Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Lanjutkan Kerja Sama, Unpad Tandatangani Kerja Sama dengan Ikapi Jabar

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/10/2015] Bertepatan dengan kegiatan pembukaan Jabar Book Fair di Gedung Landmark Jl. Braga, dilaksanakan penandatanganan Surat Kerja Sama Universitas Padjadjaran dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jawa Barat pada Kamis (1/10). Penandatanganan kerja sama ini merupakan kerja sama lanjutan antara Unpad dengan IKAPI Jabar. Penandatangan kerja sama tersebut dilakukan melalui paraf surat perjanjian antara Direktur Inovasi , Korporasi Akademik dan Usaha Unpad yang diwakili oleh Manajer Bale Pabukon, Nunu A. Hamijaya, dengan Ketua Ikapi Jawa Barat yang diwakili oleh Wakil Ketua II, Drs. Mahpudi, S.I.K.,M.T.

Wakil Ketua II Ikapi Jabar, Drs. Mahpudi, SIK.,MT., dan Manajer Bale Pabukon Unpad, Nunu A. Hamijaya, usai penandatanganan kerja sama antara Unpad dan Ikapi di Gedung Landmark Bandung, Kamis (1/10) *

Wakil Ketua II Ikapi Jabar, Drs. Mahpudi, SIK.,MT., dan Manajer Bale Pabukon Unpad, Nunu A. Hamijaya, usai penandatanganan kerja sama antara Unpad dan Ikapi di Gedung Landmark Bandung, Kamis (1/10) *

Dalam sambutannya pada pembukaan Jabar Book Fair, Ketua Ikapi Jabar Drs. H. Anwaruddin, mengatakan bahwa kerja sama dengan Unpad ini dalam rangka mendekatkan buku di tengah-tengah kampus dan buku ada di masyarakat. Sementara Manager Bale Pabukon, Nunu A. Hamijaya menyatakan, setelah selesai Jabar Book Fair ini, buku-buku yang ada akan dikirimkan ke Bale Pabukon untuk dipajang dan dijual.

Adapun point-point pada kerja sama ini menyangkut hal diantaranya bermitra dalam hal pemasaran buku-buku, termasuk promosi dan event kegiatan yang bersama-sama. Saling memfasilitasi sesuai kapasitas dan tugas masing-masing untuk kegiatan-kegiatan dalam lingkup dunia perbukuan dengan prinsip saling menguntungkan. Ada komitmen sharing persentase di rabat diskon yang diberikan penerbit untuk kegiatan bersama.

Jabar Book Fair 2015 ini sendiri berlangsung dari tanggal 1 Oktober hingga 7 Oktober 2015 di Gd. Landmark, Jl. Braga no 129 Bandung, yang merupakan kerjasama IKAPI Jabar dan Pemprov Jabar, didukung Pemkot Bandung dan Bapusipda Jawa Barat. *

Rilis oleh: Bale Pabukon / eh

The post Lanjutkan Kerja Sama, Unpad Tandatangani Kerja Sama dengan Ikapi Jabar appeared first on Universitas Padjadjaran.


Angkat Tema “Reaktualisasi Konsep Melayu”, Mahasiswa Unpad Teliti Hubungan Indonesia – Malaysia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 01/10/2015] Indonesia memiliki kesamaan rumpun dengan negara di kawasan Asia Tenggara. Namun, adanya kesamaan rumpun ini tidak lantas membuat Indonesia memiliki “suara”. Saat ini, Indonesia memiliki arah kebijakan yang kurang jelas terkait politik internasional dengan negara lain.

Tim Penelitian "Reaktualisasi Melayu (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Tim Penelitian “Reaktualisasi Konsep Melayu (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Fenomena ini menjadi ketertarikan sendiri bagi Nour Andriani (Sejarah FIB), M. Fadlullah (Sejarah FIB), M. Zul Karami (Hubungan Internasional FISIP), Rizal Bagus RJ. (Ilmu Pemerintahan FISIP), dan Mahbub Ubaedi (Ilmu Komunikasi Fikom) untuk menemukan solusi terkait bagaimana seharusnya sikap Indonesia di mata ASEAN.

Nour mengungkapkan, penelitian yang dilakukan ialah melakukan representasi paradigma keserumpunan yang dulu dibangun oleh pemerintah Orde Baru. Dalam paradigma tersebut, Indonesia dan negara-negara di ASEAN berdasar pada satu rumpun suku Melayu, namun dipisah oleh perbedaan negara dan sistem politik.

Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan Indonesia dengan Malaysia. Menurut Nour, dua negara ini acapkali terjadi “ketegangan” dari segi politik, budaya, hingga sosial. Hal inilah yang ingin dikaji oleh kelimanya, apakah paradigma keserumpunan tersebut masih relevan diaplikasikan di zaman sekarang ataukah tidak.

“Kita tidak bisa mengabaikan, sejak dulu kita sudah bertetangga. Dan selalu saja kita bermasalah, padahal Indonesia dan Malaysia itu adalah satu saudara,” kata Nour.

Menggunakan metode ilmu Sejarah, kelompok tersebut mengolaborasikan berbagai disiplin ilmu Sosial. Metode tersebut dikolaborasikan dengan pendekatan ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, dan Ilmu Komunikasi, sesuai dengan asal program studi setiap anggota kelompok.

indo-malay2Capaian utama dari penelitian ini ialah mengumpulkan sumber referensi sebanyak mungkin tentang topik yang dikaji, serta menganalisisi berbagai referensi tersebut untuk ditemukan kemungkinan berhasil tidaknya paradigma tersebut dijalankan di masa lalu. Hasilnya, kata Nour, paradigma keserumpunan masih relevan dengan saat ini.

“Semangat itu masih relevan untuk mengungkit semangat persaudaraan untuk dijadikan landasan bersama membanguan Asia Tenggara. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi MEA,” papar Nour.

Nour dan kawan-kawan telah menghasilkan 4 bundel sumber referensi. Sumber tersebut didapat dari beberapa lembaga, perpustakaan, hingga buku-buku lama di beberapa wilayah. Selain 4 bundel tersebut, kelimanya juga menghasilkan sebuah buku berjudul “Merajut Kebersamaan, Membangun Kesepahaman, Menuju Persaudaraan” yang akan diterbitkan oleh penerbit Unpad Press.

Penelitian tersebut diajukan menjadi proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) bidang Sosial Humaniora dengan judul “Reaktualisasi Konsep Melayu sebagai Kerangka Kebijakan Luar Negeri RI Menuju Cita-cita Perdamaian Dunia (Tinjauan Analitik Terhadap Kebijakan Normalisasi Hubungan RI-Malaysia pasca Konfrontasi 1967-1972). Kelompok dengan dosen pendamping Drs. Taufik Ampera, M.Hum., akhirnya lolos di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo (UHO), 5 – 9 Oktober mendatang.

“Target kita adalah emas,” kata Rizal.*

Poster PKMPSH Pimnas 2_2

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Angkat Tema “Reaktualisasi Konsep Melayu”, Mahasiswa Unpad Teliti Hubungan Indonesia – Malaysia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pesan Rektor kepada Delegasi Pimnas, “Jaga Kekompakan dan Sebar Kebaikan”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/10/2015] Dua puluh tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Padjadjaran yang akan berlaga di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 akan berangkat ke Universitas Halu Oleo, Kendari, pada Sabtu besok (3/10). Kepada tim yang akan berangkat, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, berpesan agar Pimnas dijadikan sebagai kesempatan untuk belajar, membangun partnership, serta menjadi media untuk meningkatkan kapasitas diri, lingkungan, dan universitas di waktu mendatang.

Rektor saat melepas Delegasi Unpad ke Pimnas 28 di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Kamis (1/10). Pimnas 28 akan berlangsung di Universitas Halu Uleo Kendari pada 5-9 Oktober 2015 (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor saat melepas Delegasi Unpad ke Pimnas 28 di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Kamis (1/10). Pimnas 28 akan berlangsung di Universitas Halu Oleo Kendari pada 5-9 Oktober 2015 (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Ini kesempatan kita belajar. Dan dari pembelajaran tadi, harus membawa kebaikan pada generasi berikutnya,” tutur Rektor di hadapan para mahasiswa dan dosen pendamping saat acara Pelepasan Delegasi Unpad untuk Pimnas ke-28, di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (1/10).

