Quantcast
Channel: Uncategorized – Universitas Padjadjaran
Viewing all 2776 articles
Browse latest View live

Lolos Pimnas 2017 di Makassar, Empat Kelompok PKM Unpad Lakukan Pemantapan

$
0
0

[unpad.ac.id, 17/08/2017] Sebanyak empat kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Padjadjaran lolos untuk mengikuti ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Sulawesi Selatan, 23-28 Agustus mendatang.

Foto bersama empat kelompok PKM Unpad dengan tim fasilitator jelang pelaksanaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Muslim Indonesia, Makassar, 23-30 Agustus.*

Sebagai upaya meraih prestasi yang maksimal, Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad telah melaksanakan pemantapan Pimnas yang diikuti oleh tim PKM di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, 8 – 10 Agustus lalu. Pemantapan ini mengundang 2 dosen Unpad yang menjadi juri nasional Pimnas, yaitu Dr. Marleen Sunyoto, Ir., M.P., dan Prof. Dr. Wilis Srisayekti.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, selain dua dosen tersebut, mahasiswa juga diberikan pelatihan presentasi oleh Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., serta pelatihan artikel ilmiah oleh Dr. Eva Tuckyta Sari, M.Hum.

Pada hari terakhir pemantapan, dilaksanakan simulasi Pimnas oleh tiga fasilitator, yaitu Dr. Cukup Mulyana, Budi Irawan, M.Si., dan Yanti Rubiyanti, M.Psi. “Berdasarkan penilaian simulasi, anak-anak tersebut sudah mengalami peningkatan cara presentasi. Namun harus dipoles lagi terutama saat menjawab pertanyaan para juri,” ujar Dr. Cukup.

Adapun keempat judul PKM yang lolos tersebut adalah:

“Relevansi Masakan Rendang dengan Filosofi Merantau Orang Minangkabau: Sebuah Kajian Sejarah Kuliner dalam Kaitannya dengan Ekologi dan Budaya” (PKM kategori Penelitian Sosial Humaniora) yang diketuai Hana Hanipah dari Fakultas Ilmu Budaya dengan dosen pembimbing Nani Darmayanti, PhD.

“Pejantan Bageur (Peyeum Ketan Instan, Bawa Seger) Solusi Modernisasi Makanan Tradisional Jawa Barat” (PKM Kewirausahaan) diketuai Putri Raraswati dari Fakultas Farmasi dan dosen pendamping oleh Driyanti Rahayu., S.Si, MT.

“BOM-BOM CAR (Belajar Olah Motorik Melalui Carving) sebagai sarana mengembangkan motorik halus pada siswa SLB BC Fadhilah Sumedang” (PKM Pengabdian kepada Masyarakat) diketuai Umi Latifah dari Fakultas Teknik Geologi dan dosen pendamping Laila Qodariah, M.Psi.

Penanggulangan Silica Scaling dengan Penginjeksian Asam Kuat pada Brine di Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PKM Penelitian Eksakta) diketuai Moch. Aril Indra dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan dosen pendamping Dr. Cukup Mulyana, M.S.*

Rilis: Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan/am

 

The post Lolos Pimnas 2017 di Makassar, Empat Kelompok PKM Unpad Lakukan Pemantapan appeared first on Universitas Padjadjaran.


Perguruan Tinggi Didorong Kerja Bersama

$
0
0

[unpad.ac.id, 17/08/2017] Tujuh puluh dua tahun merdeka, Indonesia masih dihadapkan pada persoalan kualitas sumber daya manusia. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia memiliki tingkat pendidikan rendah dan terkategori tenaga kerja tidak terlatih. Ini tentu saja menjadi tantangan, bukan hanya bagi produktivitas ekonomi, juga memengaruhi daya saing Indonesia di tingkat regional dan global.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia di Halaman Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (17/08). (Foto: Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Prof. Mohamad Nasir, dalam sambutan Peringatan Hari Proklamasi ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Sambutan tersebut dibacakan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad selaku inspektur upacara yang digelar di halaman Kampus Iwa Koesoemasoemantri Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (17/08).

Menjawab tantangan tersebut , perguruan tinggi didorong menjaga stabilitas akademik. Ini berarti, perguruan tinggi harus membangun peningkatan relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi sesuai dengan target yang ingin dicapai Kemenristekdikti.

Saat melaksanakan aktivitas Tridharma, perguruan tinggi harus mampu membangun budaya akademik. Menristekdikti merinci, pembangunan budaya tersebut meliputi budaya antiplagiat, budaya keilmuan, budaya kampus yang bersih antikorupsi, antinarkoba, dan bebas dari faham radikalisme, membangun kesantunan, serta memperteguh jiwa kebinekaan dan Pancasila.

Menristekdikti juga mendorong perguruan tinggi untuk dapat melakukan kerja sama, baik dengan institusi riset dan sektor industri. Kerja sama ini dinilai menjadi strategi dalam meningkatkan nilai tambah hasil penelitian menjadi inovasi dan produk iptek berskala pasar. Di sisi lain, kerja sama ini akan meningkatkan efisienasi dan efektivitas penciptaan inovasi.

Kerja bersama ini diharapkan dapat membangun Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia ini diikuti civitas academica dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad. Turut hadir peserta Dosen Magang Kemenristekdikti yang melaksanakan magang di Unpad.

Bertindak sebagai pembaca naskah Pembukaan UUD 1945 adalah Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., serta pembaca doa oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Dr. Edy Suryadi, Ir., M.T.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Perguruan Tinggi Didorong Kerja Bersama appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Selenggarakan Silaturahmi dengan Orang Tua Mahasiswa Baru

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/08/2017] Untuk memperkenalkan Universitas Padjadjaran khususnya fakultas dan program studinya kepada para orang tua/wali mahasiswa baru, Jumat (18/8) ini digelar silaturahmi dengan para orang tua/wali  dengan jadwal dan lokasi yang telah ditentukan di Kampus Unpad, Jatinangor. Sementara itu, silaturahmi orang tua/wali mahasiswa baru Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Pangandaran diselenggarakan di Kampus Pangandaran pada hari yang sama.

Suasana silaturahmi Dekan dan jajarannya dengan para orang tua/wali mahasiswa baru Fakultas Hukum di kampus Unpad, Jatinangor, Jumat (18/8). (Foto: Tedi Yusup)

Pada kesempatan tersebut, Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad menyampaikan dalam sambutannya bahwa Universitas Padjadjaran berterima kasih dan bersyukur atas kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua/wali untuk dapat mendidik putra/putrinya di kampus Unpad ini.

“Dengan keketatan masuk Unpad yang sangat tinggi, ini menunjukkan bahwa putra/putri Bapak/Ibu sekalian merupakan putra/putri terpilih karena melalui seleksi yang begitu ketat. Kami berkeyakinan bahwa pilihan itu jatuh ke Unpad karena dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan, salah satunya kami yakin karena Bapak/Ibu sekalian atau putra putrinya memperhatikan betul mutu yang memang kami tawarkan atau kami pelihara selama ini dalam menjalankan proses pendidikan,” ujar Rektor.

Secara umum Rektor juga menyampaikan gambaran fasilitas dan aktivitas pendidikan Unpad saat ini, baik di sekitar kampus utama maupun di luar kampus utama, yaitu kampus Pangandaran dan Garut.

Dari sisi riset, Rektor juga menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi catatan penting bagi Unpad sebagai andalan untuk mendorong pembangunan melalui produk riset para dosennya.

“Nah, proses ini tentunya akan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat jika perguruan tinggi mampu hadir langsung di tengah masyarakat. Untuk itu dalam beberapa tahun ini Unpad berkomitmen menyelenggarakan berbagai proses pendidikan tingginya ini langsung bersentuhan dengan masyarakat,” lanjut Rektor.

Pada kesempatan tersebut Rektor juga menegaskan kembali komitmen Unpad yaitu tidak boleh ada mahasiswa yang berhenti kuliah karena permasalahan ekonomi. Dengan dasar itulah Unpad menyediakan berbagai beasiswa. Rektor juga menghimbau kepada para orang tua/wali yang memiliki kelonggaran dalam aspek ekonomi dalam hal rezeki, dapat turut memberikan bantuan kepada para mahasiswa yang kurang beruntung dari sisi ekonominya.

“Jika Bapak/Ibu sekalian juga berlapang dari sisi rejeki, ini adalah lahan amal. Silakan Bapak/Ibu sekalian memberikan sumbangan tambahan lewat dana sumbangan pembangunan atau sumbangan pendidikan yang dapat diketahui oleh Dekan masing-masing,” tuturnya.

Komitmen lain yang disampaikan Rektor adalah pengembangan berbagai inovasi di aspek pendidikan. Salah satunya dengan implementasi pendidikan transformatif yang membawa langsung proses pendidikan untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat. Di sisi lain, Unpad juga memegang teguh prinsip-prinsip akademik untuk dapat memberikan maslahat melalui penerapan Pola Ilmiah Pokok Unpad yaitu Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam pembangunan nasional.

Melalui pertemuan ini Rektor juga berharap para orang tua/wali memanfaatkan kesempatan ini untuk mengenal lebih dekat kampus yang akan menjadi tempat putra/putrinya menimba ilmu. Orang tua juga diharapkan dapat memberikan monitoring dan umpan balik untuk bisa membawa kampus ini lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Kegiatan silaturahmi ini juga diisi dengan pemaparan dari Dekan fakultas masing-masing dan pengenalan program studi serta kunjungan ke fasilitas kampus.*
 

Laporan oleh: Marlia

The post Unpad Selenggarakan Silaturahmi dengan Orang Tua Mahasiswa Baru appeared first on Universitas Padjadjaran.

