. Dr. An an Chandrawulan, S.H., LLM,

Turnamen ini juga dihadiri beberapa tamu khusus, yaitu Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI Duta Besar Andri Hadi, serta Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Dr. Rildo Anwar.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, melalui turnamen ini, Ika FH Unpad memberikan sumbangan sebesar Rp150 juta rupiah untuk pembangunan fasilitas penunjang pembelajaran kampus FH Unpad di Jatinangor. Penyerahan sumbangan secara simbolis diserahkan Ketua Ika FH Unpad Agus Santoso, S.H., LLM beserta Sekretaris Jenderal Ika FH Unpad Irawati Hermawan kepada Dekan FH Unpad.

Kerja sama yang baik antara alumni dan fakultas diharapkan menjadi potensi besar bagi pengembangan FH Unpad ke depannya.*

Rilis: Fakultas Hukum Unpad/am

 

The post Gelar Turnamen Golf, Ika FH Unpad Sumbang Dana untuk Pengembangan Kampus FH Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.

Berbasis Daring, Pengisian SAPTO Harus Sesuai Standar

$
0
0

[unpad.ac.id, 29/08/2017] Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) yang dikembangkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) sudah mulai diberlakukan sejak Juni lalu. Sistem pengisian borang akreditasi secara daring ini memerlukan kehati-hatian saat melakukan pengisiannya.

Suasana “Sosialisasi dan Bimbingan Teknis SAPTO” di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (28/08). (Foto: Tedi Yusup)*

“Sangat diperlukan pengelolaan data yang sangat baik dan diikuti dengan kepatuhan-kepatuhan baik dari segi isian data serta frasa bahasa sesuai dengan standar-standar yang diberlakukan,” ujar Kepala Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad Dr. Hj. Rd. Funny Mustikasari Elita, M.Si., saat membuka “Sosialisasi dan Bimbingan Teknis SAPTO” di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (28/08).

Sosialisasi yang digelar SPM Unpad ini diikuti para ketua Unit Penjaminan Mutu di tingkat fakultas, , Para Auditor SPM (Tenaga Kependidikan), Tim Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED), serta para Staf Akademik dan Kemahasiswaan di lingkungan Unpad.

Dr. Funny mengatakan, diperlukan berbagai persiapan yang harus dilakukan dengan didukung dengan data berkualitas. Data ini tentunya harus sesuai dengan format dan standar yang telah diberlakukan BAN PT.

“Contohnya seperti kata ‘Komponen A’ di borang evaluasi diri oleh program studi diubah menjadi ‘Standar 1’ maka pengusul diminta untuk merevisinya. Pengisian data Excell perlu kejelian dalam pengisian borangnya, sebab proses-proses manual yang selama ini dilaksanakan di dalam SAPTO, sebagian proses akan diotomatisasi (dibuat sistem online) dan jika ada salah satu tabel yang ter-drag maka proses uploading akan gagal,” kata Dr. Funny.

Pengisian borang akreditasi tahun ini masih menggunakan 7 standar lama. Namun, mulai 2018, standar tersebut akan berubah dengan menggunakan 9 kriteriasi berbasis standar nasional pendidikan tinggi (SNPT). Standar ini berorientasi pada capaian dengan penciri besarnya bobot output di bidang Tridarma Perguruan Tinggi.

Pemaparan pelaksanaan SAPTO difasilitasi oleh narasumber Auditor SPM Asep Sutiadi, S.Sos., M.Si. Asep mengatakan, SAPTO mendukung setiap proses yang dilakukan dalam akreditasi, seperti pengajuan usulan akreditasi oleh perguruan tinggi, pemeriksaan dokumen, penugasan asesor dan validasi yang dilakukan, serta proses asesmen kecukupan (AK) dan asesmen lapangan (AL) oleh asesor.

Sistem ini sebenarnya merupakan sistem akreditasi yang akan mempermudah perguruan tinggi dalam menyampaikan dokumen akreditasi. SAPTO akan menggunakan beberapa data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi sebagai referensi data dalam proses pengajuan akreditasi. Untuk itu, lanjut Asep, tim harus rutin melakukan pengecekan dan perbaruan data terlebih dahulu.

Selain itu Asep juga memberikan bimbingan teknis kepada peserta mengenai alur pengajuan areditasi dengan SAPTO. Mulai dari cara pendaftaran, mengunduh template borang, pengisian borang data kuantitatif hingga proses pengajuan akreditasi program studi.

Kewenangan mengunggah borang dan data ke dalam SAPTO di Unpad hanya bisa dilakukan oleh SPM. Ini didasarkan setiap Perguruan Tinggi hanya memiliki satu akun yang saat ini dimiliki oleh SPM.

“Untuk itu silakan bagi prodi yang sudah siap submit segera menghubungi SPM,” pungka Asep.*

Rilis: Wati Sukmawati/SPM Unpad/am

The post Berbasis Daring, Pengisian SAPTO Harus Sesuai Standar appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor dan Bupati Garut Resmikan Universitas Padjadjaran Kampus Garut

$
0
0

[unpad.ac.id, 29/08/2017] Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Garut  secara resmi telah diserahkan pengelolaannya kepada Universitas Padjadjaran. Penyerahan ini dilakukan oleh Bupati Garut H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P., kepada Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, Selasa (29/8) ini di Kampus Akper Pemkab Garut Jl. Proklamasi No. 5 Garut. Pada kesempatan itu Bupati Garut sekaligus menandatangani Berita Acara Serah Terima Akper Pemkab Garut kepada Kemenristekdikti.

Bupati Garut H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P., bersama Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, meresmikan Universitas Padjadjaran Kampus Garut di Jl. Proklamasi No. 5 Garut, Selasa (29/8) ini. (Foto: Dadan T)

Adapun hal-hal yang diserahkan dalam Berita Acara Serah Terima tersebut mencakup personel, sarana prasarana, peralatan dan mesin, tanah, gedung, kendaraan, pendanaan dan dokumen.

Penandatanganan dan penyerahan Berita Acara Serah Terima Akper Pemkab Garut ini disaksikan pula oleh Ketua Komisi D DPRD Kab. Garut Asep De Maman, Kepala Kejaksaan Negeri Kab. Garut, Mamik Suligiono dan perwakilan Kemenristekdikti, Hendra Wijaya dan Sylvia Supartiningsih.

Hadir pada acara tersebut Dekan Fakultas Keperawatan Unpad Kusman Ibrahim, S.Kp., M.NS., PhD., Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. H. Sudarjat, M.P., Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A-K, M.Kes., Direktur Sarana dan Prasarana Dr. Irwan Ary Dharmawan serta perwakilan dari aparat pemerintah Kab. Garut, para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa Fakultas Keperawatan Unpad di Kampus Garut.

Bupati Garut dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi pihak Unpad yang telah bersedia mengelola Akper Pemkab Garut ini sebagai tindak lanjut implementasi UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang tidak memfasilitasi keberadaan Pendidikan Tinggi Diploma Bidang Kesehatan milik pemerintah Daerah.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Unpad yang memberikan kepercayaan kepada Akper yang awalnya dikelola oleh Pemda Garut sehingga dapat dikelola oleh Unpad. Persaingan untuk masuk Unpad itu sangat ketat, sehingga ini menjadi rahmat bagi kita untuk dapat bergabung di Unpad,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Unpad menyampaikan bahwa sebagai perguruan tinggi yang lahir di tanah Jawa Barat, sudah sepantasnya Unpad memulai pengabdiannya di tanah kelahirannya. Menurutnya, kepercayaan dan fasilitasi tersebut menjadi wujud keyakinan kita bersama untuk dapat bersama-sama mengembangkan pembangunan melalui pengabdian.

“Dengan diserahkannya Akper ini, maka jumlah mahasiswa Unpad asal Garut menjadi yang terbesar dibandingkan dengan kabupaten lain. Ini merupakan modal penting untuk mengembangkan Garut di masa depan,” ujar Rektor.

Rektor juga menambahkan bahwa kehadiran Unpad disini menghadapi tantangan yang kompleks. Namun Unpad berkomitmen untuk menjadi daya ungkit pembangunan di Garut. “Dengan hadirnya Unpad di Garut, Garut harus bisa lebih maju lagi,” lanjutnya.

Usai penandatanganan dan penyerahan Berita Acara Serah Terima tersebut, selanjutnya Rektor Unpad meresmikan Universitas Padjadjaran Kampus Garut dengan membuka selubung nama bersama-sama dengan Bupati Garut.

Acara dilanjutkan dengan peresmian asrama Bale Wilasa 14, 15, 16 yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Rektor Unpad dan Bupati Garut. Ketiga asrama yang masih berlokasi di dalam kampus tersebut akan ditempati  oleh mahasiswa Keperawatan pada tahun pertama.