Rektor pun memberikan apresiasi kepada para mahasiswa berprestasi tersebut, dan kepada para dosen pembimbing yang telah mendorong para mahasiswa dalam menunjukkan prestasinya. Menurut Rektor, Pimnas ini juga merupakan salah satu wahana untuk mengukur indikator kinerja perguruan tinggi dari sisi pembinaan mahasiswanya. Melalui Pimnas, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI mendorong seluruh perguruan tinggi agar dapat memfasilitasi para mahasiswanya dalam menunjukkan prestasinya.

“Yang penting berikhtiar sungguh-sungguh, belajar, membangun network, meningkatkan kapasitas kita bersama-sama, dan mengambil pembelajaran untuk waktu berikutnya. Kalau ikhtiarnya seperti itu, tidak akan ada kekecewaan,” pesan Rektor.

Di Pimnas nanti, Rektor juga berharap agar para delegasi selalu membawa panji Universitas Padjadjaran. “Kebersamaan kita, kekompakan kita, saling membantu, dan menyebarkan kebaikan di sana. Itu harapan saya,” ujar Rektor.

Tahun ini, Unpad meloloskan 20 tim PKM untuk berlaga di Pimnas ke-28. Jumlah tersebut meliputi 1 tim PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT), 9 tim PKM Kewirausahaan (PKMK), 5 tim PKM Karsa Cipta (PKM-KC), 4 tim PKM Penelitian Eksakta (PKMPE), dan 1 tim PKM Penelitian Sosio Humaniora (PKMPSH). Tahun ini Unpad berada pada peringkat enam perguruan tinggi yang paling banyak meloloskan timnya ke Pimnas.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Pesan Rektor kepada Delegasi Pimnas, “Jaga Kekompakan dan Sebar Kebaikan” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Oekan S. Abdoellah Terpilih Jadi Ketua Senat Akademik Unpad, Sekretaris Dr. Tomy Perdana

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/10/2015] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad, melantik Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Universitas Padjadjaran periode 2015-2020 di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4, kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (2/10). Terpilih menjadi Ketua Senat Akademik adalah Prof. H. Oekan Soekotjo Abdoellah, MA., Ph.D. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Sekretaris Senat Akademik adalah Dr. Tomy Perdana, SP., MM. dari Fakultas Pertanian.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, melantik Prof. Oekan S. Abdoellah sebagai Ketua Senat Akademik dan Dr. Tomy Perdana sebagai Sekretaris Senat Akademik Unpad (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, melantik Prof. Oekan S. Abdoellah sebagai Ketua Senat Akademik dan Dr. Tomy Perdana sebagai Sekretaris Senat Akademik Unpad (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Semoga Allah SWT memberi tuntunan, bimbingan kepada Saudara dan kita sekalian dalam melaksanakan tugas,” kata Rektor saat melantik.

5Pemilihan Ketua dan Sekretaris Senat dilakukan pada Sidang Pleno Senat Akademik Universitas Padjadjaran berkenaan dengan Pemilihan Calon Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Unpad Periode 2015-2020, yang dihadiri oleh 78 anggota Senat Akademik. Pelaksanaan sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. drg. Bergman Thahar, Sp. Ortodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi.

Sebelum pelaksanaan pemilihan, terlebih dahulu dibacakan daftar anggota Senat Akademik yang memenuhi syarat untuk dipilih menjadi Ketua Senat Akademik. Diketahui, ada 35 Guru Besar Unpad yang memenuhi syarat untuk menjadi Ketua Senat Akademik, dan diminta untuk mengisi surat kesediaan untuk dipilih menjadi Ketua. Pemilihan Ketua Senat kemudian dilaksanakan secara musyawarah mufakat.

Sementara pemilihan Sekretaris Senat Akademik dilaksanakan melalui pengambilan suara dari 74 anggota Senat Akademik yang hadir. Selain Dr. Tomy, terpilih menjadi Calon Sekretaris Senat Akademik adalah Dr. Antar Venus, MA dari Fakultas Ilmu Komunikasi dan Kodrat Wibowo, S.E., Ph.D dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dr. Tomy terpilih setelah meraih 50 perolehan suara.*

2 3 4

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Prof. Oekan S. Abdoellah Terpilih Jadi Ketua Senat Akademik Unpad, Sekretaris Dr. Tomy Perdana appeared first on Universitas Padjadjaran.

OTK Baru Agar Unpad Berkinerja Lebih Baik Lagi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 3/10/2015] Dengan ditetapkannya struktur Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Pengelola Universitas Padjadjaran melalui Peraturan Rektor No. 70 Tahun 2015, seluruh unit kerja di lingkungan Unpad harus memiliki satu kepahaman. Hal ini didasarkan pada banyaknya regulasi baru yang akan dibentuk Unpad ke depannya.

Dr. Sigid Suseno saat melakukan sosialisasi OTK Unpad kepada pimpinan fakultas di lingkungan Unpad di Unpad Training Center Bandung, Sabtu (3/10). (Foto oleh: Dadan T.)

Wakil Rektor Bidang Tata Kelola dan Sumber Daya Unpad, Dr. Sigid Suseno, SH., MHum., saat melakukan sosialisasi OTK Unpad kepada pimpinan fakultas di lingkungan Unpad di Auditorium Unpad Training Center Bandung, Sabtu (3/10). (Foto oleh: Dadan T.)

Hal tersebut dikatakan Wakil Rektor Bidang Tata Kelola dan Sumber Daya Unpad, Dr. Sigid Suseno, SH., M.Hum., saat melakukan sosialisasi OTK Pengelola Unpad, Sabtu (3/10) di ruang Auditorium Unpad Training Center, Jalan Ir.Djuanda No.4, Bandung. Sosialisasi ini dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Unpad.

Dr. Sigid mengungkapkan, OTK ini harus dapat dikoordinasikan dengan baik pada tingkat universitas dan fakultas. “Ini membutuhkan penanganan yang segera agar kita tidak berlama-lama. Tahun 2016 kita sudah harus running dengan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum,” kata Dr. Sigid.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Sigid bersama Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik Unpad, Dr. Soni A. Nulhaqim, S.Sos., M.Si., menyampaikan mengenai isi dari OTK baru. Dr. Sigid menjelaskan proses penyusunan OTK yang dilakukan oleh Tim 13 dan Tim 63.

Proses penyusunan tersebut meliputi harmonisasi dengan 10 PTN Badan Hukum lainnya, wawancara mendalam dengan para Wakil Rektor, Kepala Badan, Lembaga, Dekan, Kepala Biro dan Kepala Bagian di lingkungan Unpad, serta melakukan Focus Group Discussion dengan para Wakil Rektor dan Dekan.

Terkait sosialisasi ini, Dr. Sigid berharap Dekan dan Wakil Dekan dapat menyamakan persepsi terkait OTK tersebut. Selanjutnya para Dekan dan Wakil Dekan diharapkan dapat menyosialisasikan kembali ke seluruh unit kerja di tiap-tiap fakultasnya.

“Kita juga akan melakukan sosialisasi ke tingkat universitas (Direktur, Kabag, Kasubbag, Kepala UPT, ULP). Sosialisasi yang lain juga kita lakukan dengan memublikasikannya di website Unpad,” kata Dr. Sigid.

Harapannya, kata Dr. Sigid, pada minggu depan OTK ini sudah dapat digulirkan dengan baik hingga tingkat fakultas, sehingga akan mempercepat proses perubahan organisasi.

2015_10_03 EOS 650D Sosialisasi OTK DADANSementara dalam sambutannya, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, bergulirnya OTK baru Unpad sebagai implementasi PTN Badan Hukum merupakan harapan pemerintah agar Unpad dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik lagi.

“Kita harus melakukan akselerasi untuk mewujudkan berbagai pengembangan yang belum kita jalankan. Aspek organisasi ini penting sekali untuk bisa kita mendorong fungsi yang akan dijalankan,” kata Rektor.

Dengan OTK baru ini, Rektor mendorong setiap unit kerja menunjukkan kompetensinya. Pengelola universitas harus mampu mengembangkan sikap-sikap fasilitatif yang mampu menggulirkan potensi.

