Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Unpad Miliki Tiga Guru Besar Baru

$
0
0

[unpad.ac.id, 13/7/2018] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad  menyerahkan Surat Keputusan Jabatan Akademik kepada tiga guru besar baru Unpad di Unpad Training Center,  Jalan Ir. H. Djuanda No. 4 Bandung, Jumat (13/7).  Para guru besar baru Unpad tersebut adalah  Prof. Atip Latipulhayat, Ph.D. dan Prof. Susi Dwi Harijanti, S.H., LL.M., PhD.  dari Fakultas Hukum, serta Prof. Dr. Hendriati Agustiani, M.Si dari Fakultas Psikologi.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menyerahkan Surat Keputusan Jabatan Akademik kepada tiga guru besar baru Unpad, yaitu Prof. Atip Latipulhayat, Ph.D. dan Prof. Susi Dwi Harijanti, S.H., LL.M., PhD. dari Fakultas Hukum, serta Prof. Dr. Hendriati Agustiani, M.Si dari Fakultas Psikologi. Acara diselenggarakan di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4 Bandung, Jumat (13/7).*

“Penambahan guru besar merupakan indikator utama yang menunjukkan performa akademik Unpad, karena para profesor adalah academic leader yang sangat menentukan kemajuan Unpad,” kata Rektor dalam sambutannya.

Prof. Atip Latipulhayat diangkat dalam jabatan akademik guru besar dalam bidang ilmu Hukum Internasional.  Hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi  nomor 29226/A2.3/KP/2018.

Sementara itu Prof. Susi Dwi Harijanti diangkat dalam jabatan akademik guru besar dalam bidang ilmu Hukum Tata Negara,  sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi  nomor 29228/A2.3/KP/2018.

Guru besar dari Fakultas Psikologi Prof. Dr. Hendriati Agustiani diangkat dalam jabatan akademik guru besar dalam bidang ilmu Psikologi Perkembangan,  sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi  nomor 29227/A2.3/KP/2018.

“Selamat atas perolehan jabatan akademik guru besar yang telah diraih, semoga ilmu serta karyanya bermanfaat serta maslahat untuk masyarakat,” ucap Rektor.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana

The post Unpad Miliki Tiga Guru Besar Baru appeared first on Universitas Padjadjaran.


Teliti Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Kepala Bappeda Jabar Raih Doktor di Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 13/7/2018] Pengelolaan kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu semestinya dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh nilai kegunaan dan nilai keberadaan sumber daya geologi. Hal ini sangat bermakna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun keberlanjutan Geopark Ciletuh Palabuhanratu sendiri.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Yerry Yanuar menyampaikan ringkasan disertasinya berjudul “Model Kelayakan Pengembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Berbasis Sumberdaya Geologi” pada Sidang Promosi Doktor di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (13/7). Yerry lulus dari dari program Doktor dalam Bidang Teknik Geologi Unpad dengan predikat cumlaude. (Foto: Tedi Yusup)*

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Yerry Yanuar saat mempresentasikan disertasinya berjudul “Model Kelayakan Pengembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Berbasis Sumberdaya Geologi” dalam Sidang Promosi Doktor yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (13/7).

Pada sidang yang dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad itu,  Yerry dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude.

“Model kelayakan pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu berbasis sumber daya geologi yang dihasilkan dalam penelitian diharapkan dapat diaplikasikan pada pengembangan geopark-geopark lainnya di Indonesia,” harap Yerry.

Dalam disertasinya, Yerry menjelaskan bahwa model sumber daya geologi dalam rangka pengembangan kawasan geopark yang berkelanjutan pada dimensi geologi dan dimensi ekologi ditentukan oleh beberapa indikator, yaitu keberadaan dan keberagaman, nilai keunikan dan nilai kelangkaan, serta kerawanan lingkungan.

Menurut Yerry, ada 6 poin yang memengaruhi keberlanjutan dari proses pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, yaitu kondisi sosial masyarakat, peran, dan partisipasi masyarakat; peningkatan kapasitas kelembagaan dan kerja sama antar lembaga; pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi; pengelolaan keberadaan, keberagaman, nilai keunikan dan nilai kelangkaan sumber daya geologi; antisipasi dan penanganan kerawanan lingkungan terkait dengan kebencanaan; serta pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat lokal.

Untuk meningkatkan peran serta dan partisipasi stakeholders pembangunan daerah dalam pengembangan kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Yerry pun menyarankan untuk segera dikembangkan penyelenggaraan Badan usaha Milik Daerah untuk Penelitian, Pengembangan, dan Edukasi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Provinsi Jawa Barat.

“Dengan melibatkan kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Unpad, swasta, dan masyarakat,” imbuh pria kelahiran 29 Januari 1964 ini.

Selain itu, Yerry juga menyarankan untuk dilakukan penyusunan regulasi  berupa Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Gubernur yang dapat menjadi landasan hukum dalam mewujudkan kerja sama dan kemitraan antar stakeholders dalam pengembangan kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana

The post Teliti Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Kepala Bappeda Jabar Raih Doktor di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Galeri Foto Padjadjaran Fun Bike Ika Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 16/7/2018] Ikatan Alumni (Ika) Universitas Padjadjaran menggelar kegiatan bersepeda santai bertajuk “Padjadjaran Fun Bike”, Sabtu (14/7). Kegiatan digelar dalam rangka mempererat silaturahmi antara sivitas akademika Unpad, alumni, serta masyarakat umum sekaligus media kampanye meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan jasmani.

Kegiatan bersepeda santai ini dilepas secara resmi oleh Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad, beserta Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Rudiantara, MBA. Rute perjalanan menemupuh Kampus Unpad di Jalan Dipatiukur – Ir. Hj. Djuanda –  Merdeka –  Jawa – Bangka – Aceh – Cimandiri – Aria Jipang,  dan berakhir di kampus Unpad kembali. Acara dimeriahkan dengan beberapa gerai bazaar kuliner, cek kesehatan gratis, panggung musik, dan pembagian doorprize.*

Foto oleh Tedi Yusup/am

The post Galeri Foto Padjadjaran Fun Bike Ika Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Lewat Summer Program, Unpad Ajak Mahasiswa Asing Cinta Indonesia

$
0
0

[unpad.ac.id, 16/7/2018] Sebanyak 38 mahasiswa asing dari berbagai negara mengikuti kegiatan Unpad Summer Program 2018 yang diselenggarakan Kantor Internasional Universitas Padjadjaran, 9 – 22 Juli mendatang. Tidak hanya mengenalkan lingkungan kampus Unpad, mahasiswa asing juga diajak melihat beragam potensi alam dan wisata yang ada di Jawa Barat.

Salah seorang mahasiswa asing asal Turki peserta Unpad Summer Program 2018 sedang melihat proses pembuatan gula kelapa di kawasan Pantai Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Kamis (12/7). Tahun ini, peserta Unpad Summer Program 2018 diajak untuk melihat beragam potensi alam dan wisata di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dan wisata Pangandaran di Jawa Barat. (Foto: Arief Maulana)*

Kegiatan Summer Program dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Dr. Arry Bainus, M.A., di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (10/7) lalu. Dalam sambutannya, Dr. Arry menjelaskan kegiatan Summer Program di Unpad bertujuan meningkatkan komunikasi, aspek kepemimpinan, dan kerja sama antar mahasiswa asing.

Kawasan UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi dan wisata Pangandaran dipilih menjadi lokasi Unpad Summer Program. Dua lokasi ini, menurut Dr. Arry, merupakan fokus kajian Unpad dalam mengembangkan wilayah Jawa Barat.

“Implementasi dari Unpad Summer Program diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat Ciletuh dan Pangandaran,” kata Dr. Arry.

Melalui program ini, mahasiswa asing dari negara Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Malaysia, Thailand, Turki, Afghanistan, dan Bangladesh ini diharapkan dapat belajar tentang Indonesia dari kunjungan ke Ciletuh, Pangandaran, dan kampus Unpad.

“Salah satu keuntungan dari program ini adalah untuk merefleksi beragam kebudayaan baru dengan kebudayaan di setiap negara masing-masing,” ujar Dr. Arry.

Tiba di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Rabu (11/7), para mahasiswa diajak melihat beragam destinasi wisata geologi, seperti mega amfiteater, air terjun, dan pantai. Mahasiswa juga diajak melihat budidaya ikan sidat di Mandrajaya, melihat lokasi pembuatan gula kelapa di Ujung Genteng, hingga melihat penangkaran penyu dan mengikuti prosesi pelepasan penyu di Pantai Pangumbahan.