Sebagai informasi, Akper Pemkab Garut ini merupakan konversi dari SPK Pemda Garut yang telah didirikan sejak tahun 1982 yang bertempat di Komplek Rumah Sakit Umum Dokter Slamet Garut. Konversi ini terjadi pada tahun 1997. Kampus ini menempati lahan seluas 9.603 m2 dengan luas bangunan 2.586 m2 yang mencakup gedung kantor, ruang kuliah, aula, dan asrama.

Dari sisi personel, untuk dosen dan tenaga kependidikan dengan status PNS sedang diajukan untuk alih status menjadi PNS dibawah Kemenristekdikti. Bagi yang non-PNS akan menjadi Pegawai Unpad Non PNS.

Bagi mahasiswa lama, mereka diperkenankan memilih untuk tetap di jenjang D-III atau transfer ke S-1. Saat ini, tercatat sebanyak 406 mahasiswa lama yang memilih untuk transfer ke S-1 Keperawatan dan sebanyak 79 orang yang tetap memilih jenjang D-III. Ada pula mahasiswa lain yang pindah ke perguruan tinggi yang lain atau tidak melanjutkan pendidikan di Unpad. Sementara itu, tahun ini Kampus Unpad Garut juga telah menerima mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN. Sebanyak 72 orang mahasiswa diterima di Fakultas Keperawatan Kampus Garut ini.*
 

Laporan oleh Marlia

The post Rektor dan Bupati Garut Resmikan Universitas Padjadjaran Kampus Garut appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Resmikan Ruang Guru Besar Departemen Fisika FMIPA Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 30/08/2017] Rektor Universitas Padjadjaran Pror. Tri Hanggono Achmad meresmikan ruang Guru Besar di kampus Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jatinangor, Selasa (29/08) sore. Ruang ini akan menjadi acuan bagi ruang Guru Besar lainnya di kampus Unpad.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad (kedua dari kiri) saat meresmikan ruang Guru Besar di kampus Departemen Fisika FMIPA Unpad, Jatinangor, Selasa (30/08) sore.*

“Ini sudah menjadi program yang kita rencanakan,” ujar Rektor saat memberikan sambutan. Peresmian ini dihadiri sejumlah direktur dan dekan di lingkungan Unpad, serta para guru besar, dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan FMIPA Unpad.

Direncanakan telah lama, pembangunan ruang Guru Besar ini menjadi prioritas Unpad dalam meningkatkan performa akademiknya. Rektor mengatakan, selama dua tahun terakhir pengembangan akademik lebih difokuskan pada penguatan riset dan integrasinya dengan proses pendidikan.

Setelah pengembangan pertama memperoleh capaian signifikan, pihaknya mulai mengembangkan ke arah aspek fasilitas, baik yang terkait dengan riset maupun pendidikan. “Insyaallah, dalam waktu dekat ini kita mulai bergerak dalam pembangunan fisik untuk proses pendidikan. Nanti kita pantau bersama,” paparnya.

Berperan sebagai lokomotif pengembangan akademik mendorong Unpad memprioritaskan fasilitas pendukung bagi aktivitas guru besar. Rektor menjelaskan, gambaran performa perguruan tinggi terletak pada guru besarnya. Berbagai akademisi luar Unpad, baik dalam maupun mancanegara, akan berhubungan dengan guru besar jika akan melaksanakan aktivitas riset dan pengembangan akademik.

“Kalau nanti Profesor dicari terus tempatnya tidak ada, bisa jadi suatu penyebab bahwa proses akademik kita menjadi tidak baik,” kata Rektor.

Departemen Fisika dipilih menjadi lokasi pertama pembangunan ruang guru besar. Ini didasarkan atas penilaian kinerja riset dan publikasi di Departemen Fisika yang cukup tinggi. Namun, tingginya jumlah riset dan publikasi ini rupanya belum didukung dengan fasilitas pendidikan optimal.

Selesai membangun ruang di Departemen Fisika, beberapa fakultas lain juga akan dibangun ruang guru besar yang representatif.

“Kami sudah memantau seluruh fakultas yang ada. Tidak boleh ada dosen di Unpad ini yang tidak punya ruang kerja,” kata Rektor.

Peresmian tersebut ditandai dengan pengguntingan pita oleh Rektor dan Dekan FMIPA Unpad Prof. Dr. Sudrajat, M.S. Secara teknis, ruang guru besar ini memiliki 5 ruang guru besar yang luasnya masing-masing 12 meter persegi. Setiap ruang disediakan fasilitas meja, kursi, serta fasilitas pendukung diskusi. Selain itu, disediakan pula ruang tunggu dan meja sekretaris.

Kembangkan Listrik Ramah Lingkungan

Di sela peninjauan ruangan guru besar, Rektor mendorong para dosen Fisika Unpad untuk dapat mengembangkan teknologi listrik ramah lingkungan berbasis solar cell. Pengembangan ini untuk diaplikasikan di lingkungan Unpad kampus Jatinangor.

Rektor mengatakan, pengembangan teknologi ini untuk menjawab kebutuhan para mahasiswa, khususnya yang tinggal di asrama dalam kampus. Saat ini, pihak universitas akan mulai memperbaiki jaringan lampu penerangan di sepanjang kampus.

“Sekarang Direktorat Sarana dan Prasarana sedang memperkuat fisik dari sisi penerangan. Khusus untuk teman-teman di Fisika dapat mengembangan teknologi ramah lingkungan,” kata Rektor.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Rektor Resmikan Ruang Guru Besar Departemen Fisika FMIPA Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Fakultas Hukum Unpad dan Padjadjaran Alumni Club Gelar Seminar Koperasi dan UMKM

$
0
0

[unpad.ac.id, 30/08/2017] Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran bekerja sama Padjadjaran Alumni Club (PAC) menyelenggarakan seminar nasional bertema “Penggunaan Merek Kolektif atas Produk Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Nasional” di Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa (29/08).

Para pembicara Seminar Nasional “Penggunaan Merek Kolektif atas Produk Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Nasional” di Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa (29/08).*

Seminar ini menghadirkan pembicara kunci Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Ir. Agus Muharram, M.SP. Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, Agus menyampaikan penggunaan merek suatu produk sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kreatif. Ia pun mendorong agar merek dibuat tidak lebih dari tiga suku kata agar lebih mudah diingat.

Dihadiri kurang lebih 150 peserta yang terdiri dari berbagai profesi dan civitas academica FH Unpad, seminar ini dibagi menjadi 4 sesi dengan moderator Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., M.H., notaris yang bergerak di bidang koperasi.

Sesi pertama disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad Poppy Rufaidah, S.E., PhD. Ia menyampaikan pentingnya branding, atau identitas yang melekat dan menjadi aset dalam pertumbuhan ekonomi.

Di akhir kesimpulannya, Poppy berpendapat tentang bagaimana branding koperasi agar mendapat kepercayaan dengan tetap memperhatikan indikator yang memengaruhinya, yaitu manajemen koperasi, cara membangun brand image, dan perubahan digital awards.

Pada sesi dua disampaikan materi oleh Notaris sekaligus Dosen Luar Biasa pada Program Pascasarjana FH Unpad Dr. Ranti Fausa Maryana, S.H. Ranti memaparkan tentang personal branding yang cukup terkenal di Indonesia, pengertian merek, jangka waktu pendaftaran merek kolektif, serta fungsi pendaftaran merek.

Pemaparan tersebut dianggap penting, karena merek dijadikan alat promosi dan jaminan mutu atas suatu barang. Namun, sayang disayangkan jika melihat data tahun 2016, 93% pelaku UMKM tidak mendaftarkan mereknya.

Sesi ketiga disampaikan Ketua Umum Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan H. Aum Gunawan, S.E. Ia memaparkan sejarah perkembangan Susu Pangalengan yang mampu bertahan hingga saat ini. Aum juga menyampaikan bagaimana strategi pemasaran produk melalui berbagai inovasi yang dilakukan.

Di balik bertahannya produk susu asli Jawa Barat ini, ada beberapa tantangan yang dihadapi KPBS Pangalengan, diantaranya lahan terbatas, kepemilikan sapi masih sedikit, modernisasi dan teknologi, biaya produksi pakan yang mahal, keterbatasan SDM dan koperasi terutama terkait perizinan, pengolahan susu yang mahal, serta persaingan dengan produk industri besar.

Sesi terakhir disampaikan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Ir. I Wayan Dipta, M.Sc. Ia memberikan gambaran mengenai UMKM di Indonesia, hingga kontribusi UMKM dalam perkonomian Indonesia. Selain itu, disampaikan pula peran perguruan tinggi dalam mengawal UMKM untuk menciptakan dan membangun branding yang bagus.

Seminar ini dihadiri langsung Dekan FH Unpad Prof. Dr. An an Chandrawulan, S.H., LLM. Seminar dituutup dengan pembacaan rumusan hasil seminar nasional oleh Dosen FH Unpad Dr. Anita Afriana, S.H., M.H.*

Rilis: Fakultas Hukum Unpad/am

The post Fakultas Hukum Unpad dan Padjadjaran Alumni Club Gelar Seminar Koperasi dan UMKM appeared first on Universitas Padjadjaran.