Beri Kuliah Umum, Susi Pudjiastuti Jelaskan Upaya Mengembalikan Kedaulatan Perairan Indonesia

$
0
0

[unpad.ac.id, 18/08/2017] Kebijakan penenggelaman kapal asing di wilayah perairan Indonesia yang digulirkan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti merupakan penerapan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009. Penerapan ini bertujuan mengembalikan kembali kedaulatan atas wilayah perairan Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti saat memberikan kuliah umum bertema “Perikanan untuk Kemandirian Bangsa dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (18/07). (Foto: Tedi Yusup)*

“Kita harus memastikan wilayah perairan (sebesar 70% dari luas negara) kita berdaulat. Untuk bisa berdaulat, maka segala persoalan di perairan harus diselesaikan,” ujar Menteri Susi saat memberikan kuliah umum bertema “Perikanan untuk Kemandirian Bangsa dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (18/07).

Persoalan terbesar laut Indonesia adalah maraknya aktivitas Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Susi mengungkapkan, hasil survei Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut sepanjang 2003-2013 terjadi penurunan jumlah nelayan dari semula 1,6 juta rumah tangga menjadi 800 ribu. Dalam dekade yang sama, sebanyak 115 perusahaan eksportir seafood juga gulung tikar.

Lesunya sektor perikanan saat itu disinyalir akibat maraknya aktivitas IUU Fishing sehingga menyebabkan ikan sulit didapat. Sejak menjabat Menteri pada 2014, Susi menemukan ada 1.300 izin kapal eks asing yang menangkap ikan di Indonesia. Kenyataannya, lanjut Susi, ada lebih dari 10.000 kapal besar yang menangkap ikan secara besar-besaran di Indonesia.

Dengan melakukan diskusi intens bersama Presiden Joko Widodo, Susi mulai menerapkan UU No. 45 terutama dalam hal eksekusi kapal asing ilegal. “Saya pikir ini adalah efek jera yang baik yang akan kita dapatkan untuk starting clean up IUU Fishing,” ujar Susi.

Meskipun menuai pro kontra, Susi bergeming dan tetap melaksanakan eksekusi penenggelaman kapal ilegal. Upaya diplomasi dengan para duta besar negara asing pun dilakukannya. “Saya bilang, ‘sebagai Menteri yang paling tidak berpendidikan, bagaimana mau membereskan pekerjaan yang begitu besar?’ Saya minta dukungan, dan mereka menyanggupi,” cerita Susi.

Usai diplomasi, Susi juga mengeluarkan beberapa kebijakan pendukung, seperti moratorium izin kapal eks asing hingga pelarangan aktivitas bongkar muat di tengah laut. Hampir tiga tahun upaya ini berjalan, Susi menyebut setidaknya 10.000 kapal asing tersebut sudah tidak terlihat lagi di perairan Indonesia.

Tidak hanya itu, jumlah stok ikan pun terus meningkat. Pada 2014, jumlah stok ikan Indonesia sebesar 6,5 juta ton. Jumlah ini terus menaik menjadi 7,31 juta ton, 9,93 juta ton pada 2015, dan 12,54 juta ton pada 2017. Jumlah ini merupakan jumlah stok ikan yang boleh diambil dalam bingkai perikanan berkelanjutan.

“Kalau kita hitung 6 juta ton kali 1 US Dollar saja misalnya, itu kurang lebih nilainya Rp500 Triliun. Itu tabungan kita,” kata Susi.

Susi menegaskan, eksekusi kapal ini dilakukan bagi kapal asing yang kedapatan menangkap ikan secara ilegal di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. “Kalau kapal lewat saja di wilayah kita ya bebas saja. Tetapi kalau lewat sambil nebar pancing, nebar jaring, itu mencuri namanya. Ya pasti saya sita,” seloroh Susi saat menanggapi pihak-pihak yang kontra padanya.

Di hadapan civitas academica Unpad, Susi mendorong perguruan tinggi menjadi perencana kurikulum kelimuan yang mengikuti dinamika global. Ia menilai, kemajuan teknologi harus disikapi aktif oleh perguruan tinggi.

“Anda harus menyesuaikan dengan perubahan, kalau tidak nanti pendidikan kita menjadi out of date,” kata Susi.

Ada dua pesan yang disampaikan Susi. Pertama, perikanan harus dijaga agar menjadi satu-satu sektor yang dikuasai penuh dalam negeri. Kedua, generasi muda harus dapat menjaga keberlanjutan di sektor perikanan.

“Ini yang harus tersampaikan oleh akademisi ke masyarakat,” kata Susi.

Ia pun berharap Unpad dapat menjadi perguruan tinggi yang kreatif dalam mengembangkan pendidikan tentang perikanan dan kelautan.

Di sela kuliah umum, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Unpad dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kerja sama tersebut ditandatangani langsung antara Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad dan Susi Pudjiastuti.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Beri Kuliah Umum, Susi Pudjiastuti Jelaskan Upaya Mengembalikan Kedaulatan Perairan Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Ajang Pimnas Semakin Dekat, Empat Kelompok PKM Unpad Lakukan Pemantapan Final

$
0
0

[unpad.ac.id, 19/08/2017] Jelang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 30 tahun 2017 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar, Sulawesi Selatan, sebanyak 17 mahasiswa dari empat kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang lolos ke Pimnas, mengikuti simulasi penjurian Pimnas di ruang rapat Rektor, gedung rektorat Unpad Jatinangor, Sabtu (19/08). Penjurian tersebut terdiri atas simulasi presentasi, simulasi display produk, dan poster.

Empat kelompok PKM Unpad yang lolos ke ajang Pimnas ke-30 di Universitas Muslim Indonesia, Makassar, melakukan simulasi penjurian Pimnas di ruang rapat Rektor, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Sabtu (19/08). (Foto: Purnomo Sidik)*

Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum., mengungkapkan, simulasi penjurian ini sebagai upaya memberikan bekal akhir kepada tim PKM Unpad yang nanti berjuang di UMI. Untuk itu dibuat simulasi penjurian yang menyerupai penjurian sesungguhnya di Pimnas nanti.

“Kita siapkan juri juri terbaik yang dapat memberikan masukan dan arahan, kebetulan ada juga juri nasional dari Unpad, yaitu Dr. Marleen Sunyoto, Ir., M.P., dan Prof. Dr. Wilis Srisayekti,” ujar Prof. Reiza.

Selain menghadirkan juri Pimnas nasional, hadir pula beberapa juri dari Unpad, diantaranya, Dosen Fakultas Psikologi Unpad Dr. Yus Nugraha, MA., Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Ade Kadarisman, S.Sos., M.T, M.Sc.,  dan Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Budi Irawan , S.Si., M.Si.

Prof. Reiza menjelaskan, di tahun 2017, sebanyak 24 kelompok PKM Unpad, memperoleh dana hibah Dikti dan 4 kelompok diantaranya, lolos melaju ke Pimnas yang akan diselenggarakan pada 23-28 Agustus 2017 di Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Dari Jumlah PKM dan yang berhasil lolos ke Pimnas, Unpad memiliki persentase yang tinggi dibanding perguruan tinggi lainya.

“4 kelompok ini sudah menjadi yang terbaik ditingkat nasional, dan kelompok ini merupakan representasi dari dua puluh lima ribuan mahasiswa Unpad, mewakili sebuah perguruan tinggi besar, untuk itu kita siapkan sebaik-baiknya. Kami mohon doa dan dukungan dari civitas academica Unpad agar anak-anak kita bisa menorehkan prestasi terbaik di ajang ini,” pungkas Prof. Reiza.

Adapun empat judul PKM yang lolos tersebut diantaranya:

 

 

 

 

 

 

 

Relevansi Masakan Rendang dengan Filosofi Merantau Orang Minangkabau: Sebuah Kajian Sejarah Kuliner dalam Kaitannya dengan Ekologi dan Budaya” (PKM kategori Penelitian Sosial Humaniora) yang diketuai Hana Hanipah dari Fakultas Ilmu Budaya dengan dosen pembimbing Nani Darmayanti, PhD.

 

 

 

 

 

 

 

Pejantan Bageur (Peyeum Ketan Instan, Bawa Seger) Solusi Modernisasi Makanan Tradisional Jawa Barat” (PKM Kewirausahaan) diketuai Putri Raraswati dari Fakultas Farmasi dan dosen pendamping oleh Driyanti Rahayu., S.Si, MT.

 

 

 

 

 

 

 

BOM-BOM CAR (Belajar Olah Motorik Melalui Carving) sebagai sarana mengembangkan motorik halus pada siswa SLB BC Fadhilah Sumedang” (PKM Pengabdian kepada Masyarakat) diketuai Umi Latifah dari Fakultas Teknik Geologi dan dosen pendamping Laila Qodariah, M.Psi.

 

 

 

 

 

 

 

Penanggulangan Silica Scaling dengan Penginjeksian Asam Kuat pada Brine di Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PKM Penelitian Eksakta) diketuai Moch. Aril Indra dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan dosen pendamping Dr. Cukup Mulyana, M.S.*

Laporan oleh Purnomo Sidik/am

The post Ajang Pimnas Semakin Dekat, Empat Kelompok PKM Unpad Lakukan Pemantapan Final appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor: Menyelesaikan Studi Tepat Waktu Wujud Syukur Mahasiswa Berkuliah di Unpad

$
0
0

[unpad.ac.id, 21/08/2017] Sebagai perguruan tinggi dengan jumlah peminat terbanyak se-Indonesia 6 tahun berturut-turut, kesempatan untuk bisa diterima dan menjadi mahasiswa di Unpad merupakan hal yang patut disyukuri. Untuk itu, mahasiswa wajib memanfaatkan momentum ini dengan menyelesaikan studi di Unpad tepat waktu.