Mahasiswa juga diajak mengunjungi Bumi Walagri Padjadjaran yang saat ini digunakan sebagai gedung Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad, Kamis (12/7). Dipandu dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad, Dr. Dicky Muslim, mahasiswa diajak untuk mengetahui proses mitigasi bencana.

Di Pangandaran, mahasiswa berpartisipasi dalam Festival Layang-layang Internasional yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Pangandaran di kawasan Pantai Barat Pangandaran. Program lain yang dilakukan adalah aksi bersih pantai, dan mengunjungi berbagai lokasi wisata di Pangandaran.*

Laporan oleh Arief Maulana

Foto oleh Arief Maulana

 

 

The post Lewat Summer Program, Unpad Ajak Mahasiswa Asing Cinta Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa FTIP Unpad Kembangkan “Snack Bar” Kaya Nutrisi

$
0
0

[unpad.ac.id, 16/7/2018] Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran mengolah singkong menjadi snack bar kaya nutrisi, yaitu “Chocotela”. Mereka adalah Fanny Nur Octaviani, Dini Aulia, Riska Oktafiani, Rifa Nabila, dan Febria Putri, dengan dosen pembimbing Dr. Tita Rialita, S.Si., M.Si.

Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran, Fanny Nur Octaviani, Dini Aulia, Riska Oktafiani, Rifa Nabila, dan Febria Putri, dengan dosen pembimbing Dr. Tita Rialita, S.Si., M.Si., mengembangkan snack bar kaya nutrisi “Chocotela” berbahan dasar singkong dan ketela.*

Chocotela merupakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kemahasiswaan yang digagas Fanny dan tim, yang berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI tahun 2018.

Berbeda dengan snack bar pada umumnya yang berbahan dasar serealia dan kacang-kacangan, Chocotela menggunakan bahan dasar singkong sebagai upaya untuk mengembangkan pangan lokal. Chocotela sendiri merupakan singkatan dari cokelat dan ketela.

Chocotela dengan slogan produk ‘Pangan Lokal Rasa Internasional’ berusaha untuk mengembangkan singkong yang merupakan salah satu umbi-umbian di Indonesia. Singkong yang pengolahannya terbatas dan harga jual yang rendah dengan adanya Chocotela diubah menjadi produk kekinian dengan rasa yang lezat dan  kandungan gizi yang baik serta dapat berdaya saing tinggi di pasaran,” kata Fanny dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Dalam produksi, Chocotela memberdayakan pelaku UMKM keripik singkong untuk mengembangkan potensi UMKM di Kecamatan Tanjung Siang Kabupaten Subang – Jawa Barat. Pemilihan pelaku usaha di daerah tersebut didasarkan adanya jenis singkong berkualitas yang diharapkan bisa meningkatkan daya saing di tingkat pasar.

Produk Chocotela yang telah diproduksi sejak Mei 2018 ini diminati oleh banyak konsumen. Selain di sekitar kampus Unpad, produk ini juga telah dipasarkan di Subang, Padang, Indramayu, Tasikmalaya, dan Purwakarta. Sebagian dari keuntungan, didonasikan untuk panti asuhan.

“Chocotela dapat dinikmati oleh anak-anak hingga dewasa, dan dapat dijadikan sebagai snack yang baik bagi orang yang memiliki aktivitas yang tinggi yang memang tidak sempat untuk sarapan,” ujar Fanny.

Chocotela juga juga dapat dipesan melalui akun Instagram @chocotela_bar dan official account LINE @rfk3599t .*

Rilis/art

 

The post Mahasiswa FTIP Unpad Kembangkan “Snack Bar” Kaya Nutrisi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Unpad Optimalkan Kader Posyandu Cegah “Stunting”

$
0
0

[unpad.ac.id, 17/7/2018] Mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Padjadjaran di Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Sumedang di bawah dosen pembimbing dr. Ginna Megawati, M.Kes., melakukan serangkaian kegiatan untuk mencegah kasus perawakan pendek (stunting).

Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Padjadjaran di Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Sumedang dengan dosen pembimbing dr. Ginna Megawati, M.Kes., melaksanakan pelatihan pencegahan stunting, serta pelatihan bantuan hidup dasar dan pertolongan pertama pada kecelakaan.*

Upaya yang dilakukan mahasiswa dan dosen di desa tersebut adalah mengoptimalkan kembali peran kader posyandu sebagai penganjur kesehatan masyarakat (community health leader), serta membentuk kader sadar gizi cegah stunting dan relawan First Aid Responder. Pengamatan langsung dilakukan saat pelayanan Posyandu tengah berjalan di setiap Rukun Warga.

Selain melakukan pengamatan, mahasiswa juga mewawancarai setiap Posyandu terkait faktor hambatan pembentukan kader sadar gizi dan relawan First Aid Responder.

Sebagai puncak kegiatan pengabdian, diselenggarakan penyuluhan kader Posyandu di Balai Desa Cipacing, Sabtu (7/7). Para kader aktif diberikan pemahaman bahwa mereka punya peranan penting dalam upaya memutus rantai penyebab stunting.

Kader juga diberi pelatihan mengenai gizi seimbang, pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan bantuan hidup dasar. Para kader tampak bersemangat mengikuti setiap sesi pelatihan, termasuk ketika praktik bantuan kompresi jantung dan bantuan pemberian nafas melalui manekin percobaan.

Pelatihan tersebut dibantu oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad dan dokter relawan dari Samana Initiating Health. Para mahasiswa dan relawan ini bertindak sebagai instruktur pada pelatihan bantuan hidup dasar dan P3K.

Rangkaian kegiatan KKN ini merupakan implementasi dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dr. Ginna Megawati dengan judul “Peningkatan Kader Posyandu sebagai Community Health Leader dengan Pembentukan Kader Sadar Gizi Cegah Stunting dan Relawan First Aid Responder”.

Usai diberi pelatihan, para kader Posyandu berharap kegiatan pengabdian ini dapat berlanjut di waktu berikutnya. Dengan demikian, ada diseminasi informasi kepada kelompok masyarakat lainnya.

Selain itu, penyelesaian permasalahan stunting dapat diupayakan melalui pemberdayaan aktif seluruh masyarakat. Pembentukan First Aid Responder menjadi pelopor pembangunan sistem penanganan gawat darurat terpadu.*

Rilis/am

 

The post Mahasiswa Unpad Optimalkan Kader Posyandu Cegah “Stunting” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa FTIP Unpad Memboyong Juara di Kompetisi Ethnic Food 2018

$
0
0

[unpad.ac.id, 17/7/2018] Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran memboyong gelar juara di kompetisi Business Model Canvas (BMC) pada ajang “Festival Keanekaragaman Makanan Berbahan Baku Lokal 2018 (Ethnic Food)” yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jabar di Trans Studio Mall, 13-16 Juli 2018.

Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran memboyong gelar juara di kompetisi Business Model Canvas (BMC) pada ajang “Festival Keanekaragaman Makanan Berbahan Baku Lokal 2018 (Ethnic Food)” yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jabar di Trans Studio Mall, Bandung, 13-16 Juli 2018. (Foto: Tedi Yusup)*

Pada kompetisi tersebut, para peserta diminta membuat video terkait BMC dari bisnis atau gagasan bisnis mereka. Selanjutnya, lima peserta terbaik diminta melakukan presentasi di hadapan juri dari kalangan akademisi, ahli gizi, dan pelaku bisnis.

“Kebetulan lima terbaiknya semuanya dari Unpad,” ungkap salah seorang mahasiswa, M. Nur Rijaldi saat ditemui di Ruang Humas Unpad, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Senin (16/7).

Juara pertama diraih tim “Mangoday” yang terdiri dari M. Nur Rijaldi, Isfari Dinika, dan Gilang Purnama. Model bisnis kanvas Rijaldi dan tim dibuat berdasarkan bisnis yang mereka jalankan selama beberapa bulan terakhir, yaitu produk olahan buah mangga menjadi cemilan sehat yang dinamakan “Flat Mango”.

Diungkapkan Rijaldi, selain sehat dan enak, Flat Mango juga memiliki daya simpan lama dan ketersediaan produknya tidak bergantung pada musim mangga. Bisnis yang dijalankannya pun memiliki nilai sosial karena membantu meningkatkan taraf hidup petani mangga.