Pembangunan Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad Akan Segera Dimulai

$
0
0

[unpad.ac.id, 31/08/2017] Pembangunan Science Techno Park (STP) atau Kawasan Sains dan Teknologi (KST) tahap awal di kampus Universitas Padjadjaran akan dimulai dalam waktu dekat. Pembangunan tahap pertama yang difasilitasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI ini akan membangun gedung pengelola STP.

Suasana Rapat Kick off dan Prakonstruksi pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Unpad di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (31/08). (Foto: Tedi Yusup)*

“Memasuki tahun kedua, Alhamdulillah, akhirnya fasilitasi APBN melalui Kemenristekdikti akan diwujudkan (salah satunya) dengan pembangunan prasarana gedung pengelola STP Unpad,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen Kemenristekdikti dalam rapat prakonstruksi pembangunan Gedung Pengelola STP Unpad di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (31/08).

Fitri menjelaskan, berdasarkan dokumen pengadaan di pihak Kemenristekdikti, gedung pengelola STP Unpad ini akan dibangun dua lantai dengan luas bangunan 488 meter persegi dan luasan lantai 946 meter persegi. Pelaksana pembangunan dilakukan PT. Ghories, sedangkan pengawas pembangunan dilakukan PT. Bumi Madani.

Meski sudah memiliki pengawas, Fitri juga meminta Unpad untuk bekerja sama menjadi pengawas pembangunan gedung tersebut. Keterlibatan ini bertujuan agar proses pembangunan sesuai dengan dokumen perencanaannya.

Fitri menjelaskan, berbagai spesifikasi yang tertuang dalam dokumen harus betul-betul terlaksana. Untuk itu, terkait aspek persetujuan material bangunan, pihak PT. Bumi Madani dapat langsung berkomunikasi dengan Unpad.

Pembangunan yang ditargetkan selesai Desember 2017 ini diharapkan dapat rampung tepat waktu. Aset gedung pengelola ini nantinya akan diserahterimakan Kemenristekdikti kepada Unpad.

“Karena Unpad sudah menjadi PTN BH, jadi aset itu akan tercatat oleh Unpad,” imbuhnya.

Senada dengan Fitri, Direktur Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti Dr. Ir. Lukito Hasta P., M.Sc., juga mengharapkan agar pembangunan gedung ini tidak melelwati batas waktu yang ditetapkan.

“Kami berharap nanti tidak ada lagi adendum atau alasan apapun sehingga mundur dari waktu,” ujarnya.

Sebagai fasilitator pembangunan, pembangunan ini menjadi salah satu capaian kinerja bagi Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti. “Jika mengalami kemunduran pembangunan, pimpinan akan melihat kami bahwa kami gagal dalam pengelolaan pembangunan STP secara nasional,” jelas Lukito.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., mengapresiasi pembangunan gedung pengelola STP tersebut. Pembangunan ini merupakan implementasi program strategis Kemenristekdikti dalam mendukung adanya kawasan sains dan teknologi di tingkat institusi pendidikan.

Selain menjadi gedung pengelola, gedung ini akan berfungsi sebagai wahana inkubator bisnis Unpad. Dr. Keri menuturkan, gedung ini bukan menjadi gedung pertama sekaligus terakhir yang dibangun di kawasan STP. Nantinya, gedung ini akan terintegrasi dengan gedung-gedung untuk klaster teknologi dan klaster humaniora dalam satu kawasan STP.

Terkait pengawasan, melalui tim pengelola KST Unpad telah berkomitmen untuk membantu proses pengawasan di lapangan. Berbagai aspek legalitas, salah satunya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), juga tengah diurus perizinannya. Dr. Keri mengatakan, meskipun dibangun di area kampus, Unpad tetap mengikuti prosedur pembangunan yang telah ditetapkan.

Ia pun mendorong agar gedung ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh civitas academica Unpad. “Gedung ini (harus) terisi dengan program-program yang sudah direncanakan,” ujar Dr. Keri.

Rapat ini juga dihadiri para Direktur di lingkungan Unpad, tim pengelola KST Unpad, perwakilan Direktorat Sarana dan Prasarana, UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus, pewakilan PT. Ghories dan PT. Bumi Madani, tim Direktorat KST Kemenristekdikti dan konsultan perencana STP Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Pembangunan Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad Akan Segera Dimulai appeared first on Universitas Padjadjaran.

Karamba FPIK Unpad Gelar Restocking di Bendungan Rentang Jatitujuh Majalengka

$
0
0

[unpad.ac.id, 31/08/2017] Bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka yang jatuh pada 14 Agustus, Karamba (Komunitas Mahasiswa Budidaya) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan “Restocking”.  Kegiatan ini merupakan cara untuk meningkatkan produktivitas ikan dengan memperbaiki stok hingga tingkatan menghasilkan hasil tangkapan yang lestari, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.

Tim Karamba FPIK Unpad saat melakukan kegiatan “Restocking” Bendungan Rentang Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.*

Kegiatan Restoking ikan ini digagas oleh Kepala Desa Randegan Wetan Kecamatan Jatitujuh yaitu Bapak Sunata dan para dosen FPIK Unpad yaitu Prof. Yayat Dhahiyat, Dr Zahidah dan Ujang Subhan, Msi. Kegiatan ini sudah dilakukan ke 2 kalinya yaitu pada tahun lalu dan tahun ini. Kegiatan ini juga telah sukses dilaksanakan berkat dukungan Dekan FPIK Unpad yaitu Dr. Ir. Iskandar, M.Si.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, Restocking dapat pula disebut dengan penebaran ikan. Penebaran digunakan untuk menambahkan jumlah ikan yang memang sudah ada sebelumnya di perairan tersebut. Kegiatan ini dilakukan di Bendungan Rentang Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Adapun ikan yang ditebar sebanyak 100.000 ekor ikan Nila dan ikan Nilem.

Dalam kegiatan ini, Karamba tidak berdiri sendiri, ada beberapa pihak yang memang bekerja sama yaitu seperti Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum Ikan Hias (BPPPUIH) Cianjur dan Pramuka Kuartir Rentang Jatitujuh. Terdapat sejumlah 1000 orang peserta yang hadir, terutama anak pramuka. Mayoritas peserta yang hadir merupakan seorang pelajar dari SD hingga SMA.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan melakukan upacara terlebih dahulu untuk memperingati Hari Pramuka, dengan diikuti oleh seluruh anak Karamba dan pihak BPPPUIH Cianjur yang hadir untuk membantu. Setelah selesai, dilanjutkan dengan penebaran ikan di pinggir Bendungan. Penebaran tersebut diikuti pula oleh seluruh anak pramuka, Camat Jatutujuh yaitu Drs.Yoyo, dan ketua Kwartir Ranting Pramuka Kecamatan Jatiujuh yaitu Didi Sunandi, S.Pd.

Adapun tujuan Restocking ini dilakukan yaitu untuk meningkatkan produktivitas serta melestarikan ikan yang sudah ada. Bukan hanya itu, dibarenginya kegiatan ini dengan Jambore Jatitujuh Majalengka, berharap dapat sekaligus memberikan pembelajaran kepada pelajar agar selalu menjaga sumber daya yang ada, salah satunya yaitu keberadaan ikan yang harus dilestarikan agar tidak terjadi kepunahan dan potensi ikan tersebut dapat dikembangkan.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat baik jika bisa berkelanjutan untuk ke depannya dan semoga bukan hanya Bendungan Rentang Jatitujuh saja, tapi Karamba mampu memperluas wilayah ke perairan lainnya untuk dilakukannya kegiatan Restocking guna mempertahankan kelestarian ikan,” ujar Arif Rochman, ketua Karamba FPIK Unpad.

Harapan terbesar dari kegiatan Restoking ini adalah dapat dijadikannya agenda rutin kerja sama antara FPIK Unpad yaitu Komunitas Mahasiswa Budidaya (Karamba) dengan Diskanlut provinsi dan Dinas Majalengka, Dinas pendidikan (Provinsi dan kabupaten majalengka), dan Kwartir Pramuka Serta Komunitas Masyarakat bendungan Rentang.*

Rilis/am

 

The post Karamba FPIK Unpad Gelar Restocking di Bendungan Rentang Jatitujuh Majalengka appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Gelar Salat Idul Adha 1438 H dan Pemotongan Hewan Kurban

$
0
0

[unpad.ac.id, 4/09/2017] Universitas Padjadjaran melaksanakan salat Idul Adha 1438 H dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban pada Jumat (1/09). Pelaksanaan salat Idul Adha digelar di dua lokasi kampus Unpad, yaitu di Lapangan Parkir Utara Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, serta di Lapangan Stadion Jati Kampus Jatinangor.