“Kita juga harus bisa enabling dengan berbagai tantangan. Jangan dulu bilang susah,” kata Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post OTK Baru Agar Unpad Berkinerja Lebih Baik Lagi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tak Ada Negara yang Sanggup Hindari Globalisasi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 8/10/2015] Tidak lama lagi kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun hingga saat ini, perspektif masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA ini belum sama. Ada yang menghadapi positif, ada pula yang negatif. Perbedaan perspektif ini terjadi baik di tataran pemerintahan maupun masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat mengisi kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” di Aula FISIP Universitas Halu Oleo Kendari, Rabu (7/10) kemarin. (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat mengisi kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” di Aula FISIP Universitas Halu Oleo Kendari, Rabu (7/10) kemarin. (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

“MEA di Indonesia perspektifnya belum sama, karena ada yang pro ada yang kontra. Ada yang melihatnya pesimis dan ada yang melihatnya optimis,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad yang juga merupakan dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (7/10) kemarin. Kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” ini diselenggarakan di Aula FISIP UHO.

Orang-orang yang optimis melihat bahwa MEA ini menjanjikan dan memiliki potensi luar biasa terhadap perkembangan sumber daya manusia dan produk hasil karya Indonesia. Saat ini, sudah semakin banyak orang yang sadar mengenai pentingnya tenaga kerja profesional dan perlunya kepakaran. Misalnya, semakin dihargainya tenaga perawat dari Indonesia.

Sementara orang yang melihat dari sisi negatif, melihat bahwa MEA ini akan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang besar, karena kita memiliki potensi wilayah dan penduduk yang besar. Akan semakin banyak produk luar negeri dan tenaga profesional luar negeri yang masuk ke Indonesia, dan dikhawatirkan akan mematikan potensi SDM dalam negeri karena tidak mampu bersaing.

Kepada para mahasiswa UHO Kendari ini, Dr. Arry pun menyarankan ada yang meneliti secara khusus mengenai kesiapan pemerintah dan masyarakat Kendari dalam menghadapi MEA. Bagaimana pun perspektif masyarakat mengenai MEA, kita tetap tidak bisa menghindari dan harus siap menghadapi MEA di penghujung Desember 2015 ini.

Hal yang sama pun terjadi ketika kita menghadapi globalisasi. Menurut Dr. Arry, tidak ada satu negara pun yang dapat menghindari globalisasi, bahkan untuk negara tertutup sekalipun. Korea Utara misalnya, meski merupakan negara tertutup, tapi negara ini tetap membutuhkan barang dan tenaga ahli dari luar negerinya.

“Globalisasi itu jangan dimaknai sebagai sesuatu hal yang dianggap westernisasi. Globalisasi itu kita harus sepakati bahwa itu adalah suatu proses dimana dunia ini menjadi satu, karena adanya mobilisasi manusia dan ide, dan teknologi,” ujar dr. Arry.

Sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari, maka globalisasi harus disikapi secara bijak. Yakni, apabila ada nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut, maka semestinya kita hindari. Apabila ada nilai-nilai baik untuk Indonesia, maka dapat kita terapkan. Hal ini pun pernah dilakukan oleh para pendiri bangsa ini dulu, diantaranya adalah ketika perumusan Pancasila. Dr. Arry menjelaskan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran-pemikiran para founding father yang sudah membaca pemikiran-pemikiran dari luar.

Bukan hanya menyikapi secara bijak, Indonesia bahkan harus bisa menyumbang pada globalisasi. Dr. Arry mencontohkan mie dari China yang kini sudah mengglobal, sementara tidak ada makanan dari Indonesia yang mengglobal. “Dengan cara seperti apa? Kita harus menjadi bangsa yang kreatif. Bisa bangsa yang mendobrak semua benteng-benteng yang seolah-olah kemajuan itu dari luar,” paparnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Tak Ada Negara yang Sanggup Hindari Globalisasi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Ingin Atasi Sampah di Citarum, Pemprov Jabar Pelajari Sistem Pengelolaan Sampah di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 8/10/2015] Pencemaran sungai Citarum oleh limbah sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membutuhkan solusi pengelolaan sampah yang efektif agar pencemaran sungai tidak lagi terjadi.

Wagub Jabar, H. Deddy Mizwar (kanan) bersama dosen Fakultas Peternakan Unpad,Dr. M. Fatah Wiyatna, M.P., (kiri) dan Yayan Sumekar, S.P., M.P., (kedua dari kiri)  saat meninjau produk pupuk cair hasil olahan sampah di lokasi pengolahan sampah Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (8/10). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Wagub Jabar, H. Deddy Mizwar (kanan) bersama dosen Fakultas Peternakan Unpad,Dr. M. Fatah Wiyatna, M.P., (kiri) dan Yayan Sumekar, S.P., M.P., (kedua dari kiri) saat meninjau produk pupuk cair hasil olahan sampah di lokasi pengolahan sampah Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (8/10). (Foto oleh: Arief Maulana)*

“(Sungai Citarum) ini menjadi perhatian kami, sebab yang paling signifikan kalau kita lihat di Sungai Citarum ini adalah soal sampah,” ujar Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Deddy Mizwar, saat mengunjungi lokasi Pengolahan Sampah Universitas Padjadjaran di Kampus Unpad Jatinangor, Kamis (8/10).

Dalam kunjungan tersebut, Wagub Jabar diterima oleh Wakil Rektor Bidang Tata Kelola dan Sumber Daya Unpad, Dr. Sigid Suseno, M.Hum., Direktur Kerja Sama Unpad, Parikesit, M.Sc., PhD., Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik, Dr. Soni A. Nulhaqim, S.Sos., M.Si., serta sejumlah pimpinandan dosen Unpad.

Wagub Jabar beserta perwakilan Pemprov Jabar ingin mengetahui sistem pengelolaan sampah di Unpad. Ke depan, sistem pengolahan ini akan diterapkan untuk mengatasi persoalan sampah di DAS Citarum. Menurutnya, sampah merupakan pencemar terbesar di kawasan tersebut.

“Kalau pengelolaan sampah tidak beres, penyelesaian masalah lain di Citarum juga tidak akan beres,” kata Deddy.

Ketika meninjau lokasi pengolahan sampah Unpad, pihaknya serius ingin menerapkan sistem yang diterapkan saat ini di Unpad. Berdasarkan presentasi oleh Yayan Sumekar, S.P., M.P., Sekretaris Unit Layanan Pengadaan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus, sampah di Unpad diolah melalui proses aerob dan anaerob dengan konsep zero waste.

Sampah dipilah berdasarkan sifat hayatinya. Untuk sampah kering dan ternak dilakukan pencacahan dan diproses secara aerob menjadi pupuk kompos. Sementara sampah organik basah dan limbah cair dilakukan proses anaerob melalui biodigester sehingga menghasilkan pupuk cair dan biogas.

“Pupuk cair sendiri dari 1 ton sampah bisa produksi 400 liter. Kemudian kita menghasilkan biogas setara 40 kilogram LPG dan digunakan untuk sumber energi dapur,” kata Yayan.

Untuk sampah plastik dan botol, proses yang dilakukan adalah memasukannya ke mesin crusher untuk menjadi bijih plastik. Bijih plastik ini akan ditampung dan siap diekspor. Menurut Yayan, saat ini telah ada eksportir yang tertarik dengan bijih plastik yang dihasilkan Unpad.

Di luar sampah kategori tersebut, Unpad bekerja sama dengan Yayasan Bumi Resik mengujicobakan alat bernama incinerator ramah lingkungan. Alat yang dikembangkan oleh Ir. Djaka Winarso, Direktur Utama Bumiresik, beserta timnya ini diakui dapat membakar sampah sekitar 50 kubik/hari atau setara 15 ton/hari. Hasil dari pembakaran melalui incinerator diolah kembali menjadi batako.

Dari penjelasan tersebut, Wagub Jabar meminta para ahli di Unpad untuk melakukan pendampingan di lapangan. Diharapkan, persoalan sampah di DAS Citarum dapat terselesaikan dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Kita minta Unpad juga yang menghitung berapa ukuran sistem pengolahan yang tepat di sepanjang DAS Citarum,” kata Deddy.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Ingin Atasi Sampah di Citarum, Pemprov Jabar Pelajari Sistem Pengelolaan Sampah di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Temui Mahasiswa,Pimpinan Unpad Apresiasi Perjuangan Mereka di Pimnas

$
0
0

[Unpad.ac.id, 8/10/2015] Sejumlah pimpinan Universitas Padjadjaran memberikan apresiasi langsung pada tim delegasi Unpad yang berlaga di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Tim delegasi Unpad yang berlaga dinilai sudah menampilkan yang terbaik di ajang ini.