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, saat menyampaikan pidato dalam acara Penerimaan Mahasiswa Baru Unpad Tahun Akademik 2017/2018 di Stadion Jati Padjadjaran Kampus Unpad Jatinangor, Senin (21/08). (Foto: Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, saat menyampaikan pidato dalam acara Penerimaan Mahasiswa Baru Unpad Tahun Akademik 2017/2018 di Stadion Jati Padjadjaran Kampus Unpad Jatinangor, Senin (21/08). Acara ini diikuti oleh seluruh mahasiswa baru program Sarjana, Diploma IV, dan Program Studi di Luar Kampus Utama Pangandaran dan Garut.

Rektor mengatakan, dari total keseluruhan pendaftar ke Unpad tahun ini, hanya 8 persen yang diterima di jalur SNMPTN dan 3 persen saja yang diterima di jalur SBMPTN. Dengan jumlah total 5.799 mahasiswa baru program Sarjana Reguler, sekitar 10 persen merupakan mahasiswa baru yang mendapat bantuan Bidikmisi.

Melihat jumlah peminat dan tingginya keketatan ini mendorong Unpad untuk terus memperbaiki fasilitas pendukung pembelajaran. Dari sisi peningkatan kualitas program studi, sepanjang tahun ini sebanyak 16 program studi yang melakukan reakreditasi seluruhnya berhasil mendapatkan akreditasi unggul.

“Dari jumlah tersebut, 5 program studi berubah dari akreditasi D ke A, dan 3 prodi berubah dari akreditasi C ke A,” kata Rektor.

Arah pembelajaran di Unpad saat ini terus didorong untuk menghasilkan beragam inovasi. Penguatan pada aktivitas riset didorong dengan melibatkan integrasi antara dosen dan mahasiswa. Penguatan ini mengubah beberapa pola akademik yang selama ini berjalan, terutama pada pelaksanaan KKNM dan penyelesaian tugas akhir.

Rektor melanjutkan, untuk pelaksanaan KKNM dan skripsi, mahasiswa akan diintegrasikan dengan berbagai program riset dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan para dosen. Dengan demikian, aktivitas riset para dosen dapat menjadi wahana yang baik dalam meningkatkan proses akademik mahasiswa.

“Percepatan waktu studi akan menjadi lebih baik,” ujar Rektor.

Proses penyelesaian studi tepat waktu ini diharapkan dapat mengefektifkan anggaran negara untuk membiayai pendidikan. “Negara memiliki kontribusi kuat untuk membiayai pendidikan Saudara. Maka, jika Saudara mampu menyelesaikan studi tepat waktu, anggaran yang ada akan dapat digunakan untuk tahun selanjutnya,” jelas Rektor.

Selain mengajak mahasiswa menyelesaikan studi tepat waktu, Rektor juga berpesan agar mahasiswa baru Unpad dapat mengimplementasikan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Unpad “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional”. Implementasi tersebut adalah mematuhi berbagai peraturan yang telah ditetapkan Unpad, serta dapat menjaga kebersihan, ketertiban, serta keindahan wilayah kampus dan wilayah di sekitar kampus Unpad.

Acara penerimaan mahasiswa baru ini juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat H. Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua serta para kepala daerah/pimpinan daerah dari 27 Kota/Kabupaten se-Jawa Barat. Berbagai acara pun digelar dalam acara penerimaan mahasiswa baru ini, diantaranya, penyerahan apresiasi kepada mahasiswa, program studi, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berprestasi, geklarasi Gerakan Integritas Kampus, ceramah Wawasan Kebangsaan dari Badan Intelijen Negara, flash mob, serta dimeriahkan dengan penampilan kolaborasi PSM Unpad dengan budayan R.A. Iwan Abdurachman dan penampilan permainan saksofon oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Bank Jabar Banten secara simbolis menyerahkan beasiswa bagi 54 mahasiswa Unpad. Beasiswa juga diberikan oleh Pemerintah Provinsi Maluku.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

 

The post Rektor: Menyelesaikan Studi Tepat Waktu Wujud Syukur Mahasiswa Berkuliah di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Jantung, FK Unpad Ikut Terlibat dalam Kerja Sama dengan 7 RSUD di Jabar

$
0
0

[unpad.ac.id, 21/08/2017] Sebanyak tujuh instansi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jawa Barat melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kerja sama tersebut dilakukan dalam upaya pengembangan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pelayanan kesehatan jantung.

Sejumlah pimpinan dari Fakultas Kedokteran Unpad, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, RSUP Dr. Hasan Sadikit Bandung, serta tujuha instansi RSUD di Jawa Barat melakukan penandatanganan Piagam Kerja Sama terkait pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pelayanan kesehatan jantung, di ruang Executive Lounge gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (21/08). (Foto:Tedi Yusup)*

Kerja sama tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemprov Jabar, RSUP Dr. Hasan Sadikin, FK Unpad, dan tiap tiap RSUD, di ruang Executive Lounge gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (21/08).

Penandatanganan PKS ini ditandatangani Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar dr. H. Dodo Suhendar, MM., Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Ayi Djembarsari, dr., MARS., Dekan FK Unpad DR. Yoni Fuadah Syukriani, serta Direktur RSUD masing-masing.

Adapun tujuh instansi RSUD yang melakukan kerja sama adalah RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung, RSUD Cibabat Kota Cimahi, RSUD Dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya, RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, RSUD Kota Banjar, RSUD Kabupaten Sumedang.

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad mengatakan, kerja sama ini merupakan wujud implementasi pengembangan sistem akademik yang dilakukan antara RSUP Dr. Hasan Sadikin dan FK Unpad. Tujuannya untuk mengembangkan kekuatan pelayanan kesehatan di daerah-daerah.

“Jika kita tidak memperkuat di daerah maka bebannya akan terasa,” kata Rektor.

Sebagai rencana awal, tujuh RSUD tersebut sudah diotorisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jabar untuk menjad rumah sakit tipe B. Sebagai rumah sakit tipe B, maka rumah sakit ini didorong untuk menyediakan pelayanan kesehatan spesialis dan subspesialis terbatas.

Untuk itu, pihaknya memulai pendampingan di bidang pelayanan kesehatan jantung, terutama di bidang kateter, diagnosis, dan intervensi. Pendampingan yang dilakukan FK Unpad difokuskan pada penyediaan pendidikan Spesialis Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler untuk menyiapkan tenaga dokter spesialis di RSUD tersebut. Dengan pendampingan tersebut, diharapkan tujuh RSUD tersebut dapat menjadi rujukan bagi Kabupaten/Kota di sekitarnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat H. Deddy Mizwar juga mengapresiasi kerja sama tersebut. Menurutnya, penderita jantung di Jawa Barat cukup tinggi. Diharapkan, keberadaan RSUD ini diharapkan dapat melayani para penderita jantung dengan baik.

Deddy pun juga mengharapkan berbagai pihak yang terlibat dalam kerja sama ini dapat saling bersinergi mengampanyekan gerakan hidup sehat, khususnya gerakan menghindari penyakit cardiovaskuler dengan mengembangkan aspek preventif dan promotif.

 

“Kerja sama ini diharapkan dapat meluas ke rumah sakit daerah lainnya di Jawa Barat, sehingga akses pelayanan kesehatan akan lebih terbuka dan optimal,” kata Deddy.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Unpad dan Pemerintah Kota Tasikmalaya terkait aktivitas Teidharma Perguruan Tinggi. Penandatanganan dilakukan oleh Rektor dengan Walikota Tasikmalaya Budi Budiman. *

Laporan oleh Arief Maulana

The post Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Jantung, FK Unpad Ikut Terlibat dalam Kerja Sama dengan 7 RSUD di Jabar appeared first on Universitas Padjadjaran.

Bertemu Mahasiswa, Ini Pesan Para Kepala Daerah di Jawa Barat

$
0
0

[unpad.ac.id, 21/08/2017] Perwakilan mahasiswa baru Universitas Padjadjaran tahun akademik 2017/2018 dari 27 Kota/Kabupaten se-Jawa Barat melakukan pertemuan dan diskusi dengan para pimpinan daerah wilayah masing-masing, usai Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru di Kampus Jatinangor, Senin (21/08).

Suasana pertemuan mahasiswa dan pimpinan daerah di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad, Jatinangor, Senin (21/03). (Foto: Sofyan)*

Pertemuan tersebut digelar di beberapa lokasi kampus Jatinangor. Di gedung Rektorat, pertemuan digelar antara Wakil Walikota Sukabumi Achmad Fahmi dan perwakilan mahasiswa asal Kota Sukabumi di Bale Sawala. Dalam pertemuan yang difasilitasi Dosen FISIP Unpad Dr. Soni A. Nulhaqim, S.Sos., M.Si., tersebut, Achmad Fahmi mendorong mahasiswa Sukabumi untuk menorehkan prestasi di Unpad.

“Selesaikan studi tepat waktu, jangan sampai ada yang tidak berprestasi,” kata Achmad.

Ia pun berpesan agar mahasiswa mampu menjadi agen perubahan bangsa. Perubahan ini dapat dimulai dengan mulai mengubah pola pikir mahasiswa, yaitu berkuliah bukan untuk mencari kerja, namun mampu menciptakan lapangan kerja.