Guru Besar Fakultas Peternakan Unpad Prof. Dr. Ir. H. Maman Paturochman, M.S., saat menjadi Imam/Khatib dalam salat Idul Adha di kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung. (Foto: Tedi Yusup)*

Pelaksanaan salat Idul Adha di kampus Iwa Koesoemasoemantri digelar dengan Imam/Khatib Guru Besar Fakultas Peternakan Unpad Prof. Dr. Ir. H. Maman Paturochman, M.S. Dalam ceramahnya, Prof. Maman mengajak umat untuk menafakuri momentum Idul Adha sebagai bagian dari riwayat peradaban Islam di masa lampau.

Prof. Maman mengatakan, ibadah haji merupakan kegiatan napak tilas dari apa yang telah dilaksanakan Nabi Ibrahim as., Siti Hajar, dan Nabi Ismail as. Agar dapat menghayati proses ibadah haji, maka umat Islam wajib mengenal baik keteladanan ketiga tokoh tersebut. Penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha pun tidak lepas dari riwayat perjalanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Sementara di Jatinangor, pelaksanaan salat digelar dengan Imam/Khatib Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad Dr. R. Widya Setiabudi S., S.IP., S.Si., M.T., (Han). Dalam ceramahnya, Dr. Widya juga mengajak umat Islam mengenang perjalanan haji wada’ (haji terakhir) Rasulullah Muhammad saw.

Saat melakukan haji wada’, Rasulullah menyampaikan khotbah terakhir. Dr. Widya mengutip, seorang Muslim merupakan orang yang tidak pernah mengganggu orang lain dengan lidah dan tangannya. Demikian pula seorang Mukmin merupakan orang yang mendatangkan rasa aman pada orang lain melalui harta dan kehormatan hidupnya.

“Di penghujung akhir hayatnya beliau ingin mewasiatkan pesan yang beliau prediksikan akan menjadi pedoman bagi umat Islam di hari kemudian.  Melalui khutbah terakhirnya beliau ingin menegaskan kembali perlunya umat manusia untuk saling mencintai di antara sesama dan menjauhi sifat atau perbuatan yang menzalimi sesama manusia,” kata Dr. Widya.

Dr. Widya juga menyebut, di ujung hayatnya, Rasulullah mengkhawatirkan terpecahnya umat Islam di akhir zaman. Pada masa itu, umat Islam terpecah belah, saling menyakiti, dan memerangi. Suatu umat menurut Rasulullah tergolong kafir apabila permusuhan dan penzaliman dilakukan olehnya.

Definisi kafir ini oleh Dr. Widya dikaitkan dengan peristitwa yang kerap terjadi saat ini. Menurutnya, definisi kafir saat ini telah bergeser dengan apa yang disabdakan Rasulullah, yaitu sebutan bagi yang tidak sepaham dengan suatu umat.

“Bahkan kita menyebut kafir kepada mereka yang tidak semazhab dengan kita. Lebih celaka lagi, mereka yang kemudian kita sematkan sebagai orang kafir, kemudian kita halalkan darahnya, kehormatannya dan hartanya. Padahal suara Nabi saw adalah suara kasih sayang. Sementara suara kita sekarang adalah suara kebencian!” tegas Dr. Widya.

Usai pelaksanaan salat, dilakukan pemotongan hewan kurban di kampus Jatinangor. Ketua Panitia Idul Adha dan Kurban di Unpad Dr. Gigin Ginanjar Kamil Basar, MM, mengatakan, panitia menyembelih 21 ekor sapi dari sumbangan civitas academica maupun jemaah Masjid Raya Unpad Kampus Jatinangor.

Daging kurban tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat di 12 desa se-kecamatan Jatinangor, civitas academica Unpad, kampus Unpad di Pangandaran dan Garut, serta seluruh masjid di lingkungan kampus Unpad.

“Momentum kurban ini merupakan perwujudan Unpad dalam melaksanakan misi-misi kemaslahatan bagi semua civitas academica,” kata Dr. Gigin.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Unpad Gelar Salat Idul Adha 1438 H dan Pemotongan Hewan Kurban appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa FH Unpad Juarai Dua Kompetisi Nasional

$
0
0

[unpad.ac.id, 4/09/2017] Mahasiswa dari unit kegiatan Padjadjaran Law Research and Debate Society (Pleads) Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran berhasil meraih beberapa juara dalam dua kompetisi yang digelar Mahkamah Konstitusi dan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dua kompetisi tersebut yaitu Kompetisi Debat Konstitusi MK Tingkat Nasional 2017 dan Pekan Konstitusi MPR 2017.

Delegasi Mahasiswa FH Unpad yang meraih juara di Kompetisi Debat MK Tingkat Nasional 2017 .*

Pada Kompetisi Debat MK Tingkat Nasional 2017 yang digelar di Pusdik Pancasila dan Konstitusi MK, Bogor, 25-29 Agustus lalu, delegasi yang terdiri atas Ratu Dorutun Nafisah, Patia Chairunissa dan Resha Roshana Putri, berhasil meraih juara pertama (juara nasional). Delegasi berhasil mengalahkan tim Universitas Hasanudin di babak final.

Delegasi juga berhasil memukau para juri, seperti Prof. Jimly Ashiddiqie dan Dr. Hamdan Zoelva. Demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Sebelumnya, delegasi menjuarai kompetisi yang sama untuk tahapan regional Jawa Barat pada Juli lalu. Dalam kesempatan tersebut delegasi mengalahkan tim Universitas Indonesia. Gelar juara nasional ini merupakan kali kedua yang didapat FH Unpad setelah 2014 lalu.

“Mudah-mudahan gelar juara nasional kedua Debat MK ini dapat menaikkan peringkat Unpad, terutama dari indikator kegiatan kemahasiswaan,” ujar Dosen FH Unpad yang menjadi pembimbing delegasi Bilal Dewansyah, S.H., M.H. Beberapa peneliti dari Pusat Studi Kebijakan Negara (PSKN) FH Unpad, yaitu Wicaksana Dramanda dan M. Adnan Yazar Zulfikar juga turut melatih delegasi sejak tahap regional.

Sementara di ajang Pekan Konstitusi MPR 2017 pada 26-30 Agustus lalu, delegasi FH Unpad meraih gelar juara pertama lomba Perancangan Undang-undang Dasar (Constitutional Drafting). Delegasi yang terdiri dari Pandu Dewanata, Ratih Ananda Putri, Anisa Fauziah, Sarah Debora Marito, dan Budiani Widyaningrum ini berhasil mengalahkan tim Universitas Diponegoro pada babak final.

Selain mendapat juara pertama, delegasi juga menyabet gelar The Best Performance dari lima tim yang masuk putaran final. Ini didasarkan dengan performa terbaik yang dilakukan delegasi saat melakukan presentasi dan menjawab berbagai pertanyaan dari para juri.

Di ajang kompetisi yang sama, delegasi FH Unpad yang terdiri dari Puspita Nur Suciati, Aditya Nurahmani, dan Robi Rismansyah berhasil mendapatkan juara kedua pada lomba Debat Konstitusi MPR Tingkat Nasional. Pada babak final, delegasi belum berhasil mengalahkan tim Universitas Parahyangan, meski sebelumnya sempat mengalahkannya pada lomba tingkat regional.

Keberhasilan delegasi tidak terlepas dari ketekunan dalam melakukan riset, menulis dan berargumentasi. Para dosen pembimbing, peneliti PSKN FH Unpad dan para kakak angkatan yang melatih delegasi sangat berperan dalam proses  riset dan pelatihan efektif.*

Rilis: FH Unpad/am

 

The post Mahasiswa FH Unpad Juarai Dua Kompetisi Nasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pembangunan Wilayah Jawa Barat Perlu Didukung Pembangunan Sumber Daya Manusia

$
0
0

[unpad.ac.id, 5/09/2017] Ketimpangan sosial di wilayah Jawa Barat disinyalir akibat Pemerintah kurang merespons dampak dari peningkatan pembangunan. Berbagai terobosan kebijakan peningkatan pembangunan harus dikaitkan dengan kebijakan perencanaan sumber daya manusianya.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jabar Ir. Yerry Yanuar, saat menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/09). (Foto: Tedi Yusup)*

“Ketika berbicara pembangunan, tentu kita tidak lepaskan dari bagaimana kebutuhan masyarakat dan bagaimana masyarakat beradaptasi terhadap perubahan,” ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jabar Ir. Yerry Yanuar, saat menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/09).

Yerry mengatakan, beberapa progres pembangunan di Jawa Barat saat ini otomatis akan mengubah budaya masyarakatnya. Jika tidak siap berubah, kemajuan pembangunan justru akan meningkatkan ketimpangan.

Di sisi lain, berdasarkan data angka partisipasi kasar (APK) Jawa Barat versi United Nations Development Programme (UNDP), sumber daya manusia Jawa Barat masih sulit bersaing. Ini terlihat dari APK perguruan tinggi di Jabar hanya 17 persen, jauh lebih rendah dibanding APK beberapa wilayah di Indonesia.

Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan menyebabkan sebagian SDM Jawa Barat berlari ke sektor informal. Sisanya, lemahnya daya saing menyebabkan tingkat pengangguran di Jawa Barat cukup tinggi. Kondisi ini akan terkait dengan belum menurunnya angka kemiskinan di Jawa Barat.

Ironisnya, sebagai wilayah penyumbang peningkatan ekonomi Indonesia sebesar 60 persen, tingkat kemiskinan di Jawa Barat masih cukup tinggi. Mengutip data UNDP, Yerry menyebut angka kemiskinan di pedesaan mengalami penurunan, namun justru mengalami peningkatan di wilayah perkotaan.

Apalagi, Jawa Barat diprediksi mengalami peningkatan jumlah penduduk sebesar 52 juta jiwa pada 2025, dengan kecenderungan urbanisasi meningkat menjadi 83%. Pada tahun itu pula, Jawa Barat diprediksi mengalami bonus demografi.

“Bagaimana jadinya bonus demografi kita jika didominasi dengan SDM yang kalah bersaing,” kata Yerry.

Melihat kondisi tersebut, Yerry mengungkapkan, pembangunan sumber daya manusia juga harus dilakukan di samping pembangunan wilayah. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan pembangunan di suatu wilayah harus diperhatikan.

“Dibangunnya beberapa sarana seperti kereta cepat atau bandara internasional otomatis akan mengubah peradabannya. Ada lompatan generasi yang harus disiapkan,” kata Yerry

Direspons Perguruan Tinggi

Salah satu upaya penguatan sumber daya manusia adalah pendekatan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Beberapa perguruan tinggi di Jawa Barat saat ini sudah menyelenggarakan program studi di luar kampus utama (PSDKU). Pembukaan ini merupakan upaya yang digulirkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.

Penyelenggaraan PSDKU Unpad di Kabupaten Pangandaran dan Garut, ITB di Cirebon, dan IPB di Kabupaten Sukabumi direspons positif oleh Yerry. Ia berharap, dengan dibukanya kampus PTN di daerah akan semakin berperan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.

Selain penguatan akses pendidikan tinggi, perguruan tinggi juga diharapkan ikut berkontribusi menyelesaikan masalah ketimpangan di Jawa Barat. Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad menegaskan, perguruan tinggi harus mulai menunjukkan indikator keberhasilannya dalam memberikan dampak kuat bagi masyarakat.

Dalam sambutannya, Rektor menjelaskan, perguruan tinggi saat ini sudah tidak lagi berbicara lulus tepat waktu, tetapi harus ikut berkontribusi memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat. Setidaknya, ada dua kontribusi kuat yang ingin dicapai Unpad untuk Jawa Barat, yaitu penguatan ekonomi dan pengembangan budaya.

“Kami berkeyakinan untuk memulai dari Jawa Barat. Jawa Barat ini miniatur Indonesia. Kalau mau mendorong Indonesia pesat, maka harus membangun dulu Jawa Barat,” kata Rektor.

Konferensi ini digelar sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad. Ketua pelaksana Dies Natalis ke-60 Unpad Prof. Dr. Risdiana, S.Si., M.Eng., mengatakan, konferensi digelar sebagai ajang mempertemukan para pimpinan daerah, pelaku bisnis, akademisi, komunitas, dan media untuk mendiskusikan berbagai masalah atau keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Digelar pula seminar paralel yang diikuti 36 pemakalah dengan mengangkat 10 subtopik yang terdiri dari keadilan hukum, pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan petani dan nelayan, penciptaan dan penerapan teknologi, pendidikan dan kesehatan, politik kekuasaan dan korupsi, tatanan dan konflik sosial budaya dan ketimpangan, mobilitas penduduk dan jejaring sosial, keuangan inklusif dan kewirausahaan sosial, serta ketahanan dan kemandirian pangan.

Selain itu, di lokasi yang sama ditampilkan pula beragam produk unggulan 11 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, produk unggulan fakultas, serta gelar 60 produk unggulan Unpad dalam acara Research and Business Expo 2017.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Pembangunan Wilayah Jawa Barat Perlu Didukung Pembangunan Sumber Daya Manusia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Konferensi Pembangunan Jawa Barat III: Perkuat Sinergi Demi Membangun Jawa Barat

$
0
0

[unpad.ac.id, 5/09/2017] Pencapaian target pembangunan di Jawa Barat tidak hanya menjadi tanggung jawab penyelenggara pemerintahan. Seluruh lapisan masyarakat memiliki peran dalam mendukung peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Para pembicara dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (05/09). Dalam kesempatan tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Kodrat Wibowo, PhD, (ketiga dari kiri), bertindak sebagai moderator konferensi. (Foto: Tedi Yusup)*

Bupati Garut H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P., menyadari betul peran pelaku bisnis hingga akademisi dalam membangun wilayah Garut. Hal ini ia lakukan saat pertama kali menjabat sebagai Bupati Garut pada 2014 silam.

Saat menjadi pembicara dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (05/09), Rudy bercerita tentang kondisi Garut pada 2014. Ia melihat berbagai kelemahan pengelolaan pemerintahan yang menjadikan perkembangan Garut sedikit tertinggal dengan wilayah lainnya di Jawa Barat.

Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang berada di bawah Jawa Barat maupun nasional, ditambah tata kelola dan perencanaan kota yang tidak baik, mendorong Rudy untuk segera melakukan pembenahan. Padahal, Garut memiliki potensi daerah yang luar biasa.

Ia pun banyak melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk para akademisi di berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat. “Berbagai perencanaan datang, ide-idenya dari kalangan akademisi. Kita kolaborasikan dengan kegiatan sehari-hari. Pemikiran para Kepala Desa dan Profesor kita sambungkan,” kata Rudy.

Dalam dua tahun terakhir, Garut menggeliat. Berbagai penghargaan, mulai dari perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian, penghargaan inovasi perencanaan, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi diraih Kabupaten Garut.

Selain bekerja sama antar elemen, peningkatan pembangunan juga harus menyentuh hal-hal substansial. Setidaknya hal ini yang dirasakan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Wening Kota Bandung H. Sonny Salimi, M.T., yang juga menjadi pembicara konferensi itu. Sebagai pelaku usaha di bidang air, infrastruktur air bersih menjadi dasar pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, persoalan air sampai saat ini masih menjadi permasalahan. Infrastruktur air minum kerap terabaikan Pemerintah. Sonny membeberkan beberapa hasil studi yang menunjukkan penyediaan air baku di Indonesia masih rendah.

“Ketersediaan air baku di Indonesia masih sekitar 1.200 meter kubik per kapita per tahun. Ini jauh di bawah Thailand atau Vietnam,” papar Sonny.

Sementara dari akses air minum, persentase Indonesia mencapai 87,37 %, jauh di bawah Thailand dan Filipina. Di tingkat permintaan akses air baku, PDAM baru melayani di bawah 20% saja. “Ini berarti sebagian besar masih menggunakan air sumur. Disinyalir penggunaan tanpa terkendali akan mengurangi cadangan air tanah dan merusak lingkungan,” kata Sonny.

Untuk itu, ia meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam peningkatan kapabilitas PDAM. Pemerintah dalam masalah ini perlu mengeluarkan regulasi yang mendukung pelaksanaan operasional Badan Usaha Milik Daerah tersebut.

Berbagai kondisi pembangunan di Jawa Barat menghasilkan beberapa kajian strategis. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang juga Direktur SDGs Center Unpad Prof. Dr. Armida Salsiah Alisyahbana, S.E., M.A., PhD, memaparkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan SDGs Center.

Pihaknya telah menghimpun peta dasar implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di beberapa wilayah di Indonesia. Dari 260 indikator target ketercapaian dalam SDGs, Prof. Armida mengambil 52 indikator dalam penghimpunan peta dasar tersebut.

“Kita ingin memastikan semua data tersedia untuk semua provinsi,” kata Prof. Armida.

Dilihat secara business as usual, pihaknya melakukan proyeksi terhadap kondisi yang sedang terjadi saat ini. Prof. Armida memaparkan salah satu hasil proyeksi di Jawa Barat terkait kemiskinan. Pada 2015 lalu, persentase tingkat kemiskinan di Jawa Barat harus 9,53%.

“Jika melihat indikator global maupun nasional, 2030 tingkat kemiskinan harus 0%. Kalau diproyeksikan secara business as usual, 2030 tingkat kemiskinan di Jawa Barat adalah 5,87%, apabila trenya seperti sekarang,” kata Prof. Armida.

Pembicara selanjutnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. Lukman Shalahuddin, M.Sc., memaparkan beberapa capaian yang dilakukan Pemprov Jabar. Menurut Lukman, Pemprov Jabar telah menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis riset kreatif dalam menjawab berbagai kebutuhan masyarakat.