“Jadi bisa membantu kesejahteraan petani mangga yang ada di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan. Kami membeli pure buah mangga yang mereka olah, lalu kami mixing, membuat jadi produk,” kata Rijaldi.

Sementara juara kedua diraih oleh tim “Fruit Cake”, yaitu Yunita Hasnah Devina, Reka Firwayani, dan M. Fadel Mugni. Dalam BMC yang mereka buat, tertuang ide untuk menjalankan bisnis kue sehat menggunakan buah lokal, yaitu apel, jeruk, dan mangga.

“Jadi buah itu dicampur ke adonan kue. Diatas kue juga diberi buah juga,” ungkap Yunita.

Juara ketiga diraih oleh tim “Deep Purple” yang terdiri dari Noer Addnina Z., Firman Risnayadi, dan Angie Lucita. Ada tiga produk yang digagas tim ini, yaitu permen kulit manggis, minuman biji buah manggis, dan liptint dari buah manggis.

“Kami mengembangkan diversifikasi produk berbasis manggis. Jadi bagian-bagian manggis kami buat produk, jadi tiga produk,” jelas Addnina.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

The post Mahasiswa FTIP Unpad Memboyong Juara di Kompetisi Ethnic Food 2018 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Unpad Ciptakan Alat Bantu Kenal Huruf Berbasis Digital

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/7/2018] Lima mahasiswa Universitas Padjadjaran membuat alat bantu mengenal huruf dan membaca berbasis komputer tunggal raspberry pi. Alat bernama “Benalu Keladi” ini diciptakan oleh Primadifa Thayib Noor Dradjatiananda, Dendi Hazik Fuadi, Anselma Ratna Henrieta Sihaloho, Gabriella Daviena, dan Irnando Brima Ryandhika.

Mahasiswa Universitas Padjadjaran memperlihatkan alat bantu mengenal huruf dan membaca berbasis komputer tunggal raspberry pi bernama “Benalu Keladi” kepada pelajar di SDN Talagamukti, Dusun Citalaga, Jatinangor.*

Ide pembuatan alat tersebut mulanya muncul saat Primadifa dan tim melihat masih ada sejumlah pelajar di SDN Talagamukti, Dusun Citalaga, yang masih kesulitan membaca. Untuk itu, mereka membuat suatu alat yang dapat membantu para pelajar di SD tersebut dapat mengenal huruf dan membaca dengan metode yang cepat dan efektif, yaitu dengan strategi belajar kinestetik, visual, dan auditori.

“Jadi ide alat ini sederhana, melihat anak SDN Talagamukti yang ternyata belum bisa baca bahkan kenal huruf pun belum, terus melihat metode belajar di SD tersebut masih terbilang konvensional, jadi penunjang untuk belajar pun masih kurang, sehingga tercetuslah untuk membuat alat tersebut,” ujar Anselma dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Benalu Keladi ini merupakan alat berukuran 3.5 inch berbasis raspberry pi. Alat ini dapat dihidupkan dengan menghubungkannya ke power bank.

“Penggunaannya mudah, yakni nanti di layar tervisualisasi suatu huruf/kata yang mana alur dari huruf/kata tersebut diikuti oleh pengguna, kemudian setelah selesai diikuti, pengguna dapat mengklik tombol suara pada bagian kanan bawah layar untuk didengar suaranya,” jelas Primadifa.

Selain di SDN Talagamukti, alat ini juga sempat diimplementasikan pada sejumlah anak di sekitar Jatinangor.

“Selain dicoba di SDN Talagamukti kami juga mencobanya untuk anak sekitar Jatinangor. Ya sambil mengisi kekosongan dari kegiatan kampus, tim kami berinisiatif ngasih pembelajaran buat anak-anak itu,” ujar Primadifa.

Benalu Keladi ini direncakan akan terus dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap anak bangsa hingga ke pelosok.

Alat bantu kenal huruf ini merupakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Kepada Masyarakat. Program ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.*

Rilis/art

The post Mahasiswa Unpad Ciptakan Alat Bantu Kenal Huruf Berbasis Digital appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad dan Kemenko Maritim RI Kirim Mahasiswa KKN ke Bima, NTB

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/7/2018] Sebanyak 25 mahasiswa mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2018 yang digelar atas kerja sama Universitas Padjadjaran dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, mulai 21 Juli hingga 15 Agustus 2018.

Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Wawan Hermawan, M.S., memakaikan syal kepada salah satu peserta Kuliah Kerja Nyata Ekspedisi Nusantara Jaya 2018 Unpad di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (18/7). Pemakaian syal ini sebagai simbolis pemberangkatan mahasiswa ke Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. (Foto: Arief Maulana)*

Selama hampir satu bulan, mahasiswa melaksanakan KKN ENJ di Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Di sana, mahasiswa belajar memahami beragam potensi budaya dan pariwisata yang diharapkan bisa menjadi salah satu upaya meningkatkan daya saing Indonesia.

Mahasiswa terpilih dari 12 fakultas di Unpad tersebut dilepas secara resmi oleh Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Dr. Wawan Hermawan, M.S., di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (18/7). Dalam acara pelepasan tersebut, hadir Sekretaris Deputi bidang Sumber Daya Manusia, Iptek, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim RI Elvi Wijayanti serta Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad Aji Sasongko, M.Si.

Di hadapan mahasiswa, Prof. Wawan berpesan agar mahasiswa mampu mengasah berbagai soft skil selama melaksanakan KKN. Hal ini dilakukan untuk melahirkan berbagai ide baru yang bisa diimplementasikan menjadi aktivitas penelitian dan pengabdian.

“Begitu pulang diharapkan dapat keluar ide-ide cemerlang yang bisa dijadikan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),” ujar Prof. Wawan.

Didampingi dosen pembimbing, mahasiswa akan belajar banyak tentang kehidupan masyarakat di Desa Bajo Pulau. Mereka diajak melihat beragam potensi yang bisa diimplementasikan ke dalam program yang akan dilaksanakan, seperti pendidikan, sosial, lingkungan, hingga ekonomi.

Program KKN ini, lanjut Prof. Wawan, telah diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran di Unpad. Mahasiswa peserta KKN ENJ akan mendapat nilai setara dengan nilai KKN di Unpad. Dengan demikian, peserta KKN ENJ telah memenuhi angka kredit SKS untuk mata kuliah KKN.

Layaknya kegiatan KKN di Unpad, Prof. Wawan meminta mahasiswa membuat laporan akademik begitu selesai melaksanakan KKN ENJ. Ia juga mengharapkan mahasiswa Unpad dapat menjaga nama baik almamater di Desa Bajo Pulau.

Sementara itu, Elvi Wijayanti mengatakan, peserta KKN ENJ Unpad tahun ini merupakan mahasiswa terpilih. Secara keseluruhan, hanya 10% dari total pendaftar yang lolos dan menjadi peserta KKN ENJ 2018 se-Indonesia. Seleksi dilakukan berdasarkan hasil proposal yang diajukan pendaftar ekspedisi.

Elvi menilai, program KKN ENJ ini sangat efektif untuk menyiapkan generasi muda agar bisa mengoptimalkan berbagai potensi kemaritiman dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Potensi ini tidak hanya dari sektor perikanan saja, tetapi juga mencakup pariwisata, pertambangan, dan jasa.

“Diperkirakan potensi ekonomi maritim kita itu 1,33 Triliun US Dollar per tahun. Kita perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya produktif,” kata Elvi.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Unpad dan Kemenko Maritim RI Kirim Mahasiswa KKN ke Bima, NTB appeared first on Universitas Padjadjaran.

Kolaborasi Kunci Penyelesaian Masalah di Masyarakat

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/7/2018] Berbagai permasalahan dan isu yang berkembang di masyarakat saat ini semestinya tidak hanya dilihat dari satu sisi, tetapi memerlukan perhatian khusus dari berbagai aspek. Untuk itulah kolaborasi dari berbagai pihak dan disiplin ilmu sangat diperlukan.

Para pembicara utama dalam seminar internasional “The 2018 International Conference on Life, Innovation, Change, and Knowledge (ICLICK)” yang digelar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran di Hotel Ibis Bandung Trans Studio, Jl. Gatot Subroto No. 289 Bandung, Rabu (18/7). (Foto: Tedi Yusup)*

“Perlu ada semangat kolaborasi transdisiplin,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Dr. Dadang Rahmat Hidayat, SH., S.Sos., M.Si., saat membuka acara “The 2018 International Conference on Life, Innovation, Change, and Knowledge (ICLICK)” yang digelar di Hotel Ibis Bandung Trans Studio, Jl. Gatot Subroto No. 289 Bandung, Rabu (18/7).