Pesatnya perkembangan teknologi perlahan mulai menggantikan aktivitas yang rutin dilakukan manusia. Dengan kata lain, teknologi akan meminimalisasi jumlah tenaga kerja yang ada. Ini berarti, kesempatan kerja akan berangsur sempit.

Untuk itu, mahasiswa mulai saat ini harus mampu melahirkan semangat menciptakan lapangan kerja. “Jangan sampai setelah lulus, kalian kerepotan mencari kerja sambil menenteng-nenteng ijazah,” jelasnya.

Achmad juga berpesan agar mahasiswa yang sudah menempuh studi di Unpad dapat kembali lagi ke Sukabumi. “Silakan berkarya, berprestasi, dan kembali lagi ke Sukabumi. Bangun Sukabumi bersama,” ujar Achmad.

Guna menunjang aktivitas mahasiswa, pihaknya akan berdiskusi dengan Walikota Sukabumi H. Mohammad Muraz untuk menguatkan rencana pembangunan asrama khusus mahasiswa Sukabumi.

“Alhamdulillah, lahannya sudah ada di Unpad, nanti Pemerintah tinggal bangun sesuai kemampuan,” kata Achmad.

Pertemuan juga digelar di kampus Fakultas Ilmu Budaya. Di kampus tersebut, pertemuan dilaksanakan bagi mahasiswa dan pimpinan dari Kab. Garut, Kab. Pangandaran, Kab. Tasikmalaya, Kab. Bogor, Kab. Subang, dan Kota Bandung.

Pada pertemuan antara mahasiswa Garut dengan Bupati Garut H. Rudy Gunawan, mahasiswa asal Garut diharapkan jangan sampai putus kuliah karena tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pihaknya siap membantu para mahasiswa jika ditemukan ada kendala kuliah dari sisi finansial.

Rudy juga menjelaskan, pada tahun ini akan dimulai pembangunan asrama di kawasan kampus Unpad Jatinangor bagi mahasiswa asal Garut. Pembangunan asrama ini menjadikan Garut sebagai kota pertama yang memiliki asrama khusus untuk mahasiswanya di kampus Unpad.

Pada pertemuan di Kabupaten Pangandaran, Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata mengajak para mahasiswa untuk membuktikan pentingnya berkuliah dengan menunjukkan sederet prestasi. Ia pun berpesan agar mahasiswa Pangandaran mampu menjaga nilai dan norma kedaerahan yang diintegrasikan dengan pemikiran modern.

Selain di dua lokasi tersebut, pertemuan juga digelar di Kampus FISIP (Kab. Majalengka, Kab. Kuningan, Kab. Sukabumi, Kab. Indramayu, dan Gubernur Maluku), Fakultas Farmasi (Kota Tasikmalaya, Kab. Sumedang, Kota Banjar, Kota Cimahi), Fakultas Kedokteran Gigi (Kab. Ciamis, Kab. Purwakarta, Kab. Cirebon, Kab. Bandung Barat), dan kampus Fakultas Kedokteran (Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. Cianjur, Kab. Karawang, Kab. Bekasi).*

Laporan oleh Atika Fitriani, Desi Mariana Purba, Arief Maulana

The post Bertemu Mahasiswa, Ini Pesan Para Kepala Daerah di Jawa Barat appeared first on Universitas Padjadjaran.


Delegasi Mahasiswa FK Unpad Raih Gelar Juara pada Ajang Intermedisco 2017

$
0
0

[unpad.ac.id, 22/08/2017] Delegasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran berhasil menyabet gelar juara pada ajang Interfaculty of Medicine Scientific Competition (Intermedisco) 2017 yang diselenggarakan oleh Scientific Medical Activities of Research and Technology (SMART) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta pada 20-23 Juli 2017 lalu.

Delegasi Mahasiswa FK Unpad menjadi Juara I dan II Lomba Esai Ilmiah Intermedisco 2017 di UII Yogyakarta, pada 20-23 Juli 2017 lalu. *

Setelah melalui serangkaian seleksi dan diakhiri dengan presentasi karya, dari 2 cabang perlombaan yang diikuti, delegasi FK Unpad berhasil meraih gelar di kedua cabang tersebut. Pada lomba esai ilmiah Tim FK Unpad sukses meraih dua gelar sekaligus sebagai Juara I dan II. Juara I diraih atas nama Annisa Dewi Nugrahani dengan tulisannya yang berjudul “Inovasi Metode CRISPR/Cas9 untuk Modifikasi Area Konservatif Gen E7 pada HPV-6 dan HPV-11 sebagai Tatalaksana Kuratif Mutakhir pada Penderita Condyloma Acuminata”. Sementara itu Juara II diraih oleh Fachreza Aryo Damara dengan tulisan yang berjudul “Engineered Autoimmunotherapy :  Pendekatan Imunoterapi Sel T “Truck” (CD28/CD3ζ/NFAT) sebagai Inovasi Imunoterapi untuk Menurunkan Angka Sexually-Transmitted HIV-AIDS Global”.

Selanjutnya, pada cabang perlombaan Literatur Review, Tim FK Unpad yang beranggotakan Rayhan Azka Musalim, Fachreza Aryo Damara, dan Rizki Muhammad berhasil meraih juara kedua dengan karya yang berjudul Potensi Autotransplantasi Stem Cell dengan Delesi CCR5 (CCR5Δ32) atau CXCR4 Berbasis CRISPR/Cpf1 sebagai Tatalaksana pada Pasien Penderita Infeksi Virus HIV Tropisme R5 dan X4”.

Dalam rilis yang disampaikan ke Humas Unpad, Annisa menuturkan ia mengambil sub bahasan mengenai venereal (penyakit menular seksual) karena biasanya sudah mencangkup ke dalam dermatologi. Ia mengambil bahasan mengenai Condyloma Acuminata dikarenakan prevalensi kelainan tersebut cukup tinggi namun agak terabaikan.

“Saya lihat urgensinya sejauh ini bagaimana dan ternyata pengobatannya belum efektif karena penyakit tersebut sejauh ini masih treatable, namun bukan curable,” ujarnya.

Menurut Annisa, karena sekarang sedang mulai dikembangkan teknik rekayasa genetika, ia menjadi tertarik dengan sub tema tersebut karena menjanjikan untuk berbagai macam penyakit, apalagi yang sulit disembuhkan seperti penyakit akibat genetika atau yang disebabkan oleh virus atau pun yang lainnya. Selain futuristik, menurutnya hal tersebut suatu saat akan dapat diimplementasikan.

“ Jadi saya ambil tentang CRISPR/Cas9, karena sejauh ini berdasarkan kajian literatur yang ada, ini yang paling mutakhir untuk CA (Condyloma Acuminata) dan juga karena banyak keuntungannya,” lanjut  mahasiswi yang baru saja naik tingkat 2 tersebut.

Sedangkan salah satu delegasi lainnya, Aryo, menuturkan alasannya mengambil bahasan tentang penyakit HIV AIDS karena rasa keingintahuannya yang tinggi terhadap solusi dari penyaki tersebut.

“Alasan milihnya sih karena kita punya keingintahuan yang tinggi untuk solusi dari (penyakit) HIV AIDS. Jadi benar-benar bikin paper tentang itu,” ujar Aryo.

Tahun ini Intermedisco mengambil tema “Dermatovenereology: Holistic Approach of Dermatovenereology in Tropical Country”, dimana saat ini isu mengenai kesehatan kulit dan kelamin menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan. Dengan kondisi iklim Indonesia yang merupakan negara tropis, tentu memiliki karakteristik tersendiri mengenai berbagai gangguan pada kesehatan kulit dan penyakit menular seksual. Diharapkan dengan adanya perlombaan ini dapat mendorong mahasiswa untuk menciptakan gagasan dan inovasi kesehatan yang disajikan secara saintifik dan dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat kelak.

Ia juga menambahkan FK Unpad terus berupaya berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas mutu institusi. Apalagi setelah kini Unpad resmi menyandang status sebagai PTN – BH, penting untuk mengembangkan berbagai aset produktif untuk mendukung aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi. Salah satunya, melalui pencapaian prestasi dengan menjuarai berbagai macam kompetisi.

Rilis oleh FK Unpad/mar

The post Delegasi Mahasiswa FK Unpad Raih Gelar Juara pada Ajang Intermedisco 2017 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Kaji Rendang dan Budaya Merantau Orang Minang, Mahasiswa Unpad Lolos Pimnas ke-30

$
0
0

[unpad.ac.id, 22/08/2017] Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya melakukan penelitian mengenai relevansi antara kuliner Rendang dengan kebudayaan merantau asal Minangkabau, Sumatera Barat, berdasarkan kajian sejarahnya. Sebagian besar perantau Minangkabau selalu menjaga tradisi daerahnya, salah satunya dengan tetap menyajikan menu masakan rendang.

Tim PKM Penelitian Sosial Humaniora Unpad yang lolos ke ajang Pimnas ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, 23-28 Agustus mendatang (Foto: Purnomo Sidik)*

 

Adalah Hana Hanifah (Ilmu Sejarah), Robi Adrizan Saputra (Sastra Indonesia), dan Ghina Siti Ramadhanty (Sastra Jerman) yang meneliti tentang rendang dan merantau. Penelitian ini dibantu dengan satu dosen pembimbing, yaitu Nani Darmayanti, M.Hum., PhD, dosen prodi Sastra Indonesia Unpad.