Pimpinan Unpad saat menemui mahasiswa Unpad peserta Pimnas 28 di Universitas Halu Oleo Kendari. (Foto oleh: Purnomo Sidik)

Pimpinan Unpad saat menemui mahasiswa Unpad peserta Pimnas 28 di Universitas Halu Oleo Kendari. (Foto oleh: Purnomo Sidik)

Apresiasi langsung disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Arry Bainus, MA, Direktur Pendidikan Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A-K., M.Kes, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Ayi Bahtiar, M.Si., dan Direktur Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc. Pertemuan para pimpinan dengan delegasi Unpad untuk Pimnas dilakukan di Hotel Zenith, Kendari, Rabu (7/10) kemarin.

“Mudah-mudahan hasilnya menggembirakan,” harap Dr. Arry. Kedepan, ia mengharapkan bahwa keikutsertaan Unpad dalam Pimnas akan lebih baik lagi melalui perencanaan yang lebih baik lagi.

Hal senada pun disampaikan Dr. Ayi, ia merasa bangga melihat banyaknya jumlah peserta dari Unpad yang dapat berlaga di Pimnas pada tahun ini. Ia pun melihat semangat dari para mahasiswa dan tim pembimbing yang tidak pernah luntur. “Mudah-mudahan dengan semangat inibisa memperoleh medali,” harapnya.

Dr. Ayi pun berharap akanterintegrasikannya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mahasiswa dengan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dari para dosen Unpad, sehingga akan meningkatkan jumlah proposal PKM di tahun mendatang. Sesudah mengikuti Pimnas ini, diharapkan dapat menularkan semangat Pimnas ini pada sivitas akademika Unpad yang lain. Diharapkan pula di tahun mendatang, Unpad dapat berkontribusi pada semua skim PKM di Pimnas.

Sementara Prof. Budi mengatakan bahwa ia akan selalu mendukung setiap kegiatan kemahasiswaan, selama kegiatan itu membawa kebaikan positif bagi kemajuan Unpad. Terkait penampilan delegsi Unpad di Pimnas 28, ia pun memberikan apresiasi positif.

“Apapun hasilnya nanti, yang penting adalah prosesnya, Anda itu hebat semua,” ujar Prof. Budi.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Temui Mahasiswa,Pimpinan Unpad Apresiasi Perjuangan Mereka di Pimnas appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad Raih 2 Emas, 2 Perak, dan 3 Perunggu di Pimnas 28

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/10/2015] Universitas Padjadjaran meraih 2 emas, 2 perak, dan 3 perunggu di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 yang digelar di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara. Atas perolehan ini, Unpad menduduki peringkat kesembilan di Pimnas 28, dan ini adalah peringkat Unpad yang paling tinggi selama berpartisipasi di ajang Pimnas.

tim “Aplikasi Ekstrak Kulit Manggis pada Pembuatan Gula Semut Berantioksidan” yang meraih emas pada kategori Poster pada Pimnas 28 di Universitas Halu Oleo Kendari, Kamis (8/10) (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Tim “Aplikasi Ekstrak Kulit Manggis pada Pembuatan Gula Semut Berantioksidan” yang meraih emas pada kategori Poster pada Pimnas 28 di Universitas Halu Oleo Kendari, Kamis (8/10) (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

“Alhamdulillah target kita masuk kesepuluh besar tercapai kembali. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa memperbaiki peringkat,” harap Ketua Tim Rombongan Pimnas Unpad 2015, Dr. Iman Hernaman saat ditemui usai penutupan dan pengumuman pemenang Pimnas 28, di Stadion Mini UHO Kendari, Kamis (8/10) malam.

Dr. Iman mengungkapkan, prestasi ini diraih atas dasar persiapan yang sangat lama, dan melibatkan banyak komponen dalam tim sukses. Diharapkan kedepannya, setiap program studi di Unpad dapat menjadi ujung tombak dalam pembinaan PKM di Unpad. “Kita menginginkan prodi terlibat langsung dalam kegiatan Pimnas ini, paling tidak mereka akan membina di tingkat prodi,” harapnya.

Medali emas untuk presentasi berhasil diraih “Kennedy, Upaya Meningkatkan Kapasitas Usaha Kecil pada Produk Kelom Menjadi Tas Berciri Etnis di Indonesia” pada skim PKM Kewirausahaan (PKM-K). Sementara itu, medali perunggu presentasi berhasil diraih tim “Reaktualisasi Konsep Melayu sebagai Kerangka Kebijakan Luar Negeri RI menuju Cita-Cita Perdamaian Dunia (Tinjauan Analitik terhadap Kebijakan Normalisasi Hubungan RI-Malaysia Pasca-Konfrontasi 1967-1972) untuk skim PKM Penelitian Sosio Humaniora (PKM-PSH), dan dan tim “Agriland, Sentra Agribisnis Indonesia Terpadu di Tol Laut” pada skim PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Untuk Poster, medali emas diraih tim “Aplikasi Ekstrak Kulit Manggis pada Pembuatan Gula Semut Berantioksidan” pada skim PKM Penelitian Eksakta (PKM-PE). Sementara medali perak diraih tim ”Sel- Surya Padat dari Material Baterai Bekas Mobil dalam Upaya Peningkatan Nilai Tambah (Added Value) dan Penyelamatan Lingkungan” pada skim PKM-PE, dan tim “Agriland, Sentra Agribisnis Indonesia Terpadu di Tol Laut” pada skim PKM-GT. Selain itu, medali perunggu berhasil diraih tim “Saron Berbasis Tracking Tangan oleh Sensor Kinect (Stark Technology) pada skim PKM Karsa Cipta (PKMKC).

Juara Pimnas tahun ini diraih oleh Universitas Brawijaya, Malang, yang berhak memboyong piala bergilir Pimnas Adikarta Kertawidya. Disusul kemudian oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di peringkat kedua dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya di peringkat 3. *

20151008190849_IMG_4858 20151008220925_IMG_5328 20151008202720_IMG_5033 20151008195810_IMG_4957 20151008235827_IMG_5446 20151009001122_IMG_5474

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Unpad Raih 2 Emas, 2 Perak, dan 3 Perunggu di Pimnas 28 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa FH Unpad Juara 2 Kompetisi Debat Keterbukaan Informasi Publik

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/10/2015] Tim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran berhasil meraih juara 2 Kompetisi Debat Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) di Jakarta pada 5-7 Oktober 2015.

Tim mahasiswa Fakultas Hukum Unpad yang menjadi juara 2 pada Kompetisi Debat Keterbukaan Informasi Publik di Jakarta, Kamis (7/10). *

Tim mahasiswa Fakultas Hukum Unpad yang menjadi juara 2 pada Kompetisi Debat Keterbukaan Informasi Publik di Jakarta, Kamis (7/10). *

Pada kompetisi yang diikuti oleh 35 tim dari berbagai universitas di Indonesia itu, tim FH Unpad melangkah ke babak final setelah mengalahkan tim Universitas Brawijaya di perempatfinal dan mengalahkan Universitas Indonesia di semifinal. Pada babak final, tim FH Unpad harus mengakui keunggulan tim UIN Syarief Hidayatullah.

Kompetisi ini dilaksanakan menggunakan sistem gugur dengan terlebih dahulu dilaksanakan babak preeliminasi untuk menentukan lawan di babak penyisihan. Tim FH Unpad terdiri dari Mega Carerra Pakpahan, M. Bardan Salam, dan Plantino Pransiscus, dengan didampingi Bilal Dewansyah, SH., MH. Sebagai juara 2, tim FH Unpad berhak atas hadiah uang senilai Rp 12 juta. *

Rilis oleh: FH Unpad

The post Mahasiswa FH Unpad Juara 2 Kompetisi Debat Keterbukaan Informasi Publik appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa FISIP Unpad Radih The Honorable Mention Presiden MUN di Jakarta

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/10/2015] Dua mahasiswa prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, Livita Sumali dan Yoga Mahardika meraih penghargaan sebagai The Honorable Mention dalam komite United Nations Security Council/Dewan Keamanan PBB di ajang President Model United Nations 2015, 16 – 19 September lalu di Jakarta.