Dr. Dadang pun mencontohkan masalah perawakan pendek (stunting) yang menjadi perhatian Indonesia akhir-akhir ini. Permasalahan stunting bukan hanya memerlukan perhatian dari segi kesehatan saja. Media komunikasi semestinya dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bernutrisi bagi anak untuk mencegah stunting.

“Ini adalah salah satu contoh bahwa permasalahan dari aspek kesehatan dapat juga berpengaruh pada aspek sosial, khususnya komunikasi,” ujar Dr. Dadang.

Melihat berbagai isu dan permasalahan yang ada, para akademisi pun semestinya memiliki peran penting dalam menyumbangkan pemikiran dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pemikiran itulah yang menjadi salah satu dasar digelarnya ICLICK. Dalam konferensi ini, dibahas berbagai hal yang mencakup bidang teknologi informasi komunikasi, ilmu sosial, ilmu hayat dan teknik kehidupan, inovasi, perubahan, dan pengetahuan yang terkait dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Konferensi ini melibatkan sejumlah akademisi dan praktisi untuk mempresentasikan gagasan yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian SDGs. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong penelitian dan tindakan nyata yang berkontribusi dalam membangun komunitas yang berkelanjutan (sustainable communities) dan kolaborasi interdisipliner untuk komunitas yang berkelanjutan.

Sebagai penyelenggara utama kegiatan, Fikom Unpad bekerja sama dengan sejumlah instansi, diantaranya Ikatan Dosen RI (IDRI), Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), serta  sejumlah perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri.

Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah pembicara utama pada sesi panel, yaitu Guru Besar Fikom Unpad Prof. Deddy Mulyana, MA., Ph.D, Guru Besar Chungnam National University, Korea Selatan, Prof. Sung Kyum Cho Wakil Dekan Universiti Sains Malaysia Dr. Nik Norma Nik Hassan, dan Asisten Professor Wayne State University, Michigan, Amerika Serikat, Dr. Elizabeth Stoycheff.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

The post Kolaborasi Kunci Penyelesaian Masalah di Masyarakat appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sekolah Demokrasi Berantas Generasi Buta Politik

$
0
0

[unpad.ac.id, 19/7/2018] Menyambut pesta demokrasi tahun 2019, lima mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran akan menyelenggarakan Sekolah Demokrasi Muda Indonesia untuk 40 siswa SMA sederajat di Pekanbaru, Riau pada 3 – 5 Agustus 2018 mendatang.

Tim Sekolah Demokrasi Muda Indonesia yang digagas mahasiswa program studi Sastra Arab Universitas Padjadjaran.*

Kelima mahasiswa tersebut ialah Tanty Riyani, Ahmad K Ridho Al Khudri, Muhamad Alim, Dwi Estri Anggaini, dan Hayatul Fikri Aziz. Kegiatan ini juga akan dibantu oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Riau, Fazli Abdisalam.

Ketua pelaksana kegiatan tersebut, Tanty, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan luaran dari kegiatan Bali Democracy Student Conference (BDSC) yang diikutinya pada 7 – 8 Desember 2017 di Serpong, Banten. Proyek yang didanai sebesar empat puluh juta rupiah oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tersebut diharapkan dapat  memberantas generasi muda dalam buta politik.

“Awalnya kegiatan ini akan digelar sebelum pilkada serentak tahun 2018 ini, agar peluang memperbaiki generasi buta politik bisa diminimalisasi. Hanya saja, pengumuman tiga proyek lolos baru diumumkan minggu pertama Mei lalu sehingga kami memfokuskan proyek ini untuk memberikan edukasi dalam memahami demokrasi menjelang pemilu 2019 nanti,” ungkap Tanty dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Dengan menawarkan lima materi selama tiga hari dua malam, para siswa ditargetkan dapat lebih bijak menghadapi polemik negeri dalam berdemokrasi yang belakangan seringkali disalahpahami. Kelima materi tersebut mencakup memaknai demokrasi, sejarah demokrasi indonesia, implementasi demokrasi di sekolah, peran pemuda membangun demokrasi, dan mancakrida demokrasi.

“Sekarang orang sudah salah kaprah memahami demokrasi sehingga memicu terjadinya antidemokrasi. Kesalahpahaman itu disebabkan karena kurangnya edukasi kepada masyarakat bahwa demokrasi yang diusung Indonesia, dalam hal ini Pancasila, sudah sangat sesuai dengan nilai, norma, budaya, dan agama bangsa Indonesia. Hal lain yang menjadi penyebabnya juga semakin banyaknya oknum-oknum yang mengatasnamakan kebenaran, padahal sejatinya mencoreng kesakralan demokrasi. Untuk itu, pemuda harus cerdas mengenali dan mengembalikan makna demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi yang dicita-citakan pendiri negara,” ungkap Alim selaku koordinator acara tersebut.

Keresahan Tanty dan keempat kawannya ini diamini Pemerintah Provinsi Riau sehingga dengan sukarela membantu menghimpun putra-putri terbaiknya untuk mendukung kegiatan tersebut.

Diharapkan, pemahaman demokrasi yang didapatkan para peserta dapat ditularkan, setidaknya pada teman satu sekolahnya. Dengan demikian, penyebaran paham dan makna demokrasi pancasila yang menjadi dasar negara bisa diterima semua kalangan.

Tanty juga menandaskan bahwa selama kegiatan tersebut berlangsung, akan selalu mendorong peserta untuk menumbuhkan kepedulian pada demokrasi, keberanian untuk unjuk gigi, dan kesadaran dalam berdiplomasi.*

Rilis/art

 

The post Sekolah Demokrasi Berantas Generasi Buta Politik appeared first on Universitas Padjadjaran.

Laboratorium Bio Safety Level 3 Mulai Dibangun di Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 20/7/2018] Universitas Padjadjaran memulai pembangunan Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di area gedung Laboratorium Sentral Kampus Jatinangor, Jumat (20/7). Pembangunan ini menggunakan dana dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar 30, 677 Miliar Rupiah.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad meletakkan batu pertama pembangunan Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di area gedung Laboratorium Sentral Kampus Unpad, Jatinangor, Jumat (20/7). (Foto: Tedi Yusup)*

Awal pembangunan laboratorium ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Prof. Dr. Rina Indiastuti, Kepala Lab Sentral Unpad Prof. Unang Supratman, M.S., serta segenap tamu undangan dan pimpinan Unpad.

Ketua Project Management Unit (PMU) IDB Unpad Prof. Benny Joy mengatakan, pembangunan Laboratorium BSL-3 ini merupakan lanjutan dari proyek pembangunan 18 gedung dan sarana perkuliahan di kampus Jatinangor melalui dana dari IDB, sejak 2014. Pascaselesai pertengahan 2017 lalu, pembangunan ini menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi.

“IDB berkenan memperpanjang proyek ini untuk membangun Lab BSL 3 tentu dengan batas waktu tertentu,” kata Prof. Benny.

Dana efisiensi tersebut diputuskan untuk membangun sekaligus menyediakan berbagai sarana prasarana laboratorium. Pembangunan konstruksi laboratorium dengan kontraktor PT. Amarta Karya ini didorong untuk selesai Desember 2018.

Dalam kesempatan itu Rektor mengatakan, dibangunnya Lab BSL-3 ini merupakan apresiasi bagi Unpad. “(Berdasarkan rapat di Badan Perencanaan Nasional) Jarang sekali proyek yang diselenggarakan dari bantuan luar negeri ini bisa selesai tepat waktu. Melalui upaya Prof. Benny dan kawan-kawan, proyek IDB di Unpad bisa selesai tepat waktu,” ujarnya.

Pemilihan Lab BSL-3 didasarkan atas belum banyaknya laboratorium jenis ini di Indonesia. Sedikit lembaga terkait di Indonesia maupun dunia yang memiliki laboratorium ini. Termasuk ke dalam laboratorium berstandar tinggi, Unpad siap menjaga standar keamanan laboratorium ini tetap terjaga.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, Lab BSL-3 ini nantinya mendukung aktivitas riset yang dilakukan di Lab Sentral Unpad. Meski aktivitas penelitian di Lab Sentral terfokus di bidang herbal, Rektor mendorong ada integrasi keilmuan antara penelitian herbal dan aktivitas Lab BSL-3

“Jika kita berbicara tentang Lab BSL-3 ini, biasanya terkait dengan bahan-bahan infeksius. Justru ini tantangan bagi kita untuk merekatkan potensi alam kita mengatasi bahan-bahan infeksiun ini,” kata Rektor.