Diangkat ke dalam judul penelitian Program Kreativitas Mahasiswa “Relevansi Masakan Rendang, dengan Filosofi Merantau orang Minangkabau: Sebuah Kajian Sejarah Kuliner dalam Kaitannya Ekologi dan Budaya”, penelitian ini dilatarbelakangi popularitas rendang yang dikenal baik di seluruh wilayah Indonesia, bahkan mancanegara.

Popularitas tersebut bukan main-main. Berdasarkan kajian CNNgo yang dirilis 2011 dan 2017, rendang menjadi makanan terlezat nomor satu di dunia. Kepopuleran rendang hingga menembus mancanegara ini ternyata tidak lepas dari budaya merantau orang Minangkabau yang lazim dilakukan sejak zaman dahulu.

Menggunakan metode sejarah, tim menggali berbagai data-data sejarah terkait rendang dan merantau melalui empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tim menemukan, aktivitas merantau orang-orang Minangkabau sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Ini didorong oleh peran kebudayaan matrilineal, atau adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.

Dalam sistem matrilineal, anak laki-laki Minang tidak diberikan hak waris serta kamar pribadi di rumahnya, sehingga hal ini mendorong mereka untuk merantau. Bermula dari surau ke surau, proses perantauan mereka kemudian berubah hingga menuju kota-kota besar.

Setelah orang Minang merantau, mereka memanfaatkan kemampuan memasaknya untuk mempertahankan hidup di tanah rantauannya. Proses ini kemudian mendorong sebagian perantau mendirikan rumah makan khas Padang, yang menjadi cikal bakal kuliner rendang menjadi salah satu menu penyajiannya.

Penelitian PKM ini kemudian lolos dan mewakili Unpad di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, 23-28 Agustus untuk kategori PKM penelitian Sosial Humaniora. Selain itu, hasil penelitian ini telah disajikan dalam bentuk buku populer dan telah didaftarkan nomor ISBN-nya. Hasil penelitian juga dimuat dalam jurnal Metahumaniora.*

Rilis/am

The post Kaji Rendang dan Budaya Merantau Orang Minang, Mahasiswa Unpad Lolos Pimnas ke-30 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Menteri Ketenagakerjaan RI: Sumber Daya Manusia Indonesia Harus Tingkatkan Kompetensi

$
0
0

[unpad.ac.id, 22/08/2017] Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri memaparkan sejumlah tantangan perkembangan dunia kerja di Indonesia. Menurutnya, dunia kerja Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan persaingan yang pesat. Sementara, kapasitas sumber daya manusia saat ini dinilai tidak banyak yang siap menghadapi kompetisi.

Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri saat memberikan ceramah berjudul “Dinamika Ketenagakerjaan di Indonesia” pada acara Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad tahun akademik 2017/2018 di kampus FISIP Jatinangor, Selasa (22/08). (Foto: Tedi Yusup)*

“Dunia berubah begitu cepat, persaingan terjadi dimana-mana. Bahkan untuk masuk ke dunia kerja saja dihadapkan pada iklim kompetisi yang ketat,” ujar Hanif saat memberikan ceramah pada acara Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad tahun akademik 2017/2018 di kampus FISIP Unpad Jatinangor, Selasa (22/08).

Tingginya kompetisi ini menuntut setiap individu menyiapkan diri. Salah satu hal yang harus disiapkan tenaga kerja adalah penguasaan kompetensi. Hanif menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi perlahan dapat menghilangkan beberapa pekerjaan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Ini menjadi tantangan baru bagi para tenaga kerja untuk dapat meningkatkan penguasaan kompetensi.

Penguasaan kompetensi ini dinilai masih belum banyak dilakukan para tenaga kerja. Hanif mengatakan, dari total 130 juta angkatan kerja Indonesia, sebanyak 60% diantaranya merupakan tenaga kerja berpendidikan SD dan SMP. Jika di dunia kerja, jumlah tenaga kerja ini akan banyak masuk di sektor informal dan padat karya.

Rendahnya kompetensi ini membuat para tenaga kerja tidak berdaya tergerus persaingan global. Kekhawatiran akan tergantikannya peran manusia oleh teknologi akan menyebabkan banyak tenaga kerja kehilangan mata pencaharian.

Berkaca pada analogi tersebut, rendahnya kompetensi akan turut memengaruhi rendahnya tingkat kesejahteraan tenaga kerja. Ujung-ujungnya dapat meningkatkan ketimpangan sosial. Sebab, masalah ketenagakerjaan berkontribusi lebih dari sepertiga terhadap ketimpangan dan kemiskinan Indonesia.

Mengantisipasi persoalan tersebut, Pemerintah terus meneguhkan untuk bisa memperkuat sumber daya manusia. Peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi prioritas pemerintah saat ini.

“Kita sudah harus beralih ke sumber daya manusia ketimbang sumber daya alam,” kata Hanif.

Perubahan arah dunia kerja ini juga harus diantisipasi oleh perguruan tinggi. Mahasiswa Program Doktor FISIP Unpad ini mengatakan, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan kompeten yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, Hanif mengharapkan Indonesia tidak sekadar sebagai negara konsumen. Masyarakat didorong bukan hanya sebagai penikmat berbagai produk luar, tetapi harus mampu menciptakan produk sendiri.

“SDM yang kuat, SDM yang tangguh, SDM yang unggul mau tidak mau harus menjadi pilihan bagi perjuangan kita untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pemain dan pemenang,” ujar Hanif.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Menteri Ketenagakerjaan RI: Sumber Daya Manusia Indonesia Harus Tingkatkan Kompetensi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Baru Unpad Harus Perkuat Nasionalisme dan Bangga Terhadap NKRI

$
0
0

[unpad.ac.id 22/08/2017] Dalam rangkaian acara Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Padjadjaran tahun akademik 2017/2018 pada hari pertama, Senin (21/08) kemarin, mahasiswa baru Unpad mendapat ceramah wawasan kebangsaan oleh Deputi VI Bidang Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Dr. Sundawan Salya.

Deputi VI Bidang Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Dr. Sundawan Salya saat memberikan ceramah wawasan kebangsaan Dalam rangkaian acara Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Padjadjaran tahun akademik 2017/2018 di Stadion Jati Padjadjaran, Senin (21/08) kemarin. (Foto: Annisa Noor Putri)*

Sundawan menyampaikan pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan yang perlu ditanamkan ke mahasiswa. Implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan saat ini sangat bergantung pada generasi muda.

“Tolok ukur baiknya suatu negara dipengaruhi kuat tidaknya identitas yang dimiliki (oleh warga negara),” ujar Sundawan.

Sikap nasionalisme serta pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sangat dibutuhkan untuk memperkuat bangsa. Sikap ini juga harus melandasi keseharian para generasi muda. Untuk itu, Sundawan mendorong agar mahasiswa baru harus memperkuat rasa nasionalisme dan bangga terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam ceramah tersebut, Sundawan juga memandu sepuluh perwakilan mahasiswa baru untuk membacakan term of reference mengenai wawasan kebangsaan.

Selain mendapatkan materi wawasan kebangsaan, mahasiswa baru juga dihibur penampilan kolaborasi UKM Paduan Suara Mahasiswa Unpad dengan budayawan dan penggubah Hymne Unpad R.A. Iwan Abdurachman, atau yang akrab disapa Abah Iwan dan kelompok Grup Pecinta Lagu (GPL) Unpad.

Dalam kolaborasi tersebut, disajikan beberapa aransemen lagu, diantaranya Hymne Unpad, Cingcangkeling, Soleram, dan Paris Barantai. Saat menyanyikan Hymne Unpad, Abah mengajak seluruh mahasiswa baru untuk ikut bernyanyi bersama. Di sela penampilan, Abah Iwan bercerita mengenai proses penggubahan Hymne Unpad.

Beberapa lagu yang dinyanyikan khusus oleh PSM Unpad merupakan lagu yang telah mengantarkan mereka menjadi juara di ajang dunia bergengsi “54th International Competition of Choral Singing” di Spittal an der Drau, Austria, Juli lalu.

Acara PMB hari pertama ditutup dengan penyampaian pesan oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan mahasiswa baru agar tetap semangat dalam segala hal, terutama dalam berkarya untuk bangsa. Selain itu, mahasiswa baru juga diharapkan dapat mengamalkan berbagai materi yang telah didapat.*

Laporan oleh Annisa Noor Putri dan Laila Noor Istiqomah/am

Foto oleh Annisa Noor Putri dan Tedi Yusup

 

The post Mahasiswa Baru Unpad Harus Perkuat Nasionalisme dan Bangga Terhadap NKRI appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Unpad Rancang Program Komplementer Untuk Siswa Tuna Grahita

$
0
0

[unpad.ac.id, 22/08/2017] Permasalahan keterlambatan perkembangan anak masih menjadi gejolak bagi bangsa Indonesia. Ini didasarkan jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia masih tinggi, yaitu mencakup 121.244 anak, mengutip data Kemendikbud RI pada 2017. Dari jumlah tersebut, kelompok tuna grahita menempati posisi pertama sebesar 69.403 anak, atau setara dengan 57,24% dari total jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia.

Tim PKM Pengabdian kepada Masyarakat BOM BOM CAR yang lolos ke ajang Pimnas ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, 23-28 Agustus mendatang (Foto: Purnomo Sidik)*

Permasalahan tuna grahita (gangguan fungsi intelektual maupun adaptif pada periode perkembangan anak) menjadi keluhan bagi para guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) BC Fadhilah, Jatinangor. Para guru mengeluh anak tuna grahita yang mereka didik belum mampu belum mampu menggunakan motorik halusnya dengan baik.