Penerapan ini diantaranya melalui pendayagunaan teknologi tepat guna dan berbagai inovasi yang bersentuhan langsung dengan dunia industri. Lukman menyimpulkan, hasil inovasi telah berhasil mendayagunakan kemajuan Iptek untuk meningkatkan produktivitas, menekan biaya produksi, meningkatkan nilai tambah produk, dan menciptakan lapangan kerja baru.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Konferensi Pembangunan Jawa Barat III: Perkuat Sinergi Demi Membangun Jawa Barat appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rangkaian Dies Natalis ke-60, Unpad akan Gelar Olimpiade Olahraga Tradisional ke-10 dan Festival Budaya

$
0
0

[unpad.ac.id, 7/09/2017] Universitas Padjadjaran kembali akan menggelar Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 dan Festival Budaya yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 9 September 2017, di Stadion Jati Unpad dan Kampus Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Jatinangor.

Koordinator Ootrad ke-10 Unpad Indrawati Yudha Asmara, M.Si., PhD mengatakan, kegiatan ini digelar sebagai bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad. Esensi dari Ootrad adalah untuk mengenalkan berbagai budaya tradisional Jawa Barat, terutama di bidang permainan tradisional, kepada masyarakat luas.

“Melalui Ootrad ini, kita akan membangkitkan kembali semangat generasi muda terhadap budaya tradisional,” kata Indrawati.

Acara Ootrad pertama kali digagas Rektor ke-10 Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia. DEA, sejak 2008. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tahunan yang digelar Unpad. Meski mengangkat nilai-nilai kearifan lokal, Ootrad kali ini akan mengangkat beragam kebudayaan dari seluruh wilayah di Indonesia. Dorongan ini merupakan perwujudan dari tema besar Ootrad ke-10, yaitu “Harmoni dalam Kebinekaan”.

Berbeda dengan Ootrad sebelumnya, lanjut Wakil Dekan II Fakultas Pertenakan tersebut, Ootrad ke-10 akan diintegrasikan dengan festival budaya. Jadi, selain menggelar kompetisi olahraga tradisional, pengunjung juga akan disuguhkan oleh beragam pertunjukan tradisional oleh perwakilan unit kegiatan mahasiswa maupun kelompok seni lainnya.

Ada 3 cabang olahraga tradisional yang dilombakan pada Ootrad ke-10, yaitu Sapta Lomba, U-Camaintian, dan Egrang. Sapta Lomba merupakan pertandingan tujuh cabang olahraga tradisional dalam satu kejuaraan. Tujuh cabang olahraga tersebut meliputi Ngagandong Boboko, Egrang, Balap Karung, Manggul Beas, Nanggung Suluh, Nyuhun Jukut, dan Eyong.

Sementara lomba U-Camaintian merupakan singkatan dari Unpad Catur Main Bertiga Bergantian. Permainan catur unik hasil kreasi Prof. Ganjar Kurnia ini merupakan permainan catur yang dimainkan oleh tiga orang dalam satu tim melawan tim yang juga terdari dari tiga orang. Permainan unik ini juga menjadi ciri khas dari Unpad.

Pada kategori Lomba Egrang, Indrawati menuturkan, lomba ini dibuat lebih serius dan profesional. Lomba ini memiliki beberapa kategori jarak tempuh, mulai dari 50 meter, 100 meter, hingga 1.000 meter.

Selain menggelar perlombaan, Ootrad ke-10 juga akan menampilkan pertunjukan gasing raksasa dengan diameter 60 meter.

Indrawati mengatakan, sebelum penyelenggaraan Ootrad pada Sabtu (09/09) mendatang, sehari sebelumnya, Jumat (08/09) akan digelar dua seminar. Seminar pertama berjudul “Peran Budaya dalam Harmonisasi Kebinekaan Bangsa” yang digelar di Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor pukul 09.00 – selesai.

Pada seminar pertama ini akan membahas terkait permainan tradisional, dengan menampilkan pembicara Prof. Ganjar Kurnia, Ir. H. Yudi Guntara Noor selaku Direktur Utama PT. Citra Agro Buana Semesta, Mustika Fitri, M.PD., Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia, dan Brigjen TNI (Purn) Drs. H. Sjahlan Idris, Psi selaku Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Jawa Barat.

“Kita pilih Prof. Ganjar karena beliau merupakan pelopor dalam gelaran Ootrad. Kita undang juga pengusaha untuk mengetahui bagaimana sisi bisnis dari permainan tradisional. Ada pula pembahasan permainan tradsional dari segi akademisi, serta kita juga melihat bagaimana permainan tradisional dari sisi komunitas masyarakat,” jelas Indrawati.

Seminar kedua membahas tentang Batik Nusantara. Seminar ini akan menghadirkan beberapa praktisi dan akademisi dari keilmuan yang beragam, yaitu Dr. Komarudin Kudiya, S.IP, M.Ds selaku pemilik usaha Batik Komar, Prof. Dr. Tajudin Nur, M.Hum., selaku Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Dr. Sc. Agr. Ir. Agung Karuniawan selaku Dosen Fakultas Pertanian Unpad.

Pembicara selanjutnya Prof. Dr. Yuyus Suryana Sudarma, M.S, selaku Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, Prof. Setiawan Sabana, M.FA, selaku Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, serta Prof. Dr. Risdiana, M.Eng., selaku Guru Besar FMIPA Unpad dan bertindak sebagai peninjau artikel ilmiah tentang batik.*

am

The post Rangkaian Dies Natalis ke-60, Unpad akan Gelar Olimpiade Olahraga Tradisional ke-10 dan Festival Budaya appeared first on Universitas Padjadjaran.


Menakar Dampak Negatif Bonus Demografi, Kualitas Kompetensi Usia Produktif Harus Ditingkatkan

$
0
0

[unpad.ac.id, 7/09/2017] Bonus Demografi yang diprediksi terjadi di Indonesia pada 2020-2030 harus menjadi perhatian seluruh pihak. Jika tidak, peningkatan jumlah usia produktif dibanding angka usia ketergantungan ini akan memicu sejumlah masalah.

Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA, (kedua dari kanan) saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Mahasiswa Nasional “Menghadapi Bonus Demografi” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (7/09). (Foto: Tedi Yusup)*

“Hati-hati dengan istilah Bonus Demografi. Itu hanya gambaran peningkatan usia produktif, tetapi jumlah usia produktif itu belum tentu sudah produktif,” ujar Guru Besar Sosiologi Pertanian Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Mahasiswa Nasional bertajuk ‘Menghadapi Bonus Demografi’ di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (7/09).

Istilah Bonus Demografi didasarkan pada penurunan angka usia ketergantungan terhadap angka usia produktif. Meski terjadi peningkatan jumlah usia produktif, Prof. Ganjar menyebut kualitas generasi muda saat belum optimal untuk menunjang Bonus Demografi. Dari aspek tingkat pendidikan, sebagian besar tingkat pendidikan Indonesia berada pada level rendah.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, angka partisipasi sekolah Indonesia sebagian besar hanya sampai 7-8 tahun. Sementara angka partisipasi kasar (APK) ke perguruan tinggi saat ini berada di angka 17,91. Di Jawa Barat sendiri, waktu lama tinggal di sekolahnya hanya sampai 8 tahunan saja.

Selain menghadapi Bonus Demografi, Indonesia juga akan menghadapi periode Aging Population, atau peningkatan jumlah usia penduduk di atas 64 tahun. Guru Besar FEB Unpad Prof. Armida Salsiah Alisyahbana, S.E., M.A., PhD, mengatakan, berdasarkan data BPS dan Bappenas awal 2014, proyeksi pertambahan kelompok Aging Population pada 2010– 2035 akan berjumlah 167,2 juta jiwa.

“Sedangkan, selama periode 2010-2035 jumlah penduduk 15 – 64 tahun bertambah 31 juta jiwa saja. Kita ramainya saat ini Bonus Demografi, padahal di saat yang sama kita juga menuju Aging Population,” kata Prof. Armida.

Lebih lanjut Prof. Armida mengatakan, berdasarkan proyeksi para ahli di Jepang, Indonesia saat ini tengah berproses menuju periode Aging Population dan puncaknya akan terjadi pada 2046 mendatang. Melihat data proyeksi ini, Indonesia termasuk cepat dalam memasuki periode Aging Population, mengalahkan negara-negara di kawasan Eropa yang membutuhkan waktu 100 tahun untuk menuju periode itu.

“Mudah-mudahan, ketika masuk di Aging Population, kita sudah tergolong negara dengan pendapatan perkapita tertinggi, sehingga mampu me-manage berbagai permasalahan yang ditimbulkan dari Aging Population,” kata Prof. Armida.