Melihat adanya potensi tersebut, Rektor mengharapkan fasilitas Lab BSL-3 ini akan meningkatkan daya ungkit performa akademik. Jumlah publikasi internasional akan meningkat. Di sisi lain, adanya laboratorium ini akan membuka kerja sama yang lebih luas, baik antar fakultas maupun institusi di luar Unpad.

Sementara itu, Prof. Rina Indiastuti mengharapkan pembangunan laboratorium ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan apa yang direncanakan. Nantinya, baik laboratorium maupun 18 gedung dan sarana perkuliahan yang telah dibangun di Unpad ini akan dievaluasi terkait ketercapaian manfaatnya.

“Dampak (manfaat) yang diharapkan harus sesuai dengan proposal, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dari Unpad,” kata Prof. Rina.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad ini juga mengatakan agar penyediaan sarana pendukung laboratorium minimal harus sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) di Indonesia. Ia juga mengharapkan agar pembangunan lab ini dapat rampung satu bulan sebelum target yang ditetapkan.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Laboratorium Bio Safety Level 3 Mulai Dibangun di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Dorong Masyarakat Sadar Potensi Budidaya Lebah

$
0
0

[unpad.ac.id, 20/7/2018] Para akademisi berpendapat perlebahan saat ini menjadi sektor yang potensial. Tidak hanya potensial dari segi ekonomi, tetapi memiliki pengaruh kuat dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Ir. Yadi Supriyadi, M.S., (memegang mikrofon) tengah menjelaskan potensi lebah dari sisi ekonomi maupun konservasi lingkungan dalam acara diskusi bertajuk “Riset Unggulan Unpad dan Kerja Sama untuk Masyarakat Sejahtera (Riung Karsa) yang digelar Universitas Padjadjaran di The Sixty Two Cafe, Jalan Cisangkuy No. 62, Bandung, Jumat (20/7) sore. (Foto: Tedi Yusup)*

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Ir. Yadi Supriyadi, M.S., mengatakan, Indonesia memiliki 7 spesies lebah penghasil madu dari 9 spesies yang ada di tingkat dunia. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki sumber makanan lebah yang melimpah. Hal ini belum diperhatikan dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “Riset Unggulan Unpad dan Kerja Sama untuk Masyarakat Sejahtera (Riung Karsa) yang digelar Universitas Padjadjaran di The Sixty Two Cafe, Jalan Cisangkuy No. 62, Bandung, Jumat (20/7) sore, Yadi mengatakan, masyarakat dunia mulai kembali meningkatkan populasi lebah. Ini dilakukan menyusul terancamnya populasi lebah akibat pencemaran lingkungan.

“Lebah menjadi tolok ukur untuk menilai mutu lingkungan. Jika di suatu lokasi terlihat lebah dan menetap lebih lama, berarti lingkungan tersebut secara ekosistem masih bagus,” kata Yadi.

Hal inilah yang menggugah Yadi untuk meneliti sekaligus mengembangbiakkan lebah di lahan kampus Arjasari. Ia mengatakan, jika kawasan hutan lindung lain juga tergerak untuk membudidayakan lebah, maka ancaman kepunahan lebah di Indonesia tidak akan terjadi.

Budidaya lebah juga menguntungkan sekaligus mampu mencegah kerusakan alam. Yadi menjelaskan, makanan utama lebah berasal dari hutan. Jika masyarakat mulai didorong untuk beternak lebah, aktivitas perambahan hutan tidak akan terjadi kembali.

Lebih lanjut ia menilai, jika Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah populasi lebah yang baik, hal ini mencermikan bahwa indikator lingkungannya masih baik. Untuk itu, pengembangan perlebahan juga butuh melibatkan pemerintah.

Dari sisi ekonomi, setiap 10 kandang atau stup lebah bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 5 – 6 juta rupiah per bulan. Proses budidayanya pun terbilang sederhana. Setiap koloni dalam satu kandang sudah dapat menghasilkan madu dalam dua bulan.

Potensi ini mendorong akademisi Unpad banyak meneliti tentang perlebahan. Hal ini membuat Unpad berhasil menjadi bagian dalam proyek konsorsium Horizon 2020 ICT-39 Uni Eropa, suatu program riset terbesar di Eropa. Konsorsium tersebut berfokus pada penelitian perlebahan berbasis teknologi digital “Smart Apiculture Management Service”.

Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad Dr. Dwi Purnomo, mengatakan, selama ini sektor perlebahan dianggap kurang menarik untuk dikembangkan. Padahal, sektor ini menjadi pintu masuk dari implementasi SDGs.

“Dengan beternak lebah, petani tidak lagi menunggu masa panen. Setiap bulan dia bisa mengambil madu. Masyarakat tidak lagi mengganggu hutan karena sudah mendapatkan hasil produksi dari lebah, serta karena hutan menjadi sumber makanan lebah. Akhirnya mereka mau menjaga hutan,” paparnya.

Setidaknya ada 11 fakultas yang sudah terlibat dalam konsorsium ini. Dalam proyek SAMS ini, Unpad mengembangkan sistem teknologi digital yang bisa mengontrol pergerakan koloni lebah. Hal ini memungkinkan petani mengetahui kondisi ekosistem maupun kualitas kandang tempat koloni tersebut menetap.

Proyek ini sebelumnya telah sukses diterapkan di Uni Eropa. Konsorsium ini merupakan tawaran Eropa untuk mengimplementasikannya di negara berkembang. Dalam konsorsium ini, Indonesia bersama  Ethiopia, dan negara lainnya bergabung untuk berupaya meningkatkan jumlah populasi lebah.

Dr. Dwi mengatakan, sejak Januari 2018, tercatat sudah 16 produk olahan madu yang telah dikembangkan oleh peneliti Unpad.

Aktivitas penelitian ini kemudian didukung oleh komunitas Common Room di Bandung. Dandi, salah satu perwakilan komunitas Common Room mengatakan, pihaknya tertarik untuk mendiseminasikan hasil penelitian akademisi Unpad untuk bisa diterapkan di masyarakat.

Menyehatkan Masyarakat

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan, meningkatkan sektor perlebahan di Indonesia tidak bisa secara parsial. Berbagai unsur harus terkait.

“Secara alamiah, lebah memberikan potensi besar sebagai nutrien dan konservasi lingkungan,” kata Rektor.

Kultur masyarakat Indonesia, menurut Rektor, sudah sejak lama mengonsumsi madu. Ini berarti, masyarakat sudah sejak lama mengetahui bahwa madu baik untuk kesehatan. Dengan kerja sama riset ini, diharapkan mampu membangun kembali kultur masyarakat Indonesia yang rajin mengonsumsi madu.

Yadi menambahkan, impian mengembangkan budidaya madu di masyarakat juga untuk menyehatkan masyarakat sendiri. “Kami mendorong setiap peternak mampu mencukupi kebutuhan madu untuk keluarga sendiri. Jika sudah dirasa cukup, maka madu bisa dipasarkan lebih luas,” kata Yadi.

Diskusi “Riung Karsa” ini dipandu moderator Wakil Rektor bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Inovasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si. Dr. Keri mengatakan, diskusi ini merupakan upaya Unpad dalam mendiseminasikan berbagai hasil penelitian yang dilakukan sivitas akademika kepada masyarakat.

Rencananya, diskusi “Riung Karsa” ini akan dilaksanakan setiap hari Jumat dengan mengangkat topik-topik tertentu dengan pembicara para akademisi dari Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Unpad Dorong Masyarakat Sadar Potensi Budidaya Lebah appeared first on Universitas Padjadjaran.

Departemen Perikanan Unpad Bina Kelompok Budidaya Ikan Lele di Cileunyi

$
0
0

[unpad.ac.id, 23/7/2018] Departemen Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Sekejengkol, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (18/7) lalu.

Suasana kegiatan pembinaan kelompok budidaya ikan lele di Sekejengkol, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kab. Bandung oleh tim pengabdian kepada masyarakat Departemen Perikanan Universitas Padjadjaran, Rabu (18/7) lalu.*

Kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah membina kelompok pembudidaya ikan lele. Kelompok ini dibentuk oleh seorang praktisi budidaya lele di wilayah tersebut, yaitu Deni. Pembinaan dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan anggota kelompok terkait pengelolaan budidaya lele.