Hal tersebut tentu menggangu aktivitas anak tuna grahita dan dapat berdampak untuk masa depannya. Padahal, kurikulum sekolah telah menjadikan kemampuan praktikal menjadi prioritas utama yang diberikan kepada anak tuna grahita, seperti menulis, menggambar, mewarnai, hingga aktivitas menjahit, memasak, dan membuat kerajinan.

Keluhan ini pun direspons secara baik oleh mahasiswa Unpad. Setelah melakukan asesmen dan observasi terkait kebutuhan SLB Fadhilah, didapat kesimpulan bahwa sekolah tersebut membutuhkan suatu program komplementer untuk membantu stimulasi dasar motorik halus siswa tuna grahita.

Para mahasiswa yang diketuai Umi Latifah dari Fakultas Kedokteran Gigi Unpad kemudian merancang program komplementer yang selanjutnya dinamakan BOM-BOM CAR (Belajar Olah Motorik Melalui Carving). Secara teknis, program ini didasarkan pada teori motorik halus Payne yang disusun dari aktivitas termudah hingga tersulit dan disesuaikan dengan kapasitas siswa.

Penyusunan ini dilakukan karena kemampuan motorik halus dapat digunakan secara optimal jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Hal ini karena pada setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak rangsangan yang didapat oleh anak semakin baik pula motorik halusnya.

Adapun siswa yang mengikuti program BOM BOM CAR ini sebanyak 13 siswa setara tingkat pendidikan SMP dan SMA, dengan 4 siswa terkategori tuna grahita ringan, serta 9 siswa terkategori sedang. Program ini berlangsung selama satu setengah bulan dari April hingga Mei 2017.

Selama satu setengah bulan, terdapat 16 pertemuan yang terdiri dari tahap warming up dan carving, serta diawali dengan prates dan pascates. Kedua tes tersebut menggunakan panduan observasi mengenai milestones perkembangan motorik halus yang terdiri atas 30 perilaku dan disusun berdasarkan kelompok usia mental.

Hasil perbandingan prates dan pascates menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan motorik halus siswa tuna grahita dari 48% menjadi 82% (usia mental 4 – 6 tahun), serta dari 42% menjadi 85% (usia mental 7 tahun).

Program ini pun menjadi Program Kreativitas Mahasiswa dan berhasil lolos untuk mengikuti ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Muslim Indonesia, Makassar, 23 – 28 Agustus.*

Rilis/am

The post Mahasiswa Unpad Rancang Program Komplementer Untuk Siswa Tuna Grahita appeared first on Universitas Padjadjaran.

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Jalin Kerja Sama dengan Management Science University Malaysia

$
0
0

[unpad.ac.id, 23/08/2017] Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran melakukan kerja sama di bidang ilmu forensik odontologi dan dental material dengan Management Science University (MSU), Malaysia. Kedua pihak sepakat akan melakukan kolaborasi di bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., (kiri bawah) menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Dekan Faculty of Health & Life Sciences Management Science University Prof. Dr. Sairah Abdul Karim, di kampus MSU, Selangor, Malaysia, Sabtu (19/08).*

Secara simbolis, kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Dekan FKG Unpad Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., mewakili Rektor Unpad dengan Presiden MSU Prof. Tan Sri Dato Wira Dr. Mohd Shukri Ab Yajid, yang dilanjukan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Dr. Nina dan Dekan Faculty of Health & Life Sciences MSU Prof. Dr. Sairah Abdul Karim, di kampus MSU, Shah Alam, Sabtu (19/08).

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, penandatanganan MoU dan MoA ini diprakarsai tim forensik odontologi FKG Unpad, yaitu Fahmi Oscandar, drg., MKes., SpRKG, Yuti Malinda, drg., MM., MKes., dan  Dewi Zakiawati, drg., dengan tim forensic science MSU Eva Tan.

Kerja sama dengan MSU ini merupakan salah satu kerja sama internasional di bidang forensik odontologi yang dilakukan FKG Unpad. Forensik odontologi merupakan salah satu cabang ilmu baru di bidang kedokteran gigi yang berguna untuk mengidentifikasi identitas individu. Salah satu material yang dapat mendukung ilmu forensik odontologi adalah identifikasi dental material.

Diharapkan kerja sama ini akan dikembangkan pada cabang ilmu kedokteran gigi lainnya.

Saat ini, FKG Unpad banyak aktif dalam pengembangan keilmuan, baik di institusi pendidikan, lembaga riset, serta di masyarakat. Salah satu upaya pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan tim Forensik Odontologi FKG Unpad adalah menjadi saksi ahli kasus terpidana mati anak bernama Yusman. Pada saat ini hasil dari kesaksian ahli tersebut adalah telah dibebaskannya Yusman pada tanggal 17 Agustus lalu, karena terbukti secara ilmiah bahwa umur Yusman menunjukan umur anak dari identifikasi umur gigi.

Keterlibatan lain adalah menjaid tim identifikasi jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 Januari 2014 silam. Penerapan ilmu forensik odontologi ini diharapkan dapat terus berkembang dengan dukungan dari pihak fakultas kedokteran gigi dan rektor Universitas Padjadjaran.*

Rilis: Fakultas Kedokteran Gigi/am

 

The post Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Jalin Kerja Sama dengan Management Science University Malaysia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Student Day Ajak Mahasiswa Baru Unpad Aktif di Kegiatan Kemahasiswaan

$
0
0

[unpad.ac.id, 23/08/2017] Usai mengikuti penerimaan mahasiswa baru tingkat universitas dan fakultas, mahasiswa baru Universitas Padjadjaran tahun akademik 2017/2018 diajak untuk mengenal berbagai aktivitas kemahasiswaan di lingkungan fakultas dan universitas, dalam acara Student Day yang digelar di Stadion Jati Padjadjaran, kampus Unpad Jatinangor, Rabu (23/08).

Sejumlah perwakilan prganisasi kemahasiswaan tingkat universitas, fakultas, dan berbagai unit kegiatan mahasiswa melakukan pengenalan di hadapan mahasiswa baru Unpad tahun akademik 2017/2018 dalam acara Student Day di Stadion Jati Padjadjaran, kampus Unpad Jatinangor, Rabu (23/08). (Foto: Tedi Yusup)*

Student Day diadakan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa baru perihal kegiatan-kegiatan mahasiswa yang ada di lingkungan Universitas Padjadjaran,” ujar Rofi Muhammad Ridho M selaku Project Officer Prabu 2017.

Dalam acara Student Day tersebut, terdapat 16 gerai pameran fakultas dan 39 gerai pameran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Seluruh mahasiswa baru dapat mengelilingi Gor Jati sembari mengumpulkan dan merangkum informasi terkait berbagai aktivitas kemahasiswaan yang diselenggarakan di tingkat fakultas dan UKM.

Tahun ini, kegiatan Prabu memiliki slogan “Semangat Bumi Padjadjaran”, dengan slogan tersebut pihak penyelenggara kegiatan Prabu ingin mengangkat dan memperkenalkan budaya sunda pada seluruh peserta Prabu 2017.

Salah satu peserta dari kegiatan ini, Rayan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Gigi ini menyatakan bahwa kegiatan Student Day ini cukup menarik serta dapat mengetahui prestasi apa saja yang diraih oleh Fakultas maupun UKM yang ada di Unpad.

Selain itu, Iyus Yusuf selaku pengurus UKM Pramuka Unpad menyatakan bahwa antusiasme mahasiswa baru dalam kegiatan Student Day hari ini terlihat begitu besar. Hampir setiap gerai pameran Fakultas maupun UKM dipenuhi oleh  mahasiswa baru. Tentu hal ini sangat berdampak baik untuk regenerasi organisasi Fakultas maupun UKM.*

Laporan oleh Jaka Pratama, Mayang Nadhira, Rendie Rifa .F /am

The post Student Day Ajak Mahasiswa Baru Unpad Aktif di Kegiatan Kemahasiswaan appeared first on Universitas Padjadjaran.


Usung Usaha Kopi Berkelanjutan, Irfan Rahadian Raih Juara Anugerah Inovasi Jawa Barat 2017

$
0
0

[unpad.ac.id, 24/08/2017] Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Irfan Rahadian, S.P., M.Sc., M.Si., terpilih menjadi pemenang Lomba Anugerah Inovasi Jawa Barat bidang Lingkungan Hidup tahun 2017 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Irfan terpilih atas inovasinya dalam menciptakan model usaha kopi berkelanjutan.

Dosen Fakultas Pertanian Unpad Irfan Rahadian, S.P., M.Sc., M.T., yang meraih juara Anugerah Inovasi Jawa Barat 2017 bidang Lingkungan Hidup, Agustus 2017 (Foto: Tedi Yusup)*

Inovasi yang sebelumnya terpilih sebagai juara lomba Anugerah Prakarsa Jawa Barat pada 2015 lalu. ini, mengintegrasikan tiga target capaian kesejahteraan yang didapat dari perkebunan kopi. Capaian ini terdiri dari mendukung konservasi lingkungan keberlanjutan, mendukung kesejahteraan hewan, dan mendukung kesejahteraan petani kopi.

Berawal dari keprihatinan saat melihat kritisnya kondisi lereng Gunung Manglayang, Irfan bersama ibunya mulai menanam kopi di lahan pribadi di kawasan Pasir Impun pada 2010 silam. Kopi diplih karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman konservasi.

