[unpad.ac.id, 27/7/2018] Universitas Padjadjaran terlibat aktif dalam konsorsium proyek riset internasional yang mengidentifikasi potensi diatom Haslea ostrearia pada sektor akuakultur. Proyek riset yang didanai Badan Uni Eropa Horizon 2020 ini diikuti oleh 21 perguruan tinggi dari 12 negara di dunia.

Guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Toto Subroto, M.S., saat menjelaskan mengenai konsorsium proyek riset internasional “Genus Haslea, New Marine Resources for Aquaculture” dalam diskusi “Riset Unggulan Unpad dan Kerja Sama untuk Masyarakat Sejahtera (Riung Karsa) “ di Unpad Training Center, Bandung, Jumat (27/7) sore. (Foto: Tedi Yusup)*
Proyek “Genus Haslea, New Marine Resources for Aquaculture” atau GhaNa (Ghana), bertujuan mengekplorasi pemanfaatan senyawa bioaktif mareninne diatom Haslea ostrearia, suatu mikroalga yang ada di perairan pada berbagai sektor.
Para peneliti Unpad yang diketuai guru besar Biokimia dari FMIPA Prof. Dr. Toto Subroto, M.S., berfokus pada riset terkait aspek ekofisiologi dan biokimianya. Konsorsium yang dikoordinatori Prof. Jean Luc-Mouget dari Universite du Maine, Le Mans, Perancis ini telah membagi setiap negara anggota untuk mengerjakan paket riset tertentu. Riset telah berlangsung sejak 2017 hingga 2021.
“(Riset ini) mengembangkan new marine resources untuk blue biotechnology yang fokus pada pengerjaan antimikroba, akuakultur, biodiversitas, kosmetik, ekofisiologi, dan lain-lain,” ujar Prof. Toto saat menjadi pembicara dalam diskusi “Riset Unggulan Unpad dan Kerja Sama untuk Masyarakat Sejahtera (Riung Karsa) “ di Unpad Training Center, Bandung, Jumat (27/7) sore.
Lebih lanjut Prof. Toto menerangkan, senyawa mareninne merupakan pigmen biru yang kerap digunakan untuk menghijaukan kerang di kawasan budidaya kerang di Perancis Barat. Kerang hijau ini banyak diminati masyarakat Eropa terutama dari kalangan bangsawan. Ini didasarkan adanya hipotesis mengenai manfaat kerang hijau bagi kesehatan.
Walaupun telah digunakan sebagai pewarna alami kerang sejak abad ke-18, belum ada penelitian yang mampu memecahkan struktur molekul mareninne. Penelitian terakhir baru menghasilkan kesimpulan mareninne sebagai suatu glikosida. Melalui konsorsium ini, Unpad berperan memecahkan struktur mareninne.
Bersama dua peneliti Unpad lainnya, Muhammad Yusuf, PhD, dan Fiddy Semba Prasetya, PhD, Prof. Toto menelusuri struktur senyawa mareninne berikut peranannya.
“Kita sudah mendapatkan kemajuan dari penelitian ini,” ujar Prof. Toto. Saat ini, penelitian tersebut sedang memasuki tahap untuk dipublikasikan.
Berhasil menaikkan nilai ekonomi dari kerang, mareninne menjadi suatu kajian menarik bagi ilmu pengetahuan. Salah satu fungsi mareninne yang juga menarik adalah kemampuan menjadi antibiotik.
Senyawa mareninne efektif meningkatkan daya tahan, terutama pada larva udang maupun kerang. Selama ini, lanjut Prof. Toto, benih atau larva udang rentan mengalami kematian akibat lemahnya daya metabolisme terhadap serangan bakteri maupun virus.
“Mareninne ini diharapkan bisa diterapkan di tambak atau budidaya udang dan kerang,” kata Prof. Toto.
Meskipun penelitian ini mengeksplorasi kekayaan hayati laut, pihaknya tetap menjaga kelestariannya. Hal yang dilakukan adalah mengambil sampel yang ada di laut lalu diperbanyak di laboratorium. “Dengan demikian, laut tetap terjaga ekosistemnya,” kata Prof. Toto.*
Laporan oleh Arief Maulana
The post Perdana di Dunia, Unpad Teliti Struktur Molekul Senyawa “Mareninne” dalam Proyek Riset Internasional appeared first on Universitas Padjadjaran.