Livita Sumali dan Yoga Mahardika *

Livita Sumali dan Yoga Mahardika *

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad disebutkan, Model United Nations (MUN) merupakan kompetisi simulasi sidang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Kompetisi ini mengadopsi langsung tata cara dan atmosfir sidang PBB yang sesungguhnya. Dalam ajang ini, Livita dan Yoga merepresentasikan negara Rusia, sebuah negara salah satu anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Adapun topik yang dibahas pada sidang kali ini menyangkut intervensi kemanusiaan di negara Suriah. Negara di kawasan Timur Tengah ini tengah diguncang konflik berkepanjangan.

“Oleh karena itu, simulasi Dewan Keamanan PBB ini bertujuan membuat suatu resolusi yang mungkin dapat diwujudkan untuk menghentikan perang dan mengurangi pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Suriah,” ujar Livita.

Sebagai perwakilan negara Rusia, keduanya berhasil memengaruhi delegasi anggota Dewan Keamaan untuk menjadikan intervensi kemanusiaan sebagai pilihan terakhir dalam penyelesaian konflik. Keduanya menekankan penggunaan jalur damai seperti diplomasi dan constructive engagement adalah jalan terbaik penyelesaian konflik. Metode ini meminimalisir jatuhnya korban yang lebih banyak.

Di akhir konferensi, Livita dan Yoga turut menyumbangkan ide penyelesaian konflik di Suriah, salah satunya dengan mendirikan buffer zone untuk meredakan atensi di negara tersebut. Resolusi tersebut akhirnya disetujui oleh semua delegasi yang hadir tanpa adanya penggunaan hak veto oleh anggota.

“Saya senang bisa berpartisipasi dalam simulasi sidang PBB. Sebagai mahasiswa HI, saya ingin berkontribusi dalam perdamaian dunia. Yang terpenting adalah kontribusi dalam permasalahan dunia. Penghargaan sebagai honorable mention hanyalah sebuah pelengkap,” tulis Livita.*

Rilis: FISIP Unpad /am

The post Mahasiswa FISIP Unpad Radih The Honorable Mention Presiden MUN di Jakarta appeared first on Universitas Padjadjaran.

Galeri Foto Pisah Sambut Wakil Rektor Unpad

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Perlu Pendekatan Komprehensif

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/10/2015] Pembangunan sektor pertanian berkelanjutan memerlukan pendekatan komprehensif, tidak bisa sekadar mengutamakan aspek pertanian saja. Ada subsistem ketersediaan yang antara lain meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, impor, dan stok pangan. Ada subsistem aksesibilitas yang meliputi distribusi, transportasi, infrastruktur pasar, dan subsistem kegunaan/konsumsi yang meliputi gaya hidup/sikap masyarakat, sanitasi, kualitas pangan, dll.

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., mengatakan hal tersebut saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian Republik Indonesia pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10).

“Jadi ini bukan hanya soal pertaniannya, ada persoalan distribusi dan konsumsi. Mari bantu kami,” ujar Agung Hendriadi.

Agung kemudian memaparkan contoh di tanaman padi. Masih ada persoalan bibit yang 40% masih belum memiliki sertifikasi, pestisida sebagian masih impor, infrastruktur pertanian yang sekitar 40% membutuhkan perbaikan, jumlah sumber daya yang terus menurun, serta teknologi yang belum merata di seluruh Indonesia. Di aspek aksesibilitas ada tahapan penyimpanan, proses, transportasi, dan pemasaran. Dengan kondisi geografis yang ada, distribusi di Indonesia bukanlah perkara mudah. Lalu pada aspek konsumsi, masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap ketersediaan beras.

Konferensi ini dibuka oleh Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad. Dalam sambutannya, Rektor mengatakan, tantangan menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan menyediakan makanan yang berkualitas merupakan salah satu tanggung jawab akademisi. Unpad juga telah berkomitmen, aktivitas kampus harus berdampak pada masyarakat, tidak berhenti pada kertas penelitian. Dan untuk mendorong hal tersebut, lanjut Rektor, maka harus dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah, pengusaha, dan juga media sebagai penyebar hasil-hasil penelitian ke masyarakat.

humas unpad 2015_10_12 EOS 7D 09_33_51 00066686Ketua Panitia Konferensi, Ir. Mimin Muhaemin, M.Eng. PhD., mengatakan, ada 180 makalah dari 12 negara yang masuk ke panitia. Beberapa diantaranya akan dipresentasikan di konferensi ini. Konferensi ini terselenggara atas kerja sama 4 fakultas di Unpad, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Konferensi ini menghadirkan pembicara internasional antara lain Prof. Giacomo Biagi (Animal Production dari Universita di Bologna, Italia), Prof. Marie Helena Famelart (Dairy Science and Technology dari Agrocampus Ouest, Prancis), Dr. Paul Barber (Remote Sensing for Plant Health Monitoring dari Murdoch University, Australia), Prof. Florin Stanica (Horticulture dari USAMV Buchuresti, Rumania), Dr. Milan P. Petrovic (Genetics and Breeding Institue of Animal Husbandry, Serbia), Dr. Ferry Jie (Supply Chain Management dari RMIT University, Australia), Prof. Hassan M. El Shaer (Center of Excellency for Biosaline Agriculture Dessert Research Center, Mesir), dan sejumlah pembicara dari Unpad, yaitu Prof. Nurpilihan Bafdal, Prof. Sri Bandiati, Dr. Iskandar, dan Dr. Noor Istifadah. *

Laporan oleh: Erman

The post Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Perlu Pendekatan Komprehensif appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pemerintah Mandatkan Unpad Masuk WCU dalam 5 Tahun Ke Depan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/10/2015] Pemerintah menargetkan 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk bisa masuk ke dalam kelompok World Class University (WCU) dalam 5 tahun ke depan . Mandat tersebut diberikan guna meningkatkan ranking reputasi Perguruan Tinggi Indonesia pada sistem pemeringkatan universitas tingkat dunia. Unpad menjadi salah satu dari 11 PTN yang diberi mandat tersebut.

Kiri ke kanan: Prof. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng., Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, M.SEE., PhD.,dan Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi dari TIm Persiapan World Clas University Dikti saat memberikan pemaparan mengenai Peningkatan Reputasi Perguruan Tinggi Indonesia Menuju WCU, Senin (12/10) di Ruang Serba Guna Unpad Bandung, Senin (12/10). (Foto oleh: Arief Maulana)

Kiri ke kanan: Prof. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng., Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, M.SEE., PhD.,dan Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi dari TIm Persiapan World Clas University Dikti saat memberikan pemaparan mengenai Peningkatan Reputasi Perguruan Tinggi Indonesia Menuju WCU, Senin (12/10) di Ruang Serba Guna Unpad Bandung, Senin (12/10). (Foto oleh: Arief Maulana)

“Universitas di luar negeri sudah dengan bangga dengan rangkingnya. Ini yang menunjukkan seberapa penting ukuran ranking tersebut,” ungkap Direktur Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Dikti Kemenristek Dikti RI, Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, M.SEE., PhD., saat memberikan arahan dalam Diskusi Peningkatan Reputasi Perguruan Tinggi Indonesia Menuju WCU, Senin (12/10) di Ruang Serba Guna Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung.

Dalam diskusi tersebut hadir Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, pimpinan universitas, Dekan dan Wakil Dekan, serta koordinator Program Studi di lingkungan Unpad. Selain Prof. Hermawan, hadir pula Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi dan Prof. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng., yang tergabung dalam Tim persiapan WCU.

Lebih lanjut Prof. Tumiran mengatakan, latar belakang pemberian mandat tersebut ialah untuk menetapkan dimana posisi Perguruan Tinggi Indonesia pada tatanan iptek dan pendidikan di dunia. Untuk itu harus ada instrumen pengujian yang dipakai agar WCU dengan berbagai indikatornya dapat menaikkan posisi Perguruan Tinggi di Indonesia.