Menggandeng angggota kelompok pembudidaya serta para mitra di Sekejengkol, sebanyak 15 dosen dan tenaga kependidikan dari Departemen Perikanan Unpad, serta satu penyuluh perikanan Ibnu Dwi Buwono, M.Si., melakukan kegiatan pembinaan. Turut hadir Kepala Departemen Perikanan Unpad Prof. Dr. Junianto, Ir., M.P.

Dilansir dari rilis yang diterima Humas Unpad, upaya pembinaan meliputi pemberian materi teknik pemijahan ikan yang disampaikan oleh Ibnu. Materi dilanjutkan dengan praktik sederhana pemijahan buatan ikan lele menggunakan hormon ovaprim dan HCG untuk menghasilkan produk unggulan.

Dosen FPIK Unpad, Dr. Atikah Nurhayati, M.Si., juga memberikan materi mengenai kelembagaan budidaya ikan. Ke depan, menurut Dr. Atikah, Departemen Perikanan akan membantu proses registrasi kelembagaan para kelompok budidaya ikan di Desa Cileunyi Wetan.

Ada pun materi terakhir disampaikan oleh Ibnu Bangkit, M.Si., terkait penggunaan kalium diformat pada pakan ikan. Seluruh pemberian materi dimoderatori oleh Dosen FPIK Unpad Dr. Rita Rostika.

Melalui pembinaan ini, pembudidaya dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap permasalahan budidaya ikan. Para pembudidaya juga diharapkan memiliki pengetahuan dalam memasarkan produksi ikannya. Kegiatan ini direncakan akan dilakukan dalam beberapa pertemuan rutin dengan materi yang berbeda hingga Desember mendatang.*

Rilis: Departemen Perikanan Unpad/am

The post Departemen Perikanan Unpad Bina Kelompok Budidaya Ikan Lele di Cileunyi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Indonesia Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB, Kemlu Ajak FH Unpad Susun Rekomendasi Naskah Akademis

$
0
0

[unpad.ac.id, 23/7/2018] Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri RI Dr. iur. Damos Dumoli Agusman, M.A., membuka peran Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran untuk menyusun naskah akademis terkait penerapan Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB ke dalam hukum nasional Indonesia.

Sejumlah praktisi dan akademisi hukum menyampaikan berbagai tantangan dan rekomendasi terkait harmonisasi penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB dalam hukum nasional Indonesia dalam acara “Focus Group Discussion tentang Penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB ke dalam Hukum Nasional Indonesia” yang digelar atas kerja sama Kementerian Luar Negeri RI dengan Fakultas Hukum Unpad di Auditorium Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja FH Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (23/7). (Foto: Tedi Yusup)*

“Jika FH Unpad mengambil alih (untuk penyusunan rekomendasi) naskah akademis, you are welcome,” ujar Dr. Damos dalam acara “Focus Group Discussion tentang Penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB ke dalam Hukum Nasional Indonesia” di Auditorium Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja FH Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (23/7).

Dr. Damos mengatakan, pasca terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019/2020 awal Juni lalu, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut ada pada ketidaksinkronan antara Resolusi Dewan Keamanan dan sistem hukum nasional.

Resolusi DK PBB tidak serta merta dapat dieksekusi dalam hukum nasional. Padahal, keputusan DK PBB dapat mengikat di setiap negara tanpa adanya persetujuan khusus (specific consent). Selain itu, keputusan DK PBB saat ini tidak hanya melaksanakan kepada organ negara, tetapi sudah kepada warga negara, suatu unsur eksklusif dalam hukum nasional.

Dr. Damos melanjutkan, permasalahan dasar dari hal ini adalah belum adanya Undang-undang yang secara yuridis bisa mengikat hukum nasional kepada hukum internasional. Tidak adanya Undang-undang ini membuat Indonesia belum bisa mengikuti keputusan resolusi DK PBB.

“Kita lebih safe kalau ada Undang-undang,” ujarnya.

Melalui diskusi yang digelar atas kerja sama Kemlu RI dengan FH Unpad ini, Dr. Damos mengharapkan ada upaya untuk merumuskan rekomendasi naskah akademis, baik berupa Rancangan Undang-undang (RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah, atau Rancangan Pemerintah Presiden terkait harmonisasi tantangan tersebut.

Dipilihnya FH Unpad sebagai mitra Kemlu ini juga bukan tanpa alasan. Dr. Damos mengatakan, FH Unpad memiliki rekam jejak yang baik dalam kontestasi hukum internasional. “FH Unpad punya tokoh hukum internasional yang diakui, yaitu Prof. Mochtar Kusumaatmadja. Sayangnya, kami muridnya masih keteteran untuk meneruskan amanat beliau,” ujar Dr. Damos yang juga alumni FH Unpad.

Selain Dr. Damos, diskusi ini menghadirkan pembicara lainnya, yaitu: Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu RI Grata Endah Werdaningtyas, Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Polri Brigjen Pol. Eddy Hartono, Hakim Agung Mahkamah Agung RI Dr. Suhardi, dan Dosen FH Unpad Dr. Idris, M.A.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Indonesia Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB, Kemlu Ajak FH Unpad Susun Rekomendasi Naskah Akademis appeared first on Universitas Padjadjaran.


FKG Unpad Inisiasi Kajian Kualitas Pendidikan Kedokteran Gigi di Indonesia

$
0
0

[unpad.ac.id, 23/7/2018] Menghadapi revolusi industri 4.0, metode dan teknologi pembelajaran seharusnya adaptif terhadap perkembangan zaman. Para lulusan pun diharapkan memiliki daya saing di tingkat global.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt., saat memberikan sambutan dalam “1st National Dental Education Meeting (Nadem)” yang digelar Fakultas Kedokteran Gigi Unpad di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4 Bandung, Senin (23/7). (Foto: Tedi Yusup)*

Untuk meningkatkan kualitas metode pembelajaran dan kompetensi  lulusan kedokteran gigi di Indonesia di era revolusi industri 4.0, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)Universitas Padjadjaran menggelar “1st National Dental Education Meeting (Nadem)” di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4 Bandung, Senin (23/7).

“Institusi pendidikan dokter gigi saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan perubahan seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi. Maka dunia pendidikan tinggi diharapkan dapat menyediakan transformasi kurikulum yang adaptif terhadap tumbuhnya generasi milenial dan tantangan disrupsi.  Metode dan teknologi pembelajaran perlu dirancang sedemikian rupa agar adaptif terkait kultur milenial,” kata Dekan FKG Unpad Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes.

Lebih lanjut Dr. Nina mengatakan bahwa untuk menigkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan program studi, pengelolaan diharapkan dapat melakukan perbaikan berbasis fakta dan data. Perbaikan metode pembelajaran pun dapat dilakukan berdasarkan hasil kajian di program studi.

Dalam pertemuan tersebut, disajikan berbagai hasi studi terkait metode pembelajaran dari sejumlah peneliti atau pemerhati pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Diharapkan, hasil kajian tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi para pengelola kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di institusinya masing-masing.

Acara tersebut dihadiri 21 perwakilan Fakultas Kedokteran Gigi dari seluruh Indonesia, meliputi para koordinator kurikulum, Kepala Program Studi, Wakil Dekan, dan Dekan.

“1st National Dental Education Meeting merupakan suatu ajang berbagi informasi terkait pengelolaan program studi dan sebagai wahana untuk memublikasikan hasil-hasil kajian, telaah, atau studi mengenai proses  pembelajaran guna menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompeten di bidangnya,” kata Ketua Steering Commitee 1st Nadem, Dr. Sri Susilawati, drg., M. Kes.

Dengan digelarnya kegiatan tersebut, diharapkan kualitas lulusan kedokteran gigi dapat meningkat, sesuai standar nasional dan internasional.

“Kami harapkan 1st Nadem dapat menjadi suatu event yang rutin digelar di Indonesia. Sehingga setiap tahun kita bisa sharing tentang perkembangan pendidikan kedokteran gigi di Indonesia,” harap Dr. Sri Susilawati.

1st Nadem dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt.

“Semoga memberikan kemanfaatan untuk pengembangan kurikulum dan pengembangan pendidikan kedokteran gigi di Unpad dan di Indonesia pada umumnya,” harap Dr. Keri.