Siapkan Strategi

Walaupun kesiapan sumber daya manusia dalam menyongsong Bonus Demografi ini belum maksimal, Prof. Ganjar mendorong Pemerintah harus segera merespons. Salah satu strategi yang harus dikembangkan adalah penyediaan ruang-ruang pendidikan vokasi.

Dengan menitikberatkan pada pendidikan vokasi, masyarakat dapat memperoleh akses pendidikan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Pola pendidikan ini juga dapat dikaitkan dengan potensi dan strategi pengembangan wilayah.

“Pembukaan program studi di luar kampus seharusnya lebih dititikberatkan pada pendidikan vokasi,” kata Prof. Ganjar.

Prof. Dr. Sutyastie Soemitro, M.S., Guru Besar FEB Unpad mengatakan, kelompok usia produktif ini harus disiapkan seoptimal mungkin. Sinergi dan sinkronisasi antar lembaga terkait perlu disiapkan dalam penyiapan tersebut. Ia menilai, pendidikan, kesehatan, dan penyediaan lapangan kerja harus dikembangkan secara bersamaan.

Di sisi lain, kurikulum pendidikan tinggi saat ini harus menjawab tuntutan modernitas zaman. Alumni Unpad yang banyak berprestasi di kancah nasional maupun internasional Panji Aziz Pratama mengungkapkan, kurikulum pendidikan tinggi saat ini harus dikembangkan ke arah digital marketing, kewirausahaan, hingga pemanfaatan sosial media.

“Ini yang sedang dibutuhkan anak muda generasi milenial sekarang. Jika pemangku kebijakan ini belum mampu merespons, akan kehilangan kesempatan baik bagaimana caranya generasi muda ini dapat menghadapi Bonus Demografi,” kata Panji.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Menakar Dampak Negatif Bonus Demografi, Kualitas Kompetensi Usia Produktif Harus Ditingkatkan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Ootrad Unpad Digelar untuk Tetapkan Standar Baku Olahraga Tradisional

$
0
0

[unpad.ac.id, 08/09/2017] Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) oleh Universitas Padjadjaran tidak hanya untuk mengenalkan ragam olahraga tradisional dari Jawa Barat saja. Ootrad yang telah digelar sejak 2007 lalu ini dilakukan sebagai dasar untuk penetapan standar baku terhadap olahraga tradisional itu.

Para pembicara Talkshow “Peran Budaya dalam Harmonisasi Kebinekaan Bangsa” di Bale Santika Unpad Jatinangor, Jumat (8/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Pencetus Ootrad Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, mengungkapkan, penetapan standar dilakukan agar olahraga tradisional tidak hanya menjadi media rekreasi, tetapi dapat menjadi kompetisi yang serius. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada standar atau ukuran baku terhadap beragam olahraga tradisional.

“Di sinilah peran universitas. Kalau hanya sekadar rekreasi, tentunya dilaksanakan di tingkat RW juga bisa,” ujar Prof. Ganjar saat menjadi pembicara dalam Talkshow “Peran Budaya dalam Harmonisasi Kebinekaan Bangsa” di Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (8/09).

Rektor Unpad periode 2007-2015 ini mencontohkan, salah satu cabang lomba Ootrad selama ini adalah lomba balap egrang. Di ajang tersebut, Unpad mengklasifikasikan lomba tersebut berdasarkan jarak, diantaranya 100 meter, 150 meter, 500 meter, hingga 1.000 meter. Ini bertujuan untuk mengukur daya tahan setiap peserta lomba dan berapa waktu yang harus ditempuh untuk menempuh jarak itu.

Contoh pengukuran lainnya terlihat pada kategori lomba bedil lodong. Selama beberapa kali Ootrad pernah menggelar kategori lomba ini. Di sini, pihaknya menghitung tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari dentuman bedil. Dengan begitu, peserta bisa melakukan kreasi menciptakan bedil lodong dengan tingkat kebisingan dentuman tertentu.

“Kalau standar ini dilakukan, ini bisa menjadi orientasi bagi tempat lain,” kata Prof. Ganjar.

Lebih lanjut Prof. Ganjar mengatakan, karena bersifat rekreasi maka proses penentuan juara dalam lomba selama ini belum memiliki standar jelas. Untuk itu, Ootrad juga menetapkan pemenang dalam tiap lomba dilihat dari bagaimana ukuran seorang peserta dapat lolos menjadi juara.

Ukuran dan standar baku tersebut juga bertujuan agar olahraga tradisional dapat lebih kompetitif. Dengan menetapkan dua unsur tersebut, Prof. Ganjar menilai olahraga tradisional bukan tidak mungkin dapat menjadi cabang olahraga ekshibisi pada kompetisi olahraga nasional. Ia pun optimis pengembangan menjadi kompetisi akan mendorong olahraga tradisional akan menjadi lebih masif.

Kalau jadi kompetisi, orang akan menjadi lebih ramai, pelaksanaannya jadi banyak, dan mungkin akan menjadi suatu profesi,” kata Prof. Ganjar.

Cabang olahraga tradisional dalam Ootrad dipilih tidak hanya dari berbagai permainan rakyat. Berbagai aktivitas yang terjadi di sekeliling masyarakat bisa menjadi suatu olahraga kompetitif. Upaya ini diwujudkan melalui cabang kompetisi Sapta Lomba yang terdiri dari Ngagandong Boboko, Egrang, Balap Karung, Manggul Beas, Nanggung Suluh, Nyuhun Jukut, dan Eyong.

Prof. Ganjar menyampaikan, menghidupkan olahraga tradisional tidak sekadar menyelenggarakan perlombaan dan mengenalkannya kepada masyarakat. Penetapan standar baku perlombaan diharapkan jadi acuan bagi penyelenggaraan kompetisi serupa di wilayah lainnya. Jika sudah menjadi acuan, maka Unpad akan menjadi pihak pertama yang telah menetapkan standar bagi olahraga tradisional.

Talkshow ini digelar sebagai bagian dari penyelenggaraan Ootrad ke-10 dan Festival Budaya dalam rangka Dies Natalis ke-60 Unpad. Para pembicara lain yang hadir dalam acara tersebut yaitu Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Mustika Fitri, M.Pd., PhD, Ketua Umum DPP HPDKI Nasional Ir. Yudi Guntara Noor, dan Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Brigjen TNI Purn.) Drs. H. Sjahlan Idris.

Selain talkshow olahraga tradisional, rangkaian Ootrad ke-10 ini juga menggelar Seminar Batik Nusantara yang digelar di Bale Santika Unpad, Jumat (8/09) siang. Pelaksanaan Ootrad ke-10 ini akan digelar di Kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (9/09).*

Laporan oleh Arief Maulana

 

 

The post Ootrad Unpad Digelar untuk Tetapkan Standar Baku Olahraga Tradisional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Ootrad ke-10 Unpad Digelar dengan Mengusung Kebinekaan

$
0
0

[unpad.ac.id, 9/09/2017] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad secara resmi membuka gelaran Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 di Stadion Jati Padjadjaran kampus Jatinangor, Sabtu (9/09). Kompetisi olahraga tradisional yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-60 Unpad ini diikuti oleh civitas academica, tenaga kependidikan, mitra kerja, dan masyarakat umum.

Peserta pawai Aleut-aleutan pada Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 Unpad yang digelar di Stadion Jati Padjadjaran Kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (09/09). (Foto: Tedi Yusup)

“Tahun ini secara strategis kita wujudkan apa yang telah dikomitmenkan dalam membangun budaya dan kebinekaan,” ujar Rektor saat memberikan sambutan.

Mengusung tema “Harmoni dalam Kebinekaan”, Ootrad ini merupakan refleksi dari tema besar Dies Natalis ke-60 Unpad yaitu “Sinergi Unpad dan Jawa Barat untuk Indonesia”. Ragam kebinekaan ini terlihat dari diusungnya identitas budaya dari berbagai wilayah di Indonesia melalui kostum adat yang dikenakan oleh para pimpinan universitas dan fakultas.

Tidak hanya kostum adat, setiap kontingen fakultas pun menampilkan berbagai ciri khas dan seni tradisi dari beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 30 kontingen provinsi diwakili berbagai fakultas, unit kerja, serta mitra unpad dan masyarakat sekitar Jawa Barat.

Pembukaan gelaran Ootrad ini dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan, yaitu unjuk kebolehan pesilat Cikalong, mendorong bola dengan tongkat bersama-sama, pemutaran gasing raksasa, penyalaan obor kompetisi oleh Rektor, serta penerbangan layang-layang Unpad.