“Mau tidak mau, kalau kita mau dilirik posisi kita, kita harus masuk dalam area WCU ini,” kata Prof. Tumiran.

Prof. Tumiran mencontohkan beberapa negara di kawasan Asia, seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang sudah selangkah lebih maju dalam mengejar WCU. Ia menilai reputasi Perguruan Tinggi untuk menjadi WCU di negara tersebut tidak lepas dari kontribusinya terhadap pembangunan bangsa. Berbagai hasil penelitian universitas dimanfaatkan untuk kepentingan bangsanya.

“Dari peningkatan reputasi tersebut, ada perubahan orientasi.  Kita (masyarakat Indonesia) jadi banyak yang studi di Jepang dan negara Asia lainnya, padahal dulu kita lebih sering studi di Eropa,” kata Prof. Tumiran.

Selain Unpad, sepuluh PTN lainnya yang diberikan mandat ialah UI, ITB, UGM, Unair, IPB, Undip, UNS, ITS, UB, dan Unhas. Sebelas PTN ini menurut Prof. Tumiran telah memiliki ranking baik pada sistem pemeringkatan dunia. Dengan mandat ini, diharapkan PTN tersebut dapat menyempurnakannya.

Dari sistem pemeringkatan universitas di dunia, Dikti fokus pada peningkatan rangking di QS World University Rangkings serta QS Asian University Rangkings. Sistem ini, kata Prof. Anas, menjadi acuan untuk mengukur seberapa mampu 11 PTN dalam meningkatkan kualitas kelembagaan untuk bisa masuk dalam WCU.

Dalam sistem QS World, prinsipnya ada 4 kategori besar penilaian, yaitu: kualitas riset, kualitas pembelajaran, daya saing lulusan, dan aspek internasionalisasi. Secara spesifik, QS World menetapkan 50% penilaian dilakukan melalui survei kepada 40% akademisi dan 10% pebisnis, sisanya 50% diambil dari data. Sementara QS Asian menetapkan 40% survei dan 60% data.

Menurut Prof. Anas, keberadaan PTN Indonesia yang saat ini masih diwakili oleh Universitas Indonesia, secara signifikan mengalami penurunan di rangking QS World maupun QS Asian. Pada QS World terjadi penurunan rangking dari 250 hingga 350 selama 2012 – 2015. Sementara pada QS Asian, penurunan terjadi di angka 60 hingga 80 selama 2013 – 2015.

Berdasarkan peringkat QS World saat ini, agregat Unpad masih berada pada rangking 701+ dan menjadi PTN peringkat ke-6 dari 11 PTN yang dimandatkan. Sementara pada peringkat QS Asian tahun 2015, Unpad berada pada rangking 161-170 dan menjadi PTN peringkat ke-5 dari 11 PTN tersebut.

Berkaca pada perkembangan negara lain, alokasi anggaran menjadi salah satu penentu peningkatan mutu universitas menjadi WCU. Untuk itu, Dikti berupaya meningkatkan anggaran pengelolaan 11 PTN tersebut yang diorientasikan khusus untuk peningkatan WCU.

Prof. Anas juga mendorong 11 PTN untuk aktif menyediakan data terkait kinerja universitas. “Kalau data ini tidak bisa diakses, maka kita dianggap tidak memiliki prestasi,” kata Prof. Anas.

Solusi lainnya ialah peningkatan kualitas produk riset, termasuk diantaranya peningkatan paper dan sitasi dosen. Riset ini diharapkan mendorong peningkatan kualitas mahasiswa pascasarjana yang menjadi salah satu indikator penting ketercapaian WCU.

Rektor sendiri berkomentar, mandat Unpad menjadi WCU diharapkan dapat meningkatkan kinerja Unpad menjadi lebih baik. Ia menekankan, WCU bukan sebatas menjadi gol utama.

“Ini bukan gol, ini menjadi suatu indikator kinerja. Kalau dalam impelementasi pengelolaan PT memang kita wujudkan dampak yang lebih kuat pada masyarakat, khususnya dalam pembangunan. Optimis, indikator yang ditargetkan akan tercapai. Jadi, jangan dibalik,” pungkas Rektor.*

Lampiran:
Peningkatan Reputasi Perguruan Tinggi Indonesia Menuju World Class University (File Power Point)

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Pemerintah Mandatkan Unpad Masuk WCU dalam 5 Tahun Ke Depan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Menteri Agraria & Tata Ruang, “Jatinangor Belum Ideal Sebagai Kawasan Pendidikan”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/10/2015] Jatinangor dinilai belum mencapai gambaran ideal sebagai Kawasan Pendidikan sebagaimana diklaim selama ini. Hal ini disebabkan pada tahap perancangan awal pengembangan Jatinangor tidak didesain sebagai Kawasan Pendidikan.

Menteri Agraria & Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan, saat memberi Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-57 FISIP Unpad di Kampus FISIP Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Menteri Agraria & Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan, saat memberi Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-57 FISIP Unpad di Kampus FISIP Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Luas Jatinangor sebesar 3.160 hektar, sebenarnya sudah jauh lebih dari cukup untuk menjadikannya kawasan pendidikan,” ungkap Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, Drs. Ferry Mursyidan Baldan, saat memberikan orasi ilmiahbertajuk “Kebijakan Bidang Agraria dalam Penataan Kawasan Pendidikan,” Selasa (13/10) di Aula Gedung B Lt.3 kampus FISIP Unpad Jatinangor. Orasi ilmiah ini digelar berkenaan pelaksanaan Dies Natalis ke-57 FISIP Unpad.

Ferry mengatakan, alih fungsi lahan di kawasan Jatinangor sejak awal sudah diniatkan untuk dijadikan kawasan pendidikan. Kenyataannya kondisi Jatinangor saat ini menjadi ladang komersialisasi sebagian pihak sehingga keadaannya perlahan bergeser menjadi kawasan bisnis.

Alumni prodi Hubungan Internasional FISIP Unpad ini menjelaskan, dari sekitar 3.160 hektar luas kecamatan Jatinangor, 480 hektar menjadi lahan kawasan pendidikan. Saat ini, ada 4 perguruan tinggi yang berlokasi di Jatinangor, yaitu: Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

“Diperkirakan total mahasiswa yang hidup di sini sekitar 30 – 35 ribu. Kalau satu hari asumsinya berbelanja di Jatinangor sekitar 50 ribu rupiah, maka bisa dipastikan sekitar 45 miliar dana perbulan yang beredar di sini,” papar Ferry.

Lebih lanjut Ferry mengungkapkan, belum tercapainya gambaran ideal Jatinangor sebagai kawasan pendidikan disebabkan belum adanya komitmen kerja sama antar 4 perguruan tinggi tersebut untuk mewujudkan kawasan pendidikan tersebut. Kerja sama tersebut dilakukan untuk membangun kohesi sosial di Jatinangor.

“Pembangunan kohesi sosial menjadi poin penting, tidak sekadar semata-mata penataan ruang. Bangun dulu perasaan masyarakat Jatinangor sebagai masyarakat yang tinggal di Kawasan Pendidikan,” jelasnya.

humas unpad 2015_10_13 EOS 7D 11_34_49 00067100 humas unpad 2015_10_13 EOS 7D 11_34_12 00067075 humas unpad 2015_10_13 EOS 7D 10_37_47 00066998 humas unpad 2015_10_13 EOS 7D 10_33_38 00066955 humas unpad 2015_10_13 EOS 7D 10_19_01 00066920 humas unpad 2015_10_13 EOS 7D 09_47_07 00066840

Setelah bekerja sama dan membangun kohesi sosial, Pemerintah Daerah juga harus membentuk payung hukum kebijakan yang berbeda dengan kebijakan reguler lainnya. Dengan kebijakan khusus tersebut, pemerintah punya peran mengontrol penggunaan lahan di Jatinangor.

Perlakuan khusus harus bisa diterapkan di kawasan pendidikan, seperti pelarangan penjualan lahan kepada masyarakat di luar Jatinangor atau pihak di luar sektor pendidikan. Atmosfir pembelajaran pun harus terbangun, seperti penyediaan berbagai fasilitas yang menunjang pembelajaran.