Acara tersebut juga menghadirkan pembicara kunci Direktur Penjaminan Mutu Belmawa Kemenristekdikti RI Prof. Aris Djunaedi yang memaparkan materi mengenai kebijakan terkini Kemenristekdikti tentang penjaminan mutu dalam pengelolaan program studi kedokteran gigi menghadapi revolusi industri 4.0 melalui pendekatan Academic Health System.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

 

The post FKG Unpad Inisiasi Kajian Kualitas Pendidikan Kedokteran Gigi di Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

PT. Indonesia Power UPJP Kamojang Jalin Kerja Sama dengan Pusat Studi di FISIP Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 23/7/2018] Pusat Studi Corporate Social Responsibilty (CSR), Kewirausahaan Sosial, dan Pengembangan Masyarakat FISIP Universitas Padjadjaran menjalin kerja sama intensif dengan PT. Indonesia Power Unit Pembangkit dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang, Jawa Barat.

Ketua Pusat Studi Corporate Social Responsibilty (CSR), Kewirausahaan Sosial, dan Pengembangan Masyarakat FISIP Universitas Padjadjaran Dr. Santoso Tri Rahardjo (kedua dari kanan) bersama staf peneliti pusat studi melakukan kunjungan ke kantor PT. Indonesia Power Unit Pembangkit dan Jasa Pembangkitan Kamojang, Ibun, Kabupaten Bandung, awal Juli lalu.*

Inisiasi kerja sama ini dimulai penjajakan awal PT. Indonesia Power UPJP Kamojang ke kantor pusat studi pada akhir Juni lalu. Dalam kunjungan itu, Sps Humas dan Keamanan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang, Heri Hermawan, mencoba menindaklanjuti rencana kerja sama jangka panjang terkait kegiatan pendampingan pada program pengelolaan lingkungan hidup.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, pendampingan yang dilakukan berupa pemetaan sosial dan penyusunan rencana strategis untuk memenuhi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper) Kementerian Lingkungan Hidup RI. Saat ini, PT. Indonesia Power UPJP Kamojang berada dalam kategori “hijau”.

Pihak pusat studi pun merespons positif tawaran kerja sama ini. Saat kunjungan balasan ke kantor PT. Indonesia Power UPJP Kamojang di Ibun, Kabupaten Bandung, Selasa (3/7) lalu, Ketua Pusat Studi Dr. Santoso Tri Rahardjo mengungkapkan komitmennya untuk membangun kemitraan.

“Kerja sama jangka panjang dan kemitraan ini berlandaskan pada Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Padjadjaran yaitu Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional, serta Unpad Nyaah ka Jabar nampaknya selaras dan seiring dengan kerja sama yang dibangun,” kata Dr. Santoso.

Selanjutnya, kedua pihak sepakat menentukan lokasi desa untuk pemetaan sosial, serta merencanakan kegiatan pelatihan bagi teknisi lapangan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.

Pelatihan sendiri digelar di kampus FISIP Unpad, Jatinangor, Jumat (20/7) hingga Minggu (22/7). Tidak hanya teknisi lapangan, pelatihan ini juga melibatkan peserta mahasiswa FISIP Unpad. Ada pun pembicara dalam pelatihan ini adalah Heri Hermawan, Dr. Santoso Tri Raharjo, dan Peneliti di Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pengembangan Masyarakat Unpad Sahadi Humaedi, M.Si.*

Rilis: Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pengembangan Masyarakat Unpad/am

 

The post PT. Indonesia Power UPJP Kamojang Jalin Kerja Sama dengan Pusat Studi di FISIP Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Peneliti Unpad Ciptakan Font Aksara Sunda Secara Fonetis

$
0
0

[unpad.ac.id, 24/7/2018] Tim peneliti Universitas Padjadjaran menciptakan huruf digital (font) aksara Sunda untuk digunakan di komputer dengan metode fonetis. Huruf digital ini bisa langsung digunakan di berbagai perangkat lunak pengolah kata.

Tim peneliti Universitas Padjadjaran mengembangkan huruf digital (font) aksara Sunda dengan metode fonetis yang bisa digunakan di berbagai perangkat lunak pengolah kata pada komputer. (Foto: Arief Maulana)*

Adalah Rahmat Sopian, M.Hum., (Fakultas Ilmu Budaya), Aditya Pradana, M.Eng., (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Mamat Ruhimat, M.Hum., (Fakultas Ilmu Budaya), dan Riki Nawawi, S.Hum., (Alumni Fakultas Ilmu Budaya) yang mengembangkan font yang diberi nama “Font Sunda Versi Unpad (Font Sunda V Unpad)” ini.

Rahmat mengatakan, seiring dengan digelorakannya lagi penggunaan aksara Sunda dalam aktivitas masyarakat sejak 1997 silam, penggunaan aksara Sunda di masyarakat kembali berkembang pesat. Tidak hanya di media tulis menulis, aksara Sunda juga mulai digunakan di perangkat komputer.

Meskipun font aksara Sunda ini bukan terbilang baru di masyarakat, font Sunda Unpad merupakan versi lain dari font sebelumnya. Rahmat menjelaskan, tim menemukan adanya perbedaan antara hasil ketikan dan ketentuan pengaksaraan Sunda di masyarakat.

“Kesalahan tersebut dalam hipotesis kami disebabkan adanya kebiasaan masyarakat yang mengetik dengan sistem fonetis,” ujar Rahmat saat dihubungi melalui surat elektronik, Senin (23/7).

Lebih lanjut Dosen Sastra Sunda Unpad ini menjelaskan, font aksara terdahulu didesain berdasarkan silabis. Ini didasarkan pada karakteristik setiap gambar aksara ngalagena (konsonan)  pada aksara Sunda sudah mengandung bunyi vokal “a”. Maka, setiap tombol pada keyboard komputer mengandung satu bunyi suara atau silabe, misalnya tombol (k) berarti (ka).

Sementara Font Sunda V Unpad telah didesain berdasarkan fonetis. Jadi, setiap tombol huruf pada keyboard hanya mengandung satu fon saja. Sebagai contoh, tombol (k) berarti (k) saja, tidak didesain menjadi (ka).

“Misalkan untuk mengetik kata ‘Cicaheum Bandung’, font aksara Sunda sebelumnya pada keyboad setingan Latin (umum digunakan) harus menekan (c), (i), (c), (h), (]), (m), (;), (spasi), (b), (n), (;), (d), (u), dan (N). Sementara pada Font Sunda V Unpad, tombol yang harus ditekan yaitu: (C), (i), (c), (a), (h), (e), (u), (m), (spasi), (B), (a), (n), (d), (u), (n), dan (g), sama dengan ketika mengetik menggunakan font Latin,” papar Rahmat.

Rahmat menampik jika aplikasi font sebelumnya dianggap tidak baik. Ia menilai, penelitiannya ini hanya soal perbedaan metode yang diterapkan pada setiap aplikasi font saja. Jika aplikasi sebelumnya berpatokan pada silabis, maka Font Sunda V Unpad lebih pada fonetis.

Mudah Digunakan

Font Sunda V Unpad hampir bisa digunakan di seluruh perangkat lunak pengolah kata di komputer apa pun sistem operasinya. Aksara digital ini bisa diunduh secara gratis di laman resmi milik tim peneliti, yaitu http://sundanesewords.com/.

Proses instalasi font sangat mudah, semudah menginstalasi font lainnya pada komputer. Setelah diinstalasi, pengguna sebaiknya memahami mekanisme penggunaan font. Karena ada beberapa penyetelan sederhana yang harus dilakukan.

Sebagai contoh, jika pada perangkat lunak Micorsoft Office versi 2010 ke atas, pengguna terlebih dahulu mengeset ligature atau kemampuan untuk mengikat dua huruf yang berdekatan sehingga menjadi satu karakter.

Bermula dari Riset Unggulan Universitas


Pengembangan Font Sunda Unpad bermula dari dilakukannya aktivitas riset unggulan yang didorong oleh Unpad. Pengembangan font ini merupakan bagian dari proyek riset besar “Ancient Manuscripts Digilization and Indexation (Amadi)”.

Proyek Amadi merupakan upaya digitalisasi naskah Sunda Kuno koleksi Kabuyutan Ciburuy, Garut. Proyek riset ini digawangi Dr. Setiawan Hadi (FMIPA) dan Dr. Undang Ahmad Darsa (FIB). Rahmat menjelaskan, pengembangan Font Sunda Unpad ini merupakan upaya untuk melengkapi berbagai kajian yang telah dilakukan dalam proyek Amadi.