“Di lereng Gunung Manglayang sudah banyak yang gundul. Petani cenderung menanam sayuran di lahan miring. Kondisi ini menyebabkan saat kemarau persediaan air sangat sedikit, tapi kalau hujan, banjir sering melanda wilayah di bawahnya,” cerita Irfan kepada Humas Unpad, Rabu (23/08).

Saat budidaya, proses penanaman kopi juga harus diseling dengan penanaman tanaman tinggi. Tanaman inilah yang mampu “menyembuhkan” lahan kritis di lereng Gunung Manglayang, terutama di wilayah Pasir Impun.

Ajakan untuk ikut menanam kopi juga dilakukan Irfan kepada petani di sekitarnya. Meski sempat disangsikan, bermodal pemberian 10.000 bibit kopi Arabica gratis siap tanam, para petani kemudian mulai menanam kopi. Menghindari tengkulak, Irfan pun memilih menampung kopi hasil budidaya para petani dengan harga jual yang tinggi.

Dalam pengembangannya, Irfan juga memproduksi jenis kopi luwak hasil fermentasi musang. Berbekal pengalamannya memasarkan kopi luwak Indonesia ke mancanegara, ia paham bahwa untuk menghasilkan kopi luwak terbaik, faktor kesejahteraan hewan mesti diperhatikan.

Bekerja sama dengan tim Satwa Kita ITB, Irfan merancang kandang yang nyaman untuk musang. Setiap satu ekor musang mendapat kandang berukuran 3x3x2 meter. “Dengan konsep kandang animal welfare, aktivitas musang di alam bebas, perilakunya harus sama juga ketika di kandang,” ujarnya.

Saat ini, musang peliharaannya berjumlah 22 ekor. Irfan pun memberikan pakan terbaik untuk sang musang. Pemberian biji kopi bukan menjadi makanan utama bagi musang. Irfan menyebut, pemberian kopi untuk musang hanya digunakan sebagai “makanan penutup”.

“Ini agar kualitas kopinya tetap terjaga. Kita juga memberikan biji kopi merah kepada musang dengan harapan setidaknya musang mendapatkan kopi yang baik,” kata Irfan.

Usaha pun terus berlanjut. Kopi yang dijual Irfan dari para petani tidak dalam bentuk gabah atau green bean, tetapi sudah berbentuk kopi bubuk dalam kemasan kaleng. Kopi bermerek “Kiwari Farmers” ini sudah dipasarkan ke beberapa kedai kopi dan kafe di wilayah Bandung. Di Unpad sendiri, kopi ini menjadi produk unggulan bertajuk “Kopi Padjadjaran”.

“Kita jadikan petani kopi ini menjadi petani kekinian, yakni tidak lagi menjual produk mentah tetapi sudah dalam produk akhir,” kata Irfan.

Keuntungan dari penjualan kopi Kiwari ini bisa langsung dirasakan oleh para petani. Pada kelompok tani “Kiwari Farmers” binaan Irfan, keuntungan penjualan kopi dikembalikan lagi kepada para petani dalam bentuk bibit gratis hingga pelatihan peningkatan kapasitas. Anggota tetap kelompok tani “Kiwari Farmers” saat ini berjumlah 6 petani dan telah memiliki lahan tanam seluas 10 hektar.

Kini, Kopi Kiwari berjenis Manglayang Karlina ini telah dinobatkan sebagai kopi terenak kedua se-Jawa Barat berdasarkan penilaian yang dilakukan q-grader (pakar penilai cita rasa kopi) dalam acara yang diselenggarakan Pemprov Jabar pada 2015. Pada lomba Anugerah Inovasi Jabar, Irfan sendiri diajukan menjadi peserta lomba oleh Dinas Perkebunan Provinsi atas keberhasilannya dalam mengaplikasikan konsep pertanian berkelanjutan.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Usung Usaha Kopi Berkelanjutan, Irfan Rahadian Raih Juara Anugerah Inovasi Jawa Barat 2017 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Gagas Ambulans Motor, dr. Dani Ferdian Raih Juara Anugerah Prakarsa Jawa Barat 2017

$
0
0

[unpad.ac.id, 24/08/2017] Jika baru-baru ini Pemerintah Kota Bandung merilis Ambulans Motor sebagai integrasi program “Layad Rawat”, Dosen Fakultas Kedokteran Unpad dr. Dani Ferdian, M.KM., merupakan penggagas dari program tersebut. Tidak hanya diaplikasikan, ide Dani ini juga diapresiasi Pemprov Jawa Barat sebagai pemenang Lomba Anugerah Prakarsa Jawa Barat 2017.

Dosen Fakultas Kedokteran Unpad dr. Dani Ferdian, M.KM., yang meraih juara Anugerah Prakarsa Jawa Barat 2017 bidang Kesehatan, Agustus 2017. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Gagasan yang saya prakarsai ini terkait dengan optimalisasi sistem kegawatdaruratan medis di Kota Bandung,” ujar Dani saat diwawancarai Humas Unpad melalui sambungan telepon, Kamis (24/08).

Dani mengutarakan, angka kegawatdaruratan medis di Kota Bandung saat ini cukup tinggi. Namun, hingga saat ini sistem penanganannya masih belum optimal. Alasan pertama belum optimal adalah masyarakat kurang mengenal adanya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dengan menelepon ke layanan 119.

Dari sisi layanannya sendiri, fungsi SPGDT belum optimal. Layanan nomor 119 saat ini masih digunakan untuk layanan rujukan. Saat ditanyakan ke pihak terkait, Dani menemukan sistem ini masih terkendala kurangnya sumber daya manusia dan tidak jelasnya standar operasional prosedur saat melakukan tindakan kegawatdaruratan medis.

Alasan kedua, lanjut Dani, saat terjadi insiden kegawatdaruratan medis seperti kecelakaan di jalan raya, masyarakat tidak langsung menelepon ambulans. “Masyarakat lebih memilih untuk memanggil angkot, berhentiin mobil, dan lain sebagainya. Bahkan selanjutnya, ketika mereka harus menolong, mereka tidak berani karena takut berkaitan dengan hukum,” jelasnya.

Keberadaan mobil ambulans rupanya belum mampu menjangkau keseluruhan lapisan masyarakat. Melihat kondisi jalanan Kota Bandung yang sering macet dan banyak didominasi jalanan kecil, respons mobil ambulans untuk bisa memberikan golden time (penanganan medis segera) akan berkurang.

Berangkat dari dua alasan tersebut, ada beberapa gagasan yang dihasilkan dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad ini. Gagasan pertama, Dani mencoba mengembangkan SPGDT lebih komprehensif. Seiring kemajuan teknologi, SPGDT tidak hanya didapat dengan menelepon ke layanan 119 saja, tapi bisa dijangkau dengan mudah melalui sebuah aplikasi bernama “Sagraha: Siap Menolong Segera” di telepon pintar.

Gagasan kedua, Dani mencoba mempercepat prosedur operasional melalui sistem yang jelas, yaitu tim 119 dapat langsung melakukan tindakan tanpa ada permintaan terlebih dahulu dari pihak kepolisian.

“Kalau sekarang sistemnya begitu masuk ke 119, 119 melakukan triase (pemilahan). Dari hasil triase itu akan merujuk pada layanan puskesmas terdekat dengan tempat kejadian untuk disambungkan dan puskesmas langsung melakukan tindakan,” urai Dani.

Sepeda motor pun dipilih sebagai moda transportasi menuju lokasi tindakan. Dani menjelaskan, ambulans motor ini lebih dikhususkan untuk tindakan pertolongan pertama, bukan sebagai mobilisasi pasien atau pertolongan lebih lanjut.

“Jika misalnya ditemukan ada kejadian orang berhenti nafas dan jantung, setidaknya bisa melakukan basic life support lewat resusitasi jantung dan paru-paru. Dengan kemampuan tim medis dan peralatan yang dibawa oleh motor bisa memberikan respons kegawatdaruratan awal,” paparnya.

Program “Layad Rawat” ini juga melayani tindakan nonkegawatdaruratan. Dani menjelaskan, layanan respons SPDGT ini terdiri atas lima tahapan. Untuk tahap satu dan dua terkategori gawat darurat yang harus dilakukan tindakan segera. Sementara untuk tahap tiga hingga lima, tindakan bisa dilakukan maksimal hingga 1×24 jam.

Sebelum diikutsertakan pada lomba Anugerah Prakarsa Jawa Barat, gagasan ini juga meraih juara pada Kompetisi Inovasi Urang Bandung. Sebagai apresiasi juara tersebut, Walikota Bandung Ridwan Kamil pun mengaplikasikan gagasan Dani Ferdian ini di Kota Bandung.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Gagas Ambulans Motor, dr. Dani Ferdian Raih Juara Anugerah Prakarsa Jawa Barat 2017 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Menpar Arief Yahya, “Pariwisata Penyumbang PDB, Devisa, dan Lapangan Kerja yang Mudah dan Murah di Indonesia”

$
0
0

[unpad.ac.id, 24/08/2017] Pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Selama periode Januari-Juni 2017, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 22.4%. Potensi ini diharapkan akan terus meningkat sesuai dengan proyeksi Presiden RI Joko Widodo sebesar 25%.

Menteri Pariwisata RI Arief Yahya saat memberikan Kuliah Umum bertajuk “Wonderful Indonesia: Pariwisata sebagai Penggerak Ekonomi dan Peningkat Daya Saing Bangsa” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (24/08). (Foto: Tedi Yusup)*

Rupanya, peningkatan ini belum membuat puas Menteri Pariwisata RI Arief Yahya. Pasalnya, sebagai negara dengan luas geografis terbesar di ASEAN, Indonesia dapat dengan mudah dikalahkan oleh negara tetangga yang notabene jauh lebih kecil luas geografisnya.