Dengan adanya kerja sama antara perguruan tinggi dan Pemda, Ferry meyakini kawasan pendidikan akan tertata dengan baik, serta kegiatan ekonomi masyarakat kecil pun dapat tertata.

“Jatinangor harus kita tata dan yakini sebagai ikon Jawa Barat. Kalau gagal, rasanya kita harus hilangkan embel-embel kawasan pendidikan tersebut,” kata Ferry.

Orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Fakultas ini dihadiri oleh perwakilan Kepala Daerah, Anggota Senat Fakultas, serta sivitas akademika FISIP Unpad. Dalam sambutannya, Dekan FISIP Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., menyampaikan tiga poin yang dilakukan FISIP menyongsong  Unpad sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

Poin pertama dari segi kelembagaan, FISIP Unpad terus berupaya meningkatan pengembangan sumber daya manusianya, baik dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. “Secara keseluruhan, SDM tersebut harus mampu menghasilkan prestasi,” kata Dr. Arry.

Poin selanjutnya yaitu FISIP Unpad telah berkontribusi secara konstruktif menentukan arah kebijakan dan pengelolaan universitas. Poin terakhir, dalam rangka memberikan dampak bagi masyarakat, dalam momentum Dies Natalis ini, pihaknya telah mendesain model pembangunan kawasan pendidikan Jatinangor dari sudut pandang ilmu sosial dan politik.

Dalam acara tersebut, FISIP Unpad juga memberikan penghargaan Anugerah Pengabdian Utama kepada Ferry Mursyidan Baldan dan Anugerah Karya FISIP kepada Drs. R. Kosasih Kamawi Sastra. Penghargaan dserahkan oleh Dekan FISIP Unpad.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Menteri Agraria & Tata Ruang, “Jatinangor Belum Ideal Sebagai Kawasan Pendidikan” appeared first on Universitas Padjadjaran.


Indonesia Butuh Program Spesialis Keperawatan Kritis

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/10/2015] Program Spesialis Keperawatan Kritis hingga saat ini belum tersedia di Indonesia. Padahal, tenaga perawat kritis saat ini sangat dibutuhkan dalam peningkatan pelayanan keperawatan di Indonesia.

Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad yang juga Ketua PPNI Provinsi Jabar, Mamat Lukman, S.Kp.,S.KM., M.Si.,saat memberikan keynote speech dalam Simposium Nasional Keperawatan Kritis 2015 di Auditorium Rumah Sakit pendidikan Unpad, Bandung, Rabu (14/10). (Foto: Arief Maulana) *

Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad yang juga Ketua PPNI Provinsi Jabar, Mamat Lukman, S.Kp.,S.KM., M.Si.,saat memberikan keynote speech dalam Simposium Nasional Keperawatan Kritis 2015 di Auditorium Rumah Sakit pendidikan Unpad, Bandung, Rabu (14/10). (Foto: Arief Maulana) *

“Kita tidak bisa terlepas dari tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik. Buruk baiknya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebenarnya ditentukan oleh perawat,” kata Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan yang juga Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Barat, H. Mamat Lukman, S.KM., S.KP., M.Si., saat memberikan keynote speech dalam Simposium Nasional Keperawatan Kritis 2015 di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Bandung, ,Rabu (14/10).

Peningkatan kualitas rumah sakit, menurut Mamat, bukan hanya terfokus pada pengembangan dokter saja. Tenaga perawat terampil pun dibutuhkan guna menunjang pelayanan kesehatan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Di dalam menangani pasien kritis perlu ada tindakan yang cepat. Tindakan ini membutuhkan penanganan oleh perawat yang memiliki keterampilan tinggi.

“Kalau perawatnya tidak paham cara menanganinya, penanganan tersebut akan tertunda, dan pasien terancam tidak dapat tertolong,” kata Mamat.

Ia pun menganalogikan bagaimana penanganan intensif oleh perawat pasca operasi yang dilakukan tim medis. Jika perawat tidak melakukan tindakan pasca operasi dengan baik akan menyebabkan pasien tidak tertangani secara intensif.

Untuk itu, tenaga perawat kritis membutuhkan kompetensi yang baik. Ia menegaskan, dengan logika sederhana tersebut, tidak ada alasan untuk tidak mengembangkan kompetensi tenaga perawat melalui pendidikan yang setara dengan program Spesialis.

Inisiasi pembukaan program Spesialis Keperawatan Kritis ini juga akan didukung penuh oleh PPNI. Saat ini pihaknya tengah menyiapkan regulasi berkenaan pembukaan program tersebut. Regulasi ini akan memungkinkan perguruan tinggi untuk membuka program tersebut yang acuan regulasinya tetap pada UU Keperawatan dan berbagai peraturan terkait.

“Secara jelas tenaga perawat kritis di kita yang belum melewati pendidikan formal sudah terampil sebetulnya. Pendidikan inilah yang akan melegalisir tenaga perawat tersebut untuk menjadi ahli. Itu akan dihimpun dalam kolegium,” jelas Mamat.

Harapannya, Unpad dapat menjadi perguruan tinggi pertama yang membuka program Spesialis Keperawatan Kritis. Berkenaan dengan status Unpad sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, pihaknya optimis program Spesialis ini dapat terealisasi.

Simposium nasional ini digelar oleh Departemen Keperawatan Kritis Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad berkenaan Dies Natalis ke-21 FIK Unpad. Ketua pelaksana kegiatan, Annastasia Anna, S.KP., M.Kes., mengatakan, simposium ini sebagai media pelatihan keperawatan kritis, dimana di dalamnya digelar workshop dan plenary session serta diseminasi hasil penelitian terkait keperawatan kritis.

Simposium ini diikuti oleh tenaga perawat dari seluruh wilayah di Indonesia dan digelar hingga Kamis (15/10) besok.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Indonesia Butuh Program Spesialis Keperawatan Kritis appeared first on Universitas Padjadjaran.

PT Cendo Beri Beasiswa dan Kontrak Kerja pada 10 Mahasiswa Apoteker Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/10/2015] Sepuluh mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran terpilih untuk mendapatkan beasiswa penuh selama kuliah Apoteker dan kontrak kerja di PT. Cendo selama dua tahun.

Mahasiswa penerima beasiswa bersama pihak PT Cendo dan Fakultas Farmasi Unpad *

Mahasiswa penerima beasiswa bersama pihak PT Cendo dan Fakultas Farmasi Unpad *

Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama Fakultas Farmasi Unpad, Prof. Dr. Ajeng Diantini, MS., Apt. mengatakan bahwa pemberian beasiswa dan kontrak kerja ini merupakan bentuk realisasi dari penandatangan Perjanjian Kerja Sama antara Fakultas Farmasi Unpad dengan PT. Cendo Pharmaceutical Industry pada September 2015 lalu.

Proses seleksi diawali dengan seleksi dokumen terhadap 27 orang pelamar. Wawancara kemudian dilakukan terhadap 17 orang yang lolos seleksi dokumen sehingga terpilihlah 10 mahasiswa. Proses seleksi dilakukan di Kampus Fakultas Farmasi Unpad, Jatinangor.

Adapun sepuluh mahasiswa terpilih tersebut yaitu, Anzari Muhamad, Carissa Putri Purabaya, Deden Kurniadi, Hafshah Nurul Afifah, Indah Khairunisa Hardani, Ivo Ovia Airin, Merlitha Puspa Dewi, Nita Yesita, Rena Fitriani, dan Restri Akhsanitami.

“Selamat kepada para mahasiwa penerima beasiswa. Semoga hal ini dapat memotivasi Anda untuk sungguh-sungguh dalam belajar, terus berkarya dan memajukan profesi Apoteker ke depannya,” ucap Kepala Unit Kerja Sama Fakultas Farmasi Unpad, Melisa I. Barliana, Dr. Med.Sc., Apt.*

Rilis oleh: Fakultas Farmasi Unpad / art

The post PT Cendo Beri Beasiswa dan Kontrak Kerja pada 10 Mahasiswa Apoteker Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Belasan Perusahaan Besar Berpartisipasi di Unpad Job Fair

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/10/2015] Universitas Padjadjaran melalui Carrer Development Center (CDC) kembali menggelar job fair yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata, kampus Unpad Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung. Acara bertajuk “Unpad Job Fair 2015” ini berlangsung selama dua hari, mulai Rabu (14/10) kemarin hingga Kamis (15/10). Acara ini terbuka untuk masyarakat umum.