Selama hampir setahun, Rahmat dan tim melakukan observasi awal mengenai penggunaan font aksara Sunda di masyarakat.  Setelah diidentifikasi adanya perbedaan, tim mulai merancang font Sunda yang dikembangan secara fonetis.

Font Sunda Unpad resmi dirilis ke masyarakat sejak pertengahan Juli lalu melalui media sosial. Rahmat dan tim menerima respons yang luar biasa dari masyarakat umum, komunitas, hingga kalangan guru bahasa Sunda.

“Bahkan sudah ada beberapa pihak yang meminta izin melalui email kami untuk menggunakan Font Sunda Unpad untuk produknya. Selain itu ada juga beberapa kritik dan masukan yang sangat baik dari para penggiat font untuk pengembangan Font Sunda Unpad selanjutnya,” kata Rahmat.

Pengembangan font aksara Sunda ini dirasa penting. Ini disebabkan, font merupakan aplikasi yang selalu digunakan untuk membuat dokumen di komputer. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah mengenal dan menggunakan aksara Sunda jika dikembangkan secara digital. Pada akhirnya, khazanah aksara Sunda akan tetap lestari.

Ke depan, Rahmat dan tim berharap dapat mengembangkan lebih lanjut mengenai Font Sunda Unpad ini. Beberapa apresiasi masyarakat yang masuk dan menjadi rencana tim selanjutnya adalah mengembangkan Font Sunda Unpad untuk sistem Android dan menyempurnakannya dari sisi Unicode-nya.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Peneliti Unpad Ciptakan Font Aksara Sunda Secara Fonetis appeared first on Universitas Padjadjaran.

Muhammad Fadillah Raih Penghargaan di Singapura

$
0
0

[unpad.ac.id, 24/7/2018] Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Muhamad Fadillah mendapat penghargaan sebagai Best Position Paper pada ajang the 4th ASEAN Foundation Model ASEAN Meeting (AFMAM) 2018 di Singapura, 2 – 8 Juli 2018 lalu. Penghargaan tersebut diraih Fadil atas performanya di Minisetrial Meeting ASEAN Economic Community (AEC) yang mengusung topik Deepening Trade, Services, and Investment Integration.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Muhamad Fadillah mendapat penghargaan sebagai Best Position Paper pada ajang the 4th ASEAN Foundation Model ASEAN Meeting (AFMAM) 2018 di Singapura, 2 – 8 Juli 2018 lalu.*

“Saya (disana) berperan sebagai Minister of Cambodia menekankan pentingnya bagi negara-negara ASEAN untuk memperbaiki hukum dan peraturan investasi agar terjadinya jalur investasi yang lebih mudah antara negara-negara ASEAN,” kata Fadil saat dihubungi Humas Unpad.

Fadillah menjelaskan bahwa AFMAM merupakan sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Foundation, sebuah badan ASEAN yang bergerak di bidang edukasi dan  youth empowerment. Setiap tahunnya, acara ini digelar sebagai ajang untuk mengikutsertakan dan mengenalkan generasi muda pada mekanisme negosiasi di ASEAN.

Setiap tahunnya, ASEAN Foundation menyeleksi mahasiswa berprestasi dari negara-negara ASEAN untuk ikut serta dalam simulasi sidang ASEAN untuk membahas agenda ASEAN yang relevan.

“AFMAM menekankan pentingnya cara ASEAN mencapai sebuah kesepakatan, yaitu prinsip-prinsip konsensus, non-interfensi, dan quiet diplomacy dengan cara komunikasi, koordinasi, dan negosiasi,” jelas Fadil.

Dari Indonesia, Fadil masuk dalam  tim Bhinneka bersama enam mahasiswa lainnya. Mereka terpilih setelah melewati tahap seleksi yang melibatkan 162 tim.

Diungkapkan Fadil, enam mahasiswa tersebut terbagi dalam tiga council sesuai pilar ASEAN, yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community. Fadil ditugaskan di ASEAN Economic Community.

“AFMAM 2018 memberikan saya kesempatan untuk dapat terkespos kepada proses negosiasi yang terjadi di ASEAN. Sebagai pemimpin masa depan ASEAN, acara seperti ini sangat penting untuk memperluas pengetahuan dan networking dengan mahsiswa-mahasiswa lainnya dari ASEAN yang memiliki visi misi yang sama,” ujar Fadil.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

The post Muhammad Fadillah Raih Penghargaan di Singapura appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Gelar Pemilihan Rektor Periode 2019-2024

$
0
0

[unpad.id, 25/7/2018] Universitas Padjadjaran menyelenggarakan Pemilihan Rektor periode 2019-2024. Pemilhan Rektor kali ini pertama digelar sejak Unpad ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

Sekretaris Eksekutif Majelis Wali Amanat Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Erri N. Megantara (kedua dari kanan) saat menjelaskan mengenai proses pemilihan Rektor Unpad periode 2019-2024 dalam jumpa pers yang digelar di ruang Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (25/7). Dalam jumpa pers tersebut hadir pembicara ketua Panitia Pemilihan Rektor Prof. Dr. Hj. Diana Harding, M.Si., dan Wakil Ketua panitia Prof. Yanyan M. Yani. (Foto: Tedi Yusup)*

“Kali ini pemilihan Rektor itu yang kedua belas kalau dilihat dari sejarah Unpad, sejak berdiri sampai sekarang. Namun begitu masuk ke era PTN BH maka ini menjadi momentum yang pertama kali,” kata Sekretaris Eksekutif Majelis Wali Amanat Unpad Prof. Dr. Erri N. Megantara saat jumpa pers di Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (25/7).

Berbeda dengan mekanisme sebelumnya, saat ini pemilihan Rektor dilakukan oleh MWA. Dari 17 anggota MWA, hanya 15 anggota yang memiliki hak pilih. Dua anggota yang tidak memiliki hak pilih yaitu Ketua Senat Akademik dan Rektor.

Adapun anggota MWA yang memilii hak pilih meliputi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Gubernur Jawa Barat, serta perwakilan dosen, masyarakat, alumni, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.

“Dari 15 ini, suara menteri masih berbeda dengan yang lain. Jadi masih mendapat proporsi 35% suara dari Menteri,” jelas Prof. Erri.

Prof. Eri menjelaskan bahwa Sesuai statuta Unpad, pemilihan Rektor mengedepankan musyawarah. Apabila musyawarah tidak tercapai, akan dilakukan pemungutan suara.

Dalam pelaksanaannya, MWA telah membentuk Panitia Pemilihan Rektor (PPR) yang akan melaksanakan teknis pemilihan, mulai dari memfasilitasi sosialisasi hingga pelaksanaan sidang pleno. Anggota panitia berjumlah 11 orang, meliputi perwakilan Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dosen, mahasiswa, alumni, dan tenaga kependidikan.

“Jadi sifat panitia ini adalah yang melaksanakan, tidak memberikan atau mengeluarkan suatu kebijakan-kebijakan,” kata Prof. Eri.

Sementara itu Ketua PPR Prof. Dr. Hj. Diana Harding, M.Si. mengungkapkan bahwa saat ini proses pemilihan Rektor sedang memasuki masa sosialisasi. Sosialisasi sudah dilakukan di berbagai media dan lokasi.

Penjaringan bakal calon dan seleksi administratif akan dilakukan pada 6 sampai 27 Agustus 2018 mendatang. Tahapan berikutnya yaitu pemeriksaan kesehatan pada 31 Agustus sampai 6 September 2018, dan uji kompetensi pada 3 hingga 17 September 2018. Penetapan dan pengumuman Calon Rektor akan dilakukan pada 17 September 2018.

Selanjutnya, pemilihan dan penetapan Rektor akan berlangsung pada 18 September hingga 11 Oktober 2018, dan pelantikan Rektor Unpad akan dilaksanakan pada 2 April 2019.

Adapun persyaratan umum Calon Rektor diantaranya memiliki gelar akademik Doktor (S3) dan memiliki jabatan akademik paling rendah lektor kepala yang berasal dari perguruan tinggi dalam negeri terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh Kementerian yang membidangi pendidikan tinggi.

Calon Rektor pun diharapkan mempunyai visi, wawasan,  dan minat terhadap pengembangan Unpad.

Informasi lebih lengkap mengenai persyaratan Calon Rektor Unpad dapat dilihat di http://pilrek.unpad.ac.id/.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

The post Unpad Gelar Pemilihan Rektor Periode 2019-2024 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live