“Kita negara besar tapi lelet perkembangannya akan jauh lebih mudah dikalahkan. Semoga itu tidak terjadi,” ujar Arief saat memberikan kuliah umum berjudul “Wonderful Indonesia: Pariwisata sebagai Penggerak Ekonomi dan Peningkat Daya Saing Bangsa” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (24/08).

Guna mengejar peningkatan tersebut, Indonesia terus berupaya meningkatkan sektor pariwisata. Peningkatan jumlah wisatawan sebesar 22,4% ini merupakan terbaik di ASEAN, jika dibandingkan dengan peningkatan negara-negara lainnya.

Arief mengatakan, tahun ini Indonesia tengah bersaing ketat dengan Thailand untuk memperebutkan gelar destinasi wisata terbaik di ASEAN. “Kalau kita bisa mengalahkan Thailand, tidak perlu menunggu 10 tahun, cukup 2 tahun kita bisa mengalahkan Thailand,” ujar Arief optimis.

Di bidang peningkatan ekonomi, sektor pariwisata saat ini menyumbang hampir 10% dari pendapatan nasional. Arief juga menilai, pariwisata sebagai alat penyumbang PDB (Produk Domestik Bruto), devisa, dan lapangan kerja yang mudah dan murah. Penilaian ini merupakan perbandingan dari mahalnya biaya investasi negara yang harus dikeluarkan untuk peningkatan sektor migas.

“Investasi di sektor migas itu tinggi. Belum lagi harus mengeluarkan biaya untuk eksplorasi dan baru kita bisa lakukan eksploitasi dalam beberapa tahun mendatang. Kalau invest di pariwisata, tahun selanjutnya kita sudah untung,” kata Arief.

“Pariwisata produknya sudah ada, tinggal packaging dan promosinya,” lanjut Arief.

Lebih lanjut alumni Program Doktor Ilmu Manajemen Unpad ini memaparkan, pertumbuhan PDB Indonesia di sektor pariwisata melebihi sektor industri. Di bidang penerimaan devisa, pariwisata saat ini menjadi menduduki peringkat keempat penyumbang devisa nasional. Sementara dari sisi peluang lapangan kerja, pariwisata menjadi penyumbang 9,8 juta lapangan kerja di Indonesia.

Kuliah yang dimoderatori dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Popy Rufaidah, S.E., MBA, PhD, dihadiri Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., pimpinan, guru besar, dosen, serta mahasiswa FEB Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

The post Menpar Arief Yahya, “Pariwisata Penyumbang PDB, Devisa, dan Lapangan Kerja yang Mudah dan Murah di Indonesia” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Realisasi Program Sejuta Rumah Butuh Kerja Sama Banyak Pihak

$
0
0

[unpad.ac.id, 26/08/2017] Pemerintah telah mendorong masyarakat khususnya terkategori berpenghasilan rendah untuk dapat memiliki rumah melalui Program Sejuta Rumah. Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pemerintah telah menggelontorkan anggaran besar untuk merealisasikan program tersebut.

Sejumlah pakar dan praktisi dari berbagai partner strategis Pentahelix Unpad menjadi pembicara dalam Seminar Nasional dan Pameran Properti “Properti untuk Kemajuan Bangsa, Strategi Mencapai Satu Juta Rumah” yang digelar program studi Doktor Ilmu Manajemen Unpad, di Aula Gedung Magister Manajemen Unpad, Bandung, Sabtu (26/08). (Foto: Arief Maulana)*

Staf Ahli Menteri PUPR Pangihutan Marpaung mengungkapkan, Program Sejuta Rumah yang direalisasikan setiap tahun bertujuan menurunkan angka ketimpangan (backlog) rumah di Indonesia. Saat ini, backlog berdasarkan konsep penghunian rumah mencapai 7,6 juta unit pada 2014, sedangkan backlog dari konsep kepemilikan rumah mencapai 13 juta unit.

“Kita harapkan seluruhnya turun menjadi 5 juta unit dan 6,8 juta unit pada 2019,” ujar Pangihutan dalam Seminar Nasional “Properti untuk Kemajuan Bangsa, Strategi Mencapai Satu Juta Rumah” yang digelar program studi Doktor Ilmu Manajemen Unpad, di Aula Gedung Magister Manajemen Unpad, Bandung, Sabtu (26/08).

Dalam program tersebut, Pemerintah membangun tiga tipe rumah, yaitu pembangunan rusunawa, rumah khusus, dan rumah swadaya oleh pemerintah; pembangunan rumah umum bersubsidi oleh pengembang; serta pembangunan rumah umum nonsubsidi oleh pengembang.

Namun, upaya pemenuhan satu juta unit rumah per tahun selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini belum memenuhi capaian. Pangihutan menjelaskan, program strategis nasional yang diresmikan sejak 205 lalu ini baru membangun 699.770 unit pada 2015 dan 805.169 unit pada 2016. Sementara hingga pertengahan 2017, baru dibangun sekitar 500 ribu unit.

Lebih lanjut Pangihutan mengatakan, persoalan tanah kerap menjadi kendala terbesar dalam proyek pembangunan rumah. Tingginya harga tanah di dalam kota menyebabkan rumah tapak saat ini sudah sulit dibangun di dalam kota.

Permasalahan lain adalah masih sulitnya masyarakat dalam mendapatkan kredit kepemilikan rumah (KPR). Pangihutan mengatakan, sebagian besar kesulitan tersebut terletak pada tidak lolosnya proses BI Checking pada saat mengajukan KPR. “Masyarakat kita terlalu banyak cicilan,” kata Pangihutan.

Untuk itu, pihaknya tersus berupaya menurunkan kendala-kendala tersebut, seperti mendorong pemanfaatan tanah negara dan terlantar, mendorong pengembangan perumahan dengan konsep mix use. Dalam hal ini ia mengharapkan dukungan dan kerja sama strategis dengan banyak pihak. Kerja sama dengan akademisi juga dinilai harus dlilakukan.

Seminar nasional ini merupakan rangkaian dari kegiatan Doctorat Business Issue Forum (DORBIS) Executive Forum 2017 yang diselenggarakan prodi Doktor Ilmu Manajemen. Melalui forum ini, Unpad ingin mempertemukan beberapa mitra kerja strategis, seperti akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, dan media untuk dapat memberikan solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi bangsa saat ini.

Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestasi, M.Si., Apt., ini juga menghadirkan pembicara lainnya, yaitu Direktur Utama PT. Danaro Tigor GH. Sinaga, Pemimpin Divisi KPR dan KKP Bank BJB Agus Kurniawan, Wasekjen Real Estate Indonesia Hery Sulistyono, Guru Besar FEB Unpad Prof. Dr. Hj. Erni Trisnawati Sule, M.Si., dan Wartawan Senior Kompas Dedi Muhtadi. Acara juga diisi dengan pameran produk perumahan.*

Laporan oleh Arief Maulana

The post Realisasi Program Sejuta Rumah Butuh Kerja Sama Banyak Pihak appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Raih Satu Perunggu di Pimnas 30

$
0
0

[unpad.ac.id, 28/08/2017] Delegasi mahasiswa Universitas Padjadjaran berhasil meraih satu medali perunggu di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Sulawesi Selatan, 23-28 Agustus lalu. Delegasi Unpad berhasil meraih satu medali perunggu pada kelas presentasi PKM Kewirausahaan 2.

Tim PKM Kewirusahaan Unpad “Pejantan Bageur (Peuyeum Ketan Instan Bawa Seger) berhasil meraih medali perunggu di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Muslim Indonesia, Sulawesi Selatan, 23 -28 Agustus lalu.*

Adapun tim yang berhasil meraih perunggu adalah tim PKM K “Pejantan Bageur (Peuyeum Ketan Instan Bawa Seger)” dengan personel tim Putri Raraswati (ketua), Nurmalia S, Siti Rositah, Ummi Habibah, Feni M, serta dosen pembimbing Driyanti Rahayu, S.Si., M.T.

Mengutip berbagai sumber, malam pengumuman, penganugerahan medali, dan penutupan Pimnas ke-30 digelar Auditorium Al Jibra kampus UMI, Sabtu (26/08) malam.  Di kelas PKM K2, medali perak diraih tim Institut Pertanian Bogor, sedangkan medali emas diraih tim Universitas Negeri Malang.

Pada tahun ini, Pimnas diikuti 420 tim PKM dari 89 perguruan tinggi se-Indonesia. Unpad sendiri meloloskan empat kelompok PKM, yaitu PKM Penelitian Sosial Humaniora dengan judul “Relevansi Masakan Rendang dengan Filosofi Merantau Orang Minangkabau: Sebuah Kajian Sejarah Kuliner dalam Kaitannya dengan Ekologi dan Budaya”, dan PKM K “Pejantan Bageur”.

Kelompok selanjutnya, PKM Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul “BOM-BOM Car (Belajar Olah Motorik Melalui Carving) sebagai sarana mengembangkan motorik halus pada siswa SLB BC Fadhilah Sumedang”, dan PKM Penelitian Eksakta dengan judul “Penanggulangan Silica Scaling dengan Penginjeksian Asam Kuat pada Brine di Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal”.*

am

The post Unpad Raih Satu Perunggu di Pimnas 30 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 2776 articles
Browse latest View live