Pengunjung memadati Unpad Job Fair yang berlangsung 14-15 Oktober 2015 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad *

Pengunjung memadati Unpad Job Fair yang berlangsung 14-15 Oktober 2015 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad *

“Penyelenggaraan Unpad Job Fair 2015 diharapkan dapat memberikan kesempatan dan peluang kepada masyarakat untuk memperoleh pekerjaan. Kegiatan job fair ini rutin dilaksanakan oleh Universitas Padjadjaran setiap tahunnya,” kata Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Unpad, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc. dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Kegiatan Unpad Job Fair 2015 terselenggara atas dukungan sponsor utama, yakni Bank Indonesia dan PT. Paragon Technology and Innovation, serta kerja sama dengan media partner, yaitu TV One, Radio PR FM, Radio Unpad, Radio 99ers Bandung, dan Radio Ardan.

Adapun perusahaan/instansi yang berpartisipasi dalam job fair ini terdiri dari 18 perusahaan, yaitu Bank Indonesia, PT. Paragon Technology and Innovation, Bank Mega, PT. Avrist Assurance, BTPN Syariah, PT Bernofarm, PT. Cargill Indonesia, PT. Mandiri Tunas Finance, PT. Bank Central Asia, Tbk., PT. Global Artha Futures, PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TRANS 7), PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., PT. Intrias Mandiri Sejati, PT. Asuransi Sinar Mas, TV One, PT. Petro Rekavisi Sinergi, PT. CIMB Niaga Auto Finance, PT. Kreasi Edulab Indonesia, Bank BJB, dan PT. Lion Superindo.*

Rilis / art

The post Belasan Perusahaan Besar Berpartisipasi di Unpad Job Fair appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Kembali Jadi Kampus Mitra Penyelenggara OSN Pertamina

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/10/2015] Untuk kedelapan kalinya, Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina kembali digelar, dan Universitas Padjadjaran kembali menjadi salah satu kampus mitra penyelenggara. Seleksi di Unpad dilakukan di Aula Pusat Pelayanan Basic Science, kampus Unpad Jatinangor, Kamis (15/10), diikuti oleh 725 peserta kategori Teori dan 9 tim peserta kategori Proyek Sains.

Seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina di Aula Pusat Pelayanan Basic Science Unpad Jatinangor, Kamis (15/10), (Foto oleh: Arief Maulana)*

Seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina di Aula Pusat Pelayanan Basic Science Unpad Jatinangor, Kamis (15/10), (Foto oleh: Arief Maulana)*

OSN Pertamina merupakan ajang kompetisi ilmiah bagi para mahasiswa di seluruh Indonesia, dan menjadi wadah generasi muda mengekspresikan diri, menampilkan karya cipta, serta mengukir prestasi. Tahun ini, OSN Pertamina mengangkat tema “Inovasi Sobat Bumi, untuk Masa Depan Generasi”.

“Selamat berkompetisi, selamat bertanding. Mudah-mudahan dengan sportif, Anda pasti nanti diharapkan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi. Mudah-mudahan apa yang diikuti tentu bisa bermanfaat, tidak hanya bagi diri sendiri, (yaitu) mahasiswa secara individu, juga bagi institusi,” tutur Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad, Prof. Dr. Budi Nuraini R., saat membuka acara.

Ditemui di sela acara, Kepala Pusat Pengembangan Kegiatan dan Kreativitas Mahasiswa (P2K2M) FMIPA Unpad, Budi Irawan, S.Si.,M.Si. mengatakan bahwa seleksi tingkat Provinsi OSN Pertamina dikelompokkan dalam 10 regional, dan Unpad termasuk dalam salah satu perguruan tinggi penyelenggara di region 6 (Jawa Barat). Selain Unpad, seleksi region 6 juga dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung.

Adapun kategori Teori mengompetisikan empat bidang, yaitu Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Berhak untuk mengikuti seleksi tingkat nasional adalah para pemenang (Juara 1) untuk setiap bidang tingkat regional (40 mahasiswa) dan pemenang kategori teori lintas bidang di setiap provinsi (33 mahasiswa).

Meski mayoritas peserta di Unpad ini berasal dari FMIPA, Budi mengungkapkan bahwa para peserta juga berasal dari berbagai fakultas lain seperti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Keperawatan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, dan Fakultas Teknik Geologi. Selain dari Unpad, peserta juga berasal dari universitas lain meliputi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Universitas Siliwangi, Universitas Swadaya Gunung Jati, dan Universitas Bale Bandung.

Sementara untuk kategori Proyek Sains, setiap tim terdiri dari 3 mahasiswa yang berkompetisi melalui karya cipta hasil kerja mereka dengan tema mengenai energi baru dan terbarukan. Secara nasional, 30 tim terbaik akan melakukan presentasi di hadapan juri secara online/tatap muka.

“Kategorinya terbagi tiga, yakni aplikasi perangkat lunak, rancang bangun, dan produk unggulan,” ungkap Budi.

Pada OSN Pertamina 2015, kategori Proyek Sains juga melibatkan mahasiswa dari negara-negara ASEAN sebagai peserta. Tim yang berhak mengikuti Babak Final adalah 15 tim terbaik dari Indonesia dan 3 tim terbaik dari negara lain di ASEAN.

Tahun ini, Budi kembali mengharapkan prestasi terbaik akan diraih oleh mahasiswa Unpad. “Targetnya setiap kategori ada juara. Paling tidak juara provinsi,” harapnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Unpad Kembali Jadi Kampus Mitra Penyelenggara OSN Pertamina appeared first on Universitas Padjadjaran.

Program DIM FEB Unpad Angkat Tema Kolaborasi Pentahelix di Garcombs 2015

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/10/2015] Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad menggelar konferensi internasional “Global Advanced Research Conference on Management & Business Studies (Garcombs)” ke-3 di Inna Grand Bali Beach Hotel, Bali pada 14-15 Oktober 2015.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Garcombs merupakan forum ilmiah internasional yang mengkaji perkembangan ilmu dan praktik manajemen dan bisnis. Setiap pelaksanaannya, kegiatan ini mengkaji beberapa isu aktual, baik dari sisi keilmuan maupun aplikasi bisnisnya. Konferensi ini merupakan kegiatan ketiga setelah yang pertama digelar di Bandung pada 2012, dan di Bangkok pada 2014 lalu.

Pada konferensi kali ini, tema yang diangkat ialah “Pursuing Pentahelix Industry Collaboration: an ASEAN Regional Integration Challenge”. Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, tema tersebut difokuskan pada perubahan yang diakibatkan oleh integrasi ekonomi regional ASEAN. Integrasi Pentahelix yang dimaksud dapat dilakukan dalam konteks business to business, business to government, government to government, maupun berbagai format lainnya.

“Kolaborasi Pentahelix diyakini mampu mengedepankan kekuatan kolektif para stakeholder yang terlibat sehingga memberikan solusi terbaik terhadap tantangan yang dihadapi oleh para entitas bisnis atu organisasi lainnya,” tulis Ketua Program DIM Unpad, Prof. Dr. Erni Trisnawati Sule dalam rilisnya.

Dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., konferensi ini mempresentasikan 130 makalah melalui sesi class presentation dan poster presentation. Pemakalah tersebut berasa dari negara Indonesia, Perancis, Thailand, Sudan, Malaysia, Swedia, dan India.

Dari 130 makalah tersebut, panitia akan memilih 30 makalah terbaik untuk dipublikasikan di jurnal internasional yang bekerja sama dengan Garcombs 2015, yakni International Journal of Business & Globalisation, Academy of Strategic Management Journal, Academy of Marketing Studies Journal, Academy of Entrepreneurship Journal, dan Academy Accounting & Financial Studies Journal.

Pada acara ini juga diadakan rapat yang melibatkan prodi DIM se-Indonesia dan berbagai mitra DIM Unpad untuk membahas persiapan penyelenggaraan Garcombs 4 tahun 2016, serta pembentukan Dewan Redaksi Jurnal Internasional Garcombs.*

Rilis: Prodi DIM Unpad/am

The post Program DIM FEB Unpad Angkat Tema Kolaborasi Pentahelix di Garcombs 2015 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live