 

Ad tiga kompetisi yang digelar dalam Ootrad kali ini. Tiga kompetisi tersebut Balap Egrang, Saptalomba, dan Ucamaintian. Selain kompetisi, juga digelar festival kuliner dan penampilan seni dari berbagai daerah, serta ekshibisi permainan Perepet Jengkol khas Jawa Barat. Acara berlangsung hingga sore hari.*

 

Laporan oleh Arief Maulana, Erlin Elisabeth, dan Syafira Dwi Soniansi/am

The post Ootrad ke-10 Unpad Digelar dengan Mengusung Kebinekaan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Presiden Joko Widodo: Perguruan Tinggi Garda Terdepan Mengantisipasi Perubahan Bangsa

$
0
0

[unpad.ac.id, 11/09/2017] Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengajak segenap elemen Universitas Padjadjaran untuk ikut mengantisipasi berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan global. Saat ini, dunia menghadapi tantangan perubahan global yang begitu pesat.

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo saat menyampaikan orasi dalam acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). (Foto: Tedi Yusup)*

“Perguruan tinggi adalah yang paling siap hadapi perubahan,” ujar Presiden saat menyampaikan orasi dalam acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09).

Salah satu antisipasi yang dilakukan perguruan tinggi adalah berani berubah. Presiden menjelaskan, selama bertahun-tahun keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi tidak banyak berubah. Jika melihat tantangan global, orientasi keilmuan juga harus menyesuaikan.

Ia mencontohkan program studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis misalnya, saat ini harus mampu mengakomodasi tren dan kebutuhan global. “Fakultas Ekonomi itu menjadi, misalnya, ada jurusan logistik manajemen, ritel manajemen, toko online, karena produk (ekonomi)nya sudah berubah,” kata Presiden.

Derasnya arus informasi di media sosial juga menjadi perubahan yang mesti diantisipasi. Kecepatan dan keterbukaan berbagai informasi di media sosial mengalahkan kecepatan media arus utama. Untuk itu, perguruan tinggi, termasuk Unpad, didorong untuk menyiapkan program keilmuan khusus terkait media sosial.

“Inilah peran universitas, harus menyiapkan sumber daya manusia kita untuk bersaing dalam kompetisi. Kalau tidak akan sangat berbahaya,” ujarnya.

Lebh lanjut Presiden mengungkapkan, pengelolaan media sosial saat ini dipandang penting. Mengingat saat ini dan masa depan, media sosial disinyalir menjadi ruang interaksi sosial. Adanya program studi khusus ini diharapkan dapat mengontrol masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial.

Siapkan Karakter

Diperkirakan dalam 5 – 10 tahun ke depan, para ahli menyebut generasi Indonesia akan diisi dengan generasi Y dan milenial. Generasi ini yang akan memegang posisi kunci kemajuan bangsa.

Sebagai negara terbesar ketiga dalam hal pengguna internet di dunia, masyarakat dan pemerintah harus mengintervensi penggunaan teknologi agar sesuai dengan koridor yang ditetapkan. Beragam informasi menyimpang akan berpengaruh pada kondisi sosial budaya.

Presiden menyebut, informasi menyimpang akan menyebabkan masyarakat mudah terpancing emosi. “Masyarakat mudah tertipu berita bohong, hoax. Oleh sebab itu, universitas sebagai penjaga terdepan bisa ikut bersama-sama dengan pemerintah mengantisipasi berbagai hal yang berkaitan dengan itu,” kata Presiden.

Pemberian pendidikan karakter,integritas, kejujuran, etos kerja, anti korupsi, toleransi, hingga persatuan dan kesatuan wajib diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa, lanjut Presiden, harus dibentengi agar tidak termasuk ke dalam kelompok yang mudah terhasut oleh derasnya arus informasi di jagat maya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Unpad, Presiden didampingi Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad juga meninjau pameran Foto Pembangunan Infrastruktur yang merupakan kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta  Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Selain menyampaikan orasi, Presiden juga mendapat penghargaan Anugerah Padjadjaran Utama dari Rektor Unpad. Usai memberikan orasi, Presiden menyempatkan menjadi imam salat zuhur di Masjid Al-Jihad, Kampus Unpad dan melanjutkan agenda kerjanya di Kota Bandung.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

 

 

The post Presiden Joko Widodo: Perguruan Tinggi Garda Terdepan Mengantisipasi Perubahan Bangsa appeared first on Universitas Padjadjaran.

Puncak Perayaaan Dies Natalis ke-60, Rektor Sampaikan Refleksi Perjalanan Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 11/09/2017] Genap berusia 60 tahun, Universitas Padjadjaran masih tetap berkomitmen melaksanakan apa yang dicita-citakan para pendirinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses pendidikan yang diemban Unpad merupakan amanat dari para pendahulu untuk membuka kesempatan masyarakat mengenyam pendidikan tinggi.]

Rektor Universitas Padjadjaran rof. Tri Hanggono Achmad saat menyampaikan orasi ilmiah pada acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan, tonggak sejarah penting yang telah dilalui Unpad saat ini adalah transformasi pengelolaan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Hukum yang memiliki kewenangan pengelolaan akademik dan nonakademik. Perubahan status ini secara resmi tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 tahun 2014 dan PP Nomor 51 Tahun 2015.

Orasi ilmiah tersebut disampaikan Rektor saat acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). Orasi ilmiah ini secara khusus dihadiri Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet kerja, pimpinan daerah, beberapa rektor perguruan tinggi, serta pimpinan, guru besar, dan civitas academica Unpad.

Terkait dengan transformasi PTN Badan Hukum, Rektor memaparkan satu refleksi yang menjadi rongga penting pengelolaan Unpad. Pola Ilmiah Pokok “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional” merupakan refleksi Unpad yang saat ini masih relevan dalam menghadapi tantangan perubahan global.

“PIP ini sebagai kristalisasi wujud pemikiran, pengalaman, dan harapan mengenai jati diri keunggulan Unpad, yang dipandu oleh kepemimpinan akademik Prof. Mochtar Koesoemaatmadja, Prof. Otto Soemarwoto, dan Prof. Didi Atmadilaga saat itu,” kata Rektor.

Gagasan ini, lanjut Rektor, sejalan dengan konsep Wawasan Nusantara yang juga merupakan refleksi pemikiran dan upaya Prof. Mochtar Koesoemaatmadja dalam memelihara batas kedaulatan NKRI. Konsep ini akhirnya diakui oleh konstitusi internasional sebagai batas kedaulatan NKRI.

Pemikiran lain yang penting dari PIP Unpad adalah peranan ekologi dalam pembangunan. PIP Unpad mampu menginspirasi dunia akademik untuk berperan aktif dalam upaya pecapaian pembangunan berkelanjutan.

“Salah satu wujud nyata dari semangat PIP Unpad adalah dukungan Unpad pada proses pengajuan UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Sukabumi Selatan,” kata Rektor.

Di bidang kelembagaan universitas, Unpad juga melakukan transformasi pengelolaan kelembagaan, diantaranya dengan melakukan reformasi birokrasi merampingkan struktur dan pengalihan fungsi. Unpad saat ini telah menghilangkan jabatan struktural dan mentransformasikannya menjadi jabatan fungsional tertentu. Dengan dukungan reformasi birokrasi tersebut, lanjut Rektor, Unpad mampu mendorong peningkatan luaran kinerja akademik.

Sementara dari sisi akademik, Unpad setidaknya menjadi perguruan tinggi dengan jumlah pendaftar tertinggi se-Indonesia melalui jalur SNMPTN dalam 6 tahun terakhir. Hanya sekitar 6% peminat saja yang lulus seleksi di Unpad.

Tingginya jumlah peminat ini terus mendorong Unpad untuk meningkatkan kinerja pembelajaran dan penelitian. Rektor mengapresiasi luaran akademik yang dihasilkan para dosen dan mahasiswa. Ini terlihat berdasarkan data per September 2017, sebanyak 291 artikel ilmiah dosen Unpad telah dimuat pada jurnal internasional bereputasi.

“Jumlah tersebut melampaui jumlah publikasi sejenis yang tercatat pada akhir tahun 2016, yaitu sejumlah 244 artikel,” kata Rektor.

Selanjutnya, Rektor juga menyampaikan beberapa program unggulan Unpad, diantaranya Aliansi Strategis Universitas Padjadjaran – Jawa Barat (ASUP Jabar), program Profesor Masuk Desa, program pembebasan biaya Pendidikan Dokter dan Dokter Spesialis dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah.

“Berbagai gagasan dari almamater dan implementasinya, kami dedikasikan bagi pembangunan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan cita-cita Republik Indonesia,” kata Rektor.

Dalam acara puncak perayaan Dies Natalis diluncurkan buku “Menyongsong SDGs: Kesiapan Daerah-daerah di Indonesia”. Buku tersebut secara resmi diserahkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Prof. Armida Salsiah Alisyahbana, PhD, kepada Presiden Joko Widodo. Selain itu, di luar Grha Sanusi Hardjadinata diselenggarakan pameran Foto Perjalanan dan Perkembangan Unpad serta Pameran Foto Pembangunan Infrastruktur yang merupakan kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dam Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Puncak Perayaaan Dies Natalis ke-60, Rektor Sampaikan Refleksi Perjalanan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live